Anda di halaman 1dari 7

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

INKLUSIVITAS VS EKSKLUSIVITAS: PENTINGNYA PENGEMBANGAN


WAWASAN KEBANGSAAN DALAM MEWUJUDKAN KEDAMAIAN YANG
HAKIKI BAGI MASYARAKAT INDONESIA

Muya Barida
Universitas Ahmad Dahlan
Email: moza_barid@yahoo.com
No. HP: 085701017010

Abstrak
Indonesia merupakan negara kesatuan dan mempersatukan beragam ras, suku, bahasa, budaya,
dan agama. Keragaman yang dimiliki ini rentan terhadap sikap eksklusif dari suatu golongan
ras, suku, bahasa, budaya, dan agama terhadap golongan ras, suku, bahasa, budaya, dan agama
yang lain. Setiap individu masyarakat hendaknya dapat menghargai perbedaan yang ada demi
tercapainya kedamaian yang hakiki. Oleh karenanya wawasan kebangsaan perlu untuk
dikembangkan dalam diri setiap individu masyarakat. Apabila masyarakat memiliki wawasan
kebangsaan yang baik, maka inklusivitas dapat tercapai. Pada akhirnya, masyarakat Indonesia
akan merasakan kedamaian yang hakiki.

Kata kunci: sikap inklusif, sikap eksklusif, wawasan kebangsaan

PENDAHULUAN hakiki. Kedamaian seharusnya dimiliki oleh


Setiap manusia yang “sehat” pasti masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
mencita-citakan kedamaian di dalam Tidak adanya kedamaian yang hakiki dalam
kehidupannya. Kedamaian dapat membawa masyarakat Indonesia ini salah satunya
keadaan batin menjadi tenang dan kinerja dipengaruhi oleh wawasan kebangsaan
menjadi produktif. Kedamaian juga dapat yang lemah. Hasil survey yang dilakukan di
menciptakan hubungan yang nyaman dan 181 kabupaten/kota di 33 provinsi di
aman antarmanusia. Manusia tidak akan Indonesia yang terdiri dari 12.056
mengalami intoleransi dan merasa responden tampak bahwa wawasan
terintimidasi apabila memiliki kedamaian kebangsaan masyarakat Indonesia sangat
yang hakiki. minim, bahkan 10% dari responden tidak
Kenyataan di Indonesia saat ini bahwa mampu menyebutkan sila-sila Pancasila
sebagian besar masyarakat Indonesia tidak secara lengkap (Najib, 2013).
merasakan kedamaian. Banyak kasus terjadi Salam (2014) menyampaikan bahwa
yang dapat dilihat secara langsung maupun wawasan kebangsaan yang dimiliki
di media massa antara lain pembunuhan, masyarakat Indonesia kian rapuh dan pudar.
pencurian, korupsi sistemik di semua Maka apabila hal ini terjadi dapat
birokrasi, konflik antar masyarakat, menimbulkan dampak yang sangat
perkelahian pelajar, pengusuran, dan berbahaya bagi negara Indonesia, yaitu
konflik agama (Wulandari, 2010). Kasus- terjadi perpecahan antar golongan
kasus tersebut dapat dapat menjadi faktor masyarakat sehingga memudahkan
penyebab ketiadaan kedamaian maupun kekuatan asing masuk ke wilayah Indonesia
sebagai akibat ketiadaan kedamaian dalam dan terjadilah penjajahan terhadap negara
kehidupan individu. Indonesia.Lemahnya wawasan kebangsaan
Das (1999) menambahkan kedamaian ini dapat dibuktikan dengan terjadinya
berkembang dari cinta kasih, cinta kasih berbagai perpecahan antara masyarakat.
berkemang dari kedamaian. Kedamaian Kusrahmadi (2006) mencontohkan
yang hakiki tercipta dari rasa cinta dan terjadinya konflik antaretnis di Sampit
kasih sayang, sebaliknya dari kasih sayang antara suku Dayak dan suku Madura,
dapat memunculkan kedamaian yang konflik antaragama Islam dan Kristen di

1403
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Tantena dan Poso, konflik SARA seperti mencipatakan hubungan yang nyaman
kasus Ahmadiyah, pembakaran dan antara diri sendiri dengan oranglain.
penutupan tempat-tempat ibadah, serta Tillman & Hsu (2003) mengemukakan
munculnya sparatisme Papua Merdeka, beberapa pendapat tentang kedamaian.
Republik Maluku Selatan Baru, dan Pendapat tersebut antara lain: 1) Kedamaian
Gerakan Aceh Merdeka. Konflik-konflik ini adalah ketenangan di dalam diri, 2)
terjadi karena adanya sikap eksklusif dari Kedamaian adalah perasaan yang
golongan satu terhadap golongan yang lain. menyenangkan dalam diri individu, 3)
Oleh karena itu,wawasan kebangsaan harus Kedamaian adalah keadaan rukun dan tidak
dikembangkan dalam diri setiap individu berkelahi atau saling memukul, 4)
masyarakat Indonesia. Kedamaian adalah berpikir positif tentang
KAJIAN LITERATUR diri sendiri dan oranglain, serta 5)
Inklusivitas merujuk pada sikap Kedamaian dimulai dari dalam diri masing-
inklusif, sementara eksklusivitas merujuk masing individu. Dapat disimpulkan bahwa
pada sikap eksklusif. Sikap merupakan kedamaian merupakan suatu keadaan yang
kecenderungan dalam bertindak yang tenang, menyenangkan, rukun, penuh
dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan pikiran yang positif, dan dapat dimuai dari
terhadap suatu objek. Triandis (1971: 67) individu serta dirasakan oleh oranglain.
menyampaikan bahwa fungsi sikap antara Selanjutnya Rachman (2010)
lain digunakan dalam: 1) Membantu menjelaskan kedamaian adalah suasana
individu memahami dunia sekelilingnya nyaman yang bebas dari gangguan pihak
dengan mengorganisasikan dan lain, bebas dari permusuhan, kebencian,
menyederhanakan masukan yang sangat dendam, dan segala perilaku yang
kompleks dari lingkungan, 2) Melindungi menyusahkan oranglain. Kedamaian
harga diri individu dengan memungkinkan menunjukkan pada suatu hal yang positif
individu menghindar dari kenyataan- dan jauh dari hal-hal negatif. Pada keadaan
kenyataan yang kurang menyenangkan positif, individu dapat lebih mudah dalam
berkaitan dengan diri individu sendiri, 3) memberikan kontribusi bagi oranglain.
Membantu individu untuk menyesuaikan Rukiyanto, dkk. (2009) juga
diri dalam dunia yang kompleks dengan mengemukakan makna kedamaian.
membuat individu cenderung bertingkah Kedaimaian bukan sekedar tidak adanya
laku tertentu yang diterima oleh perang. Kedamaian menggambarkan
lingkungannya untuk memaksimalkan kehidupan yang penuh kerukunan dan tidak
ganjaran positif dari lingkungannya, dan 4) ada permusuhan. Kedamaian dalam skala
Memungkinkan individu untuk personal berarti keadaan pikiran yang
mengekspresikan nilai-nilai atau tenang dan rileks. Dalam kedamaian
pandangan-pandangan hidupnya yang terkandung pemikiran yang positif,
mendasar. Perbedaan sikap dapat perasaan-perasaan murn dan harapan yang
berpengaruh pada kedamaian yang baik. Kedamaian juga berarti energi
dirasakan individu. kualitatif yang membawa keseimbangan.
Kedamaian menjadi impian bagi setiap Bersifat kualitatif karena sulit dijelaskan
individu. Kedamaian merujuk pada suatu namun dapat dirasakan.
keadaan damai, kehidupan dan sebagainya Kedamaian kadangkala bersifat relatif.
yang aman tentram (KBBI, 2016). Kose & Dalam suatu keadaan yang sama terhadap
Bayir (2016) mengemukakan hasil dua individu yang berbeda, penerimaan
penelitian makna kedamaian sebagai suatu terhadap kedamaian dapat berbeda.
keadaan yang jauh dari pertarungan dan Sehingga kedamaian disebut sebagai bentuk
peperangan, persetujuan dan persahabatan. sikap menerima dan berserah diri (Zulfiqar,
Kedamaian ini berkaitan dengan orangtua, 2013). Penerimaan dan kepasrahan terhadap
hubungan interpersonal, dan kedamaian apa yang terjadi dalam kehidupan dapat
antar negara. Kedamaian dapat membawa pada kedamaian.

1404
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Berdarkan berbagai pendapat di atas, masyarakat Indonesia dapat merasakan


dapat disimpulkan bahwa kedamaian yang cinta terhadap negara Indonesia.
hakiki merupakan pikiran, perasaan, dan PEMBAHASAN
kondisi yang penuh penerimaan, Inklusivitas membawa individu pada
ketenangan, kenyamanan, keamanan yang suatu kemampuan untuk mau memahami
terkait dengan diri secara personal maupun keadaan di sekelilingnya dengan segala
sosial. Suatu keadaan yang disebut sebagai perbedaan yang ada. Individu yang
kedamaian bergantung pada makna yang memiliki inklusivitas senantiasa menjaga
dimunculkan oleh masing-masing individu. harga dirinya dan golongannya tanpa
Perlu diingat bahwa selama individu tidak menjatuhkan harga diri golongan yang lain,
melanggar hak oranglain maka kedamaian karena baginya semua individu mempunyai
menjadi suatu hal yang menjadi keharusan perbedaan yang harus dihargai. Inklusivitas
untuk dicapai. juga menunjukkan individu untuk mampu
Kedamaian seharusnya menjadi menyesuaikan diri dengan golongan yang
budaya bagi setiap bangsa. Budaya berbeda dengan dirinya atau golongannya,
kedamaian dapat tercapai apabila tanpa harus kehilangan identitas yang
masyarakat dunia memahami masalah- mendasar. Inklusivitas sangat berkebalikan
masalah global, mempunyai keterampilan dengan eksklusivitas, yaitu individu tidak
untuk mengatasi konflik secara konstruktif, mau memahami perbedaan yang ada di
mengenal dan hidup dengan standar sekelilingnya, mengunggulkan harga
internasional tentang kesetaraan hak-hak dirinya dan golongannya dengan
manusia dan ras, menghargai keragaman menjatuhkan harga diri golongan yang
budaya dan menghargai kesatuan dunia berbeda dengan dirinya, tidak mampu
(Olowo, 2016). Hal-hal ini memerlukan menyesuaikan diri dengan perbedaan yang
penguasaan wawasan kebangsaan dari ada, dan senantiasa menomorsatukan
seluruh masyarakat Indonesia. dirinya dan golongannya dalam setiap
Definisi wawasan kebangsaan telah aspek kehidupan. Eksklusivitas ini dapat
banyak digaungkan. Sofyan dan Sundawa mengancam kedamaian dalam diri individu,
(2015) berpendapat bahwa wawasan baik secara personal maupun sosial.
kebangsaan merupakan cara pandang Barangkali eksklusivitas muncul
terhadap kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai bentuk mekanisme pertahanan
menempatkan wawasan kebangsaan yang akibat kecemasan yang berlebihan terhadap
sesuai denga nilai-nilai Pancasila. Sofyan pengaruh golongan lain atau pihak eksternal
dan Sundawa menambahkan pada yang dapat mengubah paradigma dan
hakikatnya wawasan kebangsaan prinsip yang telah dipegang. Adanya
mencerminkan sikap dan kepribadian perubahan global sebagai dampak
bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta akulturasi dan filterisasi dari nilai-nilai
tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan yang dimiliki suatu ras, suku, agama,
persatuan, memiliki rasa kebersamaan bahasa, dan budaya dapat dimaknai sebagai
sebagai bangsa untuk membangun hal positif atau negatif. Adilesmana (2013)
Indonesia menuju masa depan yang lebih mengungkapkan perubahan internal dan
baik dalam persaingan dunia yang eksternal yang dihadapi suatu bangsa
globalistik tanpa harus kehilangan akar senantiasa memiliki aspek positif dan
budaya dan nilai-nilai dasar Pancasila. negatif. Tanpa adanya pemahaman
Nuryanti (2014) menyebutkan wawasan kebangsaan yang benar,
wawasan kebangsaan melahirkan suatu perubahan sangat sulit dikelola dan
paham kebangsaan atau nasionalisme yang dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa.
mencerminkan pikiran-pikiran yang bersifat Wawasan kebangsaan tidak sekedar
nasional. Setiap bangsa seharusnya pengetahuan tentang suatu bangsa.
memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan Rahmanto dan Yani (2015) menjelaskan
nasional. Melalui wawasan kebangsaan, bahwa unsur wawasan kebangsaan terdiri

1405
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

dari tigas hal, yaitu paham kebangsaan, rasa melibatkan perwakilan rakyat yang
kebangsaan, dan semangat kebangsaan. representatif demi kepentingan seluruh
Paham lebih pada suatu pikiran tentang masyarakat Indonesia melalui mekanisme
suatu bangsa, rasa lebih pada suatu musyawarah mufakat. Sila kelima
pelibatan kepemilikan suatu bangsa, dan mengisyaratkan bahwa masyarakat
semangat lebih pada suatu daya upaya Indonesia menjunjung tinggi nilai keadilan
dalam menggerakkan paham dan rasa yang sama walaupun memiliki beragam ras,
tersebut. suku, agama, dan bahasa.
Masyarakat Indonesia hendaknya Wawasan kebangsaan yang
memiliki wawasan kebangsaan didasarkan berkembang dengan baik dapat memberikan
pada nilai-nilai Pancasila. Seperti yang manfaat yang besar, baik bagi dirinya
telah masyarakat Indonesia ketahui dalam sendiri secara personal dan sosial maupun
Pancasila terdapat lima sila yang dalam skala yang lebih luas. Siswono
merupakan pedoman kehidupan berbangsa (dalam Lazuardi, 1996: 17) menyatakan
dan bernegara di Indonesia, yaitu 1) bahwa wawasan kebangsaan penting untuk
Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) dikembangkan, karena rasa kebangsaan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, 3) sebagai manifestasi dari rasa cinta pada
Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang tanah air yang dapat membangkitkan
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam kesadaran berarti dan bernilainya rasa
permusawaratan/perwakilan, dan 5) kesatuan dan persatuan bangsa. Individu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat masyarakat yang memiliki wawasan
Indonesia. Sila pertama mengisyaratkan kebangsaan akan lebih mementingkan
bahwa setiap individu masyarakat Indonesia keutuhan bangsa dan negara.
mempunyai agama dan keyakinan yang Lebih lanjut Najib (2013)
membawa dirinya pada kemampuan untuk mengemukakan bahwa wawasan
menyerahkan segala urusan duniawi kepada kebangsaan masyarakat yang tinggi sangat
TuhanNya. Walaupun Indonesia memiliki diperlukan bagi bangsa Indonesia agar
masyarakat yang majemuk dalam agama dapat menghasilkan kinerja yang baik.
dan keyakinan, tetapi apabila mampu Selain itu, wawasan kebangsaan yang
bertawakal kepada TuhanNya maka tidak dimiliki oleh masyarakat Indonesia dapat
akan terjadi eksklusivitas agama dan menciptakan transparansi, tidak adanya
keyakinan. Setiap individu berhak kolusi, korupsi, dan nepotisme,
beragama dan berkeyakinan, namun rasa berkembangnya rasa nasionalisme, budaya
menghargai antaragama dan antarkeyakinan malu, rasa harga diri, dedikasi serta
tetap terjaga. Sila kedua mengisyaratkan semnagat kerja yang tinggi. Bahkan lebih
bahwa setiap individu masyarakat Indonesia penting lagi bahwa wawasan kebangsaan
harus menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. merupakan kekuatan formatif pembentukan
Nilai-nilai kemanusiaan seperti saling negara nasional (Widiyanta, 2008).
menghargai, saling menghormati, toleransi, Hadi berpendapat bahwa wawasan
peduli, dan saling menyayangi harus dijaga. kebangsaan juga mengandung tuntutan
Sila ketiga mengisyaratkan bahwa setiap suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri
individu masyarakat Indonesia harus serta mengembangkan perilaku sebagai
bersatu walaupun berbeda ras, suku, agama, bangsa yang meyakini nilai-nilai
dan bahasa. Perbedaan hendaknya disikapi budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai
secara inklusif, sehingga tidak akan ada penjelmaan kepribadiannya. Individu
permusuhan antara golongan ras, suku, masyarakat yang mampu mengembangkan
agama, dan bahasa yang satu terhadap wawasan kebangsaan, baik secara langsung
golongan ras, suku, agama, dan bahasa maupun tidak langsung akan mengarahkan
lainnya. Sila keempat mengisyaratkan pikiran, perasaan, dan perilakunya pada
bahwa dalam pengambilan keputusan yang suatu cita-cita yang sesuai dengan
berkaitan dengan kepentingan negara maka negaranya. Hal ini dapat membawa pada

1406
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

kedamaian yang hakiki, yaitu individu tidak ditambah dengan pembinaan ideologi
akan mudah terpengaruh dan tidak merasa Pancasila dapat didesain untuk
terintimidasi oleh perbedaan ras, suku, menumbuhkembangkan semangat persatuan
budaya, bahasa, dan agama yang dan kesatuan bangsa.
merupakan keragaman yang dimiliki di Selain mata pelajaran PKn, wawasan
negaranya. kebangsaan juga dapat diajarkan melalui
Upaya mengembangkan wawasan mata pelajaran Sejarah. Dalam mata
kebangsaan dapat dilakukan melalui pelajaran Sejarah dipelajari tentang sejarah
berbagai cara, salah satunya adalah media. bangsa Indonesia dari masa penjajahan,
Sebagian besar masyarakat Indonesia masa kemerdekaan, masa orde lama, masa
mempunyai televisi di setiap rumah bahkan orde baru, dan masa reformasi. Melalui
di setiap kamar. Televisi menyuguhkan pemahaman yang baik terhadap muatan
tayangan yang sangat mudah diserap oleh mata pelajaran sejarah ini, siswa dapat
penonton atau masyarakat karena sangat memunculkan rasa cinta kepada negara
menarik. Oleh karenanya, tayangan televisi Indonesia dengan keragaman yang dimiliki.
seharusnya berisi tentang pesan moral yang Sementara Daulay (2002) mengemukakan
sarat dengan nilai kebangsaan. bahwa wawasan kebangsaan dapat
Selain melalui tayangan televisi, dalam dikembangkan melalui pendidikan
pendidikan formal di sekolah juga sangat Humaniora. Pencapaian wawasan
berpengaruh dalam pengembangan kebangsaan yang menyeluruh dan berkaitan
wawasan kebangsaan masyarakat. Chiriswa dengan kebijakan, perlu didukung oleh
& Thinguri (2015) menjelaskan bahwa semua komponen bangsa, Pemerintah, dan
kedamaian sangat penting bagi pihak swasta.
pembangunan negara. Pengembangan Upaya pengembangan wawasan
wawasan kebangsaan dalam mewujudkan kebangsaan juga dapat dilakukan melalui
kedamaian yang hakiki dapat dimulai dari pendidikan nonformal. Lukum (2013)
sektor pendidikan. Budaya damai harus menyampaikan perlunya pemahaman
dimasukkan dalam kurikulum wawasan wawasan kebangsaan yang dapat dilakukan
kebangsaan melalui pendidikan yang melalui diklat. Masyarakat dilibatkan dalam
diselenggarakan di sekolah. Pendidikan diklat tentang wawasan kebangsaan dengan
yang berkualitas memberikan pengetahuan, tujuan agar semua komponen warga negara
keterampilan, nilai dan sikap yang dapat Indonesia mengenal batas-batas wilayah
membantu memberikan mekanisme laut atau perairan, darat, dan udara
alternatif konstruktif untuk memanajemen Indonesia. Melalui pemahaman yang kuat
setiap konflik yang ada baik di dalam tentang batas-batas teritorial Indonesia ini
maupun di luar diri peserta didik. maka masyarakat Indonesia akan menjaga
Budimansyah (2010) menyatakan mata dari pengaruh pihak asing yang ingin
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menguasai Indonesia.
(PKn) yang ditopang oleh mata pelajaran Wawasan kebangsaan juga dapat
lain yang relevan dan disempurnakan oleh dilakukan melalui lagu. Lagu-lagu
berbagai program kegiatan ekstrakurikuler kebangsaan yang mengandung unsur
maupun ekstra moral dapat memperkuat wawasan kebangsaan ini dapat menciptakan
aspek tanggungjawab warganegara yang kedamaian. Jehwae (2012) mengungkapkan
dapat mendidik sebagai warganegara yang penggunaan lagu rakyat dapat
cerdas dan baik. Mata pelajaran PKn telah memunculkan kedamaian sebagai cara yang
dimasukkan dalam kurikulum pendidikan paling mudah dan berkesan. Irama musik
sejak jaman kemerdekaan. Oleh karena itu, dari alunan lagu disukai oleh setiap
kurikulum dan muatan kurikulum harus individu dari segala usia. Lagu-lagu
tetap dipertahankan agar identitas kebangsaan yang telah lama diciptakan oleh
masyarakat Indonesia tidak pudar. Mahifal para penyair dapat mulai didengungkan
(2011) juga menjelaskan bahwa PKn

1407
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

kembali di berbagai media, di setting kedamaian yang hakiki. Melalui


manapun. pengembangan wawasan kebangsaan, tidak
Wawasan kebangsaan yang saat ini ada ekslusivitas melainkan inklusivitaslah
sangat lemah pada masyarakat Indonesia yang muncul sehingga kedamaian
sehingga mengganggu kedamaian yang masyarakat Indonesia yang hakiki dapat
hakiki, maka perlu segera diambil langkah terwujud.
yang cerdas dan tuntas. Adanya konflik ras, DAFTAR PUSTAKA
suku, budaya, bahasa, apalagi agama yang Adilesmana. 2013. Pemantapan Wawasan
menjadi central of attention mulai dari Kebangsaan dengan Pembangunan
rakyat kecil hingga pemangku jabatan harus Karakter Bangsa dan Sistem
segera diatasi. Hendaknya ada pembicaraan Pemerintahan yang Efisien dan Efektif.
secara terbuka, objektif, dan bijaksana dari Artikel, (Online),
perwakilan representatif masing-masing (http://www.kemendagri.go.id/article/2
golongan untuk duduk bersama menetapkan 013/04/12/pemantapan-wawasan-
kebijakan dengan membuka wawasan kebangsaan-dengan-pembangunan-
kebangsaan. Seluruh golongan harus karakter-bangsa-dan-sistem-
menjaga komitmen wawasan kebangsaan pemerintahan-yang-efesein-dan-
yang meletakkan nilai-nilai Pancasila efektif), diakses tanggal 8 Februari
sebagai pemersatu bangsa. Kebijakan ini 2017.
selanjutnya diterapkan bagi seluruh Budimansyah, D. 2010. Tantangan
masyarakat untuk mewujudkan kedamaian Globalisasi terhadap Pembinaan
yang hakiki bagi masyarakat Indonesia. Wawasan Kebangsaan dan Cinta
KESIMPULAN Tanah Air di Sekolah. Jurnal
Sesuai dengan hasil-hasil temuan di Penelitian Pendidikan, 11 (1): 8-16.
atas, dapat disimpulkan bahwa Chiriswa, A.P., & Thinguri, R. 2015. The
pengembangan wawasan kebangsaan dapat Contribution of the Secondary School
ditempuh dengan berbagai daya upaya. Curriculum to Peace in Kenya. Journal
Upaya tersebut antara lain melalui of Education and Practice, 6 (3): 164-
pendidikan informal, dari lingkup keluarga. 173.
Orangtua memberikan wawasan Das, L.S. 1999. Awakening to the Sacred
kebangsaan sejak dini. Pendidikan formal Within. Random House, Inc. New
dengan memasukkan kurikulum yang York.
memuat wawasan kebangsaan, antara lain Daulay, A.S. 2002. Pendidikan Humaniora
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan untuk Mengembangkan Wawasan
Sejarah, dan Pendidikan Humaniora. Kemanusiaan dan Kebangsaan. Jurnal
Wawasan kebangsaan juga dapat Ilmu Pendidikan, 9 (1): 9-17.
dikembangkan melalui lagu-lagu Hadi, O.H. Nation and Character Building
kebangsaan atau hasil seni dan budaya melalui Pemahaman Wawasan
bangsa Indonesia. Wawasan kebangsaan Kebangsaan. Makalah Bappenas,
yang berkembang dengan baik, (Online),
menciptakan rasa cinta terhadap perbedaan (https://www.google.co.id/url?sa=t&rc
yang ada, baik berbeda dalam ras, suku, t=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
bahasa, budaya dan agama. Perbedaan akan 1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiZ
dipandang sebagai suatu keragaman, bukan 7OWeo_3RAhUKsY8KHfO7CAEQF
sebagai ancaman yang membuat ggZMAA&url=http%3A%2F%2Fww
perselisihan, permusuhan, dan peperangan. w.bappenas.go.id%2Ffiles%2F8613%
Masyarakat Indonesia dapat merasakan 2F5763%2F0713%2Fotto__20091015
kondisi yang penuh penerimaan, 095838__2297__0.doc&usg=AFQjCN
ketenangan, kenyamanan, keamanan yang ERX2naesms0gi3faMHOZGjDJ23lQ
terkait dengan diri secara personal maupun &sig2=VlgnvkTdrRNT58PzEoa46g),
sosial. Hal ini menggambarkan suatu 1-11, diakses tanggal 7 Februari 2017.

1408
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Jehwae, A. 2012. Membina Kedamaian di Majalah Ilmiah Pawiyatan, 21 (1):


Wilayah Sempadan Selatan Thailand 124-134.
melalui Lagu Rakyat Melayu Patani. Olowo, O.O. 2016. Effects of Integrating
Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Peace Education in the Nigeria
Indonesia, 11 (2). Education System. Journal of
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Education and Practice¸7 (18): 9-14.
2016. Damai, (Online), Rachman, B.M. 2010. Argumen Islam untuk
(http://kbbi.web.id/damai), diakses Liberalisme: Islam Progresif dan
tanggal 7 Februari 2017. Perkembangan Diskursusnya.
Kose, T.C., & Bayir, O.G. 2016. Perception Grasindo. Jakarta.
of Peace in Students’ Drawings. Rahmanto, R., dan Yani, M.T. 2015.
Eurasian Journal of Educational Pemahaman Kader Pimpinan
Research, 65: 181-198. Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan
Kusrahmadi, S.D. 2006. Pentingnya Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-
Pendidikan Multikultural dalam Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Masyarakat Majemuk. Pelangi (IPPNU) Universitas Negeri Surabaya
Pendidikan, 7 (1): 1-15. tentang Wawasan Kebangsaan. Kajian
Lazuardi, A.S. 1996. Sebuah Catatan Sudut Moral dan Kewarganegaraan E-
Pandang Siswono tentang Journal, 3 (3): 1369-1381.
Nasionalisme dan Islam. Citra Media. Rukiyanto, dkk. 2009. Pendidikan
Jakarta. Karakter-Aku Bercita-cita Bimbingan
Lukum, R. 2013. Upaya Peningkatan Konseling untuk Siswa SD Kelas 5.
Pemahaman Wawasan Nusantara Kanisius. Yogyakarta.
sebagai Sarana dalam Meningkatkan Salam. 2014. Jejak Integrasi Indonesia dari
Semangat Nasionalisme bagi Warga Kilometer Nol: Melacak Akar Budaya
Negara Indonesia, (Online), Nasional Bangsa. Jurnal Hukum
(http://repository.ung.ac.id/get/karyail Pidana dan Politik Hukum, 3 (1): 422-
miah/77/upaya-peningkatan- 435.
pemahaman-wawasan-nusantara- Sofyan, F.F., dan Sundawa, D. 2015.
sebagai-sarana-dalam-meningkatkan- Hubungan Mata Kuliah Pendidikan
semangat-nasionalisme-bagi-warga- Kewarganegaraan dengan Peningkatan
negara-indonesia.pdf.), 1-23, diakses 6 Wawasan Kebangsaan dan Semangat
Februari 2017. Nasionalisme Mahasiswa. Jurnal
Mahifal. 2011. Membangun Keutuhan Pendidikan Ilmu Sosial, 24 (2): 185-
Negara Kesatuan Republik Indonesia 198.
melalui Pembinaan Ideologi dan Tillman, D., & Hsu, D. 2003. Living Values
Wawasan Kebangsaan. Jurnal Activities for Children Ages 3-7.
Pedagogia FKIP-Unpak¸1-16. Living Values: An Educational
Najib, INA. 2013. Pemahaman Sikap Program, Inc. New York.
Nasionalisme melalui Mata Pelajaran Triandis, H.C. 1971. Attitude an Attitude
Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Change. John Wiley & Sons.
pada Siswa Kelas VIII di SMP N 1 University of California.
Nglegok Kabupaten Blitar, (Online), Widiyanta, D. 2008. Dinamika
(http://jurnal- Perkembangan Wawasan Kebangsaan
online.um.ac.id/data/artikel/artikelCB Indonesia. Mozaik, 4 (1): 1-13.
BA55BE160ADD2CCEF0AC13BD36 Wulandari. 2010. Menciptakan Perdamaian
8 225.pdf), diakses 6 Februari 2017. melalui Pendidikan Perdamaian di
Nuryanti. 2014. Penanaman Wawasan Sekolah. Mozaik, 5 (1): 68-83.
Kebangsaan di Pondok Pesantren Zulfiqar, S. 2013. Obat Penawar Galau:
melalui Pembelajaran Sejarah. Painkillers of Confusion. Qalam Media
Pustaka. Jakarta.

1409

Anda mungkin juga menyukai