PEMBIMBING
Di Susun Oleh :
NMP : 1914901110087
1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis RS atau dari UGD
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa
KPK asli dan fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat
3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1
(satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah
menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul
maka peserta membayar selisih biaya perawatan
4. Bagian Pendaftaran rawat inap di RS akan menerbitkan Surat Keterangan
Perawatan RS dan selanjutnya akan diteruskan ke Kantor Cabang PT
Jamsostek (Persero) dapat melalui faksimil agar segera dapat diterbitkan surat
jaminan rawat inap
5. Bidang Pelayanan atau Bidang Pelayanan JPK Kantor Cabang PT Jamsostek
akan menerbitkan Surat Jaminan Rawat Inap berdasarkan Surat Keterangan
Perawatan RS dan akan dikirim melalui faksimil ke RS. Surat jaminan harus
sudah diurus selambat-lambatnya 2x24 jam terhitung peserta rawat inap di
rumah sakit
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Bukti
Pemeriksaan dan Tindakan setiap kali dilakukan
7. Setiap selesai rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan harus
menandatangani Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan
perintah untuk kontrol kembali ke spesialis yang bersangkutan
8. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke
dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter spesialis di
RS yang ditunjuk.
9. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS
10. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter
keluarga di PPK I
7
Pasien yang masuk ke rumah sakit dan memerlukan rawat inap, harus
diregrestasi terlebih dulu. Tujuan selain untuk mendata pasien, yang lebih
penting adalah untuk menyiapkan perkembangan medis atau catatan
perkembangan penyakitnya melalui file rekam Medik. Untuk itu tiap pasien
memiliki nomor rekam medik tersendiri. Sehingga jika ada pasien yang
sebelumnya sudah tercatat di rumah sakit tertentu, untuk kunjungan mereka
berikutnya cukup dengan menunjukkan nomor rekam medic melalui kartu berobat
yang diberikan sebelumnya oleh pihak rumah sakit.
Pada pendataan pasien ketika akan dirawat inap, selain identitas pasien
seraca lengkap penting pula untuk dicantumkan penanggungjawab, yang biasanya
memiliki hubungan keluarga dengan pasien, seperti orang tua, saudara atau paman
dan lain-lain. Selain penanggungjawab ini, perlu pula dipastikan identitas seorang
yang bertanggungjawab terhadap pembiayaan selama dirawat di rumah sakit. Hal
ini terutama diperlukan bagi pasien yang tidak ditanggung asuransi yang dirawat
di rumah sakit swasta.
Informasi umum yang wajib diketahui pasien atau keluarganya harus
disampaikan saat pendaftaran tersebut. Hak-hak apa yang didapat pasien dan
kewajiban apa yang harus dipenuhi serta aturan rumah sakit yang harus diketahui
untuk dipatuhi pasien atau keluarganya. Ketika ini pula pasien / kelaurga
diberikan keluluasaan untuk menentukan kelas perawatan yang dipilih. Tentu
sebelumnya dijelaskan pula oleh petugas apa perbedaan pada masing2 kelas
perawatan. Jika pasien merupakan anggota dari suatu rekanan kerja sama dengan
rumah sakit atau menjadi salah satu tanggungan asuransi kesehatan, mestinya
sudah didata sejak awal. Dan jika penderita merupakan pasien yang sudah dirujuk
untuk dilakukan tindakan medis, seperti pembedahan, informasi prakiraan
pembiayaan tindakan tersebut sudah dapat diberikan saat pasien melakukan
regristrasi di tempat pendaftaran pasien rawat inap.
Sebelum pasien diantar untuk masuk kamar perawatan, pada rumah sakit
tertentu pasien akan ditempatkan dulu di ruang tertentu, sambil menunggu
kesiapan kamar yang akan ditempatinya. Terutama ruangan ini juga biasa
diperlukan untuk pasien yang menjalani preoperatif sesaat setelah terdaftar
sebagai pasien rawat inap.
8
a. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat
luka kepada semua pasien di bangsal.
9
Kelebihan :
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tiugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
2) Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu.
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur
c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien
dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihannya :
1) Model praktek professional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
11
Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar
d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive, care.
Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang
perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RAWAT INAP
NO. Indikator Definisi Standar Numerator Hasil
1. Pemberi pelayanan Dokter dan tenaga 100 % Jumlah tenaga dokter 14
di rawat inap perawat yang kompeten dan perawat yang
( minimal D III) memberi pelayanan di
rawat inap yang sesuai
ketentuan
2. Dokter Dokter yang 100 % Jumlah pasien dalam
penanggung jawab mengkoordinasikan satu bulan yang
pasien rawat inap kegiatan pelayanan mempunyai dokter
rawat inap sesuai sebagai penanggung
kebutuhan pasien jawab
3. Ketersediaan Pelayanan rumah sakit Jenis – jenis pelayanan
pelayanan rawat yang di berikan kepada rawat inap spesialistik
inap pasien tirah baring di yang ada ( kualitatif)
rumah sakit
4. Jam visite dokter Kunjungan dokter 100 % Jumlah visite dokter
spesialis spesialis setiap hari kerja spesialis antara jam
sesuai dengan ketentuan 08.00 s/d 14.00 yang
waktu kepada setiap di survey
pasien yang menjadi
tanggungjawabnya
5. Kejadian infeksi Infeksi nosokomial pada ≤1,5 % Jumlah pasien yang
pasca operasi semua kategori luka mengalami infeksi
sayatan operasi bersih pasca operasi dalam
yang dilaksankan di satu bulan
rumah sakit dan di
tandai oleh rasa panas
(kalor), kemerahan
(color), pengerasan
(tumor) dan keluarnya
nanah (pus) dalm waktu
lebih dari 3 x 24 jam
6. Angka kejadian Infeksi yang dialami ≤1,5 % Jumlah pasien rawat
infeksi nosokomial oleh pasien yang inap yang terkena
diperoleh selama infeksi nosokomial
dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan
yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan
infeksi luka operasi
7. Tidak adanya Kejadian pasien jatuh 100 % Jumlah pasien di rawat
kejadian pasien selama dirawat baik dalam bulan tersebut
jatuh yang akibat jatuh dari tempat dikurangi jumlah
15
Mahasiswa
Preseptor akademik,