Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No.

1 April 2019

ANALISIS MERKURI DAN HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI


JAYAPURA
(ANALYSIS OF MERCURY AND HYDROQUINONE IN WHITENING CREAM IN JAYAPURA)

Ari Sumarmini Chakti1, Eva Susanty Simaremare1, Rani Dewi Pratiwi1


Program Studi Farmasi, Universitas Cenderawasih, Papua, Indonesia
Email: eva_smare@yahoo.com

Abstrak
Merkuri dan hidrokuinon merupakan salah satu bahan berbahaya yang menyebabkan
bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi, kerusaan otak, dan kanker. Kedua bahan
ini sering ditambahkan ke dalam krim pemutih untuk memutihkan atau memucatkan
noda hitam. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis merkuri dan hidrokuinon pada
krim pemutih yang beredar di Jayapura. Kemudian menentukan nilai lineritas, presisi,
akurasi, LOD (Limit of detection) dan LOQ (Limit of quantification) pada alat yang
digunakan dengan sampel uji hidrokuinon. Sampel diambil dari toko kosmetik dan
dokter yang ada di Kota Jayapura secara acak. Metode yang digunakan dalam
melakukan pengujian merkuri dan hidrokuinon yaitu: (1) uji kualitatif dengan
penentuan pereaksi warna, uji nyala api dan KLT; (2) uji kuantitatif dengan penentuan
kadar senyawa dengan menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis. Hasil pengujian
pereaksi warna dan nyala api kedelapan sampel krim positif mengandung merkuri.
Dari pengujian kuantitatif didapat lima krim positif mengandung hidrokuinon yaitu
kadar sampel A sebesar 5,143 ppm; B sebesar 5,413 ppm; E sebesar 5,511 ppm; F
sebesar 5,542 ppm; G sebesar 5,534 ppm; dan H sebesar 5,542 ppm. Dengan
perolehan nilai presisi 0,0688%, akurasi 95,664%, LOD 3,464 ppm dan LOQ 11,546
ppm. Menurut BPOM pemakaian yang ditolerir hidrokuinon lebih kecil dari 0,02% (200
ppm) dapat digunakan dengan resep dokter dan merkuri tidak lebih dari 1 ppm.

Kata kunci: Merkuri, Hidrokuinon, Krim pemutih, Jayapura, Spektrofotometer UV-Vis.

Abstract

Mercury and hydroquinone are dangerous chemicals that causing black spots on
the skin, allergies, irritation, brain damage, and cancer. Both of these ingredients are
often added to whitening creams to whiten or blot black spots. The purpose of this
study was to analyze mercury and hydroquinone in whitening creams that circulating
in Jayapura, determine the linearity, precision, accuracy, LOD (Limit of detection) and
LOQ (Limit of quantification) on the the hydroquinone sample. Samples were taken
from cosmetics and doctor stores in the city of Jayapura randomly. The method used
were: (1) qualitative test with determination of color reagent, flame test and TLC; (2)
quantitative test with determination of compound content using UV-Vis
spectrophotometry. The result showed, the eight positive cream samples contained
mercury. From the quantitative test, five positive creams containing hydroquinone
were obtained sample A was 5.143 ppm; B was 5.413 ppm; E was 5.511 ppm; F was
5.542 ppm; G was 5.534 ppm; and H was of 5.542 ppm. With the precision values of
0.0688%, accuracy of 95.664%, LOD of 3.464 ppm and LOQ of 11.546 ppm.
According to BPOM, the use of hydroquinone tolerated less than 0.02% (200 ppm)
can be used by prescription and mercury is not more than 1 ppm.

Keywords: Mercury, hydroquinone, cream whitening, Jayapura, UV-Vis


spectrophotometer

Jurnal Sains dan Teknologi| 1


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

PENDAHULUAN Dalam Peraturan Kepala Badan


Krim pemutih merupakan suatu Pengawasan Obat dan Makanan nomor
sediaan atau paduan bahan yang digunakan KH.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 tentang
pada bagian luar badan yang berfungsi Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika
untuk mencerahkan atau merubah warna Hidrokuinon telah dilarang digunakan
kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih sebagai pemutih dalam kosmetik.
dan bersinar. Banyak masyarakat terutama Hidrokuinon hanya digunakan sebagai
para wanita menggunakan kosmetik salah kosmetik untuk kuku artifisial dengan kadar
satunya krim pemutih untuk mempercantik 0,02% (BPOM, 2011). Sedangkan merkuri
kulit dan muka. Melihat peluang ini banyak tidak boleh ditambahkan ke dalam kosmetik
produsen menambahkan raksa dan sama sekali. Karena merkuri dan
hidrokuinon untuk meningkatkan jumlah senyawanya termasuk dalam daftar
konsumen (Amilia, 2011). kosmetik yang dilarang, sesuai lampiran I
Merkuri termasuk logam berat Peraturan Kepala Badan POM No.
berbahaya yang dalam konsentrasi kecil HK.00.05.42.1018 Tahun 2008 tentang
dapat bersifat racun. Logam berat apabila bahan kosmetik maka produk yang beredar
terakumulasi di dalam tubuh organisme harus diperhatikan. Tapi dari beberapa
dapat menghambat kerja enzim sehingga penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan
proses metabolisme terganggu, bahkan jadi kandungan raksa dan hidrokuinon dalam
pemicu dan penyebab alergi, mutagen, kosmetik pemutih di beberapa daerah.
teratogen atau karsinogen bagi manusia Merkuri ditemukan pada produk krim
(Vouk, 1986). Pemakaian merkuri dalam pemutih yang beredar di kota Padang
krim pemutih dapat menimbulkan berbagai (Armin, 2013), Jakarta (Gianti, 2013),
hal, mulai dari alergi, iritasi, perubahan Bandung (Syafnir dkk, 2011), dan Manado
warna kulit yang pada akhirnya dapat (Parengkuan dkk, 2013) serta ditemukannya
menyebabkan kematian. Efek dari kandungan hidrokuinon dalam produk krim
pemakaian merkuri ini dimulai dengan pemutih di Bandar Lampung (Feladita dkk,
munculnya bintik-bintik hitam pada kulit dan 2016), Yogyakarta (Astuti dkk, 2016), Medan
akhirnya mengakibatkan alergi serta iritasi (Ningsih A.U, 2009), Pekanbaru (Rahim N,
kulit (BPOM, 2008). 2011), dan Jakarta (Gianti, 2013).
Kosmetik berbentuk krim yang Melihat uraian di atas, penelitian ini
mengandung hidrokuinon banyak digunakan penting dilakukan untuk mengidentifikasi
untuk menghilangkan bercak-bercak hitam dan mengetahui kadar merkuri dan
pada wajah. Daya kerja pemucatan hidrokuinon dalam produk krim pemutih
hidrokuinon sangat lambat dan akan lebih yang beredar di Jayapura. Penelitian ini
cepat dengan kadar yang lebih tinggi. Kadar diharapkan dapat menjadi salah satu kajian
yang tinggi akan memberikan efek samping untuk menganalisa merkuri dan hidrokuinon
yang tidak diinginkan seperti munculnya dalam krim pemutih yang beredar di
sejumlah penyakit, seperti vitiligo (pigmen Jayapura. Metode yang digunakan adalah
kulit hilang sehingga terbentuk area putih pereaksi warna, KLT (Kromatografi Lapis
seperti panu) hingga okronosis (kulit yang Tipis), dan Spektrofotometri UV-Vis. Metode
berubah hitam atau biru dan kulit seperti ini dipilih karena lebih sederhana, mudah
terbakar dan gatal). Pemakaian hidrokuinon dan murah.
selama bertahun-tahun juga bisa
memunculkan gejala kanker (Ibrahim, dkk.,
2004) kelainan pada ginjal, proliferasi sel, METODE
dan berpotensi sebagai karsinogenik dan
teratogenik (Tristianty, 2014). Alat dan Bahan
Berdasarkan pemeriksaan yang
dilakukan oleh Balai Pengawasan Obat dan Alat penelitian yang digunakan
Makanan (BPOM), kebanyakan produk dalam penelitian ini adalah timbangan
kosmetik pemutih yang beredar lebih banyak analitik, alat gelas, bunsen, kawat tembaga,
mengandung hidrokuinon dan merkuri. amplas, plat tetes, penangas air, penangas
es, pipa kapiler, Lampu UV254 nm,
Jurnal Sains dan Teknologi| 2
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

Spektrofotometer UV-Vis shimadzu 1601, 25 mL. Campuran dituang ke dalam labu


mikro pipet. terukur 10 mL, dihomogenkan dalam tangas
Bahan penelitian yang digunakan ultrasonik selama 10 menit, dan dinginkan
dalam penelitian ini adalah sampel krim hingga suhu ruang. Sampel dielusi dengan
pemutih yag diduga mengandung fase gerak toluen: asam asetat glasial (8 : 2).
hidrokuinon dan merkuri yag diambil di toko Harga Rf dibandingkan dengan baku
kosmotik dan praktek dokter, kalium iodida pembanding.
(KI) 0,5 N, aluminium foil, asam klorida pekat
(HCl), asam nitrat pekat (HNO3), akuadest, Penetapan Kadar Sampel Hidrokuinon
baku pembanding hidrokuinon, besi (III)
klorida (FeCl3), etanol 96%, toluen, asam Sampel ditimbang masing-masing
asetat glasial, plat KLT 60F254,HCl 4 N, sebanyak 1,2 g, ditambah 6 tetes HCl 4 N
Natrium sulfat (Na2SO4). dan 10 mL etanol selanjutnya dipanaskan.
Sampel disaring dengan menggunakan
kertas saring yang telah berisi dengan 1 g
Uji Kualitatif Merkuri
natrium sulfat dan dimasukan ke dalam labu
ukur 10 mL. Ditambah dengan etanol 96 %
Uji organeplotik. Uji organoleptik meliputi
hingga 10 ml dan dikocok hingga homogen.
bentuk, bau, rasa dari sampel diuji, dan
Larutan uji dimasukan ke dalam kuvet pada
kelarutan.
spektrofotometri UV-Vis.
Absorbansi larutan uji diukur pada
Uji warna KI: Sampel ditimbang sebanyak 2
g dan dimasukkan ke dalam cawan porselin, panjang gelombang maksimum. Kadar
kemudian ditambahkan HNO3 (p), larutan uji dihitung dengan rumus
persamaan regresi dan kurva kalibrasi Untuk
dipanaskan menggunakan bunsen dan
kemudian disaring. Larutan uji dimasukkan 1 menentukan bahwa metode yang digunakan
mL ke dalam tabung reaksi, kemudian sudah tepat, maka perlu menentukan nilai
ditambahkan 5 tetes larutan kalium iodida presisi, akurasi, linearitas, LOD, dan LOQ
dari pengujian dihitung (Chan et al., 2009).
0,5 N secara perlahan melalui dinding
tabung reaksi. Hasil positif jika terbentuk
endapan hijau (Hgl) dan setelah dididihkan HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang analisis
terbentuk endapan merah merkuri (II) iodide
dan merkurium hitam yang berbutir halus. hidrokuionon dan merkuri pada krim pemutih
sudah banyak dilakukan dan diperolah
Uji Nyala Api. Sampel uji ditimbang bahwa banyak krim krim tersebut positif
sebanyak 1,25 gram dan ditambah dengan mengandung bahan berbahaya ini (Armin,
1,25 mL aquadest kemudian ditambahkan 2013; Astuti, 2016; Felandita, 2016;
0,5 mL HCl pekat. Kawat tembaga diamplas Parengkuan dkk, 2013; Syafnir dkk, 2011).
kemudian dicelupkan ke dalam campuran Sampel diperoleh dari toko kosmetik yang
larutan uji, akuadest dan HCl pekat. berada di pasar dan sampel krim dokter
Kemudian kawat dibakar pada nyala api. yang beredar di Jayapura. Sampel krim yang
Adanya merkuri dalam sampel ditunjukkan di ambil secara acak dari toko kosmetik di
dengan berubahnya nyala api menjadi hijau. pasar sebanyak 5 buah dan sampel krim
dokter sebanyak 3 buah. Sampel yang telah
diperoleh diberikan label. Sampel yang
Uji Kualitatif Hidrokuinon diperoleh dari dokter diberi label A, B dan C
Uji Pereaksi Warna (FeCl3): Sampel krim sedangkan sampel krim dari toko kosmetik
diambil 1 gram diletakkan di atas plat tetes di pasar diberi label D, E, F, G, dan H.
kemudian ditambah 3 tetes pereaksi FeCl3.
Sampel positif mengandung hidrokuinon Uji Organoleptik Sampel
ditunjukkan dengan perubahan warna hijau
sampai hitam. Uji organoleptik adalah pengujian
yang didasarkan pada proses
Uji dengan KLT. Sampel uji ditimbang 1 g penginderaan. Bagian organ tubuh yang
dilarutkan dengan etanol dalam gelas kimia berperan dalam penginderaan adalah
Jurnal Sains dan Teknologi| 3
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

mata, telinga, indra pencicip, indra bedak dingin (bedak jerawat) di dalam krim
pembau dan indra perabaan atau waktu pembuatannya agar terlihat lebih
sentuhan. Pada Tabel 1 hasil uji encer.
organoleptik krim pemutih dengan 20 Sedangkan aroma yang dimiliki oleh
panelis menunjukkan bahwa bentuk krim A, sampel krim yang diperoleh dari dokter tidak
B, dan C lembut dan tidak lengket, memiliki sekuat krim yang diperoleh dari toko
warna dasar kuning, dengan bau khas pada kosmetik di pasar. Aroma menyengat dari
sampel B dan tidak mengiritasi kulit. produk krim juga merupakan salah satu ciri-
Sedangkan pada krim D, E, F, G, dan H ciri bahwa krim mengandung bahan
memiliki bentuk atau tekstur yang lengket, berbahaya karena untuk menutupi bau lain
memiliki warna yang bervariasi,dengan bau dari bahan berbahaya yang ditambahkan
yang sangat tajam dan tidak mengiritasi kedalam krim (Mohamad, 2014). Aroma
kulit. Tetapi ada 4 panelis yang merasakan menyengat pada krim adalah parfum minyak
panas serta kulit kemerahan setelah atsiri yang ditambahkan secara berlebihan
mengoleskan krim ke bagian tubuh seperti ke dalam krim agar dapat menutupi aroma
bagian dalam siku. Sampel krim yang dari bahan berbahaya seperti aroma logam.
mengiritasi 4 panelis yaitu sampel krim F dan Warna pada sampel krim yang diperoleh dari
G. dokter juga tidak secerah dan bervariasi
seperti warna sampel krim yang diperoleh
Dari hasil uji organoleptik didapatkan dari toko kosmetik di pasar. Selain warnanya
bahwa sampel yang diperoleh dari dokter yang cerah, krim yang diperoleh dari pasar
bertekstur lembut dan tidak lengket seperti juga memiliki warna yang bervariasi, tidak
krim yang didapatkan dari pasar. Menurut seperti sampel krim yang didapat dari dokter
(Mohamad, 2014) krim yang bertekstur yang rata-rata berwarna kuning.
lengket merupakan salah satu ciri-ciri bahwa Bervariasinya warna krim yang diperoleh
krim mengandung bahan berbahaya. dari toko kosmetik di pasar dikarenakan
Lengketnya krim dikarenakan logam adanya penambahan zat pewarna
memiliki daya ikat yang kuat sehingga berbahaya ke dalam krim agar memiliki
mampu mengikat ion logam yang ada tampilan yang menarik konsumen akan
disekitarnya serta adanya pencampuran warnanya.

Tabel 1. Hasil uji organoleptik krim pemutih


Sampel Bentuk Warna Bau Iritasi Kelarutan
A Lembut tidak Kuning - - Air (L) dan etanol (L)
lengket langsat
B Lembut tidak Kuning Khas - Air (L)
lengket cerah
C Lembut tidak Kuning - - Air (L) dan etanol (L)
lengket
D Lembut Lengket Kuning Harum dan - Air (L) dan etanol
menyengat (endapan kuning)
E Lembut Lengket Putih Harum dan - Air (L) dan etanol (L)
menyengat
F Lembut Lengket Merah Harum dan - Air (L) dan etanol
muda menyengat (endapan merah
muda)
G Lembut Lengket Cokelat Harum dan - Air (L) dan etanol
menyengat (endapan putih)
H Lembut Lengket Cokelat Harum dan - Air (L) dan etanol
menyengat (endapan putih)

Jurnal Sains dan Teknologi| 4


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

Uji kelarutan karena sifat logam merkuri yang mudah


bereaksi dengan HNO3 pekat (Vogel,
Kelarutan adalah kadar jenuh zat 1985). Reaksi yang terjadi antar logam
terlarut dalam sejumlah pelarut pada suhu merkuri dengan HNO3 pekat adalah :
tertentu yang menunjukkan bahwa
interaksi spontan satu atau lebih zat Hg (s) + 2NO3-(aq) + 4H+(aq) → Hg2+(aq) +
terlarut atau pelarut telah terjadi dan 2NO2(g) + 2H20 (l)
membentuk dispersi molekuler yang
homogen. Pada pengujian kelarutan Hasil yang diperoleh dari kedelapan
digunakan pelarut yaitu air, etanol dan n- krim sampel uji menunjukkan hasil positif
heksana. Air disebut pelarut universal dengan penambahan larutan KI 0,5 N
karena dapat melarutkan zat lebih banyak karena terjadinya endapan berwarna
dari cairan atau bahan kimia lainnya. merah kehitaman yang merupakan HgI2
Komposisi kimia air membuatnya (merkuri(II) iodida). Reaksi yang terjadi
sempurna dalam proses pelarutan. antara ion merkuri (Hg2+) dengan kalium
Molekul air terbentuk dari dua atom yang iodida : Hg2+(aq) + 2KI (aq) → HgI2(s) + 2K(aq).
terikat secara kovalen yaitu hidrogen dan Pada pengujian merkuri
oksigen. Etanol merupakan zat cair, tidak menggunakan nyala api, penambahan
berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar HNO3 pekat dikarenakan larutan ini tidak
dan menguap, dapat bercampur dalam air bereaksi dengan garam. Dari hasil uji nyala
dengan segala perbandingan. Secara garis api, semua sampel krim pemutih
besar penggunaan etanol adalah sebagai menunjukkan warna hijau kebiruan yang
pelarut untuk zat organik maupun berarti positif mengandung merkuri. Warna
anorganik. Heksana adalah sebuah yang diperoleh hijau kebiruan berarti
senyawa hidrokarbon alkana dengan sampel memiliki warna komplementer yaitu
rumus kimia C6H14. Dalam keadaan merah. Pada dasarnya, apabila suatu
standar senyawa ini merupakan cairan tak senyawa kimia dipanaskan, maka akan
berwarna yang tidak larut dalam air terurai menghasilkan unsur-unsur
(Munawaroh, 2010). penyusunannya dalam wujud gas atau
uap. Kemudian, atom-atom dari unsur
Pada Tabel 1 hasil uji organoleptik logam tersebut mampu menyerap
dan kelarutan krim pemutih dengan 20 sejumlah energi tinggi (keadaan
panelis di atas menunjukkan bahwa bentuk tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi,
krim A, B, dan C lembut dan tidak lengket, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil
memiliki warna dasar kuning, dengan bau sehingga mudah kembali ke keadaan
khas pada sampel B dan tidak mengiritasi semula (berenergi rendah) dengan cara
kulit. Sedangkan pada krim D, E, F, G, dan memancarkan energi yang diserapnya
H memiliki bentuk atau tekstur yang dalam bentuk cahaya. Besarnya energi
lengket, memiliki warna yang yang diserap atau yang dipancarkan oleh
bervariasi,dengan bau yang sangat tajam setiap atom unsur logam bersifat khas
dan tidak mengiritasi kulit. Tetapi ada 4 dengan panjang gelombang tertentu
panelis yang merasakan panas serta kulit sehingga menghasilkan warna yang dapat
kemerahan setelah mengoleskan krim ke dilihat oleh mata manusia. Hal ini
bagian tubuh seperti bagian dalam siku. ditunjukkan dari warna nyala atom-atom
Sampel krim yang mengiritasi 4 panelis logam.
yaitu sampel krim F dan G. Hg2+ + Cu → Hg + Cu2+

Merkuri yang terkandung dalam


Uji Kualitatif Merkuri
kosmetik yang digunakan masuk melalui
Pada pengujian kualitatif merkuri kulit. Setelah diabsorbsi menjadi merkuri
dengan pereaksi wana KI, larutan sampel divalent (Hg2+) yang dibantu oleh enzim
ditambahkan dengan HNO3 pekat. katalase. Merkuri Hg2+ ini yang berperan
Penambahan HNO3 pekat pada sampel menghambat melanin sehingga mampu
bertujuan untuk melarutkan logam merkuri memutihkan kulit. Menurut WHO batas
Jurnal Sains dan Teknologi| 5
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

tolerir kadar merkuri dalam urin manusia merkuri dalam urin melebihi 10 μg/L akan
rata-rata maksimal 4 μg/L. Jika kadar menimbulkan gejala simptomatik.

Tabel 2. Hasil uji kualitatif merkuri pada krim pemutih


Merkuri
Sampel Hasil
KI 0,5 N Kawat Tembaga
Merkuri
A + + +
B + + +
C + + +
D + + +
E + + +
F + + +
G + + +
H + + +
Keterangan : (+) positif mengandung merkuri; (-) tidak mengandung merkuri
menghasilkan warna hijau dalam kondisi
Uji Kualitatif asam. Hasil yang didapat pada pengujian
Hidrokuinon menggunakan FeCl3 yaitu sampel krim A
berubah warna menjadi warna hijau. Pada
Pada pengujian hidrokuinon sampel krim B berubah warna menjadi
dilakukan dengan pereaksi warna warna oranye, dan pada sampel C krim
menggunakan test kit larutan FeCl3 yang berubah warna menjadi warna kuning
sudah dikomersilkan (di pasaran) (Gambar kehijauan. Kelima sampel sisa yang
2). Hidrokuinon jika ditambahkan FeCl3 disampling dari pasar menunjukkan warna
menghasilkan senyawa kompleks. hitam setelah ditambahkan dengan FeCl3.
Senyawa kompleks terbentuk karena Dari warna yang dihasilkan pada masing-
unsur O pada hidrokuinon berikatan masing sampel, sampel yang positif
dengan FeCl3 membentuk reaksi yang mengandung hidrokuinon adalah A, D, E,
F, G dan H (Gambar 2).

Gambar 1. Uji pereaksi warna krim pemutih dengan test kit FeCl3

Jurnal Sains dan Teknologi| 6


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

Tabel 3. Hasil uji hidrokuinon pada krim pemutih


Hidrokuinon
Pengujian
KLT dengan Hasil
Sampel Toluen : As. Spektrofoto pengujian
FeCl3
Asetat glasial meter UV – Hidrokuinon
(8:2) Vis

A + + + +
B - - - -
C - + - -
D + + + +
E + + + +
F + + + +
G + - + +
H + + + +

KLT merupakan suatu metode yang sedangkan F merupakan pengertian untuk


dapat memisahkan suatu senyawa bahan fluorescen / fosforescen dan
campuran menjadi senyawa murni. Metode panjang gelombang 254 nm. Penotolan
ini merupakan metode yang paling sering dilakukan dengan menggunakan syringe
digunakan untuk pemisahan senyawa- berukuran 100μI kemudian dimasukkan
senyawa campuran. Penambahan etanol kedalam chamber yang telah dijenuhkan
96% pada sampel uji bertujuan untuk dengan menggunakan kertas saring. Hasil
melarutkan hidrokuinon dalam krim positif mengandung hidrokuinon jika Rf
pemutih. Kemudiaan campuran larutan noda pada sampel krim sama dengan
yang telah homogen diletakkan dalam panjang noda baku pembanding yaitu
tangas es untuk memisahkan hidrokuinon hidrokuinon. Panjang noda yang diperoleh
dari bahan dasar krim. Campuran sama dengan baku pembanding yaitu
selanjutnya disaring menggunakan kertas sampel A, C, D, E, F dan H.
saring, untuk mengurangi partikel-partikel Nilai Rf yang didapat yaitu 0,125
kecil. Filtrat yang didapat digunakan pada baku pembanding serta keenam
sebagai larutan uji atau larutan sampel sampel krim pemutih diantaranya sampel
(Feladita, 2016). A, C, D, E, F dan H. Selain itu warna yang
Pada pemisahan ini plat yang hasil sampel krim pada uji KLT adalah
digunakan sebagai fase diam adalah silika warna ungu, sedangkan pada baku
gel 60GF254. Silika gel 60GF254 adalah silika pembanding hidrokuinon sampel berwarna
gel dengan ukuran pori 60 A. G merupakan cokelat kehitaman (Gambar 2).
CaSO4.½ H2O sebagai binder/gipsum,

Gambar 2. Hasil KLT Krim Pemutih Sesudah Penyinaran Lampu UV

Jurnal Sains dan Teknologi| 7


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

memungkinkan terjadinya transisi π→π*


Uji Kuantitatif senyawa tertentu harus mempunyai gugus
Penetapan kadar hidrokuinon fungsional yang tidak jenuh sehingga
dilakukan dengan menggunakan alat ikatan rangkap dalam gugus tersebut
bertujuan agar hidrokuinon dapat memberikan orbital phi yang diperlukan.
dipisahkan dari senyawa lain yang ada di Jenis transisi ini merupakan transisi yang
dalam krim. Senyawa lain yang terdapat paling cocok untuk analisis senyawa
didalam krim antara lain basis krim dan zat dengan panjang gelombang antara 200 –
aktif yang ada didalam krim. Penyerapan 700 nm (Gandjar & Rohman, 2012).
(absorpsi) sinar UV –Vis pada umumnya Panjang gelombang maksimum
dihasilkan oleh eksitasi elektron-elektron hidrokuinon yang diperoleh dari larutan
ikatan, akibatnya panjang gelombang pita baku berada pada panjang gelombang 294
yang mengabsorbsi dapat dihubungkan nm (Gambar 3).Tujuan pengukuran dari
dengan ikatan yang mungkin ada dalam panjang gelombang maksimum adalah
suatu molekul. Elektron phi (π) terdapat untuk mengetahui serapan optimum dari
dalam ikatan rangkap dan pada struktur hidrokuinon, selanjutnya panjang
hidrokuinon memiliki ikatan rangkap. Untuk gelombang ini akan digunakan untuk
mengukur absorban sampel.

Gambar 3. Panjang Gelombang Maksimum Hidrokuinon

Larutan baku hidrokuinon dibuat seri pengenceran yaitu 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm,
20 ppm, 24 ppm, dan 28 ppm sebagai kurva kalibrasi dan etanol sebagai blanko (Tabel 4).

Tabel 4. Absorbansi Kurva Kalibrasi Standard Hidrokuinon


No Konsentrasi Absorbansi

1. 4 ppm 0,079

2. 8 ppm 0,228

3. 12 ppm 0,368

4. 16 ppm 0,509

5. 20 ppm 0,644

6. 24 ppm 1,133

7. 28 ppm 1,332

Jurnal Sains dan Teknologi| 8


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

Absorban yang didapat dari sampel - 0,1985. Nilai Y adalah serapan, nilai a
yaitu sampel A = 0,081, sampel B = 0,003, adalah slope (kemiringan), nilai x adalah
sampel C = 0,008, sampel D = 0,096, konsentrasi sampel dan b adalah intercept.
sampel E = 0,101, sampel F = 0,103, Berdasarkan hasil pengujian di ketahui
sampel G = 0,103, sampel H = 0,103. bahwa sampel yang positif terdapat
Berdasarkan pengukuran antara nilai hidrokuinon yaitu sampel A, D, E, F, G dan
serapan dan konsentrasi diperoleh H
persamaan Y = bx + a dengan Y = 0,0544x
.

1,4
1,332
1,2
1,133
1 y = 0,0544x - 0,1985
R² = 0,99075
0,8
Absorbansi

0,6
0,4 0,368
0,2 0,228
0,079
0
0 5 10 15 20 25 30

Konsentrasi (ppm)

Gambar 4. Kurva kalibrasi standard hidrokuinon

Penetapan kadar hidrokuinon sebesar 5,534 ppm; dan H sebesar 5,542


dilakukan dengan menggunakan ppm.
Spektrofotometer UV/ Vis. Panjang Dalam Peraturan Kepala Badan
gelombang maksimum hidrokuinon yang Pengawasan Obat dan Makanan nomor
diperoleh dari larutan baku berada pada KH.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 tentang
panjang gelombang 294 nm. Larutan baku Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika
hidrokuinon dibuat seri pengenceran yaitu 4 Hidrokuinon telah dilarang digunakan
ppm, 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, 20 ppm, 24 sebagai pemutih dalam kosmetik.
ppm, dan 28 ppm sebagai kurva kalibrasi Hidrokuinon hanya digunakan sebagai
dan etanol sebagai blanko.Berdasarkan kosmetik untuk kuku artifisial dengan kadar
pengukuran antara nilai serapan dan 0,02% (BPOM, 2011). Hidrokuinon
konsentrasi diperoleh persamaan Y = bx + a digunakan secara topikal sebagai agen
dengan Y = 0,0544x - 0,1985 (Gambar 4). depigmentasi untuk kulit dalam kondisi
Nilai Y adalah serapan, nilai a adalah slope hiperpigmentasi cloasma (malesma), bintik –
(kemiringan), nilai x adalah konsentrasi bintik dan lentigines (Sweetman, 2009).
sampel dan b adalah intercept. Berdasarkan Mekanisme hidrokuinon di dalam
hasil pengujian di ketahui bahwa sampel kulit dengan menghambat aktivitas enzim
yang positif terdapat hidrokuinon yaitu tirosinase yang menjadi aktif akibat sinar
sampel A, D, E, F, G dan H. Hasil yang matahari, hormonal, penyakit, obat, alergi
didapatkan dari pengujian kadar pada dan iritasi sehingga memicu pembentukan
sampel krim pemutih yaitu pada sampel A melanin dengan cara menghancurkan
sebesar 5,143 ppm; B sebesar 5,413 ppm; E melanosom yaitu bagian dari melanosit,
sebesar 5,511 ppm; F sebesar 5,542 ppm; G tempat menyimpan pigmen-pigmen melanin.

Jurnal Sains dan Teknologi| 9


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

ketelitian yang tinggi. Ketelitian dinyatakan


Penentuan Liniaritas, Presisi, Akurasi, dengan nilai RSD (Relative Standard
LOD dan LOQ Deviasion). Semakin kecil nilai RSD yang
Penentuan presisi, akurasi, LOD dan diperoleh, maka ketelitiannya semakin tinggi
LOQ analisis hidrokuinon secara dan sebaliknya. Semakin besar nilai RSD
spektrofotometri UV-Visible bertujuan untuk yang diperoleh maka ketelitiannya semakin
mengetahui kelayakan metode tersebut rendah. Hasil presisi yang diperoleh dari
sebelum digunakan secara rutin. Hasil penelitian ini adalah 0,0688 %.
absorbansi yang diperoleh digunakan untuk Persen perolehan kembali yang
perhitungan data yang meliputi presisi, diperoleh adalah 95,664 %. Syarat akurasi
akurasi, limit deteksi dan limit kuantisasi. yang baik adalah 96-105% dan beberapa
Linearitas menunjukkan kemampuan berpendapat antara 80-120%. Hal ini
suatu metode analisis untuk memperoleh dikarenakan semakin kompleks penyiapan
hasil pengujian yang sesuai dengan sampel dan semakin sulit metode analisis
konsentrasi analit dalam contoh pada yang digunakan maka nilai perolehan
kisaran konsentrasi tertentu. Berdasarkan kembali yang diperoleh semakin rendah
Hukum Lambert-Beer, absorbansi atau kisaran semakin lebar (Harmita, 2006).
berbanding lurus dengan konsentrasi. LOD/ batas deteksi alat untuk
Hubungan linear yang ideal dicapai jika nilai hidrokuinon adalah 3,464 ppm, sedangkan
b=0 dan r=+1 atau -1 tergantung pada arah LOQ/ batas kuantitasinya adalah 11,546
garis. Nilai koefisien korelasi yang mg/mL. Perhitungan dilakukan secara
memenuhi persyaratan diharapkan statistik melalui garis regresi linier dari kurva
mendekati 1 (Harmita, 2006). Linearitas kalibrasi. Batas deteksi merupakan batas
yang didapatkan pada penelitian ini adalah minimum suatu analit yang dapat dideteksi
Y = 0,0544 x – 0,1985 dengan menghasilkan sedangkan batas kuantisasi merupakan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,9908. Nilai batas minimum analit yang dapat dihitung
koefisien korelasi yang mendekati 1 kadarnya (Mulja, 2003)
menunjukkan adanya hubungan yang linear
antara absorbansi yang terukur dengan SIMPULAN
konsentrasi analit. Berdasarkan hasil dari penelitian yang
Presisi merupakan ukuran tingkat telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
ketidakpastian hasil analisis. Uji presisi bahwa :
dilakukan dengan metode pengulangan, 1. Hasil uji kualitatif pada delapan sampel
sehingga diperoleh ketelitian yang tinggi. krim pemutih yang beredar di Jayapura
Ketelitian dinyatakan dengan nilai RSD kedelapan sampel positif mengandung
(Relative Standard Deviasion). Semakin merkuri dan enam diantaranya positif
kecil nilai RSD yang diperoleh, maka mengandung hidrokuinon yaitu krim A, D,
ketelitiannya semakin tinggi dan sebaliknya. E, F, G dan H.
Semakin besar nilai RSD yang diperoleh 2. Hasil uji kuantitatif dengan menggunakan
maka ketelitiannya semakin rendah. spektrofotometri UV-Vis enam sampel
Pada pengujian penetapan kadar krim positif mengandung hidrokuinon
hidrokuinon, linearitas yang didapat pada Y dengan kadar sampel A sebesar 5,143
= 0,0544 x – 0,1985 menghasilkan koefisien ppm; B sebesar 5,413 ppm; E sebesar
korelasi (r) sebesar 0,9908. Nilai koefisien 5,511 ppm; F sebesar 5,542 ppm; G
korelasi yang mendekati 1 menunjukkan sebesar 5,534 ppm; dan H sebesar 5,542
adanya hubungan yang linear antara ppm. Dengan perolehan nilai presisi
absorbansi yang terukur dengan konsentrasi 0,0688%, akurasi 95,664%, LOD 3,464
analit. ppm dan LOQ 11,546 ppm.
Hasil presisi yang diperoleh dari
penelitian ini adalah 0,0688 %. Presisi
merupakan ukuran tingkat ketidakpastian DAFTAR PUSTAKA
hasil analisis. Uji presisi dilakukan dengan Amilia. D.S. (2011). Gambaran
metode pengulangan, sehingga diperoleh Pengetahuan Dampak Penggunaan

Jurnal Sains dan Teknologi| 10


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 8 No. 1 April 2019

Kosmetik Pemutih Terhadap dankeseksamaan metode kolorimetri


Kesehatan Kulit Pada Ibu – Ibu di menggunakan pereaksi floroglusin
Kelurahan Mangga Kecamatan Medan untuk penetapan kadar hidrokuinon
Tuntungan Tahun 2010. Karya Tulis dalam krim pemutih. J. Acta
Ilmiah. Fakultas Kedokteran Pharmaceutika Indonesia. 29(1).
Universitas Sumatera Utara . Mohamad, A.A. (2014). Uji Kandungan
Armin, F. (2013). Identifikasi dan penetapan Merkuri (Hg) pada Kosmetik Pemutih
kadar merkuri (hg) dalam krim pemutih Wajah yang Dipasarkan di Media
kosmetika herbal menggunakan Online. Artikel. Fakultas Ilmu-ilmu
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Kesehatan dan Keolahragaan
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Universitas Negeri Gorontalo.
18(1): 28-34. Mulja, M., Hanwar, D. (2003). Prinsip-prinsip
Astuti D.W. (2016). Identifikasi hidroquinon cara berlaboratrium yang baik. (good
pada krim pemutih wajah yang dijual di laboratory practice). Majalah Farmasi
minimarket wilayah Minomartani, Airlangga III.
Yogyakarta. Journal of Agromedicine Parengkuan, K., Citraningtyas, F., Gayatri.
and Medical Sciences, 2(1). (2013). Analisis kandungan merkuri
Badan POM RI. (2008). Bahan Berbahaya pada krim pemutih yang beredar di
Dalam Kosmetik. In: Kosmetik Pemutih kota Manado. Pharmacon Jurnal
(Whitening), Naturakos, Vol. III No.8. Ilmiah Farmasi, 2(1).
Edisi Agustus 2008: Jakarta. Syafnir, L. Arlina, dan Putri. (2011).
Badan POM RI. (2011). Peraturan Kepala Pengujian kandungan merkuri dalam
Badan Pengawas Obat dan Makanan sediaan kosmetik dengan
Republik Indonesia Nomor spektrofotometri serapan atom.
HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Prosiding snapp 2011 Sains, Teknologi
Tentang Metode Analisis Kosmetika: Dan Kesehatan.
Jakarta. Sweeetman, S.C. (2009). Martindale 36 The
Chan, C. C., Lam, H., Lee, Y.C., Ming, Z. Complete Drug Reference. London:
(2004). Analitical Method Validation The Pharmaceutical Press.
And Instrument Performance Tristianty, S. (2014). Pemberiaan Kombinasi
Verification. John Willey & sons, Inc Krim Hidrokuinon dan Asam
publication: New Jersey. Traneksamat Oral Menurunkan
Felandita, N. (2016). Identifikasi dan Jumlah Melanin Lebih Banyak
penetapan kadar hidrokuinon dalam Dibanding Krim Hidrokuinon pada
krim malam pada empat klink Marmut Betina yang Dipapar
kecantikan di Bandar Lampung Ultraviolet B. Tesis. Program
dengan menggunakan metode Pascasarjana Universitas Udayana
Kromatografi Lapis Tipis dan Denpasar.
Spektrofotomeri UV Vis. Jurnal Analis Vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif
Farmasi, 1(3). makro dan semimakro. PT. Kalman
Gandjar, G, H., dan Rohman, A. (2007). Media Pustaka: Jakarta.
Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Vouk V. (1986). General Chemistry of
Pelajar : Yogyakarta.Harmita. (2006). Metals. In: Freiberg L., Nordberg G.F.,
Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan and Vouk V.B (Eds). Handbook on the
Sediaan Farmasi. Jakarta: Toxicology of Metals. Elsevier: New
Departemen Farmasi FMIPA- York.
Universitas Indonesia.
Haryono G. (2011). Bahaya dan Mekanisme
Merkuri Sebagai Pemutih pada
Kosmetik. Makalah. Universitas
Padjadjaran.
Ibrahim, S., Damayanti, S., Riani, Y. (2004).
Penetapan kecermatan

Jurnal Sains dan Teknologi| 11

Anda mungkin juga menyukai