no Nama NIM
1 Anil Ahillah 14201.09.1700
2 Faidatul Jannah 14201.09.170
3 Sri Wahyuni 14201.09.17051
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas
segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi
umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul ‘studi kasus MAKP’
dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Dr. H nur hamim, S.Km S.Kep.,Ns M.Kes sebagai ketua STIKES Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong
3. Shinta wahyusari S.Kep.Ns.,M.Kep.Sp,Kep.Mat sebagai Ketua Prodi S1
Keperawatan
4. Rizka Yunita, S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5. Wardatul wasilah S.Kep.Ns.,M.Kep sebagai Dosen Mata Ajar menejemen
Keperawatan
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 rumusan masalah
1.3 manfaat
1.4 tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 studi kasus
2.2 hasil studi kasus
2.3 pelaksanaan MAKP kasus
2.4 kepuasan klien
2.5 Hubungan pelaksanaan MAKP kasus dengan kepuasan pasien
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
MAKP kasus merupakan proses pemberian asuhan kesehatan yang ber- tujuan
mengurangi fragmentasi, me- ningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi pembiayaan.
Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen kasus dapat
mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi (Supriyo, 2014).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata
masyarakat. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah
pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
pelanggan terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, harapan pelanggan
dapat terpenuhi. Kepuasan pasien adalah rasio kualitas yang dirasakan oleh pasien
dibagi dengan kebutuhan, keinginan dan harapan pasien (Nursalam, 2015).
Penelitian di Rumah Sakit Islam Surakarta tentang analisis perbedaan kepuasan
pasien terhadap penerapan metode asuhan keperawatan 83,3% menyatakan puas
terhadap metode fungsional, sedangkan 73,3% menyatakan puas terhadap metode
alokasi pasien. Sedangkan uji perbedaan kepuasan antara kedua metode didapatkan
hasil bahwa tidak ada perbedaan kepuasan dari responden baik yang mengalami
dirawat dengan metode fungsional maupun alokasi pasien (Heru&Arum, 2009).
RS Panti Waluya Sawahan Malang menggunakan model asuhan keperawatan
dengan metode tim. Namun setelah ada penilitan Magdalena (2014) pengaruh
penerapan metode tim terhadap kepuasan kerja perawat yang hasil penelitiannya
kepuasan kerja perawat dalam penerapan metode tim paling banyak adalah cukup puas
(46%) dan sisanya puas (18%), tidak puas (27%), sangat puas (9%). Serta pada bulan
Februari 2016 di dapatkan data 29 orang yang di rawat di instalasi rawat intensif
dengan kasus bedah sebanyak 6 orang yang masa perawatannya 1 hari, dan kasus
cardiovaskuler sebanyak 4 orang yang masa perawatannya 2-4 hari, serta penyakit
dalam sebanyak 19 orang yg rata-rata masa perawatannya 3-7 hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 MANFAAT
1.4 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STUDI KASUS
Menurut hasil jurnal Kristin Wahyu Oktavia et all 2017 dalam judul hubungan
“pelaksanaan makp kasus dengan kepuasan pasien di instalasi rawat intensif (iri) rs
panti waluya sawahan malang”
Penelitian di Rumah Sakit Islam Surakarta tentang analisis perbedaan kepuasan
pasien terhadap penerapan metode asuhan keperawatan 83,3% menyatakan puas
terhadap metode fungsional, sedangkan 73,3% menyatakan puas terhadap metode
alokasi pasien. Sedangkan uji perbedaan kepuasan antara kedua metode didapatkan
hasil bahwa tidak ada perbedaan kepuasan dari responden baik yang mengalami
dirawat dengan metode fungsional maupun alokasi pasien (Heru&Arum, 2009).
RS Panti Waluya Sawahan Malang menggunakan model asuhan keperawatan
dengan metode tim. Namun setelah ada penilitan Magdalena (2014) pengaruh
penerapan metode tim terhadap kepuasan kerja perawat yang hasil penelitiannya
kepuasan kerja perawat dalam penerapan metode tim paling banyak adalah cukup puas
(46%) dan sisanya puas (18%), tidak puas (27%), sangat puas (9%). Serta pada bulan
Februari 2016 di dapatkan data 29 orang yang di rawat di instalasi rawat intensif
dengan kasus bedah sebanyak 6 orang yang masa perawatannya 1 hari, dan kasus
cardiovaskuler sebanyak 4 orang yang masa perawatannya 2-4 hari, serta penyakit
dalam sebanyak 19 orang yg rata-rata masa perawatannya 3-7 hari. Maka pada bulan
Juli 2016 diberlakukan penerapan metode pemberian asuhan keperawatan alokasi
pasien di ruang rawat inap, namun di Instalasi Rawat Intensif RS Panti Sawahan
Waluya Malang menerapkan metode pemberian asuhan keperawatan kasus guna
memperpendek lama perawatan pasien
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN