Anda di halaman 1dari 12

TEORI PERMINTAAN UANG MENURUT KAUM KLASIK

Disusun oleh :

Nama : 1. Aprilita (A1B018018)

2. Anisa Febrianti (A1B018014)

3. Baiq Nanda Cahya Salsabilla (A1B018028)

4. Baiq Sintia Ayu Lestari (A1B018029)

5. Dina Istagina (A1B018039)

6. Hadatin Pranastiti (A1B018055)

7. Eka Shinta Pratiwi (A1B018043)

` Prodi : S1 MANAJEMEN PAGI

Kelas : A.II.7 (Konsentrasi Keuangan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai materi “Teori Permintaan Uang menurut Kaum Klasik” yang
digunakan sebagai pemenuhan tugas Ekonomi Moneter. Makalah ini dibuat dengan mengkaji
dari berbagai sumber baik secara tertulis maupun tidak tertulis dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan berbagai tantangan maupun hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
mendapat balasan yang sesuai dari Tuhan YME.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan
yang mendasar yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang positif dan membangun. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Mataram, 8 Maret 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Permintaan Uang ..........................................................................................


2.2. Teori Permintaan Uang Menurut Kaum Klasik.........................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga
untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari
uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang.
Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang
sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur
dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia
menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.

Pengertian permintaan akan uang di definisikan sebagai keseluruhan jumlah uang yang
ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan. Yang dipengaruhi oleh pendapatan riil.
Semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan semakin besar. Hal ini karena
konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan. Selain
pendapatan riil tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan akan
uang Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang.
Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal.
Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan
jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi. Tingkat harga umum merupakan faktor
ketiga dalam konsep permintaan akan uang. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan
akan uang akan semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga
dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya. Pengeluaran konsumen, Faktor terakhir dalam
konsep permintaan akan uang ini menjelaskan, misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-
bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan
uang juga akan bertambah.

Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang
berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak
memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional.
Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan
mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yangdihasilkan tidak berubah.
Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving
Fisher dan dikembangkan oleh Marshall.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Permintaan Uang ?

2. Bagaimana permintaan uang menurut kaum klasik ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Permintaan Uang


Permintaan uang menunjukkan keseluruhan uang yang diminta oleh sebuah perekonomian
pada periode tertentu.
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Menurut John
Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang tunai oleh masyarakat.

1. Motif transaksi (transactional motive). Permintaan uang untuk motif ini dapat disebut
dengan MDt.
2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive). Permintaan uang untuk motif ini dapat disebut
MDp.
3. Motif spekulasi (speculation motive), atau MDs.

Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga sangat dipengaruhi oleh pendapatan.
Sedangkan permintaan uang untuk spekulasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya :

 Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar.
Ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya
pendapatan.
 Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi
akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk
berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan
lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada
berspekulasi.
 Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan
semakin bertambah. Ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan
lebih banyak uang untuk membelinya.
 Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan
menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan
uang juga akan bertambah.

2.2 Teori Permintaan Uang Klasik


Teori permintaan uang Klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat (teori kuantitas uang). Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan tentang alasan
seseorang menyimpan uang dalam bentuk kas, namun lebih pada peranan uang dalam
perekonomian. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara
penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua
variable dijabarkan lewat konsepsi teori mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan
jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan
selanjutnya menentukan nilai uang. Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas
uang sebagai berikut:

M.V = P.T
Dimana: M = Jumlah Uang Beredar (JUB)
V = Perputaran uang dari satu orang ke orang lain dalam satu periode
P = Harga barang
T = Volume barang yang diperdagangkan
Persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai barang yang diperdagangkan (sisi kanan dari
tanda sama dengan) sama besarnya dengan JUB dikalikan dengan kecepatan perputarannya.
Meskipun persamaan di atas tidak mencerminkan permintaan uang, namun dapat diubah bentuk
menjadi persamaan permintaan uang. Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul
dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Setiap perekonomian dalam setiap tahap
pertumbuhannya mempunyai sistem kelembagaan yang menentukan sifat dari proses transaksi.
Besar kecilnya nilai perputaran uang setiap periode tertentu (V) ditentukan oleh sifat dari proses
transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode tertentu. Sistem kelembagaan ini
mencakup faktor-faktor misalnya tingkat “monetisasi” sektor ekonomi (masyarakat agraris
tradisional memerlukan uang yang lebih kecil untuk setiap volume transaksi daripada masyarakat
industri), kebiasaan memberi kredit perdagangan oleh supplier kepada pembelijuga bisa
mengakibatkan menurunnya kebutuhan akan uang dan jaringan perbankan memungkinkan dana
bisa dikirim antar daerah secara cepat dan mengakibatkan kebutuhan uang menurun.

Implikasi dari teori moneter dari Irving Fisher adalah:


(1)   Permintaan akan uang dalam masyarakat merupakan suatu proporsi dari volume transaksi, dan
volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari tingkat pendapatan nasional. Jadi
permintaan uang pada analisa terakhir ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional saja, tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat bunga.
(2)   Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori moneter ini mempunyai implikasi yang penting,
yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equilibrium tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan
fiskal. Dalam kasus ini kebijaksanaan moneterlah yang paling efektif untuk mengendalikan
tingkat pendapatan nasional.

Selain Irving Fisher, Marshall dan Pigou juga berpendapat mengenai permintaan uang. Teori
Marshall dan Pigou (dikenal dengan teori Cambridge) tidak jauh seperti halnya teori Fisher, teori
Cambridge berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of exchange).
Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari
masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan
utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang
Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai
kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi
oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge
lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan
antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya.
Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume
transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan
warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang. Dalam
teori Cambridge, permintaan uang dirumuskan dengan:
M = k.P.Y
dimana Y = Pendapatan nasional riil
P = Tingkat harga umum
Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa
faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek.
Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau
tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang,
meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation
mempengaruhi, seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat
berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga
yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang.

Soal Irving Fisher:

Dalam Suatu Perekonomian ada 1.500.000 Unit Barang diperdagangkan dengan harga Rp
400.000, 00 per unit. Jika perputaran Uang selama Satu Tahun ada sebanyak 10 Kali. Berapa
Banyak Uang Yang distributes di Perekonomian tersebut?

jawab

Diketahui:

Banyak Barang diperdagangkan (T) = 1.500.000 Unit

Harga Barang (P) = Rp 400.000,00

Kecepatan perputaran Uang (V) = 10.

Ditanyakan:

 Berapa jumlah Uang Yang beredar? (M)

jawab:

Rumus berdasar Teori kuantitas Irving Fisher; M. V = P. T

M x 10 = 400,000 x 1.500.000

M = (400,000 X 1.500.000) / 10
    = 60.000.000.000

Jadi Uang Yang beredar di Perekonomian tersebut Adalah sebesar Rp 60.000.000.000,00


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Permintaan uang menunjukkan keseluruhan uang yang diminta oleh sebuah
perekonomian pada periode tertentu. Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat
akan uang tunai. Teori permintaan klasik mempelajari mengenai permintaan dan penawaran akan
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara
penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Selain Irving
Fisher, Marshall dan Pigou juga berpendapat mengenai permintaan uang. Teori Marshall dan
Pigou (dikenal dengan teori Cambridge) tidak jauh seperti halnya teori Fisher, teori Cambridge
berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of exchange).
DAFTAR PUSTAKA

http://siti-nurchayati.blogspot.com/2014/12/makalah-teori-permintaan-uang-
klasik.html
http://ragaalif06.blogspot.com/2014/11/ekonomi-moneter-permintaan-uang.html

Anda mungkin juga menyukai