OPINI SYARIAH
TENTANG PENJADWALAN ULANG AKAD IJARAH
Nomor : 02/DPS/xxxxxxxx /XI/2019
Bismillahirrahmanirrahim
Dewan Pengawas Syariah (DPS) xxxxxxxx setelah: Memperhatikan surat dari Manajer SPI nomor
: 018/xxxxxxxxx/XI/2019 perihal pokok surat Permohonan Opini Syariah tentang Perpanjangan
Akad Pembiayaan Ijarah, Dewan Pengawas Syariah xxxxxxxx dengan ini berpendapat bahwa
penyelesaian terhadap masalah anggota yang mengalami kesulitan pembayaran kewajiban
pembiayaan pendidikan akad Ijarah adalah dengan melakukan penjadwalan ulang
(Rescheduling). Hal tersebut sesuai dengan:
1. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Penjadwalan Kembali
Tagihan Murabahah.
2. Rescheduling pembiayaan Ijarah pendidikan dimaksudkan agar kolektibilitas anggota
dapat kembali lancar, maka rescheduling anggota pembiayaan ijarah harus memiliki
indikator-indikator sebagai berikut:
a. Anggota pembiayaan berpotensi atau mengalami kesulitan pembayaran
kewajiban pokok, ujroh atau margin pembiayaan. Dikarenakan nasabah tidak
mampu memanajemen keuangan dengan baik atau faktor lainnya yang
mempengaruhi menurunnya usaha anggota.
b. Anggota pembiayaan memiliki itikad baik dan kooperatif. Apabila anggota masih
mempunya itikad baik untuk berusaha memenuhi kewajibannya sebagai debitur
maka KSPPS akan mensupport usahanya kembali dengan diberikan perpajangan
waktu angsuran agar anggota mampu menjalankan aktivitas bisnisnya seperti
semua dan mendapat kelonggaran dalam mengangsur pembiayaan.
c. Anggota pembiayaan memiliki prospek usaha yang baik, dan diperoyeksikan
mampu memenuhi kewajiban setelah dilakukan penjadwalan kembali.
3. Contoh simulasi : Perhitungan Rescheduling Bapak Ahmad mengajukan pembiayaan
Ijarah. Pembiayaan KSPPS dimaksudkan untuk membantu biaya pendidikan masuk
perguruan tinggi Rp 20.000.000,- dengan tenor 1 tahun dan ujroh 400.000,- per bulan,
jumlah angsuran pokok sebesar Rp 1.670.000,- Karena banyaknya supermarket yang
menjamur dan pendapatan digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak, serta
jangka waktu terlalu dekat, maka bapak ahmad menunggak selama 3 bulan dan
tergolong sebagai kolektibilitas pembiayaan kurang lancar. Berdasarkan kasus ini maka
pihak KSPPS memberikan keringan berupa penjadwalan kembali (resheduling) dan
dinyatakan bahwa
Dewan Pengawas Syariah