Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PENALARAN MATEMATIKA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Konsep Dasar Matematika
Dosen Pengampu : Yogi Ageng Sri Legowo, M.Pd

Disusun Oleh:
 Hanifah Risti Adisti (23320011)
 Martafuri Damaiyanti (23320012)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, makalah Pengembangan
Kurikulum dapat penulis selesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tak lupa kita
kirimkan kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang patut kita contoh.
Dimana makalah ini penulis susun sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar
Matematika yang diampu oleh Yogi Ageng Sri Legowo, M.Pd, Makalah ini membahas
tentang Konsep DasarPenalaran Matematika
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, yang telah memberikan sumbangsihnya sehingga makalah ini bisa
diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yogi Ageng Sri Legowo, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Pengembangan
Kurikulum
2. Teman-teman semua yang tergabung dalam kelas KPT

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi
mahasiswa bukan saja dari segi kulit dan kertasnya tapi terutama pesan-pesannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ungaran.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Penalaran Induktif...................................................................................................................6
B. Penalaran Deduktif..................................................................................................................8
C. Logika Matematika.................................................................................................................9
D. Penerapan Logika Matematika............................................................................................10
E. Soal..........................................................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang pernah dan bahkan hampir setiap saat melakukan
kegiatanberpikir karena setiap kesan yang ditangkap oleh panca inderanya selalu
akandiproses di dalam alam pikirannya. Melihat suatu peristiwa, orang akan berpikir
tentang penyebabnya, bagaimana kronologis kejadiannya, siapa saja yang
mengalami, bagaimana kondisi mereka, bagaimana kelanjutan peristiwanya, atauapa
yang harus dilakukan menanggapi peristiwa tersebut, atau seandainya orang acuh tak
acuh terhadap peritiwa yang dilihatnya, paling tidak ia akan berpikir: “peduli apa
dengan peristiwa itu, yang penting aku melanjutkan kegiatanku”.Mendapati sepeda
motor yang tiba-tiba mogok, orang tentunya akan berpikirtentang apa yang
menyebabkan, mungkinkah bensinnya sudah habis, atau businya harus
diganti, atau karburatornya bermasalah, lalu bagaimana memperbaikinya,
adalah bengkel terdekat, dan bahkan mungkin orang tidak hanya berpikir tentang
kerusakan sepeda motor, tetapi mungkin juga tentang keterlambatan sampai di
tempat kerja, alasan-alasan yang diberikan pada atasan, dan sebagainya. Mendengar
suara-suara yang mencurigakan, oran akan berpikir tentang apa yang tengah terjadi,
suara apa, darimana asalnya, jika membayangkan bagaimana mengantisipasinya.
Merasakan bahwa teh yang akan diminum masih panas, mungkin oran akan
berpikir untuk membuka tutup gelasnya, atau merendam gelasnya di air dingin,
atau meniupnya supaya segera hangat dan dapat diminum, atau bisa juga berpikir
untuk menunggunya sampai cukup hangat atau cukup dingin untuk diminum.
Singkatnya, setiap kesan yang ditangkap oleh indera manusia akan menjadikannya
melakukan kegiatan berpikir.
Kegiatan berpikir tidak hanya terjadi sebagai akibat dari aksi yang terjadi
diluar diri seseorang, tetapi juga dilakukan oleh orang sebelum ia melakukan
suatutindakan maupun ucapan. Pada saat sepeda motor mogok, orang akan berpikir
tentang penyebab kerusakan dan bagaimana langkah penangannya
sebelummelakukan tindakan perbaikan. Pada saat mendapat pertanyaan, orang
akan berpikir tentang agenda permasalahan yang akan dibicarakan, dan sebagainya.
Dari sekian banyak macam kegiatan berpikir tersebut, mungkin suatu saat
orang harus melakukannya secara sistematis dan logis untuk mendapatkan sebuah
kesimpulan atau keputusan. Kegiatan berpikir yang semacam ini disebut
dengankegiatan bernalar. Untuk dapat melakukan suatu kegiatan penalaran yang
benarsehingga menghasilkan sebuah kesimpulan atau keputusan yang tepat,
dibutuhkandata-data dan fakta serta kaidah-kaidah yang benar yang dirangkai Dalam
suatualur yang sistematis dan logis. Misalnya untuk mendapatkan kesimpulan
tentangpenyebab matinya lampu belajar di ruang belajar, orang harus meninjau
beberapahal, seperti apakah ada pemadaman dari PLN atau tidak, apakah terjadi
aruspendek atau tidak, apakah saklar lampu di ruang belajar sedan off atau
tidak,apakah ada kabel yang putus atau tidak, apakah ada kerusakan pada fitting atau
tidak. Jika semua pertanyaan tersebut jawabnya tidak, maka bisa disimpulkan bahwa
lampunya yan rusak, sehingga keputusannya adalah membeli lampu baru.
Konsep-konsep yang muncul dalam setiap bidang ilmu pasti merupakan
hasildari suatu proses penalaran, terlebih dalam bidang matematika. Matematika
padahakekatnya berkenaan dengan struktur dan ide-ide abstrak yang disusun
secarasistematis dan logis melalui proses penalaran deduktif. Oeh karenanya untuk
dapatmemahami konsep-konsep matematika secara benar maka terlebih dahulu harus
dahulu harusmemahami bagaimanakah pola penalaran dan kaidah-kaidah
logika yangdigunakan sebagai alat bepikir kritis dalam matematika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana polapenalaran deduktif itu?
2. Bagaimana pola penalaran induktif itu?
3. Bagaimana logika matematika?
4. Bagaimana penerapan logika matematik

C. Tujuan
Bedasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka makalah ini diharapkan
mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola penalaran deduktif itu?
2. Bagaimana pola penalaran induktif itu?
3. Bagaimana logika matematika?
4. Bagaimana penerapan logika matematika?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penalaran Induktif
Misalkan diberikan sebuah barisan bilangan 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, ..,
makapengenalan pola dimaksudkan sebagai suatu identifikasi tentang tata
aturanpenulisan barisan tersebut. Dari contoh ini dapat dilihat bahwa untuk mendapatkan
bilangan berikutnya, maka sebuah bilangan-bilangan yang akan muncul padaurutan
yang lebih tinggi, misalnya dengan tentang 3 bilangan yang akan munculpada urutan 8,9
dan 10. Selanjutnya hasil dari proses pengenalan pola danpendugaan tersebut dapat
digunakan untuk membentuk sebuah generalisasi, yakni dengan menyusun formula untuk
menentukan bilangan yang akan muncul pada urutan ke n.
Coba sekarang perhatikan pola dalam gambar berikut ini.

Dengan melakukan penelusuran pola-pola gambar-gambar yang


muncul padabaris pertama dan kedua, dapatkah anda menyatakan gambar yang
bagaimanayang akan muncul pada posisi “?”. Jika demikian pertanyaannya,
dimungkinkanbanyak orang akan memiliki gambar yang sama sebagai jawabnya,
yakni
Tetapi jika penelurusan dilakukan pada pola-pola gambar yang muncul
padakolom pertama dan kolom kedua, maka akan sulit ditentukan
gambar yangbagaimana yang akan muncul pada baris terakhir kolom ketiga, atau
jika tidak akan ada banyak variasi jawaban yang muncul, karena pola yang
muncul sepanjang kolom pertama dan kolom kedua kurang spesifik, berbeda
dengan pola yang muncul sepanjang baris pertama dan baris kedua yang sudah
lebih spesifik.
Variasi dugaan juga bisa muncul pada penelurusan pola geometris
padagambar berikut ini

Pola jumlah baris dalam ilustrasi ini lebih spesifik yakni 7, 6, 5, 4, ...,
sehinggaakan banyak yang memperdiksikan bahwa bangun yang
ditanyakan akanmemiliki 3 baris. Tetapi pola jumlah kolomnya kurang spesifik,
karena denganpola 5, 5, 3, 3, bisa memunculkan dugaan jumlah kolom pada
bangun yangditanyakan adalah 1 bagi yang berasumsi bahwa pola jumlah kolom
adalah 5, 5,3, 3, 1, 1 (gambar 1.4 a) atau bisa juga muncul dugaan bahwa jumlah
kolompada bangun yang ditanyakan adalah 3 bagi yang berasumsi bahwa pola
jumlahkolom adalah 5, 5, 3, 3, 3, 1, 1, 1, 1 (gambar 1.4 b)
Dilihat dari proses yan terlibat dalam penalaran secara induktif tersebutm
makapola penyimpanan yang dihasilakn bisa tidak tunggal. Sebuah contoh,
diberikanbarisan biolangan 3, 6, 10, 15, …, lalu tentukan dua bilangan pada
urutan ke 5 dan 6. Dengan menggunakan kunci selisih 3, 4, 5, 6, 7 maka dapat
didapat jawaban 21dan 28, atau bila menggunakan kunci selisih 3, 4, 5, 7, 9 maka
akan didapatjawaban 22 dan 31.
Dari uraian di atas, Nampak jeas bahwa penalaran induktif merupakan
prosespenyimpulan secara umum dari hasil observasi yang terbatas. Hasil
kesimpuhlanyang diperoleh bisa jadi kurang valid atau bisa
mengakibatkan kesalahnpenafsiran apabila data yan dipergunakan kurang
lengkap atau pola yan diamatikurang spesifik. Oleh karenanya penalaran induktif
lebih cocok untuk bidang non-matematika yang hasil perumusan konsepnya sering
harus diperbaiki agar teori-teori yang muncul sesuai dengan hasil penelitian yang
terbaru. Sementara itukonsep-konsep dalam matematika tidak pernah mengalami
perubahan, jikalaupun ada itu sifatnya hanyalah penambahan karena adanya
temuan-temuan baru dantidak sampai merubah konsep yang sudah ada
sebelumnya. Hal ini karena sistemyang ada dalam matematika merupakan sistem-
sistem deduktif, dimana kebenaransuatu konsep didasarkan pada konsep-konsep
sebelumnya. Oleh karenanya sistempenalaran yang paling banyak berperan
dalam matematika adalah penalaran deduktif.

B. Penalaran Deduktif
Ada dua jenis penalaran deduktif yaitu kondisional dan silogisma
(Matlin,1994). Penalaran kondisional menjelaskan hubungan “Jika...maka...”.
Penalaransilogisma merupakan kuantor yaitu jenis penalaran yang menggunakan
kata-katasemua, beberapa, dan tidak satupun (Matlin, 1994: 378).
1. Penalaran Kondisional
Penalaran kondisional merupakan hubungan antara kondisi. Jenis
penalarankondisional yang ditelaah dalam penelitian ini mencakup
hubungan “Jika...maka...”. Ada empat jenis panalaran kondisional yaitu,
(1) memperkuat anteseden,
(2) memperkuat konsekuen,
(3) menyangkal anteseden, dan
(4) menyangkal konsekuen.

2. Penalaran Silogisma
Bentuk umum dari penalaran silogisma adalah dua premis yang berbentuk
implikasi serta kesimpulan dari kedua premis itu. Maksudnya, jika premis
pertamamerupakan implikasi “jika p maka q” dan premis kedua berbentuk
“jika q makar”, maka bentuk umum silogisma adalah sebagai
berikut :Premis pertama : P-> q
Premis kedua : p -> r
Kesimpulan : p-> r
Dengan demikian, silogisma terdiri atas dua premis atau pernyataan,
ditambahdengan suatu kesimpulan. Silogisma mencakup kata
semua, beberapa, tidaksatupun atau istilah-istilah lain yang sejenis.

C. Logika Matematika
Logika merupakan sebuah alat yang penting untuk berpikir kritis dan
penalarandeduktif. Dalam logika diperlukan adanya proposisi, yakni
pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja. Contoh: - "Jumlah dua
bilangan genap adalah genap" merupakan proposisi bernilaibenar; - "Kota
Surabaya terletak di propinsi Jawa Barat" merupakan proposisibernilai salah;
“Kerjakan tugasmu" bukan merupakan proposisi.Proposisi-proposisi pada
contoh di atas merupakan proposisi-proposisi sederhana.
Sedangkan proposisi yang dirangkaikan dengan perangkai logika "dan",
"atau","tidak", "jika ... maka", disebut proposisi majemuk. Dalam logika
matematika, nilai kebenaran untuk sebuah proposisi majemuk sudah dirumuskan
secara pasti,sehingga setiap proses penarikan kesimpulan menggunakan logika
matematikaselalu dapat dikontrol kevalidannya. Beberapa proposisi
majemuk yang akandiuraikan dalam bab ini adalah negasi, konjungsi,
disjungsi, implikasi dan biimplika.

1. Negasi
Negasi dari suatu proposisi p dinotasikan ~p. Nilai kebenaran
dari ~p berkebalikan dengan nilai kebenaran dari p.

2. Konjungsi
Konjungsi adalah proposisi majemuk yang menggunakan
perangkai "dan". Proposisi "p dan q" dinotasikan q p.

3. Disjungsi
Disjungsi adalah proposisi majemuk yang menggunakan
perangkai "atau".Poposisi "p atau q" dinotasikan q p.

4. Implikasi
Bila proposisi p dan q dirangkaikan menjadi proposisi "jika p
maka q"(dinotasikan q p ) maka proposisi tersebut dinamakan
kondisional atauimplikasi. Pernyataan p disebut antisenden (hipotesis)
sedangkan pernyataan q disebut konsekuen (simpulan). Pernyataan p
merupakan syarat cukup untukpernyataan q dan pernyataan q merupakan
syarat perlu untuk pernyataan p.

5. Biimplikasi
Sebuah biimplikasi atau bikondisional "p jika hanya jika q" (yang

dinotasikan oleh q❑p) merupakan implikasi dua arah, yakni "jika p maka q" dan
"jika qmaka p". Pernyataan p merupakan syarat perlu dan cukup untuk
pernyataan q, demikian juga sebaliknya, pernyataan q merupakan syarat perlu
dan cukup untukpernyataan p.

D. Penerapan Logika Matematika


Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak contoh yang bisa kita ambil
tentangbagaimana orang yang menggunakan logika matematika dalam berpikir.
Orangyang menggunakan logika matematika dalam berpikir tentu tidak
akan memberikan sebuah pernyataan atau tindakan yang salah. Contoh: Seorang
direktur perusahaan memberikan pernyataan bahwa jika profitmeningkat
maka karyawan akan mendapatkan bonus. Dan setelah beberapa waktuberlalu
ternyata karyawan tidak mendapatkan bonus. Dalam hal ini karyawan bisamenarik
kesimpulannya sendiri mengapa mereka tidak mendapatkan bonus.
Karyawan memperkirakan bahwa profit perusahaan tidak meningkat. Lalu
apakahyang dipikirkan karyawan sesuai dengan cara berpikir logika matematika?
Jika kita uraikan contoh diatas dengan logika matematika.
P : Profit meningkat.
Q : Karyawan mendapatkan bonus.
P q
~q
———
∴ ~p ( ini adalah hasil penarikan kesimpulan )
~p : Profit tidak meningkat.

E. Soal
1. Rama dan Wulan adalah kakak beradik. Saat ini umur Rama dan Wulan
berturut-turut adalah 8 tahun dan 13 tahun. Pada berapa tahun lagi
perbandingan umur mereka adalah 2:3

2. Contoh kedua.
Pembangunan sebuah Gedung direncanakan selesai dalam waktu 20 hari bila
dikerjakan oleh 20 orang. Setelah dikerjakan selama 10 hari, pekerjaan
dihentikan selama 6 hari. Supaya pembangunan itu selesai tepat pada
waktunya, maka diperlukan tambahan pekerja sebanyak?
3. Contoh ketiga.

4. Contoh keempat.
Koperasi sekolah membeli 5 lusin pulpen dengan harga Rp 18.000 per
lusin. Jika koperasi mendapatkan keuntungan sebesar Rp 36.000, maka

5. Contoh kelima.
Suku ke-30 dari barisan berikut 2 7 12 17 22 .... 30
Jadi suku ke-30 dari barisan 2, 7, 12, 17, 22 .... 30 adalah 147

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penalaran induktif adalah kemampuan berpikir seseorang dari hal-hal
yangbersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran
yangmenggunakan pendekatan induktif pada prinsipnya menyelesaikan
persoalan(masalah) matematika tanpa memakai rumus (dalil), melainkan dimulai
denganmemperhatikan data/ soal.
2. Proses penarikan kesimpulan pada penalaran deduktif merupakan
kebalikandari penalaran induktif. Jika pada penalaran induktif terjadi proses
penarikankesimpulan dari hal-hal khusus menuju hal-hal-hal umum, maka
pada penalaran deduktif terjadi proses penarikan kesimpulan dari hal-hal umum
menuju ke hal- hal khusus.
3. Logika merupakan sebuah alat yang penting untuk berpikir kritis dan
penalarandeduktif.
4. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak contoh yang bisa kita ambil
tentangbagaimana orang yang menggunakan logika matematika dalam berpikir.
Orang yang menggunakan logika matematika dalam berpikir tentu tidak
akan memberikan sebuah pernyataan atau tindakan yang salah.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai pengertian kurikulum
pendidikan yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan
dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi
yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami sebagai penulis, semoga makalah ini dapat dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Cahya, A. (2005, Oktober). Mamahami Konsep Matematika Secara Benar


danMenyajikannya dengan Menarik. Retrieved Oktober 29, 2021, from
https://antoniuscp.files.wordpress.com/2013/02/memahami-konsep-matematika1.pdf

Guru, M. P. (2020, Februari 20). Penerapan Logika Matematika Dalam Bisnis.Retrieved


Oktober 28, 2021, from https://think.co.id/penerapan-logika-matematika-dalam-bisnis/

Piratna, N. (n.d.). Penalaran Matematika. Retrieved November 01, 2021, from Jurusan
Pendidikan Matematika:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196303311988031-
NANANG_PRIATNA/Penalaran_Matematika.pdf

Anda mungkin juga menyukai