Anda di halaman 1dari 6

Rabu, 9 September 2020

KEBUTUHAN DALAM KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Kecanggihan teknologi, kecepatan arus informasi, dan terjangkaunya akses komunikasi


menjadi keuntungan tersendiri bagi mayoritas masyarakat. Terkhusus bagi masyarakat yang
telah memiliki media untuk menjangkau bagian dari globalisasi tersebut (F. Halpern, 2014).
Namun di sisi lain, hal ini menjadi suatu ancaman tersendiri bagi pengguna teknologi terkait.
Kemudahan perolehan informasi dari berbagai sumber menguji kejelian dan daya ingat tiap
individu masyarakat. Bukan hanya tentang banyaknya sumber yang memuat informasi serupa,
namun juga validitas dan rasionalitas dari informasi yang didapatkan. Dalam hal ini,
masyarakat harus jeli dan berpikir kritis terkait informasi yang telah didapatkannya. Bahkan,
informasi yang perlu dikritisi bukan hanya persoalan yang terkait dengan hal-hal kekinian
(modern) seperti keabsahan fungsi dari teknologi baru.
Percepatan arus informasi yang begitu cepat menuntut masyarakat harus benar-benar
dapat memilah mana (informasi) yang dapat dipercaya dan tidak. Bahayanya apabila informasi
ini digunakan untuk mengambil keputusan tertentu tanpa pengkajian yang mendalam terlebih
dahulu. Dalam hal ini, berpikir kritis diperlukan untuk mengantisipasi ketidakbenaran atau
kekurangakuratan informasi yang bisa jadi menyebabkan tidak efektifnya suatu tindakan
hingga didapatkan kerugian tertentu sebab dasar informasi yang digunakan tersebut.
Dalam permasalahan matematika, berpikir kritis diperlukan untuk mengidentifikasi
permasalahan itu sendiri sebelum diberikan suatu penyelesaian sepertinya kriteria berpikir
(Cahyono, 2017). Dengan kata lain, untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika
diperlukan identifikasi terlebih dahulu atas permasalahan yang diberikan. Sedangkan optimal
tidaknya pemikiran seseorang atas pengetahuan yang dimiliki, dalam pembahasan matematika
juga menjadi suatu modal untuk menyelesaikan permasalahan maupun menanggapi topik yang
ada. Misalnya saja, dalam pembahasan eksponensial, umumnya dibahas terkait cara
menentukan hasil perpangkatan suatu bilangan tertentu.
Memahami pentingnya mengetahui dan berpikir maka perlu ditilik kembali mengenai
hal-hal yang benar-benar perlu diketahui. Dijelaskan dalam buku Thought and Knowledge: An
Introduction to Critical Thinking karya Halpern bahwa seorang pengusaha pasti mengetahui
karakter dan kompetensi karyawan yang dibutuhkan untuk perusahaannya. Bahkan disebutkan
pula bahwa pengusaha juga mengetahui perguruan tinggi mana yang cocok untuk mendidik
calon karyawannya. Hal ini tentunya telah dipertimbangkan dari sisi tujuan berdiri perusahaan
dengan kebutuhannya saat ini maupun masa depan. Secara umum, manusia haruslah
mengetahui apa yang dibutuhkan untuk masa depannya sehingga terdapat persiapan-persiapan
tertentu yang dijadikan bekal untuk menghadapi tantangan masa depan.
Berpikir kritis merupakan penggunaan keterampilan atau strategi kognitif untuk
meningkatkan kemungkinan hasil yang diinginkan. Berpikir kritis digunakan untuk
menggambarkan pemikiran yang bertujuan, beralasan, dan diarahkan pada tujuan jenis
pemikiran yang terlibat dalam memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, menghitung
kemungkinan, dan membuat keputusan, saat pemikir menggunakan keterampilan yang
bijaksana dan efektif untuk konteks tertentu dan jenis tugas berpikir. Berpikir kritis lebih dari
sekadar memikirkan tentang pemikiran diri sendiri atau membuat penilaian dan memecahkan
masalah dilakukan dengan upaya dan dikendalikan secara sadar. Berpikir kritis menggunakan
bukti dan alasan serta berusaha untuk mengatasi bias individu (Butler & Halpern, 2012;
Moseley et al., 2005; Riggio & Halpern, 2006; Sternberg, Roediger, & Halpern, 2007 dalam F.
Halpern, 2014).
Pendapat lain diungkapkan oleh Russel bahwa berpikir kritis adalah proses evaluasi atau
kategorisasi dalam kerangka beberapa standar yang diterima sebelumnya yang melibatkan
sikap dan pengetahuan tentang fakta serta beberapa keterampilan berpikir (Russell, dikutip
dalam d'Angelo, 1971, p. 6 dalam F. Halpern, 2014). Adapun konsep berpikir kritis dari Russell
adalah: Sikap + Pengetahuan + Keterampilan Berpikir = Berpikir Kritis (F. Halpern, 2014).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menarik benang merah dari definisi berpikir kritis.
Berpikir kritis dapat diartikan pula sebagai suatu sistem yang melibatkan sisi afektif, kognitif,
dan psikomotor yang digunakan dalam proses evaluasi berdasarkan pengetahuan sebelumnya
untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian berpikir kritis, dalam matematika data diartikan sebagai
aktivitas mental yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) memahami
dan merumuskan masalah yang disajikan dalam bahasan matematika, (2) mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang diberikan dan diperlukan, (3) merumuskan hipotesis kemudian
mengujinya, (4) menarik kesimpulan, (5) meneliti Kembali sebagai proses evaluasi, (6)
mengambil keputusan, (7) melakukan estimasi dan generalisasi. Rentetan aktivitas ini
merupakan bentuk berpikir kritis dalam menyelesaikan atau menanggapi permasalahan
matematika (Abdullah, 2013).
Istilah “kritis” dari berpikir kritis menunjukkan adanya komponen evaluasi dari
aktivitas berpikir. Umumnya, kata “kritis” digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang
negatif, misal dalam ungkapan, “Dia orang yang kritis” (F. Halpern, 2014). Akan tetapi tidak
selamanya istilah “kritis” ini berkonotasi negatif. Kritis yang dimaknakan sebagai evaluasi,
dapat dan harus menjadi refleksi konstruktif dari atribut positif dan negative (F. Halpern, 2014).
Adapun berpikir kritis secara langsung maupun tidak langsung juga merupakan proses
mengevaluasi hasil dari proses berpikir kita seberapa baik sebuah keputusan atau seberapa baik
suatu masalah telah diselesaikan. Berpikir kritis juga melibatkan evaluasi proses berpikir
penalaran yang menjadi kesimpulan yang kita dapatkan atau jenis factor yang dipertimbangkan
dalam membuat keputusan. Menilik penjelasan bahwa berpikir kritis merupakan evaluasi dari
proses berpikir maka memungkinkan bahwa cakupan tanggapan yang dihasilkan dari berpikir
kritis bersifat kompleks dan mendetail. Tidak hanya memandang satu sisi tertentu, namun juga
perlu memperhatikan sisi-sisi lain atau komponen ekosistem yang terkait.
Dari penjelasan-penjelasana sebelumnya dalam bidang matematika dapat ditarik
pemahaman bahwa kulit dari berpikir kritis ialah bagian dari aktivitas kognitif manusia.
Manusia harus dapat menimbang dan memilih dari beberapa pilihan yang mungkin ia ambil.
Dalam bidang psikologi, psikolog kognitif disebutkan dapat memprediksi kapan tanggapan
yang salah (dari seseorang) akan dibuat baik karena sifat masalah atau karena bias umum yang
mungkin dibawa oleh pemecah masalah ke masalah (F. Halpern, 2014). Artinya tidak semua
hal yang salah di salah satu sisi akan bernilai salah pula di sisi lain. Sesuatu yang salah di suatu
kondisi tidak selamanya salah untuk kondisi yang berbeda. Poinnya, psikolog kognitif mampu
menilai hal tersebut.
Sama halnya dengan psikolog kognitif, dalam wilayah Pendidikan tugas tersebut wajib
dimiliki oleh seorang guru atau pendidik. Tidak semua penyelesaian matematika seorang siswa
salah karena kesalahan dari siswa itu misal karena tidak belajar atau tidak mau bertanya ketika
diberi kesempatan bertanya. Perlu dilihat lagi lingkungan dari siswa itu, apakah ia sedang sakit,
memiliki masalah keluarga sehingga tidak fokus belajar, atau bahkan pemahaman yang salah
yang telah dianggap benar oleh siswa dan tidak dapat dijangkau oleh guru.
Berbicara tentang berpikir, akan erat kaitannya dengan mengungkapkan pendapat.
Tentunya pendapat sebagai hasil dari proses berpikir seseorang. Kebebasan berpendapat yang
acapkali didengar, secara tidak langsung menyampaikan bahwa tiap manusia juga memperoleh
kebebasan dalam cara berpandangan atau berpikir (F. Halpern, 2014). Artinya setiap orang
akan berdiri dengan kemandirian cara berpikirnya masing-masing. Bisa jadi berubah seiring
dengan pertambahan usia dan kematangan pengalaman hidup.
Tidak hanya faktor internal, berpengaruh pula faktor eksternal yang mempengaruhi
cara berpikir seseorang. Kebutuhan penyesuaian pekerjaan di Amerika akan berakibat pada
tujuh sampai delapan kali perubahan pekerjaan bagi setiap penduduknya, khususnya warga
negaranya. Perubahan pekerjaan tersebut merupakan kebutuhan negara bahkan dunia yang
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Amerika. Dalam hal ini, masyarakat Amerika harus
menyesuaikan diri setidaknya tujuh kali dalam pekerjaannya (F. Halpern, 2014). Suatu
ketidakpastian bahwa pekerjaan yang berubah tersebut akan tetap linier, ketika pekerjaan sama
sekali tidak linier, maka seseorang harus mengadaptasikan cara berpikirnya dalam melakukan
pekerjaannya tersebut. Oleh karena itu disediakan tenaga psikologi untuk memberikan
tanggapan dan refleksi dari keluhan permasalahan pasien, termasuk dalam perubahan
pekerjaan yang membebani.
Psikolog akan memberikan pandangan-pandangan tertentu sebagai proses evaluasi
permasalahan pasien. Pandangan-pandangan ini wajarnya akan mengubah mindset kejenuhan
pasien atau akhirnya pasien mendapatkan jalan keluar sehingga dapat diartikan pula ada cara
berpikir baru dari pasien setelah berkomunikasi dengan psikolog. Pengubahan cara berpikir ini
perlu diberikan agar proses berpikir seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sebab,
tidak mungkin lingkungan yang di luar kendali manusia harus adaptasi dengan manusia yang
ada di lingkungan itu. Manusialah yang harus mengadaptasikan cara berpikirnya dengan
lingkungannya.
Kaitannya dengan lingkungan dan manusia, dalam Pendidikan bidang matematika,
seorang guru harus mengetahui cara mengadaptasikan pengetahuan sebelumnya dari siswa
dengan materi yang akan disampaikannya saat ini. Hal ini sering disebut dengan bagian
apersepsi atau pendahuluan sebelum diberikannya suatu bahasan baru. Karena pengetahuan
baru diyakini sebagai suatu integrasi dari pengetahuan sebelumnya maka pasti ada benang
merah yang dapat ditarik untuk memperkenalkan materi baru berdasarkan materi sebelumnya
kepada siswa. Dalam hal ini, penjelasan atau stimulus dari guru akan mempengaruhi cara
berpikir siswa.
Sedikit beralih dari pembahasan teknologi, globalisasi, dan perdagangan, submateri
terakhir akan fokus kepada bidang ekonomi yang akan berkaitan erat dengan bahasan
pendidikan. Sekolah merupakan salah satu tempat pendidikan formal yang acapkali dijadikan
sebagai kerja sama komersial beberapa perusahaan (F. Halpern, 2014). Di luar dari kerja sama
dari pihak luar, sekolah yang pastinya membutuhkan biaya administrasi dari siswanya
seringkali salah tujuan menjadi wilayah komersial, bukan fokus pada kualitas pendidikan.
Tenaga kerjanya fokus mencari uang dan mulai mengesampingkan kewajibannya sebagai
pendidik bagi generasi muda.
Sekolah yang fokus dalam bidang pendidikan akan memberikan pelayanan terbaik dari
segi luaran alumni. Berorientasi pada tujuan kualitas, sekolah akan memberikan pendidikan
dan pengajaran unggul yang berbasis karakter dan kompetensi. Fokus pembelajaran tidak lagi
lepas dari jangkauan evaluasi sehingga teacher centered terus merambah, namun diberikan
formula-formula terbaik agar siswa dapat belajar dari pengalamannya dan pembelajaran
menjadi benar-benar student centered.
Hal-hal implementatif untuk berpikir kritis tentang mana yang lebih baik, antara
menerima tawaran komersial atau tidak, menjadi salah satu bukti berhasil tidaknya sekolah
menyajikan pengalaman untuk siswa senantiasa berpikir kritis sejauh itu. Hal ini tentunya
diambil peran pula oleh setiap pembelajaran di kelas, termasuk matematika. Pertanyaan kritis,
ketelitian, dan pengambilan keputusan untuk memberikan simpulan yang tepat, sedikit demi
sedikit akan menjadi suatu kebiasaan dan cara berpikir bagi siswa untuk menghadapi dunia
nyatanya. Oleh karenanya, diperlukan berbagai stimulus, manipulasi pembelajaran, dan
strategi pengajaran terbaik yang mampu memicu berpikir kritisnya siswa dalam berbagai
pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika.
Dari apa yang telah saya pelajari hari ini dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
merupakan suatu sistem yang yang melibatkan sisi afektif, kognitif, dan psikomotor yang
digunakan dalam proses evaluasi berdasarkan pengetahuan sebelumnya untuk mencapai tujuan
tertentu. Dan dalam pembelajaran matematika sendiri, berpikir kritis diperlukan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang diberikan sebelum menentukan penyelesaian. Ada dua
kompenen yang diperlukan dalam berpikir kritis, yakni mengetahui dan berpikir. Sebelum
berpikir kritis, perlu untuk seseorang mengetahui dulu untuk kemudian dipikir dengan baik
sehingga ketika terjadi proses yang lebih jauh dalam berpikir akan terjadi berpikir kritis. Hal-
hal yang diketahui juga perlu didalami makna atau maksudnya sehingga apa yang dikritisi
dapat tepat dan sesuai. Karena pikiran dan pengetahuan merupakan satu kesatuan dalam
berpikir kritis, pengetahuan baru yang mungkin muncul akibat proses berpikir kritis tersebut
merupakan hasil berpikir atas pengetahuan sebelumnya. Saya cukup memahami mengenai
materi ini, dan untuk memperdalam pengetahuan tentang materi ini saya akan mencoba
mencari referensi dari berbagai sumber.

BUKTI EMPERAL BERFIKIR KRITIS DAPAT DIKEMBANGKAN DAN BELAJAR BERFIKIR


KRITIS

Pernah tidak kita memikirkan bagaimana cara meningkatkan suatu kemampuan berfikir? Jika
pernah berarti secara tidak langsung kita telah membuktikan dan percaya bahwa berfikir kritis pun dapat
ditingkatkan. Meskipun masih ada perdebatan tentang apakah mungkin menciptakan dalam
kemampuan berfikir secara efektif, sekara kita memiliki bukti bahwa berlatih kemampuan berfikir dan
instruksi kemampuan berfikir akan memberikan dampak positif dimana dapat diaplikasikan di berbagai
situasi. Dalam arti lain sangat mungkin dengan menggunakan pendidikan sebagai cara meningkatkan
kemampuan berfikir kritis, terutama ketika instruksi dirancang secara spesifik untuk mengaplikasikan
kemampuan dalam berbagai situasi dan subjek yang dipelajari contohnya bahasa inggris, matematika,
kimia dan sebagainya.
Sulit memang mengidentifikasi beberapa aspek berfikir kritis itu dapat dipelajari atau tidak.
Sama halnya kita mempelajari matematika, karena percaya bahwa ilmu matematika akan berguna dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kita butuh ilmu itu, begitu juga dengan kita belajar mata pelajaran
bahasa dimana diajarkan kemampuan menulis dan berbicara yang kita yakini akan kita butuhkan dalam
kehidupan sehari hari. Ketika seseorang telah mempercayai bahwa hal itu dibutuhkan dan memutuskan
untuk mempelajarinya, makai a akan menunjukan fakta bahwa ia juga mengembangkan kemampuannya
dari skill yang dia pelajari, sehingga dari penjelasan ini membuktikan bahwa kemampuan berfikir kritis
juga bisa kita kembangkan ketika kita mempercayai bahwa berfikir kritis itu kita butuhkan dan kita
pelajari untuk menujukan bahwa berfikir kritis juga memiliki dampak positif yang sama seperti
keyakinan kita dalam kegunaan kemampuan numerik, menulis, dan berbicara serta mau
mempelajarinya.
Dari semua studi yang telah membuktikan keefektifan instruksi berpikir kritis adalah studi
tentang generalisasi atau transfer keterampilan berpikir kritis. Tujuan sebenarnya adalah untuk
meningkatkan pemikiran adalah transfer pelatihan. Yang dimaksud dengan transfer disini adalah
penggunaan keterampilan berpikir kritis secara luas berbagai konteks. Keseluruhan usaha untuk
mempelajari bagaimana meningkatkan pemikiran tidak akan bernilai jika keterampilan ini hanya
digunakan di dalam kelas atau hanya di dalam masalah yang sangat mirip dengan yang disajikan di
kelas. Idealnya, kritis keterampilan berpikir harus digunakan untuk mengenali dan menolak kampanye
yang tidak realistis janji, penalaran melingkar, perkiraan probabilitas yang salah, argumen lemah oleh
analogi, atau bahasa yang dirancang untuk menyesatkan kapan pun dan di mana pun itu ditemui.
Pemikir kritis harus lebih mampu memecahkan atau menawarkan yang solusi masuk akal untuk
masalah dunia nyata, apakah itu masalah perang nuklir atau cara mengatur komputer baru.
Keterampilan ini juga harus tahan lama dan berguna untuk beberapa dekade pemikiran kritis yang akan
dihadapi kebanyakan dari kita. Memang, ini adalah tujuan yang luhur, tetapi itu adalah yang penting.
Jalan terbaik untuk mempromosikan jenis transfer yang saya anjurkan dengan kesadaran dan
penggunaan yang disengaja dari keterampilan yang dipelajari dalam berbagai konteks.
Psikolog tahu bahwa pembelajaran ditingkatkan ketika waktu belajar termasuk pukul
setidaknya satu tes materi yang sedang dipelajari (Roediger & Karpicke, 2006), tapi karya yang lebih
baru menunjukkan bahwa transfer juga ditingkatkan saat pelajar diuji selama pembelajaran (Rohrer,
Taylor, & Sholar, 2010). Penting untuk mengerjakan berbagai jenis materi di mana keterampilan
berpikir kritis dibutuhkan untuk mendapatkan hasil maksimal dari kritis instruksi berpikir. Oleh karena
itu, terdapat berbagai jenis masalah yang disajikan tentang topik yang berbeda dalam materi tambahan
itu menemani buku ini. Dengan mengatasi masalah ini, kita akan meningkatkan kemungkinan kita
untuk mengingat dan menggunakan keterampilan berpikir yang ada disajikan dalam teks dan dalam
kehidupan nyata saat kita benar-benar membutuhkannya. Pastikan untuk Waspadai contoh lain ketika
keterampilan berpikir ini ada dibutuhkan, dan pastikan untuk menggunakannya.
Model yang diusulkan untuk instruksi berpikir kritis terdiri dari empat bagian (Butler &
Halpern, 2011; Halpern, 1998):
1. Secara eksplisit mempelajari keterampilan berpikir kritis.
2. Kembangkan disposisi untuk pemikiran dan pembelajaran yang penuh upaya.
3. Mengarahkan kegiatan belajar dengan cara yang meningkatkan kemungkinan transfer
transkontekstual (pelatihan struktur).
4. Jadikan pemantauan metakognitif eksplisit dan terbuka.

Instruksi berpikir kritis didasarkan pada dua asumsi:


a) Ada keterampilan berpikir yang dapat diidentifikasi dan didefinisikan dengan jelas oleh siswa
diajarkan untuk mengenali dan menerapkan dengan tepat, dan
b) Jika dikenali dan diterapkan, siswa akan menjadi pemikir yang lebih efektif. Jadi, salah satu
bagian dari file Model untuk belajar menjadi pemikir yang lebih baik adalah belajar bagaimana
menggunakan keterampilan berpikir kritis dan bagaimana mengenali kapan keterampilan
tertentu (atau seperangkat keterampilan) dibutuhkan.

Tidak ada yang bisa menjadi pemikir yang lebih baik hanya dengan membaca buku atau bahkan
hanya dengan membaca mempelajari seperangkat keterampilan berpikir yang akan berguna jika
digunakan. Sebuah Komponen penting dari berpikir kritis adalah mengembangkan sikap atau watak
seorang pemikir kritis. Pemikir yang baik termotivasi dan mau mengerahkan upaya sadar yang
diperlukan untuk bekerja secara terencana, untuk memeriksanya akurasi, untuk mengumpulkan
informasi, dan bertahan ketika solusinya tidak jelas atau membutuhkan beberapa langkah.
Dalam uji empiris hubungan antara disposisi berfikir kinerja kritis dan aktual dalam ujian pemikiran
kritis, Butler (2012) menemukan bahwa orang dewasa yang melaporkan bahwa mereka lebih cenderung
terlibat dalam proses berpikir yang berusaha (misalnya, cenderung keputusan atau lebih memilih satu
contoh daripada studi yang dilakukan dengan baik dan banyak lagi cenderung meneliti produk sebelum
membeli) memiliki skor kritis yang lebih tinggi penilaian pemikiran dan benar-benar terlibat dalam
perilaku negatif yang lebih sedikit yang menunjukkan pemikiran yang buruk (misalnya, menyewa film
tetapi harus mengembalikannya tanpa melihatnya, membeli baju baru tapi tidak pernah memakainya,
dikunci di luar rumah) daripada mereka yang cenderung tidak berpikir kritis. Banyak kesalahan terjadi
bukan karena orang tidak bisa berpikir kritis, tetapi karena mereka tidak. Salah satu perbedaan utama
antara pemikir yang baik dan yang buruk, dan sejalan antara siswa yang baik dan yang buruk, adalah
sikap mereka. Seorang pemikir kritis akan menunjukkan disposisi atau sikap berikut:
1. Kesediaan untuk Merencanakan
2. Fleksibilitas
3. Kegigihan
4. Kesediaan untuk Memperbaiki Diri Sendiri, Mengakui Kesalahan, dan Mengubah Anda
Pikiran saat Bukti Berubah

Saya cukup memahami materi yang disampaikan oleh saudari Wufi ini. Dari sini saya
mengetahui bahwa berfikir kritis itu didasarkanpada dua asumsi. Namun, untuk menambah
pengetahuan saya mengenai materi ini saya akan mencari referensi-referensi lain dari berbagai
sumber.

Anda mungkin juga menyukai