Anda di halaman 1dari 6

BAB I

BERKENALAN DENGAN STATISTIK

A. DATA , PEMBAGIAN DATA, DAN SYARAT DATA YANG BAIK

DATA

Menurut Websters New World Dictionary, data berarti sesuatu yang diketahui atau yang dianggap.
Dengan demikian data memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data tentang
sesuatu umumnya dikaitkan dengan tempat dan waktu, misalnya harga minyak goreng curah di
Pasar Tarutung pada tanggal 15 September 2008 adalah Rp 4500,- per kg. Penyebutan tempat dan
waktu ini sangat penting, sebab terjadi perubahan dari waktu ke waktu, juga akan berbeda-beda
menurut tempat.

Sesuatu yang dianggap juga merupakan data walaupun belum tentu benar, sebab masih merupakan
suatu hipotesis yang perlu diuji terlebih dahulu. Oleh karena suatu anggapan (pendapat atau asumsi)
belum tentu benar, maka apabila digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, keputusan
tersebut bisa salah.

Data dapat dikumpulkan dari sumber internal dan eksternal, dan data yang akan ditarik akan berupa
hasil perhitungan atau hasil pengukuran oleh suatu instrumen. Data yang dihitung atau diukur untuk
keperluan analisis akan memperlihatkan variasi nilai suatu variabel yaitu karakteristik yang
menunjukkan variasi. Variabel dengan nilai yang dapat dihitung atau terbatas disebut variabel
diskrit. Variabel dengan nilai tidak terbatas yang diukur dan dicatat sampai suatu tingkat ketepatan
yang diperlukan disebut variabel kontinu.

PEMBAGIAN DATA
Data

Menurut
Menurut Menurut Cara
Menurut
Waktu
Sifat Sumber Memperoleh Pengumpulannya

Time Cross
Kualitatif Kuantitatif Internal Eksternal Primer Sekunder
Series Section

Diskrit

Kontinu

Data menurut sifatnya. Data menurut sifatnya dibedakan antara data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka (nonnumeris). Misalnya, tipe mobil yang
dimiliki, warna pulpen, jenis kelamin. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
angka. Data kuantitatif terbagi dua yaitu Diskrit dan Kontinu. Data diskrit adalah data yang dapat

Modul Statistika IAKN Tarutung - Marudut Situmorang 1


dihitung atau terbatas, misalnya banyaknya anak, banyaknya pegawai, banyaknya eksemplar buku di
Perpustakaan. Data Kontinu adalah data tidak terbatas yang diukur dan dicatat sampai suatu tingkat
ketepatan yang diperlukan disebut, misalnya Jarak tempuh, jarak Tarutung-Medan, bobot
pengapalan.

Data menurut sumbernya terbagi dua yakni eksternal dan internal. Data internal adalah data yang
bersumber dari keadaan atau kegiatan suatu organisasi atau kelompok. Data eksternal adalah data
yang bersumber dari luar suatu organisasi atau kelompok.

Data menurut cara memperolehnya dibedakan antara data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung
dari objeknya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh
pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.

Data menurut waktu pengumpulannya dibedakan sebagai data berkala (time series) dan cross
section . Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam suatu periode tertentu, misalnya
hasil sensus penduduk tahun 1990 menggambarkan keadaan Indonesia pada tahun 1990 menurut
umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan. Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu.

SYARAT DATA YANG BAIK

Persyaratan data yang baik antara lain : objektif, representatif, memiliki kesalahan baku yang kecil,
tepat waktu dan relevan.

Data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (as it is).
Misalnya , harga diktat Rp 20.000,- dilaporkan Rp 30.000,- walaupun ada kuitansi, tetap tidak
objektif.

Data yang representatif (mewakili) artinya data tersebut mewakili objek yang diamati.

Kesalahan baku (standard error) kecil. Suatu perkiraan dikatakan baik (mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.

Ketiga syarat tersebut di atas sering disebut syarat data yang dapat diandalkan (reliable). Sedangkan
dua syarat berikut lebih menunjukkan manfaat atau kegunaan yaitu:
Tepat waktu. Apabila data akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi, maka
syarat tepat waktu ini penting sekali agar sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya
kalau ada kesalahan atau penyimpangan.

Relevan. Data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan.

B. DEFINISI STATISTIKA

Dalam mempelajari statistik, kita pada dasarnya berkepentingan dengan penyajian dan penafsiran
kejadian yang bersifat peluang yang terjadi dalam suatu penyelidikan terencana atau penelitian

Modul Statistika IAKN Tarutung - Marudut Situmorang 2


ilmiah. Jadi statistikawan biasanya bekerja dengan data numerik yang berupa hasil cacahan atau
hasil hasil pengukuran, atau mungkin dengan data kategorik yang diklasifikasikan menurut kriteria
tertentu. Jadi peranan matematika dan probabilitas (peluang) dipergunakan untuk menghitung dan
mengukur tingkat terjadinya suatu peristiwa, juga sangat berguna untuk mengukur unsur-unsur
ketidakpastian (uncertainty).

Sangat diperlukannya peranan matematika dan probabilitas dalam penyajian dan penafsiran
kejadian atau penelitian ilmiah, maka muncullah disiplin ilmu yang dinamakan Statistika yang
didefinisikan Anderson dan Bancrof sebagai ilmu dan seni pengembangan dan penerapan metode
paling efektif untuk kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi (perkiraan) dengan
menggunakan penalaran induktif berdasarkan matematika dan probabilitas.

Untuk keperluan praktis, statistik bisa diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, statistik
berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Statistik penduduk, misanya adalah data atau
keterangan berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah, rata-rata umur, distribusinya,
persentase buta huruf, statistik sekolah (jumlah murid,rata-rata usia) dan sebagainya.

Dalam arti luas. Statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,
pengolahan/pengelompokan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara
umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh. Pengertian ini merujuk pada istilah
statistics yang biasanya diterjemahkan dengan istilah statistika.

Pada umumnya ada dua macam bidang statistik yakni statistik Deskriptif (descriptive statistics) dan
statistik Induktif (inductive statistics).

Statistik deskriptif adalah bidang ilmu pengetahuan statistik yang mempelajari tata cara penyusunan
dan penyajian data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian, misalnya dalam bentuk tabel
frekuensi atau grafik, dan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai statistiknya seperti rata-rata
aritmatika dan deviasi standar.

Statistik induktif/inferensial adalah bidang ilmu statistik yang mempelajari tata cara penarikan
kesimpulan mengenai keseluruhan populasi berdasarkan data yang ada dalam suatu bagian dari
populasi itu yang disebut sampel.

Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada statistik induktif/inferensial merupakan generalisasi dari
suatu populasi berdasarkan data sampel. Sedangkan pada statistik deskriptif kalaupun ada penarikan
kesimpulan hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada, bukan untuk tujuan generalisasi.

Statistik Parametrik dan Statistik Nonparametrik

Dalam statistik induktif/inferensial, pengambilan kesimpulan mengenai keseluruhan populasi


didasarkan data yang ada dari sampel membutuhkan persyaratan-persyaratan atau kondisi-kondisi
tertentu misalnya distribusi normal dan varians yang homogen dan harus diukur setidaknya dengan
skala interval. Jika kondisi atau syarat-syarat tertentu itu dipenuhi maka digunakan statistik
parametrik

Modul Statistika IAKN Tarutung - Marudut Situmorang 3


Jika kondisi parameter populasinya tidak memenuhi syarat yakni tidak mengikuti suatu distribusi
tertentu dengan data yang diukur dengan skala ordinal atau skala nominal maka digunakan metode
statistik nonparametrik. Jadi Statistik nonparametrik adalah bagian ilmu statistik yang berusaha
untuk mengambil kesimpulan mengenai keseluruhan populasinya apabila kondisi parameter
populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu.

Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai di mana minimal dapat dibedakan dalam dua
atribut, seperti misalnya variabel jenis kelamin dipisahkan dalam atribut laki-laki dan perempuan.

Skala pengukuran variabel adalah : Skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala rasio.

C. NOTASI PENJUMLAHAN

Dalam statistik kita sangat sering menjumlahkan bilangan yang banyak. Misalnya kita mungkin akan
menghitung harga rata-rata handphone merek tertentu yang dijual di sepuluh toko yang berbeda,
atau mungkin pula kita ingin mengetahui berapa kali sisi angka muncul bila tiga keping mata uang
ditos beberapa kali.

Sebuah percobaan yang mengamati turunnya bobot badan selama periode 6 bulan. Data yang
tercatat adalah 15, 10, 18 dan 6 kilogram. Jika nilai pertama kita lambangkan dengan x 1, dan yang
kedua x2, dan demikian seterusnya maka kita dapat menuliskan x 1 = 15, x2 = 10, x3 = 18, dan x4 = 6.

Dengan menggunakan huruf Yunani ∑ (sigma kapital) untuk menyatakan “penjumlahan”, kita dapat
menuliskan jumlah empat perubahan bobot tersebut sebagai

x
i 1
i,

yang dibaca “ penjumlahan xi, i dari 1 sampai 4” bilangan 1 dan 4 masing-masing disebut batas
bawah dan batas atas penjumlahan. Oleh karena itu

x
i 1
i  x1  x 2  x 3  x 4,

  15  10  18  6  49
i 1
,

Demikian juga jika,

x
i2
i  x 2  x 3  10  18  28

Modul Statistika IAKN Tarutung - Marudut Situmorang 4


n
Secara umum, lambang x
i 1
i, berarti kita menggantikan i yang berada di belakang lambang

penjumlahan dengan 1 kemudian dengan 2, dan demikian seterusnya sampai dengan n, dan
kemudian menjumlahkan suku-suku tersebut. Oleh karena itu, kita dapat menuliskan

x
i 1
2
i  x21  x2 2  x2 3

dan

 xjyj  x 2 y 2  x3 y3  x 4 y 4  x
j 2
5 y5

Untuk subskrip dapat digunakan huruf sembarang, walaupun tampaknya i,j dan k lebih disukai para
statistikawan. Jelaslah bahwa

n n

 x   xj
i 1
i
j 1

Batas bawah penjumlahan tidak harus berupa subskrip. Misalnya jumlah sembilan bilangan asli
pertama dapat dituliskan sebagai berikut :

 x  1  2  3    9  45
i 1

Bila kita menjumlahkan untuk semua xi yang ada, kedua batas penjumlahan sering dihilangkan,
kita cukup menuliskan  xi , jika dalam percobaan yang dilakukan hanya 4 maka hanya digunakan
4 nilai, maka  xi  x1  x 2  x 3  x 4 . Bahkan bisa juga ditulis  x untuk menyatakan jumlah
semua data yang ada.

D. LATIHAN

Jika x1 = 4, x 2 = 6, x3 = 9 tentukanlah :

a)  xi
3
b)  2x
i 1
2
i,

3
c)  (x
i2
i  i)
3
d) ( xi )
2

i 1

Modul Statistika IAKN Tarutung - Marudut Situmorang 5


3
e)  ( x  i)
i 2
i
2

Modul Statistika IAKN Tarutung - Marudut Situmorang 6

Anda mungkin juga menyukai