Anda di halaman 1dari 2

NAMA : CRISANTA PALENDENG

NIM: 17603051

SEM/KELAS: 7/B

MK: ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

BENTUK ANALISIS KEBIJAKAN

Terdapat tiga bentuk utama analisis kebijakan: analisis prospektif, retrospektif, dan teintegrasi.

1. Analisis Kebijakan Prospektif

Analisis kebijakan prospektif yang berupa produksi dan transformasi informasi sebelum aksi
kebijakan dimulai dan diimplementasikan cenderung mencari cara beroperasinya para ekonom,
analisis sistem, dan peneliti operasi. Analisis kebijakan prospektif mungkin paling baik
dicontohkan dari deskripsi analisis kebijakan yang diberikanoleh Walter Williams, mantan kepala
Devisi Penelitian dan Perencanaan pada Kantor Kesempatan Ekonomi (the Office of Economic
Opportunity). Analisis kebijakan, menurut Williams “merupakan suatu alat untuk mensintesakan
informasi yang dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan
secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan atau
penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan; secara konseptual tidak termasuk
mengumpulkan informasi”.

2. Analisis Kebijakan Retrospektif

Analisis retrospektif, yang dijelaskan sebagai penciptaan, dan transformasi informasi sesudah
aksi kebijakan dilakukan, mencakup berbagai tipe kegiatan yang dikembangkan oleh tiga
kelompok analisis:

a. Analisis yang berorientasi pada disiplin (Discipline oriented analysis).


b. Analisis yang berorientasi pada masalah (Problem oriented analysts).
c. Analsis yang berorientasi pada aplikasi (Applications oriented analysts).

3. Analisis Kebijakan yang Terintegrasi

Analisis kebijakan yang berintegrasi merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan


gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan transformasi informasi
sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak
hanya mengharuskan para analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan
perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk secara terus menerus menghasilkan dan
menstransformasikan informasi setiap saat. Hal ini berarti bahwa analis dapat terlibat dalam
transformasi setiap saat. Hal ini berarti bahwa analis dapat terlibat dalam transformasi
komponen-komponen informasi kebijakan searah dengan putaran jarum jam berulangkali kali
sebelum akhirnya pemecahan masalah kebijakan yang memuaskan ditemukan.

4. Teori Keputusan Diskriptif dan Normatif


Kerangka elemen dari proses analisis kebijakan tidak hanya membantu kita melihat
saking ketergantungan antara informasi dan metode tetapi juga membantu dalam menunjukkan
bagaimana metode dari yang berbeda dihubungkan dengan bentuk-bentuk utama analisis
kebijakan: analisis kebijakan retrospektif, prospektif, dan terintegrasi. Ketika kita membagi
kerangka kerja yang sama ini ke dalam empat bagian kita menemukan bahwa bagian kiri berisi
metode yang lazimnya dipakai oleh para praktisi analisis kebijakan retrospektif. Sebaliknya,
bagian kanan dari kerangka roses analisis kebijakan berisi metode-metode yang secara khusus
digunakan oleh para praktisi analisis kebijakan prospektif. Dengan begitu, sisi kiri kerangka kerja
berkenaan dengan analisis kebijakan sesudah aksi, sementara itu sisi kanannya berhubungan
dengan analisis kebijakan sebelum aksi.

5. Penemuan Masalah dan Pemecahan Masalah

Penemuan masalah pada dasarnya merupakan kegiatan konseptual dan teoretis. Di sini
perhatian utama adalah pada pertanyaan tentang sifat masalah dan tidak banyak pada
pemilihan arah/tindakan yang dapat memberi sumbangan terhadap pemecahan masalah.
Seberapa baik kita memahami masalah? Apakah kita memcahkan masalah yang dirumuskan
secara salah ketika kita seharusnya memecahkan masalah yang benar? Sebaliknya, pemecahan
masalah berkenaan dengan pelaksanaan atau pengendalian serangkaian tindakan di setiap
waktu. Pemecahan masalah pada dasarnya merupakan kegiatan praktis, yang dibedakan dengan
penemuan masalah, yang pada dasarnya bersifat teoritis.

6. Kompleksitas Informasi

Penciptaan informasi mempunyai watak mendua. Di satu sisi, misalnya, memotong


masalah kebijakan, kinerja kebijakan, dan aksi kebijakan. Posisi marginal yang ditempati oleh
masalah-masalah kebijakan berguna untuk menerangkan bahwa masalah kebijakan merupakan
hasil dari kejadian masa lalu dan sekaligus merupakan fungsi dari harapan-harapan di masa
depan. “ Marginalitas dari hasil kebijakan, masalah kebijakan, dan masa depan kebijakan.
informasi mengenai hasil kebijakan merupakan hasil dari cara-cara masalah tersebut dirumuskan

References

1. J.E.L.M. Si, Analisis kebijakan publik, Seribu Bintang, 2019.

Anda mungkin juga menyukai