Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PHARMACOVIGILANCE

1. Apa reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) dari garlic product yang digunakan
sebagai obat antihipertensi? Berapa nilai insiden/prevalensinya?
Gejala dan tanda-tanda ROTD dari persiapan bawang putih dilaporkan dalam lima
percobaan. Dua percobaan menunjukkan tidak ada ROTD pada saat persiapan bawang
putih. Dalam tiga percobaan yang tersisa, sembilan ROTD yang paling sering dilaporkan
adalah gangguan lambung, sendawa, refluks, perut kembung, sembelit, diare, sakit
kepala, rasa bawang putih, dan kesulitan menelan kapsul (Xiong et al., 2015). Selama
studi pengamatan, efek samping yang terjadi pada total 1997 pasien yang diobati dengan
900 mg bubuk bawang putih setiap hari per tablet salut (tiga tablet / hari) termasuk
keluhan gastrointestinal (timbulnya efek samping: mual 6%, kurang dari 0,8% kembung
(Borrelli et al., 2007). Kejadian dan pola efek samping yang terjadi selama periode
pengobatan 12 minggu dan periode tindak lanjut 4 minggu pada kelompok GH (garlic
homogenate) hampir setara dengan yang ada pada kelompok plasebo. Terjadi pada
partisipan Jepang pria dan wanita dewasa berusia 20-70 tahun (Nakasone et al., 2013).
Analisis DOTS
Dose: collateral effect
Time: late
Susceptibility: age, sex, ethnic origin
Nilai insiden/prevalensi: 6% untuk mual dan tidak kurang dari 0,8% kembung

DAFTAR PUSTAKA
Borrelli, F., Capasso, R., & Izzo, A. A. 2007. Garlic (Allium sativum L.): adverse effects
and drug interactions in humans. Molecular nutrition & food research, 51(11),
1386-1397.
Nakasone, Y., Nakamura, Y., Yamamoto, T., & Yamaguchi, H. 2013. Effect of a
traditional Japanese garlic preparation on blood pressure in prehypertensive and
mildly hypertensive adults. Experimental and therapeutic medicine, 5(2), 399-405.
Xiong, X. J., Wang, P. Q., Li, S. J., Li, X. K., Zhang, Y. Q., & Wang, J. 2015. Garlic for
hypertension: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled
trials. Phytomedicine, 22(3), 352-361.

Anda mungkin juga menyukai