Target penarikan cairan dalam tubuh pasien. Hal yang perlu dipertimbangkan saat menentukan UFG : - Makanan sebelum HD - Apakah BAB sebelum HD - Pakaian yang dipakai sebelum HD - Akurasi timbangan - Akurasi mesin HD - Rencana minum saat HD Cara menentukan UFG : Berat badan basah – berat badan kering = UFG Contoh : Dik : BBB = 52 kg BBK = 50 kg Jadi : 52 kg – 50 kg = 2 kg 2 kg di konversi ke ml = 2000 ml UFG = 2000 ml 2. Time (waktu/lamanya dialysis) Waktu yang diperlukan untuk melakukan dialysis - Waktu yang diperlukan untuk setiap kali HD adalah 10-12 jam/minggu. Jika HD dilakukan 3x seminggu maka waktu yang diperlukan dalam setiap pelaksanaan HD adalah 4 jam. Jika dilakukan 2x seminggu maka waktu yang diperlukan setiap kali HD adalah 5 jam. - Untuk pasien pertama kali HD hanya dilakukan selama 2 jam. selanjutnya untuk setiap kali HD bertambah 1 jam sampai maksimal 5 jam. - Waktu HD menyesuaikan dengan kondisi pasien. - Makin panjang waktu dialysis adekuasi makin baik 3. Ultra Filtration Rate Estimasi jumlah cairan yang akan ditarik dalam 1 jam - UFR dihitung dengan satuan jam - UFR dihitung sacara otomatis oleh mesin HD - UFR dapat dihitung secara manual dengan rumus : UFR = UFG : Time (jam) Contoh : pasien HD dengan UFG 2000 ml selama 5 jam 2000 : 5 = 400 Jadi UFR = 400 ml/jam 4. Ultra Filtration Jumlah cairan yang sudah terbuang melewati dialiser berdasarkan waktu yang sudah berjalan (menit) - UF dihitung secara otomatis oleh mesin HD - UF diukur dengan satuan ml/menit - Nilai akhir UF dikonversi dari cc ke kg akan menjadi jumlah berat badan yang berkurang saat ditimbang post HD - UF Dapat dipengaruhi oleh akurasi timbangan, akurasi tarikan mesin HD, makan dan minum pasien saat HD berlangsung, waktu HD yang sesuai target. - UF diakhir HD akan dihitung dengan nilai UFG yang diseting. - UF dapat dihitung manual dengan rumus : UF = UFG : time (menit) x waktu HD yang sudah dilewati (menit). Contoh : pasien rencana HD 5 jam, dengan UFG 2000ml HD sudah belangsung 30 menit. 2000 : 300 x 30 = 200 2000 ml : 200 menit = 6,66 ml/mnt 6,666 ml x 30 menit = 200 ml 5. Quick Blood (Qb) : Kecepatan putaran pompa yang menciptakan sirkulasi di ekstrakoporeal - Qb diukur dengan satuan menit - Qb minimal 150 ml/mnt - Qb maksimal tergantung Qb makin banyak darah yang melewati dialsyyer - Makin tinggi putaran Qb makin baik adekuasi - Qb minimal pada pasien dengan resiko gangguan hemodinamik/pasien baru. 6. Qulek dialisat (Qd) : Kecepatan aliran cairan dialisat pada dialyser - Qd diukur dengan satuan menit - Qd minimal tergantung merk mesin bisa diseting 100-800 ml/mnt - Makin tinggi putaran Qd makin tinggi ultrafiltrasi - Makin tinggi putaran Qd makin baik adekuasi - Qd minimal pada pasien dengan resiko gangguan hemodinamik/pasien baru 7. Efektifitas Blood Flow Kecepatan aliran darah disirkulasi ekstrakoporeal yang melewati dialyser yang perhitungannya dilakukan oleh mesih HD. - EBF hampir sama dengan QB hanfa Ebf lebih real. - Nilai EBF tidak boleh >10% dari Qb Mis : Qb 200 ml/mnt jadi EBF tidak boleh < dari 180 ml/mnt bila kurang dari ini menandakan pasokan darah yang keluar dari outlet (selang merah) tidaksesuai dengan Qb yang dikehendaki. - Nilai EBF yang >dari 10 % dari Qb dapat menyebabkan chloting dan masukan udara dari sensor arteri, thrill diakses outlet, kolaps pada akses - EBF menurun dapat ditandai dengan alarm pada atrial pressure, blood line yang tersendat sendat. 8. Comulatif blood flow : Total jumlah darah yang melewati dialiser selama HD berlangsung - CBF dihitung dalam satuan liter yang secara otomatis dihitung oleh mesin HD - Makin panjang waktu dan Qb makin hasil akhir CBF makin banyak (ini yang paling mempengaruhi adekuasi) - CBF bisa juga dihitung berdasarkan Qb tetapi kurang adekuat - Cbf dapat dihitung secara manual dengan rumus : Cbf + Ebf x 60 x jumlah jam Contoh : pasien dengan EBF 200 ml/mnt, dengan lama HD 5 jam 200 60 x 5 = 60000 Berarti darah yang melewati dialiser selama 5 jam dengan ebf 200 adalah 60000 ml , ini dikonveksi ke liter hasilnya jadi 60 liter - Cbf menjadi sukar dihitung menggunakan rumus diatas karena selama HD EBF/Qb dapat berubah-rubah sesuai kebutuhan dan kondisi pasien. Mis, saat awal HD Qb rendah, pertengahan HD Qb maksimal, akhir HD Qb direndahkan kembali. - Cbf sebaiknya cek saat akhir dialysis 9. Arteri Pressure Nilai tekanan yang dihasilkan oleh akses outlet - Tekanan AP normal (bila fistula dari akses vena femoral)adalah 0 sampai -100 - Tekanan AP normal (bila fistula dari akses vena femoral)adalah 0 sampai +100 - Tekanan AP normal (bila fistula dari akses vena femoral)tergantung akses kapasitas akses cimino - Tekanan AP dapat diatur limit alarm hingga mempermudah mengetahui kondisi akses - Tekanan AP yang menurun menandakan ada hambatan pada akses dikarenakan BL tertekuk/tertekan, fistula outlet terlepas. - Satuan tekanan mmHg 10. Vena Pressure Nilai tekanan yang dihasilkan oleh akses inlet - Tekanan VP normal +50 sampai +100 - Tekanan VP dapat diatur limit alarm hingga mempermudah mengetahui kondisi akses - Tekanan VP yang meningkat diatas +100 menandakan ada hambatan pada akses inlet, bisa dikarenakan tangan tertekuk/tertekan, ekstravasasi (hematom), chloting - Satuan tekanan mmHg 11. Trans membrane pressure (TMP) - Tekanan TMP normal +50 sampai +100 - Tekanan TMP meningkat bila ada BL tertekuk, chloting pada dialyser - Satuan tekanan mmHg 12. Anti koagulan (set) 13. Ultrafiltrasi Profil (KP) 14. Temperatur (KP)