Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mandiri

Kecerdasan Buatan

Nama Mahasiswa : Ekki Lian Saputra


NPM : 120210229
Kode Kelas : 131-TI013-M1
Dosen : Joni Eka Candra

Universitas Putera Batam


2014
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah menganugerahkan rahmat, karunia serta ridha-nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan Makalah tentang ”Kecerdasan Buatan". Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mandiri pada mata kuliah Kecerdasan Buatan.
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
kemudian bermanfaat bagi kita.
Akhirnya penyusun berharap karya tulis ini dapat berguna dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk
kemajuan di masa-masa mendatang. Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima
kasih.

Batam, Januari 2014

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2 Sejarah Kecerdasan Buatan..................................................................................1

1.3 Sub Disiplin Ilmu Kecerdasan Buatan..................................................................3

1.4 Lingkup Kecerdasan Buatan Dalam Aplikasi Komersial.....................................4

1.5 Maksud dan Tujuan..............................................................................................5

1.6 Ruang lingkup.......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6

2.1 Pendekatan Sistem................................................................................................6

2.2 Struktur Masalah...................................................................................................6

2.3 Tahap Pemecahan Masalah...................................................................................7

2.3.1 Usaha persiapan.........................................................................................7

2.3.2 Usaha definisi............................................................................................8

2.3.3 Usaha pemecahan......................................................................................8

2.4 Pemecahan Masalah..............................................................................................8

2.5 Faktor Manusia Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah..............................10

2.5.1 Merasakan masalah.................................................................................10

2.5.2 Mengumpulkan informasi.......................................................................11

2.5.3 Menggunakan informasi..........................................................................11

BAB III PENUTUP....................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................12

3.2 SARAN ..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah sering kali muncul dalam kehidupan manusia. Setiap permasalahan

tidak akan berhenti sendiri tanpa disertai solusi untuk menyelesaikannya.masalah

sering kali terjadi pada komunitas- komunitas baik komunitas kecil maupun

komunitas besar. Permasalahan yang kompleks sering terjadi pada perusahaan-

perusahaan yang pada akhirnya secara tidak langsung menuntut seorang menejer

untuk membuat sebuah keputusan. Pada saat ini suatu pendekatan sistematis untuk

pemecahan masalah telah diciptakan yang terdiri dari tiga jenis usaha :

- persiapan

- definisi

- solusi

Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan

sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi

subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer

bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagiansistem

menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi

berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya,

dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana

mestinya.

1.2 Sejarah Kecerdasan Buatan

Banyak cara untuk mendefinisikan kecerdasan buatan, diantaranya adalah:

 Suatu studi yang mengupayakan bagaimana agar computer berlaku cerdas.

 Studi yang membuat komputer dapat menyelesaikan persoalan yang sulit.

1
 Teknologi yang mensimulasikan kecerdasan manusia, yaitu bagaimana

mendefinisikan dan mencoba menyelesaikan persoalan menggunakan computer

dengan meniru bagaimana manusia menyelesaikan dengan cepat.

Pada tahun 1950-an para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya

agar mesin dapat melakukan pekerjaannya seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia.

Alan Turing, seorang matematikawan Inggris, pertama kali mengusulkan adanya tes

untuk melihat bisa tidaknya sebuah mesin dikatakan cerdas. Hasil tes tersebut

kemudian dikenal dengan Turing Test, dimana si mesin tersebut menyamar seolah-

olah sebagai seseorang di dalam suatu permainan yang mampu memberikan respon

terhadap serangkaia npertanyaan yang diajukan. Turing beranggapan bahwa, jik

amesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi

dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas(seperti

layaknya manusia).

Kecerdasan buatan sendiri dimunculkan oleh seorang profesordari

Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang bernama John McCarthy pada

tahun1956 pada saat Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti AI.

Logic Theorist, diperkenalkan pada Dartmouth Conference, program ini dapat

membuktikan teorema-teorema matematika. Sad Sam, diprogram oleh Robert K.

Lindsay (1960). Program ini dapat mengetahui kalimat-kalimat sederhana yang ditulis

dalam bahasa Inggris dan mampu memberikan jawaban dari fakta-fakta yang didengar

dalam sebuah percakapan. ELIZA, diprogram oleh Joseph Weinzenbaum (1967).

Program ini mampu melakukan terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa

pertanyaan.

Beberapa program AI yang mulai dibuat pada tahun 1956-1966, antara lain:

 Persepsi (Vision danPercakapan)

2
 Bahasa Alamiah(Pemahaman, Penurunan, Translasi)

 Kontrol Robot

 Permainan(Game)

 PersoalanMatematis(Geometri, Logic, KalkulusIntegral)

 Engineering (Desain, PenemuanKesalahan, PerencanaanPabrik)

 Analisa Ilmiah

 Diagnosa Bidang Kedokteran

 Analisa Financial

1.3 Sub Disiplin Ilmu Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan dapat dipilah menjadi sejumlah sub disiplin ilmu,

diantaranya adalah:

a. Sistem Pakar (Expert System).

Disini komputer digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan

para pakar. Dengan demikian komputer akan memiliki keahlian untuk menyelesaikan

permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki oleh pakar.

b. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing).

Dengan pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi

dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari-hari.

c. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition).

Melalui pengenalan ucapan diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan

komputer menggunakan suara.

d. Robotika dan Sistem Sensor (Robotics and Sensory Systems).

e. Computer Vision,

3
Computuer Vision yakni mencoba untuk dapat menginterpretasikan gambar

atau obyek-obyek tampak melalui komputer.

f. Intelligent Computer-Aided Instruction.

Komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar.

g. Machine Learning (Jaringan Syaraf Tiruan, Fuzzy Logic, Algoritma Genetika)

h. Game Playing.

1.4 Lingkup Kecerdasan Buatan Dalam Aplikasi Komersial

Dalam kehidupan manusia, komputer dapat membantu dalam bidang:

a. Pertanian, komputer dapat mengontrol robot yang melakukan kontrol terhadap

hama, pemangkasan pohon, pemilihan hasil panen, dsb.

b. Pabrik, komputer dapat mengontrol robot yang harus mengerjakan pekerjaan

berbahaya dan membosankan, inspeksi, dan melakukan maintenance pekerjaan.

c. Kesehatan, komputer dapat membantu untuk mendiagnosis penyakit, melakukan

monitoring kondisi pasien, memberikan treatment yang cocok.

d. Pekerjaan Rumah Tangga, komputer dapat memberikan nasehat dalam memasak

dan berbelanja, membantu membersihkan lantai, memotong rumput, mencuci

pakaian, dan melakukan maintenance terhadap pekerjaan.

Untuk mendefinisikan sebuah penelitian dalam bidang Kecerdasan Buatan

dikatakan sukses, kita dapat menanyakan tiga hal sebagai berikut:

 Apakah langkah-langkah penyelesaian didefinisikan secara lengkap?

 Apakah langkah yang sudah didefinisikan dapatdiimplementasikan sebagai

sebuah procedure dalam komputer? Jika sulit diimplementasikan, maka system

tersebut bukan system Kecerdasan Buatan.

4
 Apakah didalamnya diidentifikasikan beberapa batasan? Jika tidak, procedure

kemungkinan hanya dapat diterapkan pada contoh yang sedang dipilih, sedangkan

pada permasalahan lain metode ini tidak dapat diterapkan.

1.5 Maksud dan Tujuan

Penulisan makalah ini bermaksud membuka pemikiran para mahasiswa untuk

lebih tanggap dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan

permasalah tersebut, dan tentunya tulisan ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa

ketika memasuki dunia kerja nantinya.

1.6 Ruang lingkup

Pada makalah ini penulis hanya membahas bagaimana seorang manajer

perusahaan mengambil sebuah keputusan ketika terjadi sebuah permasalahan pada

perusahaan yang mereka pimpin. Oleh sebab itu, maka pada makalah ini berisikan

pendekatan system dalam pengambilan keputusan, struktur masalah, tahap pemecahan

masalah serta faktor manusia yang mempengaruhi pemecahan masalah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Sistem

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey,

seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya

tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan

masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:

1. Mengenali kontroversi

2. Menimbang klaim alternatif

3. Membentuk penilaian

Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai

pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang

memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternative

dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.

2.2 Struktur Masalah

Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antar

elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur

berisikan elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami

oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit

permasalahan yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur.

Sebagaian besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer

memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan

6
hubungannya. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-

elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.

2.3 Tahap Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus

dilakukan oleh manajer yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi /

pemecahan.

- Usaha persiapan, mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan

menyediakan orientasi sistem.

- Usaha definisi, mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan dan

kemudian memahaminya.

- Usaha solusi, mencakup mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif,

mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi

itu dan membuat tindak lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu

terpecahkan.

Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai

system dukungan (support systems) saat menerapkan pendekatan sistem.

2.3.1 Usaha persiapan

Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena

ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk

mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:

a) Memandang perusahaan sebagai suatu sistem

7
b) Mengenal sistem lingkungan

c) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan

2.3.2 Usaha definisi

Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada

atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk

mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu :

a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem

b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu

2.3.3 Usaha pemecahan

Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang layak

(feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.

2.4 Pemecahan Masalah

Dengan kenyataan tersebut, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi

yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan

keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon

terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang

keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu

yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya keputusan adalah pemilihan suatu

strategi atau tindakan.

8
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang

manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu

kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai alternative keputusan. Solusi

bagi suatu masalah harus mendayagunakan system untuk memenuhi tujuannya,

seperti tercermin pada standar kinerja system. Standar ini menggambarkan keadaan

yang diharapkan, apa yang harus dicapai oleh system.

Selanjutnya manajer harus memiliki informasi yang terkini, informasi itu

menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh system. Jika keadaan

saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah dan manajer tidak

mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda, sejumlah masalah merupakan

penyebabnya dan harus dipecahkan.

Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan

menggambarkan criteria solusi (solution criterion), atau apa yang diperlukan untuk

mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Setelah berbagai

alternative, diidentifikasi system informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi tiap

alternative. Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraints)

yang mungkin, baik inter maupun ekstern/ lingkungan.

1. Kendala intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya bahan

baku, modal kerja,SDM yang kurang memenuhi syarat, dan lain – lain.

2. Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan,

seperti pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu. Gejala

adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer melihat

gejala dari pada masalah. Gejala menarik perhatian manajer melalui lingkaran

9
umpan balik. Namun gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu

masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.

2.5 Faktor Manusia Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka

mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan

informasi, dan menggunakan informasi.

2.5.1 Merasakan masalah

Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan

masalah (problem solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi

masalah.

• Penghindar Masalah (problem avoider)

Manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik

saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi

atau menghindarinya sepanjang perencanaan.

• Pemecah Masalah (problem solver)

Manajer ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul

suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.

• Pencari Masalah (problem seeker)

Manajer ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya.

10
2.5.2 Mengumpulkan informasi

Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan

informasi (information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi

yang tersedia bagi mereka.

• Gaya Teratur (preceptive style)

Manajer jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala

sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.

• Gaya Menerima (receptive style)

Manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakah

informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.

2.5.3 Menggunakan informasi

Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya

menggunakan informasi (information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan

informasi untuk memecahkan suatu masalah.

• Gaya Semantik (systematic style)

Manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah

ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.

• Gaya Intuitif (intuitive style)

Manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan

pendekatan dengan situasi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah Pendekatan Sistem

Kecerdasan Buatan Dalam Memecahkan Masalah Dan Mengambil Keputusan adalah

sebagai berikut :

1. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang

profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya

tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam

memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:

• Mengenali kontroversi

• Menimbang klaim alternatif

• Membentuk penilaian

2. Pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk

menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.

3. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer

yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.

4. Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka

mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah,

mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.

12
3.2 Saran

Makalah ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sehingga perlu dikembangkan lebih

lanjut. Tetapi makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengambil

keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan yang sedang dihadapi bagi seorang

menejer ataupun bagi orang awam yang sedang menghadapi suatu permasalahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Elaine Rich, Artificial Intelligence, Second Edition, Mc GrawHill, 1991.

Harvey, R, Neural Network Principles, Prentice-Hall International, Inc, New Jersey,


1994.

Kosko, B, Neural Networks and Fuzzy Systems, Prentice-Hall International, Inc.,


New Jersey, 1992.

Prajitno, Petunjuk Perangkat Lunak dalam buku Petunjuk Renograf Model BI-756,
PPNY.BATAN, Yogyakarta, 1996.

Sandi Setiawan, Artificial Intelligence, AndiOffset, Yogyakarta, 1993.

Timothy, Advanced Algorithms for Neural Networks, John Wiley and Sons, Inc. New
York, 1995.

Timothy, Signal and Image Processing with Neural Networks, John Wiley and Sons,
Inc., New York, 1994.

14

Anda mungkin juga menyukai