Teori Dasar Umum Mekanika Fluida
Teori Dasar Umum Mekanika Fluida
b. Fluida gas
Fluida yang memiliki partikel renggang dengan gaya tarik antar
molekul atau partikel yang sama relatif lemah. Partikelnya sangat
ringan sehingga dapat melayang bebas dan volumenya tak tentu, seperti
udara.
du
gradien kecepatan dy .
a. Fluida Newton
Fluida yang mengikuti hubungan :
du
τ =μ
dy
du
lurus dengan gradien kecepatan dy pada diagram.
b. Fluida Non-Newton
Fluida-fluida yang viskositasnya bergantung pada tegangan
geser atau laju aliran. Contohnya : larutan polimer. Fluida ini
dipengaruhi oleh deformasi plastis akibat dislokasi partikel / perubahan
tempat / posisi partikel fluida karena adanya suatu perlakuan.
1. Fluida dilatent, jika viskositas apparent fluida
bertambah seiring meningkatnya deformasi (n > 1).
2. Fluida pseudoplastic, jika viskositas apparent fluida
berkurang dengan naiknya deformasi (n < 1).
Hal-hal yang dapat menyebabkan fluida cair dan gas dapat mengalir,
yaitu :
a. Perbedaan tekanan
b. Perbedaan temperatur
c. Perbedaan kedudukan (tinggi rendah).
(www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123667-R220826...Literatur)
B. Sifat-Sifat Fluida
Sifat-sifat fluida yaitu :
3. Memiliki kerapatan, volume jenis, berat jenis, gravitasi jenis, dan tekanan
m
ρ=
V
4. Gas sempurna, didefinisikan sebagai suatu zat yang memenuhi hukum gas
sempurna.
(Pv = RT)
5. Modulus elastisitas curahan, kemampuan cairan dinyatakan dengan
modulus elastisitas curahan, kemampumampatan sangat penting jika
menyangkut perubahan tekanan yang mendadak atau perubahan tekanan
yang besar.
dv
K = - (dp/( ))
V
6. Memiliki massa jenis dan berat jenis
g
m=
V
V = Kecepatan Fluida (m s )
D = Diameter pipa/saluran ( m )
v = Viskositas Kinematis (m s )
2. Eksternal Flow
Adalah aliran fluida diluar atau aliran fluida yang mengalir pada
permukaan suatu benda. Untuk menentukan jenis aliran, dapat diketahui
dengan menentukan nilai bilangan Reynoldsnya dengan persamaan :
V .L
Re=
v
V = Kecepatan Fluida (m s )
L = Panjang Karakteristik benda ( m )
v = Viskositas Kinematis (m s )
Bukti Reynold tidak memiliki satuan :
VL
Re = v
(m s ) ( m ) m2 s
Re =
2
(m s ) =
( )( )
s m2
1. Nossel konvergen,
Yaitu nossel dengan penampang mula-mula yang besar yang
kemudian mengecil pada bagian keluarnya sehingga kecepatan aliran
menjadi tinggi dan tekanannya turun.
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Aliran bersifat tunak (steady state)
2. Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai
berikut:
b. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
dimana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan
maka
(http://www.scribd.com/doc/Hukum-Bernoulli-Dan-Hukum-Kontinuitas
(http://1.bp.blogspot.com/_1kmYwwOurm4/TBkvMBed...Fbernoulli-1.jpg)
W = Δ Em
W = Δ Ep + Δ Ek
Maka, W1 = P1 A1 . ΔX1
= P1. Δ V1
W2 = -P2 . Δ V2
W = W1 + W2
= P1. ΔV – P2. ΔV
W = ΔV ( P1 – P2 )
Δm
ΔV= ρ
Δm
Maka ; W = ( P1-P2 ) ρ
Δ Ep = Ep2 – Ep1
= Δmgh2 – Δmgh1
Δ Ep = Δ mg ( h2 – h1 )
Δ Ek = Ek2 – Ek1
= ½ Δ mV22 - mV12
= ½ Δm (V22-V12)
W = ΔEp + ΔEk
P1 + ρg h1 + ½ ρV12 = P2 + ρg h2 + ½ ρV22
½ ρV12 - ½ ρV22 = P1 - P2
½ ρ ( V12 – V22 ) = ΔP
ΔV2 = 2 Δ P/ ρ
Prinsip Bernoulli
P1 V 12 P V 2
+ + z1 = 2 + 2 + z2
ρg 2 g ρg 2 g
Keterangan:
P = tekana fluida
V = kecepatan fluida
P1 V 12 P V 2
+ = 2+ 2
ρg 2 g 1 ρg 2 g
V 2 −V P2 −P1
1 22
=
2g ρg
V 2 −V
1 22 ΔP
=
2 ρ
2
V 2 −( 0 )
1 ΔP
=
2 ρ ; nilai V2 dianggap nol diakibatkan adanya gaya-gaya
yang bekerja pada saat fluida keluar sehingga
menyebabkan kecepatan fluida tersebut kecil atau
dapat dianggap nol maka:
V 2 ΔP
12 ΔP V 2=
=
2 ρ 1 ρ
2 ΔP
V=
√ ρ
(http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli)
H. Sejarah + Rumus Dari Hukum
1. Hukum Newton
Hukum Newton adalah tiga hukum
fisika yang menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini menggambarkan
hubungan antara gaya yang bekerja
pada suatu benda dan gerak yang
disebabkannya. Hukum Newton
dibedakan atas 3 hukum yaitu :
a) Hukum Newton I
Setiap benda akan tetap
bergerak lurus beraturan atau
tetap dalam keadaan diam jika
ada resultan, gaya (F) bekerja
pada benda itu yaitu :
∑ F=0 ,a=0 , V =0(konstan)
b) Hukum Newton II
Menyatakan bahwa gaya sama dengan perbedaan momentum (massa
dikali kecepatan) tiap perubahan waktu.
F=m .a
c) Hukum newton III
Setiap aksi pasti terdapat reaksi yang searah dan berlawanan arah.
F 1=−F 1'
(id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton)
2. Hukum archimedes
Hukum
Archimedes
mengatakan
bahwa "Jika suatu
benda dicelupkan ke
dalam sesuatu zat cair,
maka benda itu akan
mendapat tekanan
keatas yang sama
besarnya dengan
beratnya zat cair yang
terdesak oleh benda
tersebut".
FA =ρ . g . v
Keterangan :
g = Gravitasi (N/Kg)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Archimedes)
3. Hukum Pascal
Hukum Pascal
menyatakan bahwa
“tekanan yang
diberikan zat cair
dalam ruang tertutup
dteruskan ke segala
arah dengan sama
besar”. Perbedaan
tekanan karena
perbedaan kenaikan zat
cair diformulakan
sebagai berikut:
ΔP=ρ . g .(ΔH )
Dimana :
4. Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli
adalah sebuah istilah di
dalam mekanika fluida
yang menyatakan bahwa
pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada
kecepatan fluida akan
menimbulkan
penurunan tekanan pada
aliran tersebut. Prinsip
ini sebenarnya
merupakan
penyederhanaan dari
Persamaan Bernoulli
yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada
suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan
jumlah energi di titik
lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan
Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. Dalam bentuknya yang
sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan
Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
c. Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan
dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida
di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air,
berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk
aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
3. Aliran bersifat tunak (steady state)
4. Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai
berikut:
d. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
dimana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan
maka
= entalpi fluida per satuan massa
(http://www.scribd.com/doc/Hukum-Bernoulli-Dan-Hukum-Kontinuitas)
5. Persamaan Kontiunitas
Massa fluida yang bergerak tidak berubah ketika mengalir. Fakta ini
membimbing kita pada hubungan kuantitatif penting yang disebut
persamaan kontinuitas.
Keadaan yang sama terjadi pada bagian kedua. Laju aliran massa
yang melewati A2 selama rentang waktu ∆t adalah:
Atau
ρ.A.V = konstan (tetap)
(http://www.scribd.com/doc/Hukum-Bernoulli-Dan-Hukum-Kontinuitas)
Tabel A.2