Anda di halaman 1dari 3

Instruksi: Jawablah soal berikut ini di buku/kertas kemudian upload bukti dalam bentuk

foto yang telah di convert ke pdf

Soal hitungan
Soal 1

Bank Berkah melakukan transaksi mudharabah muthlaqah dengan nasabah M. Dana


yang diberikan sebesar Rp 200 juta; periode 3 tahun.. Nisbah bagi hasil yang disepakati
antara Nasabah M dan bank Berkah (bank sebagai mudharib) sebesar 70 : 30.
Kemudian bank me mudharabahkan kembali pada investor S dan nisbah bank Berkah
dengan investor (bank sebagai shahibul mal) sebesar 40 : 60. Laba kotor yang diperoleh
Investor S untuk tahun pertama adalah 80 juta.

Diminta:
1. Buatlah jurnal pencatatan ketika bank berkah menerima uang dari nasabah M
2. Buatlah jurnal pencatatan ketika bank berkah menginvestasikan pada investor S
3. Buatlah jurnal pencatatan ketika bank menerima uang pendapatan bagi hasil
dari S
4. Buatlah jurnal pencatatan ketika bank berkah membayarkan bagi hasil pada
nasabah M
5. Buatlah pelaporan di neraca Bank Berkah di tahun pertama
6. Buatlah pelaporan di neraca Bank Berkah di tahun kedua apabila nasabah S
mengalami kerugian sebesar 10 juta (hanya disisi aset saja)

Soal 2

Tn. Amir dan Tn. Deni sepakat melakukan akad mudharabah dimana Tn Amir menjadi
pemilik dana dan Tn. Deni sebagai pengelola.
1 Jan 2009 Tn. Amir menyetorkan modal berupa uang tunai senilai
Rp50.000.000. Nisbah keuntungan antara Tn. Amir dan Tn.
Deni disepakatisebesar 2:3.
31 Des 2009 Pendapatan usaha dan beban mudharabah adalah Rp
20.000.000 dan Rp 12.000.000
31 Des 2010 Pendapatan usaha dan beban mudharabah adalah Rp15.000.000
dan Rp 16.000.000.

Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 1 januari 2009
2. Buatlah ayat jurnal yang mencatat pendapatan dan beban mudharabah tahun
2009 berikut jurnal pembagian labanya.
3. Buatlah ayat jurnal yang mencatat pendapatan dan beban mudharabah tahun
2010 berikut jurnal pembagian labanya.
4. Jelaskan perbedaan antara akad mudharabah dengan musharakah berdasarkan
hal- hal di bawah ini:
a. Pihak yang menyetorkan modal
b. Pembagian keuntungan dan kerugian
c. Pembagian kerja

Soal 3

Bapak Ahmad dan Bapak Bayu sepakat untuk menjalankan usaha dengan sistem
mudharabah. Dimana Bapak Ahmad sebagai Shahibul Mal dan Bapak Bayu sebagai
Mudharib. Bapak Bayu memiliki keahlian di Bidang peternakan kambing sedangkan
Bapak Ahmad memiliki Tanah dan Modal. Mereka sepakat untuk menjalan usaha ini
selama 5 tahun. Dimana saat kesepakatan dibuat (tanggal 1 Januari 2011), Bapak
Ahmad memberikan modal kerja berupa uang tunai sebesar Rp50.000.000 dan tanah
yang dipinjamkan untuk usaha tersebut. Diperkirakan bahwa 9 bulan pertama tidak
akan menghasilkan pendapatan karena masih dalam tahap persiapan dan pembibitan.
Perhitungan bagi hasil akan dilakukan setiap 3 bulan. Bagi hasil didasarkan atas
penjualan kambing dan susu kambing dikurangi biaya pakan ternak dan biaya tenaga
kerja, dengan nisbah: 40 untuk bapak Ahmad dan 60 untuk bapak Bayu.

Berikut ini adalah perhitungan dari usaha tersebut:


Periode Penjualan Biaya Pakan dan TK Biaya Lainnya
Okt, Nov, Des tahun 2011 Rp10.000.000 Rp12.500.000 Rp2.500.000
Jan, Feb dan Mar tahun Rp15.000.000 Rp14.000.000 Rp2.500.000
2012
Apr, Mei dan Juni tahun Rp29.000.000 Rp15.000.000 Rp2.500.000
2012

Diminta:
1. Buatlah jurnal bagi Bapak Ahmad dan Bapak Bayu untuk transaksi tanggal 1
Januari 2011, Desember 2011, Maret 2012 dan Juni 2012
2. Buatlah penyajian Dana Syirkah temporer bagi Bapak Bayu dan Investasi
mudharabah bagi Bapak Ahmad pada Desember 2011, Maret 22012 dan Juni
2012

Soal kasus

1. Tn. Ridho hendak melakukan suatu usaha, tetapi kekurangan modal. Modal yang dibutuhkan
sebesar Rp40.000.000,- sedangkan modal yang dimilikinya hanya tersedia Rp20.000.000,-.
Ini berarti Tn. Ridho kekurangan dana tersebut, beliau meminta bantuan kepada bank untuk
menutupi kekurangan dana tersebut, modal usaha proyek sebesar Rp40.000.000,- dipenuhi
oleh Tn. Ridho 50% ddan Bank Syariah 50%. Jika pada akhirnya proyek tersebut
memberikan keuntungan sebesar Rp15.000.000,- maka Bank Syariah (Rp7.500.000,-) 50%
untuk Tn. Ridho (Rp7.500.000,-). Dengan catatan pada akhir suatu usaha Tn. Ridho tetap
akan mengembalikan uang sebesar Rp20.000.000,- ditambah Rp7.500.000,- untuk
keuntungan Bank Syariah dari bagi hasil. Untuk bantuan bank Syariah meminta jaminan 1
unit mobil kijang dengan harga pasar Rp60.000.000.

A. Apakah transaksi tersebut sesuai syariah?

B. Jika ternyata menghasilkan kerugian, berapa kerugian yang ditanggung oleh Tn


Ridho dan Bank Syariah?

C. Dan Jika kerugian tersebut menyebabkan modal Tn Ridho habis, dan tidak dapat
mengembalikan kepada bank Syariah maka apa yg dapat dilakukan oleh Bank
Syariah?

2. Bank Syariah Mantap (BSM) mengajukan proposal penawaran kerja sama pembiayaan
Mudharabah Muqayyadah kepada Dunia Usaha Maju, Desember 2009. Dalam proposal
penawaran disebutkan, pembiayaan akan digelontorkan untuk PT Suara Irama Indah sebagai
biaya pengembangan usaha pembuatan keramik untuk di ekspor.

Ketika itu, Dunia Usaha Maju berasumsi skema pembiayaan itu sama dengan penempatan
deposito pada bank syariah. Karena itu Dunia usaha Maju setuju untuk menempatkan
dananya pada Bank Syariah Mantap. Pada 10 Januari 2010, Bank Syariah Mantap, Suara
Irama Indah dan Dunia Maju Usaha membuat kesepakatan bersama Mudharabah
Muqayyadah No. 006/MoU/DPAPII/I/2004, No.103/0110/MoU-SIP/I/2004, dan No.
05/1393/017. Saat yang sama, Dunia Usaha Maju mentransfer dana ke Bank Syariah
Mantap dengan surat No. 045/DPAP II/KI/I/2004 tentang penerbitan deposito sebesar Rp 5
miliar.

Kesepakatan itu kemudian dituangkan dalam akta pembiayaan Mudharabah Muqayyadah


sebesar Rp 10 miliar pada 28 Januari 2010 antara ketiga pihak terebut. Perjanjian itu berlaku
selama 2 tahun hingga 23 Januari 2012, dengan ketentuan bagi hasil Dunia Maju Usaha
sebesar 13,5 persen per annum (tiap tahun). Sementara Bank Syariah Maju mendapatfee
sebesar satu persen per tahun terhitung sejak pembiayaan Mudharabah Muqayyadah masih
berjalan (outstanding). Sebulan kemudian, Dunia Maju usaha kembali mentransfer dana ke
Bank Syariah Maju sebesar Rp 5 miliar melalui surat No.115/DPAP II/KI/II/2010 tanggal 27
Februari 2010.

Enam bulan berselang, Dunia maju Usaha tidak mendapatkan nisbah bagi hasil karena Suara
Irama Indah dan Bank Syariah Mantap tidak membayarkan angsuran, baik kewajiban pokok
maupun margin (selisih) bagi hasil. Sejak awal proses pembiayaan, Dunia Maju Usaha
menilai Bank Syariah Maju tidak transparan. Hal itu antara lain tercermin dari pembiayaan
yang dilakukan lebih dulu pada Suara Irama Indah sebesar Rp 6,5 miliar pada Oktober 2009,
sebelum akad dibuat. Sementara, dalam akad pembiayaan No. 108 disebutkan bahwa Suara
Irama Indah tidak dalam keadaan berutang pada pihak lain.

Jelaskan apakah transaksi tersebut sesuai syariah?

Anda mungkin juga menyukai