Anda di halaman 1dari 3

Step 3

1. Tetanus menurut Kamus Dorland merupaan penyakit infeksi yang akut dan terkadang fatal yang
disebabkan oleh neurotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan Clostridium tetani yang sporanya
masuk kedalam tubuh melewatu luka. Penyakit tetanus ini bisa juga disebabkan oleh lingkungan
tidak bersih (feses dari manusia dan hewan) selain itu bisa disebabkan karena tidak melakukan
imunisasi tetanus baik TT maupun DPT dan juga tetanus dapat disebabkan karena kurang
sterilnya perawatan luka. Seperti halnya tetanus yang menyerang bayi disebabkan dua faktor
kemungkinan bias karena sang ibu tidak melakukan imunisasi tetanus dan bisa dikarenakan
perawatan luka pemotongan tali pusat yang tidak steril.
2. Dokter melakukan suatu bentuk prosedur anamnesis dan pertanyaan tersebut termasuk kedalam
“sacred seven” anamnesis mengenai apakah pasien sudah pernah diimunisasi atau tidak sebagai
penegakan diagnosis dan pemeriksaan lebih lanjut kepada pasien.
Mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk mengetahui kekebalan sistem imun pasien akan
penyakit tetanus, karena penyakit tetanus dapat dicegah melalui imunisasi tetanus
3. Fungsi imunisasi ada tiga:
a. Sebagai alat kekebalan terhadap sistem pertahanan penyakit.
b. Homeostasis keseimbangan tubuh, menetralisasi pengaruh negatif dari proses tubuh.
Misal pemulihan cedera, pencegahan penyakit degenerative.
c. Survailancerespon terhadap jaringan asing. Misalnya survailance terhadap kanker,
mengenal self/non self
4. Respons imun terhadap imunisasi, imunisasi dalah suatu prosedur untuk meningkatkan drajar
imunitas/sistem imun sesorang dengan memberikan imunitas protektif dengan menginduksi
respons memori dan efektor imunitas terhadap paogen tertentu ataupun toksin dengan
memngunakan preparat antigen non-virulent/ non-tosik dimana efektor ini juga bisa berupa
humoral (antibody) ataupun selular.
Pemberian imunisasi ini juga bersifat Imonogenic atau meangsang sistem kekbalan tubuh.
5. Pencegahan tetanus:
a. Imunisasi aktif  memberikan imunisasi tetanus ( DPT : anak TT : dewasa) merupakan
langkah paling efektif dalam upaya pencegahan tetanus dimana 70% - 80% keberhasilan
pencegahan penyakit sistem imun menunjukan keberhasilan.
i. DPT : diberikan kepada balita berusia 2,4,6,18 bulan lalu diberikan boster setelah
5 tahun kemudian.
ii. TT : diberikan rutin setiap 10 tahun satu kali dan juga kepada pasangan suami
isteri yang akan menikah serta ibu hamil diawal kehamilannya.
b. Perawatan luka  perawatan luka harus segera dilakukan terutama luka tusuk, luka
kotor, atau luka yang diduga tercemar oleh bakter tetanus. Perawatan luka ini dilakukan
sebagai langkah pencegahan awal setelah terkena luka guna mencegah timbulnya
jaringan anaerob, jaringan neonatorium, dan benda asing yang kemungkinan bisa
menyebabkan masuknya bekteri tetanus.
c. Pemberian serum  pemberian serum berupa serum ATS dan HTIG Profilaksi sebagai
imunisasi buatan pasif pencegahan penyakit tetanus pada luka yang diderita. Namun,
yang harus ditandai bahwa pemberian Profilaksi dengan ATS hanya efektif pada luka
baru kurang dari 6 jam (< 6 jam) dan antinya harus dilanjutkan dengan pemberian
imunisasi aktif.
6. Gejala tetanus adalah sebagai berikut:
a. Fase atau periode inkubasi : 3-21 hari (namun rata-rata bakteri itu mengeluarkan toksin
dan menyerang tubuh adalah 7 hari yang dialami 80% - 90% penderita)
b. Fase onset
c. Fase timbulnya gejala atau muncul gejala kaku otot dan kejang kejang yang berubah-
rubah pada suatu fase waktu.
i. Kejang-kejang hingga gangguan kesadaran.
ii. Trismus : kekakuan otot mengunyah (otot maseter) sehingga sukar dalam
membuka mulut.
iii. Ricussardonikus : terjadi sebagai akibat kekakuan otot mimic wajah sehingga
tampak dahi mengerut, mata agak tertutup, dan sudut mata tertarik keluar dan
kebawah.
iv. Opistotonus : kekakuan otot yang menunjang tubuh seperti otot punggung, otot
leher, otot badan, dan trunk muscle. Kekakuan yang sangat berat dapat
menyebabkan tubuh melengkung seperti busur.
v. Beberap orang akan timbul gejala gangguan pernapasan.
7. Diagnosis sementara (terdapat 2 kemungkinan)
a. Jika pasien belum mendapat imunisasi  diagnosis lanjut bisa dikatakan pasien terkena
tetanus karena sang pasien belum melakukan imunisasi tetanus membuat pasien rentan
terkena tetanus karena sistem imun pasien belum tentu kuat melawan toksin bakteri
Tetanus serta pasien terkena tusukan paku yang kemungkinan tidak steril karena
lingkungan pekerjaan pasien adalah industri meubel.
b. Jika pasien sudah melakukan imunisasi  diagnosis kemungkinan tetanus akan
memudah atau bahkan hilang jika sang pasien sudah rutin atau sudah melakukan
imunisasi tetanus karena kemungkina sistem imun pasien akan kuat melawan bakteri
tetanus. Keluhan pasien bisa diagnosis sebagai tahapan penyembuhan luka khususnya paa
saat inflamasi sistem imun dan gejalanya sebagai efek samping pertahanan tubuh.
8. Mengapa pasien merasakan nyeri, sakit disekitar luka, dan bernanah; ketiga situasi ini merupakan
reaksi yang timbul dari proses sistem imun dalam pencegahan masuknya pathogen masuk
kedalam tubuh. Respon tubuh terhadap injury (cedera), invasi mikroorganisma/partikel asing atau
jejas lain:
a. Peningkatan suplai darah ke tempat infeksi.
b. Peningkatan permeabilitas kapiler darah karena retraksi endotel kapiler darah
c. Leukosit terutama neutrofil dan monosit keluar dari kapiler menuju ke situs infeksi
karena chemotaksis. Hasil : Tumor-Rubor-Dolor-Kalor-Fungsiolesa
i. Memerah – karena melebarnya pembuluh darah
ii. Nyeri – karena reaksi pelebaran pembuluh darah
iii. Bernanah – karena
9. Imunisasi (Immunoprophylaxis) memiliki tujuan:
a. Membangkitkan imunitas yang efektif sehingga terbentuk efektor imunitas dan sel
memori. Efektor ini bisa berupa humoral (antibodi) atau selular.
b. Sebagai
10. Pengobatan tetanus:
a. Umum : Pemberian antiseptik– menjaga pola makan sesuai dengan kondidi pasien
pederita – isolasi agar pasien tidak terdapat gannguan dari luar dalam upaya pencegahan
timbulnya kejang-kejang.
b. Obat-obatan : pemberian antitosin TIG – pemberian Diazepam – Pemberian antibiotic
yang berkala – pemberian imunisasi pasif buatan lalu dilanjutkan imunisasi aktif.
11. Imunisasi tetanus berisi bakteri toksi yang tidak aktif atau dilemahkan yang memiliki sifat
Imonogenik yaitu rangsang sitem kekebalan dan tidak bersifat patogenik atau menyebabkan
penyakit. Pembeian dalam upaya pencegahan atau agar tidak terserang bakteri gram-positif
Clostridium tetani yang menheluarkan toksin tetanospamin yang bisa menyebabkan penyakit
tetanus.

Anda mungkin juga menyukai