Anda di halaman 1dari 3

Nama : Imadera Intan Jatu Pangestika

NIM : M0617023

RESUME UPDATE PRAKTIKUM PELAYANAN KEFARMASIAN


DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT
TOPIK 1
Praktik Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Disampaikan oleh : Apt. Aminah, S.Farm
Dalam praktik pelayanan kefarmasian di apotek, materi disampaikan oleh Apt. Aminah.
Kebutuhan konsumen di Era New Normal sangat terasa perbedaannya dibanding dengan masa
sebelumnya, dimana permintaan untuk Alat Pelindungan Diri(APD) dan vitamin untuk daya
tahan tubuh melonjak naik. Selain itu keadaan New Normal membuat banyak apotek
menyediakan layanan Online Market guna memudahkan konsumen untuk berbelanja
kebutuhannya walaupun harus tetap di rumah. Selain itu, juga terdapat layanan Delivery Service
sehingga konsumen yang ingin membeli obat dapat mendapat obatnya dengan tetap di rumah.
Pasien juga dapat berkonsultasi dengan Apoteker melalui media online seperti WhatsApp
sehingga Apoteker dapat mengetahui kebutuhan pasien.
Salah satu tugas pasien dalam praktik pelayanan kefarmasian di apotek adalah melakukan
swamedikasi. Swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang
dalam mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang dideritanya tanpa terlebih dahulu
melakukan konsultasi kepada dokter. Dalam praktiknya, SOP pelayanan swamedikasi yang perlu
diperhatikan yaitu penggalian keluhan dari pasien, penggalian informasi dari pasien, pemilihan
dan pemberian obat dan melakukan konfirmasi.
Selain melakukan swamedikasi, Apoteker juga bertugas untuk melakukan pelayanan resep. Pada
SOP pelayanan resep, yang pertama kali dilakukan Apoteker yaitu skrining resep terlebih dahulu.
Setelah itu Apoteker harus melakukan konfirmasi terkait dengan resep dan biaya resep kepada
pasien sebelum resep dikerjakan. Setelah mendapat konfirmasi dari pasien, dilakukan peracikan
dan dispensing.
Dalam praktik pelayanan kefarmasian di apotek sangat diperlukan proses dokumentasi.
Dokumentasi yang dilakukan dapat berupa resep yang masuk, copy resep, faktur yang sudah
maupun yang belum lunas. Selain itu juga harus dilakukan pemisahan resep untuk psikotropika,
narkotika dan resep umum lain untuk memudahkan pengecekan.
TOPIK 2
Praktik Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Disampaikan oleh Apt. Hadianti Deliana Rifqi, S. Farm.

Dalam materi pelayanan kefarmasian di rumah sakit oleh Apt Delin, pelayanan kefarmasian di
rumah sakit contohnya RS UNS memiliki empat antara lain depo rawat inap, depo rawat jalan,
depo gudang dan depo IGD. Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia /
PERMENKES Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
pasal 3, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar :
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

Dimana, Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi

1) Pemilihan

2) Perencanaan kebutuhan

3) Pengadaan

4) Penerimaan

5) Penyimpanan

6) Pendistribusian

7) Pemusnahan dan penarikan

8) Pengendalian

9) Administrasi

b. Pelayanan Farmasi Klinik

Dimana, Pelayanan Farmasi Klinik meliputi

a. Skrining dan pelayanan resep

b. Pengecekan riwayat penggunaan obat

c. Rekonsiliasi obat

d. Pelayanan informasi obat (PIO)

e. Konseling

f. Visite

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

h. Monitoring efek samping obat (MESO)


i. Evaluasi penggunaan obat (EPO)

j. Dispensing sediaan steril

k. Pemantauan kadar obat dalam darah (Jarang dilakukan)

Dalam alur pelayanan pasien JKN-BPJS, terdapat sejumlah perbedaan antara pasien umum dan
asuransi, dimana terdapat SEP(Surat Eligibitas Pasien) untuk pasien asuransi/BPJS. Selain itu
untuk jenis dan jumlah obat uang diberikan disesuaikan dengan format sesuai ketentuan untuk
pemberian obat pada pasien asuransi dengan copy resep tidak diberikan pada pasien BPJS.
Sedangkan pada pelayanan pasien umum dikonfirmasi ketersediaan obat, diberi copy resep jika
obat yang diresepkan tidak ada. Harus dilakukan pengkajian dan pelayanan resep untuk resep
yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai