Anda di halaman 1dari 26

PIRAMIDA TERBALIK

(HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT)


Aulia Tifani (2212020031)
Vera Athirah Handayani (2212020087)
Nadia Susanti Putri (2212020130)
Hanifa Alwajanah (2212020065)

LATAR BELAKANG MASALAH

A. DEFINISI MASYARAKAT
Secara umum, sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, dan mematuhi serangkaian aturan dan regulasi di
lingkungannya disebut sebagai “masyarakat”. Dari kata bahasa Inggris “society”
yang berarti “society” berasal dari kata Latin “societas” yang berarti “teman”.
Sementara itu, orang yang berbahasa Arab dikenal dengan istilah “musyarak”.
Keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dibatasi oleh lingkungan,
bangsa, atau faktor lain merupakan definisi masyarakat yang paling luas.
Sebaliknya, kumpulan individu-individu yang terkekang oleh kelas, bangsa,
ruang, dan berbagai komponen hendaknya dimaknai sebagai “masyarakat” dalam
arti terbatas. Cara lain untuk menggambarkan pentingnya masyarakat adalah
melalui upaya terkoordinasi dari individu-individu yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Masyarakat jelas penting karena merupakan
sekelompok orang yang bekerja sama atau berinteraksi satu sama lain dengan
kepentingan yang sama. Karena orang merespons keadaan mereka saat ini dengan
menggunakan perasaan, pikiran, dan kebutuhan mereka, maka masyarakat
digariskan.
“Mengambil bagian” atau “berpartisipasi” adalah dua arti dari kata Arab
“syaraka”, yang mengacu pada “daerah setempat”. Sedangkan dalam bahasa
Inggris, masyarakat adalah populasi umum yang maknanya memantapkan upaya
bersama sosial, perubahan sosial, dan semangat kolaborasi. Dalam berbagai karya
tulis, masyarakat juga disinggung sebagai kerangka sosial. Lebih jauh lagi,
masyarakat adalah kesatuan keberadaan manusia yang bekerja sesuai dengan
tatanan tertentu dari tradisi yang ditentukan dan diikat oleh perasaan karakter
bersama.
Ada banyak penafsiran terhadap istilah "masyarakat". Definisi dalam
penilaian humanistik biasanya diperoleh dari wahyu penelitian atau pengalaman
adat. OC Hendropuspito (1989: 75) mengatakan masyarakat adalah terdiri dari
orang-orang yang tinggal di suatu wilayah tertentu dan bekerja sama dalam
kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan yang sama untuk mencapai
tujuan bersama.
Ciri-ciri yang menyertai menggambarkan tipe masyarakat ini:
(1) mempunyai kebudayaan yang sama,
(2) mempunyai batas-batas yang berbeda,
(3) merupakan satuan populasi,
(4) terdiri dari berbagai kelompok yang berguna, dan
(5) menjalankan fungsi-fungsi umum.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang di bawah tekanan
serangkaian kebutuhan dan di bawah pengaruh seperangkat kepercayaan, ideal
dan tujuan tersatukan dan terlebur dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan
bersama (Muthahhari (1998: 15). Kalimat kunci dari definisi tersebut adalah
kehidupan bersama. Yang dimaksud kehidupan bersama adalah kehidupan yang di
dalamnya kelompok kelompok manusia hidup bersama-sama di suatu wilayah
tertentu, berbagi iklim, berbagi identitas, berbagi kesenangan maupun kesedihan.

DEFINISI MASYARAKAT MENURUT PARA AHLI :


Menurut M.J. Herskovits, masyarakat adalah sekelompok orang yang
menganut suatu cara hidup tertentu. Sementara itu JL. Menurut Gillin dan J.P.
Gillin, masyarakat adalah kelompok terbesar yang memiliki kesamaan
kecenderungan, adat istiadat, pola pikir, dan perasaan ketabahan. Menurut S.R.
Steinmetz, masyarakat adalah kumpulan manusia terbesar, dengan kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan lebih intim. Maclver menyatakan bahwa
masyarakat adalah suatu susunan fungsi dan metodologi, wewenang dan bantuan
bersama, perkumpulan dan divisi sosial lainnya, suatu proses untuk memeriksa
cara berperilaku dan peluang manusia, serta hubungan-hubungan dalam organisasi
informal yang kompleks dan terus berkembang.
Sudikan dimaksud dengan Koentjaraningrat 6) merujuk pada masyarakat sebagai
kesatuan eksistensi manusia yang bersatu dan bekerja sama menurut cara tertentu
dalam mengarungi adat istiadat yang dibatasi oleh rasa karakter bersama.
Asosiasi, tatanan adat istiadat, dan individu merupakan bagian fundamental dari
masyarakat, seperti yang ditunjukkan oleh definisi ini.
Seperti yang ditunjukkan oleh Sudikan (2001:7), sebuah pertemuan harus
memenuhi empat langkah berikut sebelum dapat dilihat oleh masyarakat umum:
(1) kemampuan untuk bertahan melampaui masa hidup seseorang; (2)
perekrutan seluruh atau beberapa individu melalui ekspansi; (3) ketaatan pada
strategi aksi fundamental kolektif; dan (4) adanya struktur pergerakan primer yang
bebas.
Talcott Parsons (dalam Garna 1996: 57) melihat masyarakat sebagai
konstruksi sosial yang harus memenuhi empat keadaan agar bisa berfungsi, secara
eksplisit
(1) mengubah masyarakat terhadap iklim,
(2) lingkungan harus memilih strategi untuk memilih, mengetahui dan
menentukan tujuan lengkap dengan mengatur rencana cepat,
(3) memilih lingkungan yang mempunyai keputusan untuk mengakui
bagian-bagiannya dan berpegang teguh pada nilai-nilai serta menyelesaikan
perselisihan dalam surat menyurat,
(4) adanya koordinasi keadaan masyarakat, masyarakat dan yayasan yang
dibatasi oleh bagian-bagian atau bagian-bagian yang tidak ambigu sehingga
desain sosialnya tetap diperhatikan.
Sebagaimana disampaikan oleh Mutakin, dkk, Raplh Linton dalam tahun
2004: 25) mengartikan masyarakat sebagai sekelompok orang yang hidup dan
bekerja sama dalam jangka waktu yang lama untuk mengorganisasikan dirinya
dan mengakui bahwa dirinya merupakan suatu unit sosial yang berbeda. Sebuah
pertemuan yang telah bekerja sama cukup lama dan tinggal di ruang dengan
batasan yang jelas tidaklah signifikan menurut definisi ini.
Sebagaimana dikemukakan oleh Kesumohamidjojo (2000, p. 26),
masyarakat adalah suatu kumpulan yang hidup berdekatan satu sama lain dan
mengikuti permintaan sosial tertentu. Komponen mendasar dari definisi ini adalah
kelompok sosial yang hidup menurut kebutuhan sosial tertentu. Masyarakat telah
didefinisikan oleh para sarjana seperti Edward Shill, Hassan Obscurely, Bertrand,
Sukanto, Horton and Chase, Pareto, dan lain-lain. Namun, diakui bahwa karena
sifat dari definisi itu sendiri, yang perlu dinyatakan secara singkat, maka tidak ada
definisi yang diusulkan yang akan lengkap. Soerjanto menyimpulkan dalam Mark
of Truth bahwa setiap definisi didasarkan pada pendekatan realitas, artinya
berpusat pada aspek tertentu dari realitas manusia karena mengandung realitas
(Kusumohamidjojo, 2000: 27).
Manakah dari ciri-ciri masyarakat berikut yang paling menonjol bagi saya? 1.
Perkumpulan manusia yang berbagi rasa solidaritas dan, yang mengejutkan,
perasaan memiliki yang sebanding terhadap suatu tempat dengan tingkat
kepentingan tertentu yang memuat masyarakat.
2. Sejak lama kelompok ini hidup dan bekerja dalam kerangka yang sama.
3. Kehidupan mereka yang disatukan oleh kelompok ini berdasarkan pada
kecenderungan atau pemahaman yang tersirat.
4. Aliran genealogis dan hierarki kelompok manusia ini terdiri dari kelompok-
kelompok yang lebih kecil (Kusumohamidjojo, 2000: 28).
PEMBAHASAN

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT
Karakteristik mencakup segala sesuatu tentang elemen, termasuk
karakteristiknya dan semua informasi tentangnya. Menurut Suranto (2007),
individu dalam penelitian ini mempunyai karakteristik tertentu seperti usia dan
jenis kelamin. Dalam pemeriksaan berikutnya (Rasily dan Puspita, 2016), faktor
tambahan seperti pekerjaan, pelatihan, dan keterbukaan terhadap data serta
kunjungan ke spesialis diintegrasikan ke dalam kekacauan umum. Menurut Nata
(2018), data mengacu pada semua yang diketahui seseorang, dan cara
mendapatkannya dipengaruhi oleh instruksi dan pengalaman. Data, khususnya
pada tingkat persiapan yang paling mempengaruhi data masyarakat, merupakan
kualitas yang menggambarkan perjumpaan masyarakat dan dapat mempengaruhi
hasil penelitian (Praptomo et al., 2017). Tingkat pendidikan seseorang mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuannya dalam menghadapi tantangan,
seperti yang diungkapkan oleh Tamher dan Noorkasiani (2009). Seseorang akan
lebih mampu menghadapi tantangan apabila mempunyai pengalaman hidup dan
pendidikan yang lebih banyak.
Sifat-sifat manusia dalam kehidupan merupakan hal mendasar bagi suatu
bagian sosial yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana terdapat potensi-
potensi sosial yang tidak dapat diabaikan dan saling membutuhkan, korespondensi
akan menggambarkan dampak-dampak sosial yang berbeda-beda yang judulnya
mengungkapkan pembangunan yang melengkapi. satu sama lain dan kontribusi
implikasinya dalam produksi bagian-bagian hangat sayang yang bersifat
mutualisme suportif, khususnya dalam memenuhi segala sesuatu yang berkaitan
dengan kebutuhan sehari-hari yang panjang sebagai muamalah. Bermuamalat
adalah salah satu teknik yang dengannya orang dapat memenuhi kebutuhan
mereka, mencapai kesuksesan, dan menjaga stabilitas sosial dan keuangan tanpa
mengabaikan standar yang ramah dan ketat. Dalam hal ini, agama dapat
ditemukan sebagai cara hidup yang mengajarkan masyarakat bagaimana terus
menjalani kehidupan mereka dan berfungsi sebagai sumber daya bagi mereka.
pada dasarnya pembangunan terbuka.
Konstruksi sosial dan keragaman budaya Indonesia sungguh rumit. Sudut
pandang moneter, politik, sosiokultural, dan sah sangatlah kuat. Bahkan daerah-
daerah yang dibentuk oleh suku-suku yang biasa diukur pun mengalami
perubahan, apalagi sejak Timor Timur lepas dari ranah politik dan hukum
Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Habibi. Dalam budaya Indonesia,
yang digambarkan dengan beragamnya kerangka sosial dan kemasyarakatan serta
tingkat heterogenitas yang tinggi, perjuangan vertikal dan datar merupakan hal
yang khas. Perjuangan ini sering kali menghasilkan gerakan besar-besaran, yang
jika tidak diorganisir secara efektif, mungkin akan menghambat koordinasi
publik. Dalam kondisi normal, Indonesia diperkirakan tidak akan mengalami
kehancuran seperti yang terjadi di Balkan. Meskipun demikian, pengakuan atas
keterlibatan masyarakat dapat meningkat jika terdapat konflik dalam skala
tertentu.
Tantangan yang mereka hadapi di seluruh dunia mempunyai dampak yang
signifikan terhadap pembangunan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Dampak
negatif globalisasi, sebaliknya, memberikan kemampuan bagi kelompok etnis,
politik, dan etnis di suatu lingkungan untuk memiliki lingkungannya sendiri
(tanah) dan mendirikan pemerintahannya sendiri (home rule). Kewajiban
kelompok masyarakat sekitar terhadap negara dan negara bisa saja disabotase dan
koordinasi publik bisa saja gagal jika kemajuan yang dicapai tidak sesuai harapan.
Sahabat Faisal (dalam Mutakin dkk. 2004: 29) menyebutkan tiga ciri masyarakat
sebagai berikut:
1. Berbagai organisasi menjadi sorotan.
2. Orang-orang ini harus bersama-sama menjalin hubungan dengan setidaknya
satu tingkat kerja sama partisipasi.
3. Hubungan antara keduanya harus cukup konsisten.

Muthahhari, apapun status sosialnya (1998: 17) melihat pada tiga sudut
pandang, yaitu:
(1) Individu adalah makhluk sosial;
(2) Manusia secara alami tertarik pada interaksi sosial;
(3) Manusia menciptakan lingkungan sosialnya sendiri.
Pandangan yang dominan berpendapat bahwa perilaku publik manusia
dianalogikan dengan penyatuan seorang pria dan seorang wanita dalam
perkawinan, dimana masing-masing penting bagi keseluruhan dan harus disatukan
dengan jumlah tersebut.
Perspektif yang dihasilkan mengakui bahwa dukungan publik adalah
sebuah realitas antara dua negara yang terpaksa mencari perspektif yang sama
karena mereka tidak dapat melindungi diri dari serangan musuh.
Dari sudut pandangnya, aktivitas publik diibaratkan sebuah organisasi di
mana dua investor menyepakati struktur bisnis untuk meningkatkan arus kas.
Dapat disimpulkan bahwa naluri manusia itu sendiri merupakan faktor
utama yang mempengaruhi aktivitas publik berdasarkan perspektif ketiga ini;
Pandangan kedua menyatakan bahwa sesuatu di luar dan tidak berhubungan
dengan manusia merupakan faktor utama yang mempengaruhi kehidupan sosial.
Kemudian lagi, perspektif ketiga mengikuti batasan tersebut sehubungan dengan
nalar dan kapasitas yang dimiliki manusia adalah elemen pentingnya.
Veeger's 1993: 86-87) menawarkan dua perspektif mengenai masyarakat:
perspektif organisme dan mekanisme. Masyarakat dipandang substansi alam
sebagai suatu kesatuan hidup yang kedudukan individunya bersifat subordinat
(subordinat) dan kapasitasnya sama dengan kedudukan organ-organ tubuh.
Kepentingan individu terpusat pada keseluruhan, dan eksentrisitas terpusat pada
sebagian besar; konsistensi atas berbagai macam yang penuh dengan kontes dan
pertarungan, baik yang tertutup maupun yang terlihat. Kerangka kerja melihat
masyarakat pada umumnya terdiri dari individu-individu yang bekerja sama di
dalam dan terbebas dari satu sama lain. Dari perspektif ini, masyarakat tidak lebih
dari sebuah jaringan hubungan yang memberikan identitas unik pada setiap orang.
Konflik dan perbedaan pendapat berakar pada berbagai gagasan (konsensus), dan
pelakunya ibarat kumpulan individu atau atom.
Ketika dihubungkan dengan tempat atau karakteristik tertentu, misalnya
budaya Indonesia, maka batas-batas wilayah setempat menjadi jelas. Pandangan
Adolf Bastian dan John Richardson Logan tentang Indonesia termasuk di antara
karya-karyanya yang paling menonjol. Logan memastikan kata "Indo" dan
"Nesie" yang berarti Kepulauan Hindia menjadi asal muasal nama Indonesia.
Dalam terbitannya tahun 1850 yang bertajuk Kepulauan Hindia dan Asia Timur,
ia menggunakan nama Indonesia. Adolf Bastian menjunjung nama Indonesia
dalam bukunya yang berjudul Inggris atau Kick the Can Inseln des Malayaschen
Archipelago (1884-1889). Sifat dan karakter kebudayaan Indonesia tidak pernah
tergambar secara tegas. Istilah “Penduduk Indonesia” (WNI) akhir-akhir ini
menjadi sangat populer. Ungkapan “penduduk Indonesia” digunakan untuk
menyebut seseorang dalam Peraturan Nomor 12 Tahun 2006, selain Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958.
Mengenai pentingnya kebudayaan Indonesia, Kusumahamidjojo (2000:
30) mengemukakan empat aspek kebudayaan Indonesia yang perlu diingat untuk
definisinya. Pertama, organisasi-organisasi lokal yang beroperasi di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia sadar akan realitas yang digambarkan pada
angka dua. Kedua, tidak semua faksi berada di otak kepulauan Indonesia. Ada
pula suku yang tidak bisa dipecah belah karena semakin banyaknya suku yang
menikah. Suku-suku ini sebagian besar tinggal di perkotaan. Ketiga, orang-orang
yang tinggal dalam jangka waktu lama di Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan berperilaku sesuai dengan standar pemerintahan Indonesia, meliputi penduduk
Indonesia dan penduduk asing. Keempat, orang Indonesia yang bertempat tinggal
sementara di wilayah negara lain. Pada titik ini, kelompok antropologi yang sah
dan humanistik disalahpahami dalam cara Kusumohamidjojo menguraikan
budaya Indonesia. Bagian pertama dan kedua tidak sepenuhnya memantapkan
antropologi humanistik, tetapi bab tiga dan empat menunjukkan kelas pertama
dalam jangka waktu yang lama. Makna yang diberikan masyarakat lebih bersifat
antropologis dan humanistik dibandingkan hukum.
Namun, seperti ilustrasi proklamasi yang menyertainya, Kusumohamidjojo
mengakui dalam berbagai bidang tulisannya bahwa cara ia memaknai kebudayaan
Indonesia lebih bersifat antropologis humanis. Kebudayaan menjadi penting
karena seluruh penduduk menjadikannya, dan masyarakat tidak dapat hidup tanpa
kebudayaan (Kusumohamidjojo, 2000: 31.

HAKIKAT MASYARAKAT
Individu dibawa ke dunia dengan sejumlah besar potensi hasil dan tak
henti-hentinya berusaha mengenalinya. Salah satu strategi untuk mengembangkan
potensi tersebut adalah pendidikan dan penalaran jangka panjang. Pemahaman
setiap individu terhadap kapasitas maksimalnya merupakan tujuan pendidikan.
Karena jika kita terus bertumbuh sebagai manusia, niscaya kita akan menjadi
individu yang utuh dengan kemampuan yang sebenarnya.
Individu diciptakan oleh Tuhan dan mempunyai beberapa masalah di
hadapan Tuhan. Manusia diberi akal dan hati sehingga mereka dapat memilih
bagaimana bertindak dan apa yang harus dilakukan serta membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk.
Menurut pemikiran Islam, individu pada tataran yang sangat mendasar
merupakan ciptaan Allah SWT yang mempunyai peluang berbeda-beda untuk
maju dan berkembang menuju kesempurnaan. Arti penting sebenarnya dari
substansi, sekali lagi, didapat dari bahasa Arab. Ejaan awal kata tersebut adalah
"Al-Haqq", yang menunjukkan bahwa kata tersebut benar. Makna mendasar dari
"contoh", yang mengacu pada peluang, adalah "benar", "mempunyai tempat",
"adat", atau "benar-benar ada". Pemanfaatan istilah pusat berkaitan dengan
pertimbangan dan artikulasi yang menjadi seperti pertunjukan. Individu
diciptakan dengan cara yang tidak sepenuhnya ditetapkan untuk menghargai dan
menyetujui pedoman-Nya. Surat “Aku tidak menjadikan jin dan manusia selain
agar mereka mencintaiku” (bait 56 Adz-Dzariyat) mengungkapkan hal tersebut.
Sebagai pegawai Allah, setiap individu harus mematuhi semua arahan dan
menahan diri untuk tidak mengecualikan orang lain, baik sesuai dengan Allah atau
dengan yang lain. Menggunakan contoh jurnal sifat manusia, baik dari sudut
pandang Islam maupun Barat (Siti Khasinah: 2013).
Oleh karena itu, ungkapan "petanda asli" biasanya digunakan untuk
menunjukkan signifikansi sesuatu yang valid atau utama, seperti suatu keadaan,
ide, atau produk. Selain itu juga sebagai pertunjukan, menyimpulkan suatu
pengetahuan yang berkaitan dengan adat istiadat, adat istiadat, dan lain-lain.
Melihat dari apa yang ditampilkan di atas, maka sangat baik dikatakan bahwa
pentingnya dorongan hati manusia adalah bermacam-macam pemikiran pokok
mengenai individu dan maknanya. keberadaan manusia di planet ini. “Prinsip
keberadaan (principe de’entre) keberadaan manusia” dihubungkan dengan
pengertian hakikat manusia. Dengan kata lain, arti naluri manusia adalah “sesuatu
yang dengannya manusia mempunyai kualitas-kualitas yang mempunyai
ketenangan yang unik” (Louis Leahy, 1985).
Informasi pada dasarnya adalah sesuatu yang perlu dipenuhi oleh
masyarakat. Data standar, data serius, data filosofis, dan data konsisten hanyalah
beberapa dari berbagai desain data. Ilmu pengetahuan mengenali manusia dari
makhluk yang berbeda karena ilmu pengetahuan memungkinkan mereka untuk
terus-menerus memisahkan antara yang sempurna dan yang mengerikan, yang
besar dan yang mengerikan, dll.
Untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik, data harus dipandang
sebagai hal yang mendasar. Meski sering kali terdapat perbedaan pandangan
agama dan sudut pandang rasional, namun kedua bidang tersebut sebenarnya
saling terkait dan bertautan untuk memahami konsep ilmu pengetahuan pada
keduanya.
Perspektif yang paling umum mengenai pemikiran manusia adalah
manusia, naluri manusia, dan konstruksi manusia.
Nuryamin menyebut Micael Leyhi mengatakan, dorongan hati manusia
menunjukkan bahwa setiap individu dan individu mempunyai nilai-nilai tertentu.
nilainya sendiri. Dengan memusatkan perhatian pada sudut pandang, kita
bisa merencanakan wawasan kita tentang kemanusiaan. Karena data ini memberi
kita pemahaman yang luas tentang dukungan terhadap keberadaan manusia baik
di dalam diri kita sendiri maupun di dunia, data ini sangatlah besar.
Umat manusia merupakan suatu hakikat yang mengendalikan kehidupan
individu dalam masyarakat umum yang terus berkembang. Saling ketergantungan
aspek spiritual dan material dalam kehidupan manusia ditekankan dalam
pencarian kemanusiaan.

Berbagai cara berpikir mempunyai perspektif berikut sehubungan dengan naluri


manusia:
A. Humanistik
Pencarian kemanusiaan menekankan aspek spiritual dan material dalam
kehidupan manusia sebagai faktor utama. Kaum humanis berpendapat bahwa
setiap orang mempunyai kemauan internal yang mendorong mereka untuk bekerja
menuju tujuan positif. Mereka memiliki otak yang sehat dan dapat memilih masa
depan mereka sendiri. Orang-orang berubah demikian dan terus menjadi lebih
baik dan menjadi orang-orang yang lebih baik. Selain itu, itulah yang mereka
komunikasikan, meskipun mendapat inspirasi, mereka adalah orang-orang yang
didorong oleh rasa komitmen sosial dan kerinduan untuk mendapatkan sesuatu.
Manusia dipandang sebagai individu dan makhluk yang memiliki niat baik.
B. Psikoanalisis Menurut sudut pandang psikoanalitik, diterima bahwa
manusia pada akhirnya ditentukan oleh inspirasi internal mereka yang teratur.
Sebagai akibat langsung dari hal ini, kekuatan psikologis yang merupakan
karakteristik individu mengawasi dan mengendalikan pendekatan manusia dalam
bertindak. Jadi, diri manusia tidak bertanggung jawab atau memilih nasibnya;
Semua hal dipertimbangkan, aktivitas seseorang secara eksklusif ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dan motivasi intrinsiknya.
C. Behavioristik Kelompok aktivisme biasanya menganggap manusia
sebagai hewan reseptif yang perilakunya dipengaruhi oleh hal-hal seperti cuaca.
Kaitan paling penting antara hubungan individu mereka adalah iklim. Hukum
pembelajaran, seperti kesamaan, hipotesis model, dan pembentukan hipotesis,
menentukan hubungan ini. Selain itu, mereka percaya bahwa pengaruh
lingkungan ada yang baik dan jahat.

C. TIPOLOGI MASYARAKAT
Definisi Tipologi
Kata typos yang berarti kesan, gambaran, bentuk, tipe, atau karakter suatu
benda, berasal dari kata Yunani typos. Tipe merupakan dasar dari kata tipologi.
Sementara itu, penyelidikan terhadap sesuatu tersirat dengan alasan. Oleh karena
itu, tipologi merupakan subbidang ilmu yang menyelidiki kesan, gambaran,
bentuk, jenis, atau karakter suatu benda. Tipologi adalah nama lain dari bagian
ilmu yang mendalami himpunan menurut jenis atau jenisnya. Dengan memilah
bagian-bagian yang mempengaruhi pengurutan tersebut, tipologi merupakan suatu
bidang studi yang mengobjekkan peristiwa-peristiwa sosial ke dalam bentuk-
bentuk ekspresi dengan rencana-rencana umum tertentu dan sifat-sifat esensial
yang hampir sama.
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari kumpulan individu-individu
menurut sifat-sifatnya, menurut rujukan Kata Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dalam teologi agama, tipografi masih sering digunakan sebagai standar. Tipologi
juga dapat digunakan untuk menggambarkan atau merangkai sesuatu menjadi
satu. Karena perbedaan dalam lingkungan, pemikiran, dan faktor sosial, setiap
populasi memiliki kualitas yang unik. Di sisi lain, tipologi yang ketat tidak
bersifat mutlak dan tidak mutlak; Sebaliknya, hal ini bersifat relatif dan membuat
mengantuk karena orang-orang dalam agama-agama ini pada umumnya tidak
saling bertentangan satu sama lain. Salah satu kesimpulan yang dapat diambil dari
tipologi adalah gagasan bahwa tipologi adalah suatu metode atau konsep yang
mencoba mengklasifikasikan suatu objek. Setiap klarifikasi di masa lalu
membentuk premis untuk tujuan ini.
Pengertian Tipologi Menurut Para Ahli
A. Menurut Sulistiyowati, pengenalan tipologi merupakan upaya
mengelompokkan dan mengkategorikan sesuatu. Hal ini bergantung pada sudut
pandang atau keputusan tertentu. Fungsi ruang, struktur, simbolik, dan lainnya
antara lain.
B. Budi dan A. Sukanda menjelaskan cara mengelompokkan suatu jenis
berdasarkan akar-akarnya.
C. Tipologi Rapahel Moneo, dalam istilah awam, adalah studi tentang
sesuatu berdasarkan kesamaan ciri-ciri terpentingnya. Tipologi bahkan bisa
disebut sebagai pemikiran kelompok.
D. Ian, R. Barbour, dan lainnya mengusulkan empat tipologi untuk
merangkum metode yang digunakan untuk menghubungkan sains dan agama.
Tipologi-tipologi tersebut adalah tipologi perjuangan, tipologi otonomi, tipologi
pertukaran, dan tipologi bergabung.
e. Tipologi Komarudin Hidayat terdiri dari lima mentalitas besar.
Mentalitas eksklusivisme, mentalitas inklusivisme, mentalitas pluralisme,
mentalitas keberagaman, dan mentalitas universalisme termasuk dalam lima
mentalitas tersebut.

Dua tipe utama masyarakat masing-masing adalah masyarakat tradisional


dan masyarakat modern. Di sisi lain, budaya saat ini dicirikan oleh populasi
dengan kekuatan mekanik dan tingkat kekuatan yang sangat rendah; khususnya,
hubungan antar manusia bergantung pada kelebihan masing-masing individu.
Populasi umum masyarakat konvensional dicirikan oleh ketabahan yang tinggi
dan ketabahan mekanis, khususnya ketergantungan hubungan antarpribadi pada
kepentingan bersama. Menurut Weber (2006), tipe wilayah lokal kota dapat
ditentukan dengan menggunakan adat istiadat dan keyakinan setempat,
administrasi, dan kekuatan sosial. Tradisi, kepercayaan, atau pola perilaku yang
diturunkan dari generasi ke generasi selalu menjadi inti tindakan masyarakat desa.
Masyarakat umum yang ditata secara arif adalah masyarakat yang diarahkan
dengan ketenangan yang tulus dan terkoordinasi tanpa memihak dalam setiap
gerakan yang akomodatif. "Masyarakat geimennschaft" atau "wilayah lokal"
adalah sejenis masyarakat di mana orang-orang mempunyai hubungan pribadi
yang sangat erat satu sama lain. Kehidupan dalam jaringan hortikultura, misalnya,
dicirikan oleh adanya hubungan sosial privat, karakteristik lokal yang homogen,
dan adanya hubungan yang lebih dekat dan personal.
Budaya Gesellschaft atau Patembayan adalah budaya di mana masyarakat
berpusat pada kepentingan-kepentingan pribadi, berkumpul, atau berkumpul dan
merenungkan keuntungan dan kerugian dalam jadwal sehari-hari mereka. Atribut
masyarakat dan gaya hidup masyarakat dapat mempengaruhi lingkungan atau
rencana permainan. Kualitas kawasan yang sebenarnya, seperti halnya kerangka
kerja, dapat mengubah karakteristik kawasan setempat. Segala kegiatan
pembangunan wilayah atau provinsi ditopang oleh kemajuan kerangka
transportasi. Perbaikan struktur adalah teknik besar untuk mempercepat proses
kemajuan di dekatnya. Selain itu, struktur tersebut berperan besar sebagai salah
satu pendorong utama di balik perubahan moneter.
Salah satu bidang transportasi yang terus berkembang dan berdampak
besar terhadap kemajuan perekonomian suatu negara adalah transportasi udara
yang diselenggarakan melalui sistem terminal udara dan dapat melayani kegiatan
penerbangan. Terminal udara merupakan suatu komponen yang mempunyai
pengaruh besar dalam menentukan penerbangan yang aman, tenteram, efektif,
konsisten, damai, dan bermanfaat, sesuai dengan Pedoman Nomor 40 Tahun
2012, dan dapat mengantisipasi bagian mengenai keseimbangan, peningkatan, dan
sebagai driver atau supir untuk membantu pembangunan masyarakat.

TIPOLOGI DESA
Tipologi kota mengacu pada prevalensi potensi aset normal, potensi SDM
dan kelembagaan, potensi kerangka kerja, dan kantor dalam menentukan arah
perbaikan dan perbaikan wilayah setempat dengan mempertimbangkan
karakteristik relatif dan keunggulan masing-masing kota dan subkawasan.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Administration of Home Endeavours
(Administrasi Home Endeavours, 2007), setiap kota dan sub-wilayah harus
memiliki kualitas tertentu yang persyaratan peningkatannya akan ditujukan pada
sumber utama pekerjaan.
Rumah terlihat dari pegunungan, pantai, perbatasan, rawa, dan kota
sungai. Lingkungan dan lokasi masyarakat disebut “desa”. Seperti yang
ditunjukkan oleh situasi saat ini, lingkungan dominan di mana distrik kota berada
dapat diakumulasikan menjadi kota. Potensi suatu daerah berbeda-beda tergantung
geologi dan jumlah penduduknya, sehingga dapat juga dibentuk oleh sejarahnya.
sesuai dengan strategi otoritas publik dan dengan memperhatikan cara yang
ditetapkan oleh Organisasi Pastoran Permasalahan Dalam Negeri Nomor 11
Tahun 1972, yang pada hakikatnya merupakan pedoman untuk menentukan
tingkat perkembangan kota (perbaikan, kemandirian, dan kemandirian).
Hal ini juga sejalan dengan strategi otoritas publik yang dituangkan dalam
buku UDKP yang diterbitkan pada tahun 1977 dan 1978 oleh Cabang Usaha
Dalam Negeri. Hanya ada tiga bagian utama:
1. Unsur moneter dikenang sebagai tanda pendudukan dan penciptaan
kota. 2. Unsur sosial sebagai adat istiadat, landasan, arahan dan usaha bersama
yang khas. Ada empat segmen tipologi dan rencana tingkat perbaikan kota;
Keempat bagian ini saling berhubungan dan kooperatif.
Ini terdiri dari empat bagian:
1) Pilihan Mendasar: Potensi penting suatu kota, yang mencakup potensi
reguler, potensi penduduk, dan wilayah atau posisi yang sesuai dengan titik fokus
perkantoran, merupakan modal dasar pembangunan. 2) Jenis Kota, yang dikelola,
diciptakan, dan diubah menjadi semacam pendapatan bagi wilayah kota besar
mengingat metodologi yang mungkin dominan; 3) Town Improvement Level
Pointer, yaitu apa yang terjadi yang memberikan petunjuk (yang dapat dinilai)
seberapa besar hasil dari suatu proses pembangunan atau program seputar
kemajuan yang telah dicapai dalam jangka waktu tertentu; terlebih lagi, 4) Tingkat
perkembangan kota. Potensi mendasar adalah potensi yang diolah, diciptakan, dan
ditransformasikan menjadi suatu sumber pendapatan bagi sebagian besar daerah
setempat. Undang-undang No. Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia mengakui dan menghormati tradisi dan adat istiadat setempat.
Pemerintah Daerah diartikan sebagai kumpulan masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah dan berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
daerah.
Ciri-ciri kawasan lingkungan pedesaan terutama digambarkan oleh kondisi
asli rumah-rumah yang tidak teratur. Kota biasanya dibentuk oleh pengelompokan
pemukiman di dekat sumber air seperti sungai. Pemukiman pedesaan masih
sangat tradisional, dan banyak di antaranya berbentuk seperti sungai karena
saluran air adalah tempat tinggal orang secara konsisten serta tempat barang
berpindah antar lokasi. Hartono, 2009) Komponen yang mempengaruhi
komponen permukiman masyarakat adalah kondisi lahan, kondisi hidrografi,
morfologi dan sumber daya yang ada di dekatnya. Faktor-faktor nyata ini
mempengaruhi kecepatan dan perluasan permukiman
Sementara itu, faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar mengkonsolidasikan perekonomian, pembangunan sosial dan afiliasi serta
hubungan sosial di antara masyarakat umum yang memiliki pemukiman tersebut
(Sumaatmadja, 1988: 192). Ibu kota dasar suatu kota adalah potensi esensialnya,
yang mencakup potensi normal kota, potensi penduduk, dan luas wilayah yang
sesuai dengan kantor pusat. Kelompok masyarakat mengolah dan
mengembangkan potensi penting, yang memberikan penghasilan bagi sebagian
besar wilayah setempat.

TIPOLOGI KOTA
Sebagaimana telah dibahas dalam ilmu perencanaan kota, terdapat
berbagai macam pola pembangunan kota. Dempsey dkk. () menyatakan: 2008)
Jenis perbaikan metropolitan dapat dipilah menjadi beberapa, antara lain:
pembangunan pinggiran kota, pembangunan kompak, pembangunan tersebar,
kelurahan, dan pusat bisnis terpadu
Rencana tipe headway metropolitan merupakan suatu keunikan yang
menarik untuk dipelajari, karena jaringan metropolitan dibentuk dari karakteristik
sosial, sosial dan moneter. Prosedur penelusuran morfologi metropolitan dapat
digunakan untuk fokus pada berbagai jenis peristiwa pergantian metropolitan
(Chan et al., 2011; Chen et al., 2019; Chen dan lainnya, (Sanders and Pastry
Specialist, 2016; 2021). Metode yang tepat untuk membaca bentuk perkotaan
adalah teknik eksplorasi morfologi perkotaan, menurut Sanders (2013).Faktor-
faktor yang mempengaruhi struktur suatu wilayah metropolitan sangat beragam,
antara lain: ekonomi, distribusi lapangan kerja, kepadatan, mobilitas, penggunaan
lahan, rancangan lingkungan, dan pola pembangunan ( AlSaaidy, 2020; Dempsey
et al., 2010; Han et al., 2020; 2018 oleh Sharifi dan Yamagata; 2019 (ivkovi)
Menurut Chen (2014), morfologi metropolitan adalah studi tentang struktur
metropolitan, yang berfokus pada bagaimana kawasan perkotaan , wilayah, dan
kota diatur dan berubah seiring waktu. Penyelidikan struktur metropolitan hingga
skala spasial juga penting untuk morfologi metropolitan.
Menurut Moudon (1994), morfologi metropolitan merupakan ilmu yang
berasal dari tiga aliran: aliran Perancis di Versailles, aliran tipologi Italia, dan
aliran morfologi Inggris. Masing-masing sekolah ini mempromosikan berbagai
konsep dan strategi untuk menghadapi struktur metropolitan. Sekolah Morfologi
Inggris adalah salah satu yang paling terkenal dari ketiga institusi ini.
Ahli geografi Jerman Michael Robert Günter Conzen menyebarkan aliran
morfologi Inggris (Whitehand et al., 2009). Pola penggunaan lahan, bentuk
bangunan tiga dimensi, dan bentuk perkotaan hasil perencanaan kota semuanya
dapat dipelajari dengan menggunakan metode Konzen. Ahli morfologi percaya
bahwa metode kartografinya, yang didasarkan pada pembacaan panduan asli,
adalah metode paling efektif untuk memisahkan perubahan metropolitan dari
waktu ke waktu. Jalan, bidang tanah, dan blok bangunan kota, yang
karakteristiknya digunakan untuk membuat rencana kota, dimasukkan dalam
penyelidikan ini (Chen, 2014; Han et al., 2020; (Schirmer dan Axhausen, 2016)
Bagi koordinator metropolitan, ahli geografi, pencetus metropolitan,
pekerja asosiasi orkestrasi lokal, dan pakar di bidang praktis lainnya agar dapat
memberikan rencana paling cerdas untuk jaringan metropolitan dengan
mengetahui permasalahan umum suatu kota dari tipologinya, penting untuk
memahami berbagai jenis peristiwa metropolitan (Barke, 2018; Ding, 2013; Wei
et al., 2016).
Pemahaman tentang keadaan wilayah metropolitan dan morfologi kota di
bidang administrasi metropolitan, persiapan dan perencanaan metropolitan,
pelestarian, dan pemulihan metropolitan dapat membantu dalam menghasilkan
pendekatan metropolitan yang menambah kemiskinan sosial, finansial, dan
ekologi, menurut Chen (2014). salah satu keistimewaan metropolitan di kota
surabaya yang mempunyai berbagai macam kemajuan.
Keterbatasan pemerintahan kota juga berperan dalam perluasan berbagai
jenis kemajuan di Surabaya (Fikriyah, 2013; 2015, Idawati; Shirleyana dan lain-
lain, 2018). Surabaya berfungsi sebagai ibu kota resmi Wilayah Jawa Timur.
Surabaya merupakan salah satu pusat keuangan Indonesia karena posisinya yang
berwibawa. Kota Surabaya yang modern didukung oleh pelabuhan yang berfungsi
sebagai pusat penumpukan dan pembuangan produk.
Surabaya memiliki banyak lapangan kerja akibat fenomena ini, itulah
sebabnya banyak orang pindah ke sana untuk tinggal dan bekerja (Indahri, 2017).
Menurut Zulfiyah (2017), penduduk Kota Surabaya yang merupakan individu
maupun penduduk yang bukan individu ikut serta dalam siklus urbanisasi.
Berkembangnya masyarakat kota surabaya merubah desain kota surabaya
mengingat penyewa-penyewa dengan berbagai perusahaan yang berhubungan
dengan keuangan menjadi satu.
Sebagai dampaknya, kota Surabaya tumbuh dengan pesat, dengan
perkembangan baru yang mengarah ke wilayah pinggiran kota. Dari
perekonomian yang paling boros hingga yang kurang beruntung, berbagai daerah
telah mengalami berbagai jenis kemajuan.
Saat ini, banyak orang yang kurang memiliki kemampuan dalam
memecahkan permasalahan seperti bagaimana mendidik anak atau memenuhi
kebutuhan hidup. Ada berbagai suku dan ras serta berbagai agama yang dianut
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Jika hal seperti ini tidak dimasukkan
ke dalam masyarakat yang ramah dan berbeda, niscaya akan mengembangkan
kepribadian dan emosinya sendiri. yakin bahwa hal ini akan membahayakan
acara-acara publik di masa depan.
Akibatnya, eklektisisme menjadi norma budaya baru dan lokalitas budaya
kehilangan signifikansinya. Agar berhasil beradaptasi dengan budaya baru tanpa
harus berjuang untuk bertahan hidup, manusia mempunyai kecenderungan untuk
mengambil sedikit dari keragaman budaya yang sudah ada. Perubahan sosial atau
social change adalah istilah untuk gerakan-gerakan tersebut. Perubahan dalam
masyarakat diperlukan untuk perubahan dalam masyarakat, namun perubahan
tersebut hanya menyangkut kerja, ilmu pengetahuan, inovasi, dan penalaran,
bukan pergaulan sosial masyarakat. Pergolakan modern dan munculnya rasa kikir
keilmuan sama-sama disebabkan oleh pergeseran sosial tersebut, yang berdampak
pada meningkatnya keinginan untuk menciptakan produk-produk baru yang
unggul. Keterusterangan dan kemampuan, menurut Prof Sartono, menjadi kunci
majunya yayasan sosial menuju budaya unggul.

TIPOLOGI MODERN DAN TRADISIONAL


Kebudayaan manusia juga telah mengalami perubahan karena perubahan
yang dapat diverifikasi. Menurut para dekonstruksionis postmodernis, dunia sudah
tidak berada dalam dunia kognisi atau tidak mempunyai apa yang disebut sebagai
pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan nilai-nilai
kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa yang ada hanyalah pusat-pusat
kebudayaan dan tidak ada pinggirannya, dan bahwa semua kebudayaan berada
pada tingkat yang sama dan berdiri pada ketinggian yang sama. Kebudayaan yang
dulunya dianggap terpinggirkan, akan berdampak pada kebudayaan yang dulunya
dianggap sebagai pusat eksistensi manusia.
Esensi kebudayaan yang dulunya dianggap sebagai siklus lurus yang
biasanya bergerak maju dengan perbaikan-perbaikan baru, juga berubah. Lebih
dari sekedar bergerak maju, budaya ini melakukan lebih banyak hal; Selain itu,
melebur dengan budaya lain, bergerak ke kiri atau ke kanan, bahkan kembali ke
budaya masa lalu. Salah satu topik utama pembahasan dalam hukum sosiologi
adalah berbagai bentuk masyarakat dan pengaruhnya terhadap sifat unik hukum.
Salah satu model yang sangat menarik jika kita membandingkan model
masyarakat litigatif Jepang yang bermusuhan dengan model masyarakat litigatif
ala AS. Model ini telah diusulkan dengan cara-cara alternatif oleh para ahli yang
humanistik dan sah, seperti membedakan model pertikaian dan membagi
perbedaan, membedakan budaya kasar dan budaya masa kini, dan model-model
yang berbeda.
Mayoritas masyarakat saat ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari. Karena sebagian besar masyarakat modern
tinggal di perkotaan, maka istilah “masyarakat kota” digunakan. Namun,
penduduk perkotaan, seperti tunawisma, masih bisa dianggap modern meski
kurang berorientasi pada masa kini.
Fakta bahwa hubungan antar manusia terutama didasarkan pada
kepentingan pribadi merupakan salah satu ciri budaya kontemporer. Asosiasi
dengan jaringan berbeda bersifat terbuka dan saling mempengaruhi. keyakinan
kuat bahwa ilmu pengetahuan dan inovasi dapat membantu daerah setempat.
Individu memiliki berbagai panggilan yang dapat dipertimbangkan dan
dikerjakan dalam organisasi pendidikan, profesi, dan keterampilan. Tingkat
pendidikan formal umumnya tinggi dan merata. Undang-undang tersebut
mencegah perekonomian secara keseluruhan menjadi pasar yang didasarkan pada
penggunaan uang dan bentuk pembayaran lainnya. Ini adalah peraturan terstruktur
yang sangat berbelit-belit. Menurut Prof Kawashima, kemungkinan besar, tidak
ada populasi secara keseluruhan di mana gugatan, yang juga disebut penyelesaian
melalui pengadilan, dipandang sebagai strategi umum untuk menyelesaikan
penyelesaian. Sangat menarik bahwa kedua pemain yang berdiskusi akan
mendorong kasus mereka sampai pada titik di mana mereka memerlukan tujuan
dengan pergi ke pengadilan; sebaliknya, salah satu acara sosial untuk penyelidikan
jelas akan menawarkan kompensasi yang besar atau akan mengusulkan
penggunaan kerangka yang longgar di luar pengadilan. Namun, meskipun mereka
umumnya meremehkan litigasi (pergi ke pengadilan), orang Jepang tidak
melanggar hukum.
Alasan mengapa masyarakat Jepang menentang penuntutan: Pertama-
tama, sikap masyarakat Jepang adalah bahwa perdebatan pada dasarnya buruk.
Kedua, karena adanya hambatan peraturan yang berlebihan dan sulitnya
mendapatkan akses ke pengadilan, litigasi dihindari di Jepang. Ketiga, terdapat
informasi persidangan yang memuaskan dan terbuka yang memungkinkan kedua
pihak yang kesal dan terdakwa untuk menggambarkan apa yang bisa terjadi jika
mereka menggunakan sistem nilai, tepatnya dari penilaian observasi yang telah
mereka lihat, para penghuni secara keseluruhan mengakui bahwa yang terbaik
adalah pertanyaan tidak diselesaikan. melalui pengadilan. Keempat, dibandingkan
membuat komitmen, orang Jepang lebih suka berpikir dua kali. Cara berpikir
seperti itu masih berlaku sampai saat ini. Masyarakat Jepang pada umumnya
melakukan berkat melalui perantaraan atau pencairan agar tetap sadar akan
hubungan baik, bukan sekedar memilah siapa yang sesat dan siapa yang baik.
gambaran komprehensif tentang kehidupan masa kini. Bekerja merupakan
salah satu bentuk eksploitasi diri karena telah mengubah cara orang beribadah,
makan, dan berinteraksi dengan keluarganya dalam masyarakat modern. oleh
karena itu, personalisasi telah mendarah daging dalam budaya industri
kontemporer dan birokrasi secara keseluruhan. Budaya saat ini rentan terhadap
tekanan dan munculnya penyakit baru terkait dengan perubahan pola makan dan
kebiasaan bekerja. Dehumanisasi dan keterasingan terjadi akibat tingginya
ketertarikan terhadap modal yang berhubungan dengan pekerjaan.
Berger menggambarkannya sebagai "kelompok yang menyedihkan"
karena kemampuan individu untuk tampil sangat mengesankan di depan umum.
Keadaan darurat terus terjadi dalam budaya industri. Pada awalnya, alam semesta
yang nyaman kehilangan rasa amannya akibat kemerdekaan dan sekularisasi.
Kedua, ketika individu mengarahkan dirinya sendiri ke titik fokus alam semesta,
masyarakat yang dilindungi akan hancur; ketiga, perhatian terhadap nilai wilayah
setempat; juga, keempat, keterampilan dan waktu menggantikan tokoh-tokoh
terpesona dan waktu legendaris. Kaum postmodernis seperti Lyotard telah
memperjuangkan prasyarat bagi konfirmasi meta-sosial, yang melekat dalam
kehidupan kita untuk menjamin lebih banyak keterbukaan, kegairahan, dan
sebagainya. Metanaratif khotbah besar ini menekankan perlunya kepekaan baru
bagi masyarakat yang terjerat tanda-tanda dehumanisasi budaya pada masa kini.
Kecenderungan budaya saat ini adalah mencari hal-hal yang mudah
dipahami. Oleh karena itu, kombinasi karakteristik tradisional dan praktik
administrasi modern dimaksudkan untuk meningkatkan kebahagiaan individu.
Oleh karena itu, praktik-praktik tidak jujur seperti nepotisme dan pencemaran
nama baik muncul dalam bentuk yang sangat di bawah rata-rata. Kebudayaan
masa kini hanya akan menunjukkan tidak adanya kompleksitas ilmiah.
Kebudayaan dapat dilihat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, namun
kebudayaan juga dapat dilihat dalam cara ilmu pengetahuan dan teknologi
mempengaruhi kehidupan masyarakat: media korespondensi, metode portabilitas
dan transportasi yang sebenarnya, berbagai peralatan rumah tangga, dan senjata
modern.
Hampir setiap barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
menggunakan teknologi mutakhir dalam konstruksinya. Budaya teknologi modern
bersifat kontradiktif. Dia tidak menghargai apa pun dan netral. dapat digunakan
atau tidak. Ini tidak digunakan untuk alasan ideologis atau agama. Seorang
Sekularis dan Tidak Percaya, Kristen Liberal, Budha, Penentu Tren Islam atau
Fundamentalis Islam, bahkan berbagai macam perkumpulan New Age dan
masyarakat awam dapat dan harus menggunakannya, tanpa menyabot keyakinan
atau keyakinan spesifik mereka. Di negara-negara berkembang, proses akulturasi
nampaknya bergerak ke arah yang membingungkan, dipercepat oleh ide-ide
radikal, dihalangi oleh arus tradisional, dan tersesat dalam ideologi, namun
umumnya bergerak dalam garis lurus: hal-hal tentang individu yang dihargai oleh
semua orang.
Ada arus mendasar yang dengan tergesa-gesa mengakui aspek-aspek
budaya global yang secara jelas dan tegas bermanfaat. Namun kelas penalarannya
belum disesuaikan dengan lingkungan baru atau tingkat yang asing, sehingga
ketika dilakukan upaya untuk merencanakannya, sering kali muncul tanggapan.
Tingkat-tingkat akulturasi budaya Barat pada awalnya dapat dibedakan, namun
lama kelamaan digabungkan sehingga menghasilkan sejumlah tingkatan, arus, dan
tingkatan yang muncul secara bersamaan. Kebudayaan Indonesia dipengaruhi oleh
kebudayaan Barat selapis demi selapis dan semakin mendalam (Bakker; 1984).
Pertama-tama kita harus mengakui budaya Barat dan budaya mekanis saat ini.
Budaya Barat merupakan induk dari budaya mekanik saat ini. Meskipun
demikian, anak tersebut telah tumbuh dewasa dan kini semakin mendapat
masukan dari sumber-sumber non-Barat, seperti Jepang, terlepas dari bagaimana
Budaya Mekanik Canggih dengan jelas menentukan kepentingan Budaya Barat.
Budaya teknologi modern memiliki nuansa tersendiri. Dasar proklamasi dan
keputusannya jelas masing - masing. Budaya teknologi modern ternyata sangat
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Saaidy, H. J. E. (2020). Urban Form Elements and Urban


Potentiality (Literature Review). Journal of Engineering, 26(9), 65- 82. Doi:
10.31026/j.eng.2020.09.05
2. Barke, M. (2018). The Importance of Urban Form as an Object of Study
Teaching Urban Morphology (pp. 11-30): Springer.
3. Barrington-Leigh, C., & Millard-Ball, A. (2020). Global Trends Toward
Urban StreetNetwork Sprawl. Proceedings of the National Academy of Sciences,
117(4), 1941-1950. Doi: https://doi.org/10.1073/ pnas.1905232116
4. Beirão, J. N., Chaszar, A., & Čavić, L. (2015). Analysis and
Classification of Public Spaces Using Convex and Solid-Void Models Future City
Architecture for Optimal Living (Vol. 102, pp. 241-270): Springer.
5. Burgess, E. W. (2011). “The Growth of the City: An Introduction to a
Research Project”: from Robert E. Park, Ernest W. Burgess, and Roderick D.
McKenzie, The City (1925) The City Reader (pp. 207-215): Routledge.
6. Al Arifin, Akhmad Hidayatullah. 2012. “Implementasi Pendidikan
Multikultural dalam Praksis Pendidikan di Indonesia”. Dalam Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Volume 1 Nomor 1, Juni 2012.
Hlm. 72–82.
7. Alexander, Jennifer. 1998. “Women Traders in Javanese Marketplaces:
Ethnicity, Gender , and The Enterpreneurial Spirit” dalam Robert, W. Hefner (ed).
Market Cultures: Society and Morality in The New Asian Capitalism. Page: 203–
223. Boulder: Wesview.
8. Astuti, Tri Marhaeni P. 2000. “Gerakan Tandingan Perempuan: Kasus
Migrasi Perempuan Kelas Bawah di Grobogan, Jawa Tengah” dalam E. Kristi
Poerwandari dan Rahayu Surtiati Hidayat (ed.), Perempuan Indonesia dalam
Masyarakat yang Tengah Berubah. Jakarta: Program Studi Kajian Wanita,
Program Pascasarjana, Universitas Indonesia. Hlm. 493–515
9. Astuti, Tri Marhaeni P. 2001.”Rekonstruksi Gender dan Seksualitas
Perempuan Migran” makalah disampaikan pada Simposium Internasional II
Jurnal Antropologi Indonesia di Universitas Andalas Padang pada tanggal 18–21
Juli 2001, kerjasama UI, Unand, dan center for South East Asian Studies, Kyoto
University.
10. Bachtiar, Harsya W. “Masalah Integrasi Nasional di Indonesia”, dalam
Prisma No 8 Th V Agustus 1976. Jakarta: Penerbit LP3ES.
11. Djojomartono, Moeljono. 1994. “Integrasi Nasional, Kerjasama Antar
Golongan Etnik Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi”. Makalah. Departemen P &
K. Direktorat Jenderal Kebudayaan Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan
Nilai-nilai Budaya Jawa Tengah.
12. Ekeh, Peter P. 1974. Social Exchange Theory. London: Heinemann
Educational Books, Ltd.
13. Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
14. Faturidiman dan Agus Dwiyanto. 2001. Reorientasi Kebijakan
Kependudukan. Yogyakarta: PKK UGM.
15. Fitrian Ardiansyah, Neil Gunningham, Peter DrahosNeedham, M. T.
2011. A Psychological Approach to a Thriving Resilient Community.
International Journal of Business, Humanities and Technology, vol. 1 no. 3. NY,
USA.: CPI.
16. Farida, U. (2013). Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Karakteristik
Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.
Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 1(1), 49. https://doi.org/10.14710/jwl.1.1.49-66
17. Made Heny Urmila, Chafid Fandeli, M. B. (2013). Pengembangan
Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih
Tabanan, Bali. Jurnal Kawistara, 3(2), 129–139.
https://doi.org/10.22146/kawistara.3976
18. Sofyan, I., Pradhanawati, A., & Nugraha, H. (2013). Pengaruh Fasilitas
Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas, Melalui Kepuasan Konsumen
Sebagai Variabel Intervening Pada Star Clean Car Wash Semarang. Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis S1 Undip, 2(2), 187999.
19. Yuliati, E., & Suwandono, D. (2016). Arahan Konsep dan Strategi
Pengembangan Kawasan Desa Wisata Nongkosawit Sebagai Destinasi Wisata
Kota Semarang. Arahan Konsep Dan Strategi Pengembangan Kawasan Desa
Wisata Nongkosawit Sebagai Destinasi Wisata Kota Semarang, 2(4), 263–272.
https://doi.org/10.14710/ruang.2.4.263-272
20. Putri, R., Farida, N., & Dewi, R. (2014). Pengaruh Citra Destinasi,
Fasilitas Wisata Dan Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Melalui
Kepuasan (Studi Pada Pengunjung Domestik Taman Wisata Candi Borobudur).
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis S1 Undip, 4(1), 225–235.
21. Fitroh, S., Hamid, D., & Hakim, L. (2017). Pengaruh Atraksi Wisata
Dan Motivasi Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung (Survei pada
Pengunjung Wisata Alam Kawah Ijen). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 42(2), 18–25.
22. Rahmad, S. A., & Yusman, F. (2014). Pengaruh Desa Wisata Kandri
Tehadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Kandri Kota
Semarang. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 3(4), 605–621.
http://ejournal-s1.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai