Jaringan
ini dapat tumbuh sendiri atau berkelompok. Ada beberapa polip yang sifatnya jinak dan ada
juga yang bersifat ganas, atau akan berubah menjadi kanker.
Polip hidung memiliki ukuran yang beragam. Polip hidung yang berukuran kecil
umumnya tidak menimbulkan gejala, namun polip hidung yang berukuran besar
dapat mengganggu saluran pernapasan. Gejala yang dirasakan sama dengan ketika
seseorang sedang pilek, namun tidak kunjung sembuh. Hidung tersumbat
Gatal di sekitar mata
Ingus menetes di belakang rongga hidung ke tenggorokan (postnasal drip)
Nyeri pada wajah atau sakit kepala
Sakit di gigi bagian atas.
penunjang
Tes alergi. Tes alergi dilakukan untuk mengetahui adanya alergi terhadap zat
tertentu dan menentukan jenis zat pemicu alergi (alergen) yang bisa memicu
munculnya polip hidung.
Endoskopi hidung (nasoendoskopi) ...
Tes pencitraan. ...
Tes genetik untuk cystic fibrosis.
Sinusitis adalah infeksi dan pembengkakan pada sinus akibat adanya penyumbatan di
dalamnya. Gejala sinusitis dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya dalam
jangka waktu yang pendek (biasanya 4 minggu), dan hal itu biasanya disebut sinusitis akut.
Untuk kasus sinusitis yang lebih parah, yaitu peradangan sinus dalam waktu yang lama
sekitar 3 bulan dan sering kambuh, ini disebut sinus kronis.
Sinusitis adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat terjadi pada semua orang.
Biasanya, gejala sinusitis akut berlangsung selama 4-12 minggu. Penyakit ini biasanya
disebabkan oleh flu biasa yang mengakibatkan infeksi virus. Seringnya, sinusitis akut bisa
diobati di rumah, tetapi jika tidak kunjung sembuh maka dapat berkembang menjadi infeksi
dan komplikasi serius.
Saat Anda memiliki radang sinus akut, Anda dapat menunjukkan gejala-gejala seperti:
Setidaknya diperlukan 2 dari 4 tanda-tanda dan gejala sinusitis kronis untuk konfirmasi
peradangan hidung, yaitu:
Cairan kental berwarna yang keluar dari hidung atau adanya cairan mengalir dari
belakang tenggorokan (postnasal drainage)
Penyumbatan hidung, menyebabkan kesulitan bernapas melalui hidung
Nyeri, sensitif dan bengkak di sekitar mata, pipi, hidung atau kening
Berkurangnya indera penciuman dan pengecap pada orang dewasa atau batuk pada
anak-anak
Gejala sinusitis kronis dan akut memiliki tanda-tanda yang serupa, namun sinusitis akut
adalah infeksi sementara dan sering dikaitkan dengan munculnya demam. Tanda-tanda dan
gejala dari sinus kronis berlangsung lebih lama dan sering kali menyebabkan kelelahan
berlebih.
Demam bukanlah gejala umum dari sinusitis kronis, namun Anda dapat mengalaminya
dengan sinusitis akut. Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di
atas.
Saat pilek, hidung Anda akan berair dipenuhi oleh cairan yang berasal dari sekresi rongga
hidung hanya untuk beberapa hari. Setelah itu, cairan ini akan mengental dan warnanya
menjadi lebih gelap. Ingus kental ini terjadi secara natural. Perlu diingat, ingus yang
mengental tak selalu berarti Anda terkena sinusitis.
Kalau Anda hanya terserang flu biasa, biasanya Anda memerlukan tissue ataupun obat flu
untuk beberapa hari saja. Tapi, pada ada umumnya, pilek atau flu akan sembuh sendirinya
setelah sepuluh hari atau bahkan kurang dari waktu tersebut. Berikut merupakan tanda atau
gejala lengkapnya:
Sakit tenggorokan
Batuk-batuk
Sakit kepala
Hidung tersumbat
Bersin-bersin
Lemas
Hidung beringus
Bengkak pada rongga hidung
Demam
Penyebab
Flu biasa
Rinitis alergi, yaitu pembengkakan pada lapisan hidung
Pertumbuhan kecil di lapisan hidung disebut polip hidung
Septum menyimpang, yang merupakan pergeseran dalam rongga hidung
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan untuk menunjang diagnosis sinusitis antara
lain:
Transiluminasi
Pemeriksaan transiluminasi hanya dapat digunakan untuk pemeriksaan sinus maksila dan
frontal. Pemeriksaan dilakukan bila pemeriksaan penunjang radiologi tidak tersedia.
Pemeriksaan transiluminasi dilakukan pada ruangan yang gelap atau cahaya minimal.
Untuk pemeriksaan sinus maksila, pasien diminta untuk duduk dan mendongakkan kepalanya
ke belakang sambil membuka mulut. Pemeriksa menempelkan penlight/ otoskop/
transiluminator pada bagian pipi di area sinus maksila. Cahaya yang tembus dan terang pada
bagian palatum merupakan pemeriksaan yang normal. Bila cahaya redup atau tidak tampak
sama sekali dapat dicurigai adanya cairan yang kental (pus), penebalan mukosa, atau bisa
juga massa yang mengisi rongga sinus. Bandingkan hasil pemeriksaan sinus maksila kanan
dan kiri.
Untuk pemeriksaan sinus frontal, penlight/ otoskop/ transiluminator ditempelkan pada bagian
medial orbita di bawah alis dengan cahaya diarahkan ke bagian atas. Perhatikan cahaya yang
muncul di area sinus frontal, bandingkan antara sinus frontal kanan dan kiri. Cahaya yang
gelap bisa disebabkan karena sinusitis atau karena sinus yang tidak berkembang.[1,7]
Endoskopi Nasal
Endoskopi nasal dapat dilakukan dengan atau tanpa pemberian dekongestan. Endoskopi nasal
memberikan visualisasi yang lebih baik untuk mengevaluasi meatus medial dan superior serta
area nasofaring. Endoskopi nasal dapat dilakukan pada pasien anak-anak maupun dewasa
tetapi belum tentu tersedia di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Evaluasi menggunakan
endoskopi nasal dapat melihat kondisi mukosa serta menilai karakteristik seperti ada tidaknya
polip, edema, dan sekret. Evaluasi pasca operasi menilai ada tidaknya jaringan parut ataupun
krusta. Evaluasi sinusitis kronis dapat dilakukan pada bulan ke-3, 6, 12, dan 24 setelah
diagnosis pertama ditegakkan. [7, 17]
Radiologi
Pemeriksaan radiologi tidak selalu diperlukan pada pasien dengan sinusitis. Pemeriksaan
pencitraan biasanya hanya dilakukan pada pasien sinusitis kronis atau jika gejala sangat
atipikal dan diperlukan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding. Sebelum
melakukan pemeriksaan radiologi, klinisi harus mempertimbangkan rasio manfaat dan risiko,
serta paparan terhadap radiasi. Teknik pencitraan yang dapat dilakukan untuk menunjang
diagnosis sinusitis dapat berupa rontgen, ultrasonografi, MRI, dan CT-scan.
Rontgen :
Pemeriksaan rontgen dapat dilakukan pada posisi Waters (evaluasi sinus maksila dan frontal),
posisi Caldwell (visualisasi etmoid), dan posisi lateral (untuk evaluasi adenoid dan sfenoid).
Sinusitis ditandai dengan gambaran opak difus pada rongga sinus, penebalan mukosa (>4
mm), atau adanya air fluid level.
Ultrasonografi :
Pemeriksaan ultrasonografi memiliki keterbatasan hanya untuk mengevaluasi sinus maksila.
Ultrasonografi dapat mendeteksi adanya cairan pada rongga sinus, penebalan mukosa, atau
massa jaringan lunak di dalam rongga sinus.
MRI :
Pemeriksaan MRI digunakan bila dicurigai adanya tumor, komplikasi intrakranial atau
infeksi jamur pada kasus-kasus sinusitis yang lebih kompleks.
CT Scan :
Pemeriksaan CT-scan adalah teknik pencitraan yang dianjurkan untuk sinusitis. Pemeriksaan
CT-scan dilakukan pada pasien yang tidak mengalami perbaikan setelah mendapatkan terapi
yang adekuat atau pada sinusitis kronis. Pemeriksaan CT-scan berguna untuk menegakkan
diagnosis sinusitis jamur invasif akut atau alergi serta untuk menyingkirkan diagnosis lain
seperti tumor. CT-scan harus dilakukan sebelum tindakan operasi sinus endoskopik terutama
bila ada komplikasi sinusitis yang melibatkan area periorbital atau intrakranial. CT-scan yang
disarankan adalah dengan potongan setebal 3-4 mm yang kemudian dapat dievaluasi
gambaran opak pada sinus, air-fluid level, penebalan mukosa (>4 mm),
dan displacement dinding sinus. [7,10,11]
Pemeriksaan laboratorium darah
Pemeriksaan laboratorium darah tidak memiliki gambaran spesifik untuk sinusitis.
Pemeriksaan darah dapat berguna pada sinusitis yang berhubungan dengan rhinitis alergi,
fibrosis kistik, atau imunodefisiensi. Pemeriksaan darah lengkap bisa dalam batas normal
atau terjadi leukositosis pada sinusitis bakterial akut. Hasil pemeriksaan laju endap darah
dan C-reactive protein dapat meningkat pada sinusitis, namun tidak spesifik. [2,8]
Lain-lain
Pemeriksaan lain-lain yang dapat dilakukan adalah sitologi nasal (untuk menyingkirkan
rhinitis alergi, sensitivitas terhadap aspirin, dan poliposis nasal), kultur sekret nasal, dan skin
test untuk alergi.
Apa itu anosmia?
Anosmia adalah kondisi yang terjadi saat Anda kehilangan indra penciuman. Dalam kata
lain, hidung Anda tidak bisa membaui apa-apa. Ini biasanya disebabkan oleh kondisi hidung
atau cedera otak, tetapi sebagian orang terlahir tanpa indra penciuman (anosmia bawaan).
Indra penciuman seseorang didorong oleh proses tertentu. Awalnya, molekul yang
dilepaskan dari suatu zat (seperti aroma dari bunga) harus merangsang sel-sel saraf khusus
(disebut sel olfactory atau penciuman) yang terdapat di hidung bagian atas. Sel-sel saraf ini
kemudian mengirimkan informasi ke otak, di mana bau yang khas dikenali. Apa pun yang
mengganggu proses ini, seperti pilek, hidung tersumbat, atau kerusakan pada sel-sel saraf
itu sendiri dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman.
Secara umum, kemampuan untuk membaui juga memengaruhi kemampuan untuk merasa.
Tanpa indra penciuman, indra perasa pada lidah hanya dapat mendeteksi beberapa rasa.
Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Jika tiba-tiba Anda tidak bisa mencium bau alias kehilangan indra penciuman dan tidak
mengetahui penyebabnya, segera kunjungi dokter. Dokter mungkin bisa mendiagnosis
penyebab dasarnya dan menawarkan pengobatan untuk mengembalikan indra penciuman
Anda.
Kondisi kesehatan ini sangat umum dan lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria.
Anosmia dapat terjadi pada pasien di segala usia. Kondisi ini dapat diatasi dengan
mengurangi faktor pemicunya.
Penyebab
Apa penyebab anosmia?
Ada sejumlah besar penyebab yang bisa memicu anosmia. Perhatikan daftarnya berikut ini:
Penderita anosmia bawaan tidak akan bisa mencium bau seumur hidupnya. Saat ini, belum
ada penyembuh atau pengobatan untuk anosmia bawaan. Namun, jenis anosmia lainnya
bisa diobati ketika kondisi utama penyebabnya telah diobati. Pengobatan yang dapat
membantu, bergantung pada kondisi Anda antara lain:
Gejala Pilek
Pilek merupakan gejala dari suatu kondisi atau penyakit. Pada beberapa kasus, pilek
dapat disertai oleh beberapa gejala lainnya, seperti:
Batuk
Bersin
Sakit tenggorokan
Hidung tersumbat
Tubuh terasa lelah
Demam
Keluar lendir kehijauan atau berdarah hanya dari salah satu lubang hidung,
dan disertai bau tidak sedap.
Pilek berlangsung lebih dari 10 hari.
Penyebab Pilek
Penyebab pilek sangat bervariasi, yang meliputi:
pencegahan Pilek
Pencegahan pilek akibat infeksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
Sedangkan pilek akibat alergi dapat dicegah dengan menjauhi alergen, jika alergen adalah
sesuatu yang sulit dihindari seperti debu, maka pengidap disarankan untuk menggunakan
masker supaya paparan terhadap debu dapat berkurang.
Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat
menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009). Setiap orang sudah mengenal
dan sudah pernah menderita penyakit ini. Bila terserang penyakit ini pekerjaan sehari-hari akan
terhalang, karena gejala penyakit ini ialah rasa tidak enak badan, demam, rasa pegal linu, lemas,
lesu, bersin-bersin dan terasa nyeri di otot-otot dan sendi
Penyebab influenza adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga Orthomyxoviridae yang dapat
menyerang burung, mamalia termasuk manusia. Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang
keluar pada saat penderita batuk, bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur,
ingus) penderita. Ada dua jenis virus influenza yang utama menyerang manusia yaitu virus A dan
virus B (Spikler, 2009).