Anda di halaman 1dari 10

1

BERPIKIR
(DUA TIPE BERPIKIR - CEPAT & LAMBAT, BERPIKIR
TENTANG BERPIKIR)

MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah Berpikir dan Bernalar matematis
yang diampu oleh Bapak Eddy Budiono

Disusun Oleh:

VANI HUSNIAH ANGGRAINI

170311611567

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
SEPTEMBER 2020
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. sebab rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini akan membahas beberapa hal
mengenai Berpikir dan Bernalar Matematis antara lain:

• 2 Jenis Pemikiran- Cepat & Lambat


• Berpikir tentang Berpikir
• Berpikir sebagai Proses Biologis
• Berpikir sebagai Citra & Ucapan Hening
• Menjadi Pemikir yang Lebih Baik

Penulis mengucapkan hamdalah karena atas limpahan rahmat-Nya pula,


penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Eddy Budiono selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Berpikir dan Bernalar Matematis. Serta semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan referensi-referensi terkait. Kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan untuk melengkapi makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca dan masyarakat luas.

Malang, 14 September 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI

Cover...........................................................................................................................1

Kata Pengantar............................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................3

Pembahasan................................................................................................................4

2 Jenis Pemikiran- Cepat & Lambat..............................................................4

System 1.............................................................................................4

System 2.............................................................................................6

Berpikir tentang Berpikir................................................................................6

Berpikir sebagai Proses Biologis........................................................7

Berpikir sebagai Citra & Ucapan Hening...........................................8

Menjadi Pemikir yang Lebih Baik.................................................................9

Daftar Pustaka...........................................................................................................10
4

PEMBAHASAN
2 Jenis Pemikiran-Cepat & Lambat

Daniel Kahneman memiliki suatu gagasan "Satu otak, Dua sistem", yakni
Sistem 1 dan Sistem 2. Sistem 1 merupakan jenis pemikiran cenderung pemikiran
secara cepat, intuitif, naluriah, hampir terjadi secara otomatis tanpa ada usaha yang
berlebih. Sedangkan Sistem 2 merupakan jenis pemikiran yang cenderung agak
lambat, semua terjadi secara rasional, dan penuh perhitungan. Hal ini menunjukkan
bahwa pemikiran dengan sistem 2 lebih mendekati definisi "Berpikir Kritis".

Sistem 1-

Untuk mempermudah memahami cara kerja pemikiran dengan menggunakan


sistem 1, perhatikan soal berikut ini,

• Harga sebuah tongkat pemukul + bola adalah Rp.250.000


• Diketahui, harga tongkat Rp. 200.000 lebih mahal dari bola
• Jadi, berapa harga bola-nya??

Jika kalian menjawab harga bola adalah 50.000, maka dapat dikatakan bahwa
pemikiran tersebut ialah pemikiran secara intuitif. Jawaban tersebut datang dalam
sekejap seolah-olah tanpa ada pemikiran sama sekali. Namun, jika kalian menjawab
Rp. 50.000 ialah harga dari bola, kalian tela menjwab dengan jawaban yang salah.
Jika harga bola = Rp. 50.000, maka harga tongkat pemukul = Rp. 200.000 yang
artinya harga tongkat pemukul 150.000 lebih mahal dari harga bola.

Pemikiran secara intuitif inilah yang disebut dengan pemikiran sistem 1/


berpikir cepat. Pola pikir yang seperti ini cenderung muncul begitu saja dalam otak
kita. dapat disimpulkan bahwa sistem 1 mempunyai karakteristik cepat, intuitif, dan
emosional, namun sering kurang akurat.

Intuisi-

Intuisi dari para ahli berbeda dengan intuisi yang terjadi pada kita dalam
keseharian, Intuisi akan sangat berguna jika :

1. Bidang keahliannya adalah salah satu yang diatur oleh keteraturan


2. Para ahli berulang kali mengalami pengalaman dan umpan balik yang sama di
bidang itu.

2 kriteria tersebut dapat menjelaskan mengapa "kadang-kadang intuisi tersebut sangat


luar biasa" dan mengapa "kadang-kadang intuisi tersebut cacat (dalam artian salah
kaprah)" (Kahneman & Klein 2009).

Sebagai contoh, misalnya seorang ahli pemain catur. Ahli pemain catur
sebenernya mangatur informasi (berpikir) di papan catur menjadi unit yang bermakna
hanya dalam sepersekian detik. Sebagai seorang pemain catur yang ahli, ia akan
5

merasa dalam melakukan semua itu tidak perlu berpikir, tidak perlu usaha yang
berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa pemain catur yang ahli menggunakan
pemikiran secara intuitif yakni berpikir secara cepat. Namun dapat dilihat bahwa
hasilnya sangat akurat sebab ahli pemain catur telah memenuhi 2 kriteria diatas.

Contoh lain dalam matematika ialah, jika seorang juara internasional


olimpiade matematika diberikan suatu pertanyaan

1+1x0=...........

maka ia akan secara cepat menjawab "1". Hal ini juga disebabkan karena latihan yang
berulang kali, sehingga jawaban yang cepat dan intuitif dari seorang juara olimpiade
matematika ini bernilai benar. Akan berbeda jika yang menjawab adalah orang awam
dalam berhitung, ia pasti akan menjawab dengan cepat "0", karena spontan berpikir.

Di lain kata, para ahli mengembangkan pengetahuan cepat yang memiliki


aturan reguler yang bisa dipelajari seiring waktu. Perhatikan contoh berikut,

Ada seorang pemadam kebakaran yang sudah sangat ahli dalam memimpin
tim pemadam kebakaran. Suatu saat, orang tersebut harus memimpin timnya untuk
memadamkan api dalam suatu bangunan. Kemudian secara tiba-tiba ia merasa ada
sesuatu yang akan terjadi, pdahal ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Namun, ia tetap
memerintahkan seluruh timnya untuk keluar dari bangunan tersebut. tak lama
kemudian, Bangunan tersebut meledak. Ini seperti kemampuan mengenali superior
dari ali catur. Intuisi ini adalah hasil dari latihan bertahun-tahun dengan umpan balik
(pengetahuan tentang hasil) tentang kebakaran. Ini bukanlah hadiah ajaib yang
dimiliki oleh beberapa orang yang beruntung. Latihan serta pengalaman bertahun-
tahun lah yang dapat membuahkan hasil berupa kemampuan superior dalam
mengenali situasi. Namun, ini hanya jika ia mendapatkan umpan balik yang teratur
(jika ia melakukan "a", maka pasti akan terjadi "b").

Sebaliknya, jika intuisi para ahli tidak disertai dengan umpan balik yang
teratur, keputusan mereka tidak lebih baik daripada seorang pemula. Sebagai
gambaran, seorang ahli dalam memilih saham untuk investasi tidak lebih baik dalam
tugas ini dibandingkan dengan pemula. Hal ini diakibatkan oleh ketidak teraturannya
umpan balik yang mereka dapatkan. Mereka tidak akan tahu dengan pasti apa yang
membuat beberapa nilai saam meningkat dan penurunan lainnya.

Terlepas dari kualitas intuisi, banyak orang yang sangat yakin dengan
kemampuan mereka untuk membuat keputusan cepat yang benas. Intuisi seperti ilusi
visual dalam beberapa hal. Mereka terkadang bisa membantu dalam memahami dunia,
tetapi mereka seringkali menyimpang dan sangat sulit untuk diabaikan. Intuisi
seringkali salah, pengetahuan akan hal ini (seringnya intuisi salah) dapat digunakan
untuk waspada terhadap intuisi yang ada pada diri sendiri serta intuisi orang lain.
Intuisi juga akan cenderung lebih tepat jika dilakukan oleh seorang ahli yang telah
berulang kali mengalami umpan balik dalam bidang keahliannya.
6

Dalam memutuskan kapan harus mempercayai intuisi (pemikiran cepat)


seorang ahli, tanyakan 3 hal berikut:

• Berapa banyak pengalaman yang dimiliki (sesuai dengan kondisi saat itu)?
• Apakah ini kondisi dimana hasil yang teratur dapat dipelajari dengan
pengalaman?
• Apakah dia "Ahli" di bidang yang ada umpan balik langsung tenatang kualitas
keputusan yang dibuat?

Sistem 2-

Berpikir kritis ialah berpikir sistem 2. Pola berpikir seperti ini cenderung lebih
lambat, disengaja, serta membutuhkan usaha yang berlebih. Ini juga merupakan mesin
yang menggerakkan pemikiran sistem 1, karena proses pengenalan secara cepat pada
sistem 1 bermula dengan cara yang disengaja (berpikir kritis). Jika sistem 1 dapat
dianggap sebagai intuisi, maka sistem 2 dapat dianggap sebagai berpikir kritis.
Pemikiran seperti ini cenderung lebih mengolah informasi-informasi yang didapatkan,
menimbang bukti, mengevaluasi resiko, menghitung probabilitas, dan aktivitas
serupa. Hal ini merupakan ciri-ciri pemikiran yang baik untuk pengambilan
keputusan. Sistem 2 berpikir sebelum mereka pandai membuat keputusan yang cepat
dan intuitif.

Sebagai contoh, orang yang mahir berhitung yang mana dapat menjwab soal
hitungan secara spontan, sebelumnya pasti menggunakan pola pikir sistem 2.

"1+1x0=1"

• Mengapa bukan 0?
• Bukankah 1+1=2, kemudian 2x0=0?
• Mengapa operasi hitung perkalian haruslah didahulukan dalam
perhitungannya?

Pada awalnya mereka pasti akan bertanya beberapa pertanyaan diatas, dan ketika ia
sudah mulai mengerti dan memahami, ia akan berlatih perihal berhitung hingga mahir
dan dapat menjawab soal hitungan dengan spontan dan intuitif.

Berpikir tentang Berpikir

Ada banyak cara untuk menjelaskan konsep dari berpikir. Jika dilihat dari
perspektif neuropsikolog atau ahli biologi, berpikir merupakan aktivasi kelompok
neuron. Peneliti lain mempelajari media dari pemikiran, penggunaan simbol, gambar
dan kata secara sadar dan tidak sadar. Ada juga yang mengkonsepkan bahwa,
pemikiran ialah aliran dan transformasi informasi melalui serangkaian tahapan.
Namun, dapatkah otak kita mengungkapkan misterinya sendiri? dapatkah kita
menggunakan otak kita untuk memikirkan bagaimana kita menggunakannya untuk
berpikir?
7

Berpikir sebagai Proses Biologis-

Para peneliti dari berbagai bidang telah menghabiskan waktu hidup mereka
untuk mencoba memahami apa yang orang lakukan ketika mereka berpikir. Peneliti
otak tertarik untuk memahami bagaimana otak dan sistem saraf bekerja. Setiap kali
seseorang memikirkan suatu hal, merasakan emosi, atau menerima informasi dari
sistem indra, sistem saraf pasti terlibat di dalamnya. Jika kita dapat memeriksa otak
kita sendiri, kita akan terkejut ketika menemukan struktur otak kita yang lembek. Tak
ada yang menyangka bahwa disitulah pusat pemikiran manusia.

Kapasitas otak manusia sangatlah luar biasa. Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dari Stalk Institute ini menemukan bahwa otak manusia ternyata memiliki
kapasitas memori setidaknya 1 petabyte atau setara dengan 10 juta gigabyte. Jumlah
itu diperkirakan setara dengan internet saat ini. Kita merasakan berbagai macam
perkembangan dari satu masa ke masa lain. Padahal otak manusia pada dasarnya tidak
berubah sejak awal sejarah modern. Kemampuan belajar dan berpikirlah yang telah
mengubah dunia.

Segala sesuatu yang kita pikirkan, rasakan, perbuat, akan dikaitkan dengan
pola neuron dalam tubuh kita yang berkomunikasi melalui pembawa pesan kimiawi.
Hubungan antar neuron berubah sebagai fungsi pengalaman (serta informasi yang
dikodekan secara genetik). Pengalaman ini merupakan hal utama yang memberikan
gambaran pada otak. Perhatikan seorang anak yang bermain permainan "TETRIS" 1,5
jam per minggu selama 3 bulan. Pemain belajar memutar masing-masing potongan
bangun sehingga melengkapi baris di bagian bawah. Neuroimaging otak anak ini akan
menunjukan peningkatan ketebalan kortikal relatif terhadap yang tidak bermain tetris.
Hal ini terkait dengan pelatihan tetris. Perubahan besar dalam struktur otak dihasilkan
dari manipulasi yang relatif kecil. Kita dapat mengubah otak kita dengan memilih
berbagai macam pengalaman. Setiapkali kita belajar tentang sesuatu yang baru, maka
saat itulah kita mengubah otak kita.

Contohnya dalam matematika adalah,ketika anak kecil baru memulai belajar


menghitung, ia akan ditanya berapakah jumlah 3 apel ditambah 2 apel? yang mana
terdapat gambar 3 apel dan 2 apel dalam buku. Otak akan menerima informasi yang
diperoleh melalui indra penglihat dan mengirimkannya melalui saraf dan neuron
kepada otot tangan yang kemudian akan menggerakkan tangannya dalam menghitung
jumlah apel yang ada pada gambar. Dan pada akhirnya informasi mengenai jumlah 3
apel ditambah 2 apel diperoleh.
8

Berpikir sebagai Citra dan Ucapan Hening-

Psikolog pada awal abad ke-20 mempercayai, pemikiran itu terdiri dari
gambaran mental. Belakangan, psikolog lain berhipotesis bahwa pemikiran itu
hanyalah sebuah bentuk dari "Ucapan Hening", seperti berbicara dengan diri sendiri
tanpa ada yang mendengar. Untuk mengui hipotesis ini, psikolog akan meminta
subjek untuk menggambarkan apa yang mereka lakukan saat menanggapi pertanyaan
tertentu. Saat menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini cobalah untuk menyadari
apa yang dilakukan saat "memikirkannya".

1. Berapa banyak jendela yang ada di ruang tamu anda?


2. Seperti apa ibu anda?
3. Huruf apa yang muncul setelah huruf "N" dalam alfabet?
4. Sebutkan kata yang berima dengan "sepatu"!
5. Berapa 2+3?
6. Dpatkah anda mendefinisikan b"berpikir kritis"?

Saat menjawab pertanyaan ini, apakah anda mengetahui penggunaan gambar dan atau
kata-kata? Kebanyakn orang menemukan hal itu ketika mereka diminta untuk
menjelaskan beberapa benda konkret, seperti jumlah jendela, atau ibu mereka, mereka
sadar akan gambaran dari hal-hal tersebut (dapat menggambarkan nya dalam otak/
degan kata lain otak dapat membayangkannya). Nyatanya hampir tidak mungkin
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tanpa menghasilkan representasi internal atau
tanpa memanfaatkan citra dalam beberapa cara. Dapatkah anda mendeskripsikan ibu
tanpa membuat gambaran dalam otak? Pertanyaan seperti 3 dan 4 yang melibatkan
urutan huruf dalam alfabet dan suara kata biasanya membutuhkan untuk
melafalkannya dalam hati. (Apakah kamu bernyanyi "L-M-N-O-P" kepada diri anda
sendiri untuk menjawab pertanyaan 3?). Saat menjawab pertanyaan seperti pertanyaan
no.5 dan 6, orang seringkali tidak dapat mengatakan bagaimana mereka sampai pada
sebuah jawaban. Kebanyakn orang hanya merasa bahwa jawabannya tampak "muncul
di kepala mereka" tanpa mereka sadar "media" atau "benda" dari pikiran tersebut.

Terkadang, pemikiran bisa ditingkatkan jika kita "bekerja" menghasilkan


gambar atau menggunakan pikiran seperti pidato. Contohnya saja untuk memahami
konsep aljabar kita dapat menggunakan suatu gambaran mengenai variabel dalam
aljabar tersebut.

Diketahui 2x + 3x = 25, berapakah nilai x?

Seseorang yang baru pertama kali menjumpai aljabar, pasti akan merasa
kesulitan dalam menyelesaikannya. Untuk itu perlu adanya suatu gambaran mengenai
"x" dalam aljabar tersebut. Misalnya kita gambarkan "x" merupakan jumlah kue dalan
1 bungkus yang belum kita ketahui jumlah pastinya. dengan begitu jika 2 bungkus + 3
bungkus = 25 buah kue, maka 5 bungkus = 25 kue, dan di dapatkan bahwa
perbungkus berisi 5 buah kue. yang artinya, "x"=5.
9

Kemudian, seperti yang dijelas kan di awal tadi, berpikir juga merupakan
"ucapan hening". Sebagai contoh: seorang anak sekolah dasar yang diberikan
pertanyaan "Berapakah nilai dari 2X4?". Dalam menjawab pertanyaan tersebut, secara
tidak langsung anak tersebut akan mengeja dalam fikirannya 4 + 4 = 8. yang
kemudian barulah dia menyuarakan hasil jawabannya tersebut "8".

Menjadi Pemikir yang Lebih Baik: Pendekatan Keterampilan.

Keterampilan berpikir kritis merupakan strategi untuk menemukan cara untuk


mencapai suatu tujuan. Pemikiran kritis menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola.
Meskipun dalam pembahasan berpikir kritis, telah dibagi menjadi beberpa bagian
yang masing-masing berfokus pada berbagai jenis masalah (misal, penalaran, analisis,
pengujian, pembuatan kebutusan, dsb), namun masalah ini tidak mudah dipisahkan
dalam kehidupan nyata. Pembagian ini dimaksudkan untuk pembelajaran, bukan
menyiratkan bahwa berpikir kritis dapat dibagi menjadi paket-paket yang rapi.

Dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan instruksi


khusus, berlatih dalam berbagai konteks, umpan balik, dan waktu untuk berkembang.
Bagian terpenting dalam pembelajaran adalah menerapkan keterampilan dari
pemikiran kritis ke banyak contoh berbeda. Untuk menjadi pemikir kritis, perlu
adanya latihan, latihan, dan latihan. Itulah satu-satunya cara untuk menjadi pemikir
yang lebih baik.
10

DAFTAR PUSTAKA
Halpern, Diane F.2014.Thought and Knowledge (An Introduction to Critical
Thinking).New York: Psychology Press

Damar, Agustinus Mario.2016.Artikel: Kapasitas Otak Manusia Ternyata Setara 10


Juta GB. Liputan 6

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan_otak (diakses pada tanggal 14 September


2020)

Anda mungkin juga menyukai