Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

STANDAR PELAYANAN RAWAT INAP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Manajemen

PEMBIMBING

Yustan Azidi, Ns. M.Kep

Di Susun Oleh :

Nama : Lina Permata Sari

NMP : 1914901110087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
2020/2021
2

1.1 Pengertian Rawat Inap


Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat
dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat,
rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma
2001 yang dikutip dari Anggraini (2008).
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien
diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Perawatan rawat inap adalah
perawatan pasien yang kondisinya memerlukan rawat inap. Kemajuan dalam
pengobatan modern dan munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa
pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah
mengalami kecelakaan, pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat
karena penyakitnya.
Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini
dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus.
Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan
kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di Unit Rawat Jalan, akan
mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya, bila pasien tersebut
memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit.
Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap.
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat
di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997
yang dikutip dari Suryanti (2002)).

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit meliputi:


1. Kamar perawatan
 Kelas II (dua) rumah sakit umum pemerintah, atau
 Kelas III (tiga) di rumah sakit TNI/Polri/BUMN/Swasta
3

2. Lama hari rawat ditanggung maksimum 60 hari/kasus/tahun kalender,


termasuk 20 hari/kasus/tahun kalender untuk perawatan khusus
3. Visite dokter yang merawat maksimum 1x sehari
4. Konsultasi dokter spesialis yang diperlukan secara medis
5. Pemberian obat-obatan sesuai indikasi medis yang merujuk pada  standar obat
JPK PT Jamsostek (Persero)
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti laboratorium, rontgen,
elektromedis, dan patologi
7. Tindakan Medis
8. Perawatan khusus (ICCU, ICU, HCU,NICU, dan ICU Anak)
9. Operasi sesuai klasifikasi operasi dengan penyetaraan setinggi-tingginya
setara dengan operasi besar
10. Alat Kesehatan tidak habis pakai (Pin, Plate, Screw, korset, collar neck, Intra
Ocular Lens, Double J, peritoneal stein, dan jaring untuk hernia)  ditanggung
oleh  PT JAMSOSTEK (Persero) sebesar 60% nilai barang,  atau  setinggi-
tingginya Rp 500.000,- sisanya  ditanggung oleh peserta

Standart pasien rawat inap dibagi dalam 3 kelompok :


a. Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tidak akan menambah
gawat penyakitnya.
b. Pasien yang urgen tetapi tidak gawat darurat dapat dimaksudkan ke dalam
daftar tunggu.
c. Pasien gawat darurat , langsung dirawat.
Gawat darurat pasien yang sudah diseleksi pemeriksaan kegawatannya
dapat dirawat pada ruangan khusus sebelum dikirim ke ruangan rawat bisa di
rumah sakit dan system penyelenggaraan rekam medic dimulai dari
pengumpulan pada saat penerimaan pasien selanjutnya data didistribusikan
menurut jenis pelayanan yang dibutuhkan pasien  (unit pelaksana pelayanan).
4

1.2 Tujuan Pelayanan Rawat Inap


Adapun tujuan pelayanan rawat inap yaitu:
1. Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehubungan
dengan penyembuhan penyakitnya.
2. Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit
maupun antara profesi.
3. Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi siswa perawat.
4. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan
keterampilannya dalam hal keperawatan.
5. Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya
gagasan yang kreatif.
6. Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode keperawatan
yang dipergunakan untuk usaha peningkatan.
7. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau
perbaikan praktek keperawatan dipergunakan.

1.3 Klasifikasi Rawat Inap di Rumah Sakit


Klafikasi rawat inap di rumah sakit yaitu sebagai berikut:
a. Klasifikasi perawatan rumah sakit telah ditetapkan berdasarkan tingkat
fasilitas pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, yaitu seperti berikut:
1) Kelas Utama (termasuk VIP) 
2) Kelas I
3) Kelas II dan Kelas III
b. Klasifikasi pasien berdasarkan kedatangannya
1) pasien baru
2) pasien lama
c. Klasifikasi pasien berdasarkan pengirimnya
1) Dikirim oleh dokter rumah sakit
2) Dikirim oleh dokter luar
3) Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain
4) Datang atas kemauan sendiri
5

1.4 Kualitas Pelayanan Rawat Inap


Menurut Jacobalis (1990) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat
inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah:
1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis, Aspek ini menyangkut
pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan perawat dan tenaga profesi
lainya.
2. Efisiensi dan efektifitas, Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber
daya di rumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
3. Keselamatan Pasien, Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan
pasien
4. Kepuasan Pasien, Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial
pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan,
kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan
sebagainya.
Menurut Jacobalis (1993), pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah
sakit erat kaitanya dengan:
a. Dokter, perawat atau petugas kesehatan
b. Aspek hubungan antar manusia.
c. Kemanusiaan.
d. Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan.
e. Peralatan dan perlengkapan.
f. Biaya pengobatan.

1.5 Prosedur Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit


Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai
berikut :
1) Bagian Penerimaan Pasien ( Admission Departement )
2) Ruang Perawatan
3) Bagian Administrasi dan Keuangan

Prosedur Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit


6

1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis RS atau dari UGD
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa
KPK asli dan fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat
3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1
(satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah
menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul
maka peserta membayar selisih biaya perawatan
4. Bagian Pendaftaran rawat inap di RS akan menerbitkan Surat Keterangan
Perawatan RS dan selanjutnya akan diteruskan ke Kantor Cabang PT
Jamsostek (Persero) dapat melalui faksimil agar segera dapat diterbitkan surat
jaminan rawat inap
5. Bidang Pelayanan atau Bidang Pelayanan JPK Kantor Cabang PT Jamsostek
akan menerbitkan Surat Jaminan Rawat Inap berdasarkan Surat Keterangan
Perawatan RS dan akan dikirim melalui faksimil ke RS. Surat jaminan harus
sudah diurus selambat-lambatnya 2x24 jam terhitung peserta rawat inap di
rumah sakit
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Bukti
Pemeriksaan dan Tindakan setiap kali dilakukan
7. Setiap selesai rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan harus
menandatangani Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan
perintah untuk kontrol kembali ke spesialis yang bersangkutan
8. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke
dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan  PPK I ke dokter spesialis di
RS yang ditunjuk.
9. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS
10. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter
keluarga di PPK I
7

Pasien yang masuk ke rumah sakit dan memerlukan rawat inap, harus
diregrestasi terlebih dulu.  Tujuan selain untuk  mendata pasien, yang lebih
penting adalah untuk menyiapkan perkembangan medis atau catatan
perkembangan penyakitnya melalui file rekam  Medik. Untuk itu tiap pasien
memiliki nomor rekam medik tersendiri. Sehingga jika ada pasien yang
sebelumnya sudah tercatat di rumah sakit tertentu, untuk kunjungan mereka
berikutnya cukup dengan menunjukkan nomor rekam medic melalui kartu berobat
yang diberikan sebelumnya oleh pihak rumah sakit.
Pada pendataan pasien ketika akan dirawat inap, selain identitas pasien
seraca lengkap penting pula untuk dicantumkan penanggungjawab, yang biasanya
memiliki hubungan keluarga dengan pasien, seperti orang tua, saudara atau paman
dan lain-lain. Selain penanggungjawab ini, perlu pula dipastikan identitas seorang
yang bertanggungjawab terhadap pembiayaan selama dirawat di rumah sakit. Hal
ini terutama diperlukan bagi pasien yang tidak ditanggung asuransi yang dirawat
di rumah sakit swasta.
Informasi umum yang wajib diketahui pasien atau keluarganya harus
disampaikan saat pendaftaran tersebut. Hak-hak apa yang didapat pasien dan
kewajiban apa yang harus dipenuhi serta aturan rumah sakit yang harus diketahui
untuk dipatuhi pasien atau keluarganya. Ketika ini pula pasien / kelaurga
diberikan keluluasaan untuk menentukan kelas perawatan yang dipilih. Tentu
sebelumnya dijelaskan pula oleh petugas apa perbedaan pada masing2 kelas
perawatan. Jika pasien merupakan anggota dari suatu rekanan kerja sama dengan
rumah sakit atau menjadi salah satu tanggungan asuransi kesehatan, mestinya
sudah didata sejak awal. Dan jika penderita merupakan pasien yang sudah dirujuk
untuk dilakukan tindakan medis, seperti pembedahan, informasi prakiraan
pembiayaan tindakan tersebut sudah dapat diberikan saat pasien melakukan
regristrasi di tempat pendaftaran pasien rawat inap.
Sebelum pasien diantar untuk masuk kamar perawatan, pada rumah sakit
tertentu pasien akan ditempatkan dulu di ruang tertentu, sambil menunggu
kesiapan kamar yang akan ditempatinya. Terutama  ruangan ini juga biasa
diperlukan untuk pasien yang menjalani preoperatif sesaat setelah terdaftar
sebagai pasien rawat inap.
8

1.5.1 Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan di Ruangan


Kegiatan layanan kesehatan terutama dilakukan oleh perawat.  Yang
terpenting untuk kesembuhan pasien adalah berkolaborasi dengan dokter untuk
menjalankan intruksi  dokter, baik dalam meberikan obat, menunjang fisiotherapi
pasien, merawat luka dan tindakan invasive lainnya.
Disamping itu secara team perawat ruangan juga menjalankan
pemeriksaan rutin terhadap kondisi pasien, utamanya terhadap vital sign
penderita. Perawat juga membantu pasien untuk menjalani aktifitas rutin mereka
sehari-hari, misal mandi, bergerak semasih belum bisa terlepas dari tempat tidur,
bila perlu makan dan sebagainya.
Dalam hal pemberian obat, petugas kesehatan bekerja sama dengan
petugas farmasi untuk memberikan dosis  dan waktu yang tepat kepada pasien.
Selain petugas farmasi, petugas gizi akan memberikan arahan terhadap jenis
makanan yang dikonsumsi pasien. Fisiotherapies membantu pasien melakukan
gerakan gerakan fisik yang menunjang penyembuhan.
Pencatatan medis secara rutin harus dikerjakan perawat  di lembaran
catatan yang terdapat dalam rekam medis tiap penderita. Sedangkan pencatatan 
yang berkaitan dengan  pelaporan dan uran non medis lainnya, dikerjakan oleh
tenaga administrasi ruangan.

1.5.2 Metode Penugasan


Prinsip pemilihan metode penugasan adalah jumlah tenaga, kualifikasi staf
dan klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis metode penugasan yang berkembang
saat ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat
luka kepada semua pasien di bangsal.
9

Kelebihan :
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tiugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.

b. Metode Perawatan Tim


Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan
konsep kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992)
Tujuan Metode Tim :
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3) Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Konsep Metode Tim :


1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik jika didukung oleh kepala ruang.
10

Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan :
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
2) Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu.
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur

c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien
dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Konsep dasar metode primer :


1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga

Kelebihannya :
1) Model praktek professional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
11

3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan


memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya

Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar

d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive, care.

Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kekurangan :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama

1.6 Pelayanan Rawat Inap


Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang
terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa
12

fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang
perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RAWAT INAP
NO. Indikator Definisi Standar Numerator Hasil
1. Pemberi pelayanan Dokter dan tenaga 100 % Jumlah tenaga dokter 14
di rawat inap perawat yang kompeten dan perawat yang
( minimal D III) memberi pelayanan di
rawat inap yang sesuai
ketentuan
2. Dokter Dokter yang 100 % Jumlah pasien dalam
penanggung jawab mengkoordinasikan satu bulan yang
pasien rawat inap kegiatan pelayanan mempunyai dokter
rawat inap sesuai sebagai penanggung
kebutuhan pasien jawab
3. Ketersediaan Pelayanan rumah sakit Jenis – jenis pelayanan
pelayanan rawat yang di berikan kepada rawat inap spesialistik
inap pasien tirah baring di yang ada ( kualitatif)
rumah sakit
4. Jam visite dokter Kunjungan dokter 100 % Jumlah visite dokter
spesialis spesialis setiap hari kerja spesialis antara jam
sesuai dengan ketentuan 08.00 s/d 14.00 yang
waktu kepada setiap di survey
pasien yang menjadi
tanggungjawabnya
5. Kejadian infeksi Infeksi nosokomial pada ≤1,5 % Jumlah pasien yang
pasca operasi semua kategori luka mengalami infeksi
sayatan operasi bersih pasca operasi dalam
yang dilaksankan di satu bulan
rumah sakit dan di
tandai oleh rasa panas
(kalor), kemerahan
(color), pengerasan
(tumor) dan keluarnya
nanah (pus) dalm waktu
lebih dari 3 x 24 jam
6. Angka kejadian Infeksi yang dialami ≤1,5 % Jumlah pasien rawat
infeksi nosokomial oleh pasien yang inap yang terkena
diperoleh selama infeksi nosokomial
dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan
yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan
infeksi luka operasi
7. Tidak adanya Kejadian pasien jatuh 100 % Jumlah pasien di rawat
kejadian pasien selama dirawat baik dalam bulan tersebut
jatuh yang akibat jatuh dari tempat dikurangi jumlah
15

Palangkaraya 14 Desember 2020

Mahasiswa

Lina Permata Sari

Preseptor akademik,

Yustan Azidi, Ns. M.Kep

Anda mungkin juga menyukai