Psikologis GW
Psikologis GW
I. IDENTITAS
Nama : TF
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 24 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Tanggal tes : 01 Mei 2009
Tester : Nuzulul Husna
II. BAUM
KESAN / DETAIL DESKRIPSI INDIKASI
A. Kesan Umum Sempurna dan cepat Aktualisasi dorongan, yang sangat baik dan
cepat.
1. Ukuran Besar dan dominan Paranoid, adanya keinginan untuk
mendominasi
2. Lokasi Cenderung ke atas Penuh dengan dunia ide, imajinatif,
intelektual, kesadaran yang over indi-vidual.
3. Kualitas garis Tekanan variatif Sifat agresif, pribadi yang fleksibel,
kemampuan adaptasi yang baik, cemas,
impulsif, mudah frustasi, emosi tak stabil,
histeris. Immature dalam emosi, pemurung,
perasaan tegang, rasa tidak aman.
4. Penyelesaian Relatif sistematis Keteraturan dalam berpikir, kontak dengan
realitas baik.
B. Bagian-bagian
1. Mahkota Berombak tapi tidak Jiwanya hidup, mudah bergaul, lemah
seperti awan lembut.
Kesimpulan I
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki intelektual di atas rata-rata. Ia rajin, aktif dan tak kenal batas. Ia
memiliki keinginan kuat dan mempunyai motivasi untuk berhasil. Subjek memiliki
keteraturan dalam berpikir. Ia sangat membanggakan intelektual, mempunyai banyak
ide, dan suka berfantasi. Ada tendensi kecemasan dalam dirinya sehingga ia
cenderung kurang dalam mengembangkan potensinya.
b. Aspek Emosi
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Emosinya belum stabil, dan masih cenderung
kekanak-kanakan. Ia memiliki dependensi yang besar. Hal ini dapat disebabkan
adanya pengalaman traumatis. Subjek mempunyai daya agresif yang kuat. Dan
sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia mencoba menekannya.
Sehingga subjek sering merasa cemas dan gelisah bila dihadapkan pada konflik.
c. Aspek Sosial
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi,
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Ia memiliki
keteraturan dalam berperilaku sehingga cenderung menarik diri.
Kesimpulan BAUM :
Subjek memiliki intelektual di atas rata-rata. Ia rajin, aktif dan tak kenal batas. Ia
memiliki keinginan kuat dan mempunyai motivasi untuk berhasil. Subjek memiliki
keteraturan dalam berpikir. Ia sangat membanggakan intelektual, mempunyai banyak
ide, dan suka berfantasi. Ada tendensi kecemasan dalam dirinya sehingga ia
cenderung kurang dalam mengembangkan potensinya.
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Emosinya belum stabil, dan masih cenderung
kekanak-kanakan. Ia memiliki dependensi yang besar. Hal ini dapat disebabkan
adanya pengalaman traumatis. Subjek mempunyai daya agresif yang kuat. Dan
sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia mencoba menekannya.
Sehingga subjek sering merasa cemas dan gelisah bila dihadapkan pada konflik.
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi,
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Ia memiliki
keteraturan dalam berperilaku sehingga cenderung menarik diri.
III. DAP
KESAN/DETAIL DESKRIPSI INDIKASI
A. Kesan Umum
Usia Lebih muda dari usia Immature, tidak dapat menghayati
subyek perkembangan dunianya, fiksasi emosi
pada usia yang sama dengan figur yang
digambar atau mengalami regresi.
Lengkap atau Lengkap semua bagian Kecenderungan ekshibisionis, merasa
tidak mampu diterima secara sosial, keter-
gantungan sosial.
JK Jenis kelamin sama Normal
dengan subjek
Sedih/gembira Gembira Bersemangat dan motivasi berprestasi
1. Ukuran sedang Wajar, normal
2. Lokasi Di tengah Memiliki adaptasi yang cukup baik, bersifat
egosentris, insecure dan rigid, berusaha
kontrol secara cermat.
3. Kualitas garis Konsinsten Penyesuaian diri baik
4. Penyelesaian Sistematis Keteraturan dalam berpikir, kontak dengan
realitas yang baik
B. Bagian-bagian
1. Kepala Agak besar Ada kemungkinan gangguan
organis,terlalu membanggakan intelek,
aspirasi intelektuil, kurang masak dalam
instropeksi atau fantasi, simptom-simptom
pada kepala.
2. Rambut Menekankan pada rambut Infantil dan kemunduran dorongan seks,
sensuaitas kebutuhan seksualitas.
3. Alis Tebal Wajar, normal
4. Mata Menekankan pada pupil Paranoia dan menampakkan fantasi,
mata angan-angan
Tebal, diberintekanan Bermusuhan dan mengancam,
bersemangat.
5. Hidung Dengan lubang Kecenderungan agresif.
6. Mulut/bibir Cekung Menerima dan membutuhkan ketergan-
tungan, pasif.
Melengkung ke atas Psikosomatik pada pernafasan, memak-
sakan diri, berpura-pura sebagai kom-
pensasi perasan tidak menerima, tendensi
menunjukkan senyum.
7. Telinga Telinga lebar Peka terhadap kritik
8. Dagu Dagu diperlebar Agresif
9. Leher Ditutup dengan dasi dan Melakukan kontrol intelektual terhadap
krah impuls-impuls atau dorongannya.
10. Bahu Lebar & besar Dorongan kekuatan fisik, merasa mampu
11. Lengan Lengan yang panjang Ambisius, usaha untuk sukses,
mengharapkan perhatian dan kasih
sayang.
Lengan yang kecil Kurang kepercayaan diri.
Lengan yang nampak Butuh dorongan emosionil
terulur
12. Tangan/jari Jari digambar Agresi yang di tekan, penarikan diri.
berkesinambungan dan
dipisahkan dengan garis.
13. Tubuh Garis tengah Ketergantungan pada tokoh ibu
Garis tengah yang endapat Konflik-konflik seksual.
penekanan
14. Paha Pendek Merasa kurang lincah, kurang mampu
15. Kaki Sangat kecil Tertekan, kontrol kaku terhadap
seksualitas, ketergantungan pada orang
lain.
Kaki digambar panjang Depresi karena frustasi, aspirasi yang
dengan telapak kaki kecil terlalu besar tapi kemampuan
melaksanakannya kecil/tak memadai
16. Pakaian Digambar Normal
17. Perhiasan/ Ada tambahan ornamen Kompulsif, ketergantungan
ornamen ikat pinggang
Kesimpulan II
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kemampuan intelektual sedang. Ia memiliki keinginan kuat dan
mempunyai motivasi berprestasi untuk berhasil. Subjek memiliki keteraturan dalam
berpikir, sikap kritis namun tidak menentang. Ia sangat membanggakan intelektual,
mempunyai banyak ide, dan suka berfantasi. Subjek memiliki hambatan dalam
mengaktualisasikan potensinya.
b. Aspek Emosi
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Subjek mempunyai daya agresif yang sangat kuat.
Emosinya belum stabil, dan masih cenderung kekanak-kanakan. Ia memiliki
dependensi yang besar dan peka terhadap kritik. Dan sebagai bentuk usaha
mengatasi ketergantungannya ia mencoba menekannya. Subjek cenderung depresi
dan frustasi, karena memiliki aspirasi yang terlalu besar tapi kemampuan
melaksanakannya kecil/tak memadai.
c. Aspek Sosial
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik, sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi. Ia
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Subjek
memang memiliki afiliasi yang cukup baik, hal ini dikarenakan subjek memiliki
penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan sekitar.
Kesimpulan DAP :
Subjek memiliki kemampuan intelektual sedang. Ia memiliki keinginan kuat dan
mempunyai motivasi berprestasi untuk berhasil. Subjek memiliki keteraturan dalam
berpikir, sikap kritis namun tidak menentang. Ia sangat membanggakan intelektual,
mempunyai banyak ide, dan suka berfantasi. Subjek memiliki hambatan dalam
mengaktualisasikan potensinya.
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Subjek mempunyai daya agresif yang sangat kuat.
Emosinya belum stabil, dan masih cenderung kekanak-kanakan. Ia memiliki
dependensi yang besar. Dan sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia
mencoba menekannya. Subjek cenderung depresi dan frustasi, karena memiliki
aspirasi yang terlalu besar tapi kemampuan melaksanakannya kecil/tak memadai.
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik, sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi. Ia
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Subjek
memang memiliki afiliasi yang cukup baik, hal ini dikarenakan subjek memiliki
penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan sekitar.
IV. HTP
KESAN / DETAIL DESKRIPSI INDIKASI
A. Kesan Umum
1. Proporsi gambar Proporsi gambar Kecerdasan tergolong baik, mampu
cukup baik melakukan kontrol emosional, saling
menghargai antar keluarga.
2. Komposisi Dominan pohon Kebutuhan kasih sayang dari ayah, peranan
ayah yang baik.
3. Penyelesaian Gambar diselesaikan Adanya kesamaan penghargaan pada
gambar secara seimbang masing-masing anggota keluarga
4. Posisi Orang lebih dekat Terikat, mencari perlindungan dan kebutuhan
pada pohon untuk lebih dekat dengan bapak.
5. Lokasi Atas Kiri Menekankan rasionalitas, intelektual,
religiusitas dan etik yang pada dasarnya
bersifat
Kecenderungan regresi, cemas, kekanak-
kanakan, fantasi yang kuat.
B. Bagian-bagian
1. Pohon Kecil Peranan ayah cenderung kurang
2. Rumah Besar, sederhana Peranan ibu baik, persepsi terhadap ibu baik.
Jendela Rumah Tidak ada jendela Kecenderungan bermusuhan
Mengucilkan diri (withdrawal)
Dinding tipis Ego lemah
Pintu Pintu yang tertutup Kurang ada penerimaan dari ibu/ lingkungan
sosial
3. Orang Kecil Dirinya tidak/kurang berperan dalam keluarga.
Kondisi Umum Merasa kurang dipercaya, kurang
diperhatikan, kurang berharga.
Aktivitas Orang berlindung di Ada kebutuhan terhadap perhatian, kasih
bawah pohon sayang dari ayah.
Kesimpulan III
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kecerdasan tergolong baik. Ia mampu melakukan kontrol
emosional. Ia pribadi yang menekankan rasionalitas. Perasaan ketergantungan pada
dukungan menjadikan subjek kurang berani mengaktualisasikan dirinya.
b. Aspek Emosi
Emosi subjek belum berkembang secara optimal. Masih ada kecenderungan
kekanak-kanakan. Ia mudah cemas dan memiliki fantasi yang kuat. Agresifitas yang
kuat menyebabkan subjek memiliki kecenderungan bermusuhan dan pertentangan. Ia
merasa memiliki hambatan pada keinginannya.
c. Aspek Sosial
Kontak sosial subjek cukup baik dengan lingkungan sekitar. Subjek cukup dekat
dengan keluarganya. Keterikatan antar anggota keluarga sangat baik. Dari dalam diri
subjek ada kecenderungan membutuhkan perhatian yang lebih dari ayahnya, ia
merasakan peranan ayah yang sangat baik. Ibunya berperan dengan baik namun
individu merasa kurang ada penerimaan dari ibu.
Kesimpulan HTP ;
Subjek memiliki kecerdasan tergolong baik. Ia mampu melakukan kontrol
emosional. Ia pribadi yang menekankan rasionalitas. Perasaan ketergantungan pada
dukungan menjadikan subjek kurang berani mengaktualisasikan dirinya.
Emosi subjek belum berkembang secara optimal. Masih ada kecenderungan
kekanak-kanakan. Ia mudah cemas dan memiliki fantasi yang kuat. Agresifitas yang
kuat menyebabkan subjek memiliki kecenderungan bermusuhan dan pertentangan. Ia
merasa memiliki hambatan pada keinginannya.
Kontak sosial subjek cukup baik dengan lingkungan sekitar. Subjek cukup dekat
dengan keluarganya. Keterikatan antar anggota keluarga sangat baik. Dari dalam diri
subjek ada kecenderungan membutuhkan perhatian yang lebih dari ayahnya, ia
merasakan peranan ayah yang sangat baik. Ibunya berperan dengan baik namun
individu merasa kurang ada penerimaan dari ibu.
V. KESIMPULAN UMUM
1. BAUM
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki intelektual di atas rata-rata. Ia rajin, aktif dan tak kenal batas. Ia
memiliki keinginan kuat dan mempunyai motivasi untuk berhasil. Subjek memiliki
keteraturan dalam berpikir. Ia sangat membanggakan intelektual, mempunyai banyak
ide, dan suka berfantasi. Ada tendensi kecemasan dalam dirinya sehingga ia
cenderung kurang dalam mengembangkan potensinya.
b. Aspek Emosi
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Emosinya belum stabil, dan masih cenderung
kekanak-kanakan. Ia memiliki dependensi yang besar. Hal ini dapat disebabkan
adanya pengalaman traumatis. Subjek mempunyai daya agresif yang kuat. Dan
sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia mencoba menekannya.
Sehingga subjek sering merasa cemas dan gelisah bila dihadapkan pada konflik.
c. Aspek Sosial
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi,
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Ia memiliki
keteraturan dalam berperilaku sehingga cenderung menarik diri.
2. DAP
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kemampuan intelektual sedang. Ia memiliki keinginan kuat dan
mempunyai motivasi berprestasi untuk berhasil. Subjek memiliki keteraturan dalam
berpikir, sikap kritis namun tidak menentang. Ia sangat membanggakan intelektual,
mempunyai banyak ide, dan suka berfantasi. Subjek memiliki hambatan dalam
mengaktualisasikan potensinya.
b. Aspek Emosi
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Subjek mempunyai daya agresif yang sangat kuat.
Emosinya belum stabil, dan masih cenderung kekanak-kanakan. Ia memiliki
dependensi yang besar. Dan sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia
mencoba menekannya. Subjek cenderung depresi dan frustasi, karena memiliki
aspirasi yang terlalu besar tapi kemampuan melaksanakannya kecil/tak memadai.
c. Aspek Sosial
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik, sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi. Ia
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Subjek
memang memiliki afiliasi yang cukup baik, hal ini dikarenakan subjek memiliki
penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan sekitar.
3. HTP
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kecerdasan tergolong baik. Ia mampu melakukan kontrol
emosional. Ia pribadi yang menekankan rasionalitas. Perasaan ketergantungan pada
dukungan menjadikan subjek kurang berani mengaktualisasikan dirinya.
b. Aspek Emosi
Emosi subjek belum berkembang secara optimal. Masih ada kecenderungan
kekanak-kanakan. Ia mudah cemas dan memiliki fantasi yang kuat. Agresifitas yang
kuat menyebabkan subjek memiliki kecenderungan bermusuhan dan pertentangan. Ia
merasa memiliki hambatan pada keinginannya.
c. Aspek Sosial
Kontak sosial subjek cukup baik dengan lingkungan sekitar. Subjek cukup dekat
dengan keluarganya. Keterikatan antar anggota keluarga sangat baik. Dari dalam diri
subjek ada kecenderungan membutuhkan perhatian yang lebih dari ayahnya, ia
merasakan peranan ayah yang sangat baik. Ibunya berperan dengan baik namun
individu merasa kurang ada penerimaan dari ibu.
Subjek memiliki intelektual di atas rata-rata. Ia rajin, aktif dan tak kenal batas. Ia
memiliki keinginan kuat dan mempunyai motivasi untuk berhasil. Subjek memiliki
keteraturan dalam berpikir. Ia sangat membanggakan intelektual, mempunyai banyak
ide, dan suka berfantasi. Ada tendensi kecemasan dalam dirinya dan perasaan
ketergantungan pada dukungan menjadikan subjek kurang berani mengaktualisasikan
potensi dirinya.
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Subjek mempunyai daya agresif yang sangat kuat.
Emosinya belum stabil, dan masih cenderung kekanak-kanakan. Ia memiliki dependensi
yang besar. Dan sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia mencoba
menekannya. Subjek cenderung depresi dan frustasi, karena memiliki aspirasi yang
terlalu besar tapi kemampuan melaksanakannya kecil/tak memadai. Agresifitas yang
kuat menyebabkan subjek memiliki kecenderungan bermusuhan dan pertentangan. Ia
merasa memiliki hambatan pada keinginannya.
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik, sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi. Ia
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Subjek
memang memiliki afiliasi yang cukup baik, hal ini dikarenakan subjek memiliki
penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan sekitar. Ia memiliki keteraturan dalam
berperilaku sehingga cenderung menarik diri.
Dalam hubungan keluarga, subjek cukup dekat dengan keluarganya. Keterikatan
antar anggota keluarga sangat baik. Dari dalam diri subjek ada kecenderungan
membutuhkan perhatian yang lebih dari ayahnya, ia merasakan peranan ayah yang
sangat baik. Ibunya berperan dengan baik namun individu merasa kurang ada
penerimaan dari ibu.
II. PROFILE
Dari semua aspek yang ada, semua aspek muncul dalam diri subyek. Pada
aspek emosi, unsur open lebih tinggi daripada unsur seclusive. Sementara pada aspek
imajinasi, unsur combination lebih tinggi dari pada unsur creativity. Pada aspek
intelectual, unsur practical juga lebih tinggi daripada unsur speculative. Pada aspek
aktivitas, subyek memiliki unsur controlled yang lebih tinggi dibanding unsur dinamis.
V. S–D–R
Stimulus 1
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang asing terhadap
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Affinity Sikap santai yang alami, memiliki kecerahan fikiran.
Lepas Affinity Keriangan, keluwesan, spontanitas.
Kecil Insensibility Keserampangan, ketidakmampuan pengamatan,
keengganan pada sesuatu yang remeh, (kebebalan).
Stimulus 2
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang asing terhadap
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Affinity Sikap santai yang alami, memiliki kecerahan fikiran.
Garis Affinity Kelancaran, keluwesan, hubungan dengan kehidupan,
lengkung afektivitas, dan kesimpatikan.
Lepas Affinity Keriangan, keluwesan, spontanitas.
Stimulus 3
Mekanis Affinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta. .
Kompleks Insensibility Intelektual rendah, kurang dinamis, kurang aktifitas.
Garis lurus Affinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya
kuat, tegas, sangat tekun (kompulsif).
Orientasi Affinity Dorongan vital yang kuat, keyakinan diri dan kobaran
semangat.
Stimulus 4
Mekanis Affinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta. .
Sederhana Affinity Sikap yang alami dan rileks, mengutamakan akal sehat.
Statis Afinity Konsisiten, ketertarikan pada realitas yang konkrit. (bila
muncul pada darkness=maka berarti kecemasan).
Stimulus 5
Mekanis Affinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta. .
Kompleks Affinity Kemampuan organisional dan konstruktif, intelegensi
analitis sistematis, ketajaman dan perhatian, kejujuran
dan efisiensi.
Garis lurus Affinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya kuat,
tegas, sangat tekun (kompulsif).
Orientasi Affinity Dorongan vital yang kuat, keyakinan diri dan kobaran
semangat.
Dinamis Insensibility Pendiam, tidak suka berlagak, penolakan terhadap
konflik.
Stimulus 6
Mekanis Affinity Merupakan pribadi maskulin, fungsi kesadaran lebih
dominan, berpijak pada fakta-fakta. .
Kompleks Insensibility Intelektual rendah, kurang dinamis, kurang aktifitas.
Garis lurus Affinity Lebih dominan fungsi intelektual dan kemauannya kuat,
tegas, sangat tekun (kompulsif).
Stimulus 7
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang asing terhadap
kehidupan, mengalami hambatan.
Kompleks Affinity Kemampuan organisional dan konstruktif, analitis
sistematis, ketajaman dan perhatian, kejujuran dan
efisiensi.
Garis lengkung Affinity Lembut, fleksibel, selalu mengaitkan dengan kehidupan,
menyenangkan dapat menunjukkan afeksi.
Kecil Insensibility Keserampangan, ketidakmampuan pengamatan,
keengganan pada sesuatu yang remeh, (kebebalan).
Stimulus 8
Organis Insensibility Defisiensi emosi yang ringan, sikap yang asing terhadap
kehidupan, mengalami hambatan.
Sederhana Affinity Sikap yang alami dan rileks, mengutamakan akal sehat.
Garis lengkung Affinity Lembut, fleksibel, selalu mengaitkan dengan kehidupan,
menyenangkan dapat menunjukkan afeksi.
Besar Insensibility Indikator masalah (mal ajustment yang ringan,
hambatan/represi).
VI. KESIMPULAN S- D- R
a. Aspek Kognisi
Subjek memiliki intelektual rata-rata. Kemauannya kuat, tegas dan sangat tekun.
Subjek memiliki keteraturan dalam berfikir dan selalu mendasarkan pada fakta-fakta
dalam memandang sesuatu. Adaya kecenderungan kurang dinamis karena disebabkan
kurangnya aktifitas.
b. Aspek Emosi
Di sisi lain, Subjek memiliki karakteristik kepribadian cenderung maskulin. Ia
lebih mendominasikan pada fungsi intelektual dan berpijak pada fakta-fakta. subjek
adalah pribadi yang cukup sensitif dan lembut. Subjek selalu bersikap santai, alami dan
tenang, serta sangat berhati-hati dalam bertindak. Dalam pergaulan ia termasuk pribadi
yang periang.
c. Aspek Sosial
Subjek memiliki jiwa sosialisasi tinggi, namun ia butuh waktu untuk penyesuaian
diri karena ia mempunyai kecenderungan pendiam dan tidak suka belagak.
LAPORAN GABUNGAN
(BAUM, DAP, HTP dan WARTEGG)
I. IDENTITAS
Nama : TF
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 23 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Tanggal tes : 21 April 2009
Tester : Nuzulul Husna
2. Kesimpulan DAP
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kemampuan intelektual sedang. Ia memiliki keinginan kuat dan
mempunyai motivasi berprestasi untuk berhasil. Subjek memiliki keteraturan dalam
berpikir, sikap kritis namun tidak menentang. Ia sangat membanggakan intelektual,
mempunyai banyak ide, dan suka berfantasi. Subjek memiliki hambatan dalam
mengaktualisasikan potensinya.
b. Aspek Emosi
Kematangan emosi subjek belum berkembang dengan baik. Ada kecenderungan
dalam dirinya untuk mendominasi. Subjek mempunyai daya agresif yang sangat kuat.
Emosinya belum stabil, dan masih cenderung kekanak-kanakan. Ia memiliki
dependensi yang besar. Dan sebagai bentuk usaha mengatasi ketergantungannya ia
mencoba menekannya. Subjek cenderung depresi dan frustasi, karena memiliki
aspirasi yang terlalu besar tapi kemampuan melaksanakannya kecil/tak memadai.
c. Aspek Sosial
Subjek mempunyai kontak yang bagus, sosial pribadi yang fleksibel, kemampuan
adaptasi yang baik, sehingga tidak mempunyai hambatan dalam bersosialisasi. Ia
mempunyai suasana hati yang hidup, menyenangkan dan mudah bergaul. Subjek
memang memiliki afiliasi yang cukup baik, hal ini dikarenakan subjek memiliki
penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan sekitar.
3. Kesimpulan HTP
a. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kecerdasan tergolong baik. Ia mampu melakukan kontrol
emosional. Ia pribadi yang menekankan rasionalitas. Perasaan ketergantungan pada
dukungan menjadikan subjek kurang berani mengaktualisasikan dirinya.
b. Aspek Emosi
Emosi subjek belum berkembang secara optimal. Masih ada kecenderungan
kekanak-kanakan. Ia mudah cemas dan memiliki fantasi yang kuat. Agresifitas yang
kuat menyebabkan subjek memiliki kecenderungan bermusuhan dan pertentangan. Ia
merasa memiliki hambatan pada keinginannya.
c. Aspek Sosial
Kontak sosial subjek cukup baik dengan lingkungan sekitar. Subjek cukup
dekat dengan keluarganya. Keterikatan antar anggota keluarga sangat baik. Dari
dalam diri subjek ada kecenderungan membutuhkan perhatian yang lebih dari
ayahnya, ia merasakan peranan ayah yang sangat baik. Ibunya berperan dengan baik
namun individu merasa kurang ada penerimaan dari ibu.
4. Kesimpulan Wartegg
a. Aspek Kognitif
Kecerdasan subjek tergolong baik. Ia memiliki kemampuan organisasional
dan konstruktif yang baik. Ia juga memiliki ketekunan dan keuletan yang cukup
tinggi. Subjek memiliki keteraturan dalam berpikir dan selalu mendasarkan pada
fakta-fakta dalam memandang sesuatu. Imajinasinya yang lebih mengarah pada
combining serta intelektualnya yang mengarah ke arah praktikal menunjukkan cara
berfikir subjek yang analitis-sistematis, logis-sintetis.
b. Aspek Emosi
Emosi pada unsur open yang lebih tinggi mengindikasikan bahwa subjek
adalah pribadi yang berorientasi ke dunia luar. Ia adalah orang yang mudah bergaul
dengan orang banyak, ramah, periang, bebas. Subjek termasuk orang adaptif
terhadap lingkungan. Namun ia sangat sensitif dan kadangkala ada dorongan
emosional dalam dirinya yang menjadikannya kaku dan perasaaannya kurang stabil.
c. Aspek Sosial
Dalam pergaulan kecenderungan subjek untuk bersoisalisasi tinggi, ia
termasuk pribadi yang santai, luwes, dan fleksibel. Namun subjek membutuhkan
waktu untuk menyesuaikan dirinya karena ia mempunyai kecenderungan pendiam
dan tidak suka berlagak sehingga ia cenderung pasif dalam memulai dan cenderung
menghindari konflik. Aktivitasnya yang lebih mengarah controlled mengindikasikan
subjek adalah pribadi yang tegas dalam memutuskan sesuatu dan memiliki
perencanaan yang hati-hati. Dalam bekerja, subjek sangat menyukai keteraturan.