Anda di halaman 1dari 32

LEMBAGA

KEUANGAN
NON BANK
SYARIAH

STAI BHAKTI PERSADA MAJALAYA BANDUNG


FAKULTAS SYARI’AH
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
‫ســلكم ُـعــلَميككمم‬ ‫ـالَ س‬
‫ـو ُـرمحـمـكة ُالَسـلَـهه ُـو ُـبـرـكاَكتهك‬
SEJARAH SINGKAT BMT
Perkembangan BMT di Indonesia berawal dari berdirinya Bank Muamalat Indonesia
(BMI) pada tahun 1992, yang mana pada prakteknya BMI dalam kegiatan
operasionalnya berlandaskan nilai-nilai syariah. Setelah berdirinya BMI timbul peluang
untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah, namun operasionalisasi BMI
kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah. Maka muncul usaha
mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi
di daerah (Sudarsono, 2012 : 108). Kondisi tersebut menjadi latar belakang munculnya
BMT agar dapat menjangkau masyarakat daerah hingga ke pelosok pedesaan.
Pengembangan BMT sendiri merupakan hasil prakarsa dari Pusat Inkubasi Bisnis
Usaha Kecil dan Menengah (PINBUK), yang merupakan badan pekerja yang dibentuk
oleh Yayasan Inkubasi Usaha Kecil dan Menengah (YINBUK). YINBUK sendiri
dibentuk oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Umum Ikatan
Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Direktur Utama Bank Muamalat
Indonesia (BMI) (Soemitra, 2010 : 455).
Pengertian BMT
BMT merupakan kependekan dari kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau
Baitul Maal wa Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM)yang
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT sesuai namanya terdiri
dari dua fungsi,yaitu:

1.Baitut tamwil (rumah pengembangan harta), yang bertugas melakukan


kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara
lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
2.Baitul maal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah
serta mengoptmalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Asas dan Landasan BMT
Berdasarkan Pedoman Cara Pembentukan BMT (PINBUK) dinyatakan bahwa
BMT berazaskan Pancasila dan UUD’45 serta berlandaskan syariah Islam,
keimanan dan ketaqwaan. (PINBUK, dalam Sugeng, 2007: 27)
Adapun status dan legalitas hukum, BMT dapat memperoleh status
kelembagaan sebagai berikut:
1.Kelompok swadaya masyarakat yang berada di bawah pengawasan PINBUK
berdasarkan Naskah Kerjasama YINBUK dengan PHBK – Bank Indonesia.
2.Berdasarkan Hukum Koperasi:
Koperasi simpan pinjam syariah (KSP Syariah);
Koperasi serba usaha syariah (KSU Syariah) atau Koperasi Unit Desa
Syariah (KUD Syariah);
Unit Usaha Otonom dari Koperasi seperti KUD, Kopontren atau lainnya.
PERAN & FUNGSI BMT
 Menurut Sudarsono (2012 : 108), dengan keadaan tersebut keberadaan BMT
setidaknya mempunyai beberapa peran :
– Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non-syariah.
– Melakukan pembinaan dan pendanana usaha kecil.
– Melepaskan ketergantungan pada renternir.
– Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

 Fungsi BMT, yaitu (1) mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir,


mendorong dan mengembangan potensi serta kemampuan ekonomi anggota,
(2) mempertingi kualitas SDM anggota agar menjadi lebih professional dan
islami, (3) mengalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota.
AKAD & PRODUK
SYARI’AH
BMT
AKAD
Ikatan antara satu pihak dengan pihak
lain dalam sesuatu urusan yang
menimbulkan hak dan kewajiban bagi
masing-masing pihak.
Akad
ANGGOTA BMT
BMT
ANGGOTA

Penghimpunan Pembiayaan
Dana
AKAD-AKAD
DALAM PEMBIAYAAN
JENIS UMUM AKAD
(Berdasarkan pasti tidaknya pembayaran pendapatan)

Natural Certainty Contracts Natural Uncertainty Contracts

Memberikan kepastian Tidak memberikan kepastian


pembayaran, baik jumlah pendapatan, baik jumlah maupun
maupun waktunya waktunya. Tingkat hasilnya bisa +, -
atau 0

Terjadi pertukaran asset, & tidak Terjadi percampuran asset, &


terjadi percampuran asset (jual beli, menanggung resiko bersama
sewa, upah)
AKAD
(dilihat dari ada tidaknya kompensasi)

Akad Tabarru’ Akad Tijarah

Segala macam perjanjian Segala macam perjanjian


yang menyangkut transaksi yang menyangkut transaksi
non komersial komersial
SKEMA AKAD TABARRU’
Meminjamkan Qard
Harta

Meminjamka Meminjamkan Rahn


Harta + Agunan
n Harta
Meminjamkan Harta untuk Hiwalah
ambil alih pinjaman dari
pihak lain

Meminjamkan jasa pada saat


ini untuk melakukan sesuatu Wakalah
atas nama orang lain

Meminjamkan Wakalah dng tugas tertentu Wadi’ah


Jasa yakni memberikan jasa
pemeliharaan
Wakalah kontijensi, yakni
mempersiapkan diri untuk Kafalah
melakukan sesuatu apabila
terjadi sesuatu

Memberikan sesuatu Hibah, shadaqah, waqf


dll
SKEMA AKAD-AKAD
AKAD
Transaksi Transaksi
Sosial Komersial

Natural Certainty
contracts
Natural
Uncertainty
1. Qard contracts
2. Wadi’ah
3. Wakalah
4. Kafalah 1. Murabahah
5. Rahn 2. Salam
6. Hibah 3. Istishna’ 1. Musyarakah
7. Waqf 4. Ijarah 2. Muzara’ah
3. Mukhabarah
4. Musaqah
AKADُ MURABAHAH
Murabahah adalah jual beli sesuatu barang
dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan yang diketahui dan disepakati
bersama antara penjual dan pembeli.
Harga Perolehan = Harga pokok barang +
biaya-biaya yang dapat menambah nilai
barang + biaya langsung pembelian barang.
Harga Jual = Harga perolehan + Margin
keuntungan yang diharapkan BMT
SKEMAُ IDEALُ MURABAHAH
1. Pesan Barang
ANGGOTA BMT
BMT
ANGGOTA
4. Akad Murabahah

3. Kirim Barang 2. Beli Barang


& Dokumen
TOKO
TOKO BARANG
BARANG
SKEMAُ MURABAHAH
(Bilaُ BMTُ Mewakilkan)
1. Pesan Barang
ANGGOTA BMT
BMT
ANGGOTA
2. Akad Wakalah
(BMT mewakilkan kepada
Anggota untuk membeli
barang)

5. Serahkan Nota &


Akad Murabahah

4. Kirim Barang
& Dokumen
TOKO
TOKO BARANG
BARANG
3. Anggota Beli Barang
a.n BMT
POLA PEMBAYARAN AKAD MURABAHAH

Al- Bai’ Naqdan


Rp

Al- Bai’ Muajjal (Bai’ Bithaman Ajil/BBA)


Rp

Al- Bai’ Taqsith


Rp Rp Rp Rp Rp

Yang umum berlaku di BMT adalah Murabahah dengan pola


pembayaran angsuran (bai’taqsith)
AKADُ SALAMُ &ُ ISTISHNA’
 Akadُ Salam adalah akad jual beli dimana
terjadi penyerahan uang sekaligus di muka
dan penyerahan barang di kemudian (karena
butuh proses pengadaan barang)
 Akadُ Istishna’ adalah akad jual beli dimana
penyerahan barang ditangguhkan dan
pembayaran dilakukan secara angsuran
hingga sebelum barang diserahkan (butuh
proses pembuatan barang)
PERBANDINGAN SALAM,ISTISHNA’ & MURABAHAH

Al- Bai’ Salam


Rp

Istishna’
Rp Rp Rp Rp Rp

Murabahah Naqdan
Rp

Murabahah Muajjal
Rp

Murabahah Taqsith
Rp Rp Rp Rp Rp
PRINSIP KERJASAMA MUSYAROKAH
SISTIM BAGI HASIL

ANGGOTA BMT

PROYEK USAHA
X%
X%

KEUNTUNGAN

Bagiُ Hasilُ Sesuaiُ Kontribusiُ


Modalُ Masing-masing
PRINSIPُ KERJASAMAُ MUDHAROBAHُ SISTEMُ BAGIُ HASIL

PERJANJIANُ
BAGIُ HASIL
ANGGOTA BMT
(Shohibul Maal)
(Mudharib)
Keahlian Modal 100%

PROYEK USAHA

Nisbah Nisbah
X% Y%
PEMBAGIANُ KEUNTUNGAN

MODAL
Pengertian Mudhorobah

Bahasa = Memukul dan Berjalan

Pengertian
Mudhorobah

Istilah = Perjanjian kerja sama antara


dua pihak di mana satu pihak
menyediakan dana dan pihak lain
menyediakan keahlian mengelola dana
sementara keuntungan dibagi bersama
sesuai nisbah yang telah disepakati dan
kerugian ditanggung penyandang dana.
Rukun Mudhorobah
• Shohibul Maal (Investor)
• Mudhorib ( Entrepreaneur)
• Ro’su Maal (Modal)
• Nisbah (Rasio Bagi Hasil)
• Shighot
Jenis-jenis Mudhorobah

Muthlaqoh

Mudhorobah

Muqoyyadah
Jenis-jenis Mudhorobah

• Muqoyyadah – jika Shohibul maal (investor)


memberikan persyaratan dan ketentuan yang mengikat
terhadap pelaksanaan investasi di lapangan.
• Muthlaqoh – jika investor tidak memberikan
persyaratan dan ketentuan tambahan yang mengikat.
AKAD-AKAD
DALAM PENGHIMPUNAN DANA
SISTEM SIMPANAN DI BMT

SKEMA WADI’AH YADHOMANAH

1
Titip Dana
ANGGOTA BMT
(Muwaddi’/penitip) Mustawda/Penyimpan

Beri Bonus
4 (tidak boleh Bagi Hasil
ditetapkan pada 2
akad)
3 Pemanfaatan
Dana

Apabila BMT mengalami


ANGGOTA
kerugian, maka dana PENGGUNA DANA
anggota tetap harus
dikembalikan
SISTEM SIMPANAN DI BMT

SKEMA SIMPANAN MUDHARABAH

1 Akad
Mudharabah BMT
ANGGOTA
(Shohibul Maal) (mudharib)

Beri Bagi
4 Hasil (nisbah
Bagi Hasil 2
ditetapkan di awal
akad) 3 Pemanfaatan
Dana

Secara Teoritis/fiqh, apabila BMT ANGGOTA


rugi alamiah, Anggota sebagai PENGGUNA DANA
shohibul maal turut menanggung
kerugian
Prinsip Akad Produk
Wadiah (Titipan) Wadiah Dhamanah Current Account ( Giro)
Wadiah Al Amanah Safe Deposit Box
Kerjasama Mudharabah Investement Account, Saving
(Syirkah) Account, Project financing
Musyarakah Project financing, Letter Of Credit
Al Muza’raah (benih dari pemilik Planation Project
lahan)
Al Musaqoh (segala biaya dari Planation Project
pemilik)
Jual beli / Pengambilan keuntungan Bal Al Murabahah Trade Financing

Bal As Salam
Bai Al Istishna’
Sewa Ijarah Leasing

Fee Ujroh (jasa)

Ar Rahn Gadai
Kebajikan Al Qord Hasan Benevolent Loan
TANTANGAN
Sementara dalam rangka mengembangkan industri perbankan
syariah untuk menjadi pemain yang unggul dan berperan
signifikan di Indonesia, terdapat beberapa tantangan dan strategis
yang harus menjadi prioritas bagi stakeholders perbankan
syariah.
1.inovasi produk keuangan dan perbankan syariah yang
merupakan pilar utama dalam pengembangan industri
perbankan syariah.
2.sekuritisasi aset Bank Syariah
Bank syariah harus terus memperketat standar underwriting dan
secara proaktif memonitor nasabah dalam sektor industri yang
terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum.

Anda mungkin juga menyukai