Tugas Kelompok Patogenesis Penyakit 1 - Toksoplasmosis - Kelas A - Gizi 2019
Tugas Kelompok Patogenesis Penyakit 1 - Toksoplasmosis - Kelas A - Gizi 2019
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Olivia Ruth Tio Yolanda S (22030119130060)
Lidya Alwina Jokhu (22030119130062)
Ainun Azzahra Mahardhika (22030119130064)
Ayu Zuliana (22030119130066)
Adelia Hapsari Sucipto (22030119130068)
Erika Nurul Larasati (22030119130070)
Arvestia Christi Wistiati (22030119130072)
Alvia Nida Syafira (22030119130074)
Suci Noviya Dewi (22030119130076)
Dupitosari (22030119130078)
Kelas A (Genap)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN ILMU GIZI
2020
TOKSOPLASMOSIS
JALUR MASUK
Toksoplasmosis bisa menjadi akut atau kronis. Akut infeksi dikaitkan dengan
bentuk proliferative (tachyzoite), sedangkan infeksi kronis berhubungan dengan kista
jaringan.5Transmisi toksoplasmosis dibagi menjadi 2 mekanisme, yaitu vertikal dan
horizontal. Penularan vertikal terjadi dari ibu hamil kepada janin. Penularan horizontal
berhubungan dengan pola hidup dan lingkungan.9Selama kehamilan, parasit hadir dalam
cairan amnion dan/atau jaringan janin.5
Toxoplasma ditemukan dalam intermediate host dalam 2 bentuk yaitu: bradizoit
dan takizoit.Bradizoit merupakan bentuk dormant, pertumbuhan lambat, dapat
ditularkan, berupa kista. Pada saat manusia memakan daging setengah matang berisi
kista yang mengandung bradizoit, dinding kista akan pecah di dalam lambung host dan
bradizoit yang tahan terhadap peptidase lambung dilepaskan dan menginvasi usus halus.
Bradizoit akan mengalami transformasi menjadi takizoit, bentuk yang membelah
dengan cepat, menyebabkan penyakit karena dapat merusak semua sel berinti,
bereplikasi di dalam vakuola parasitophorus, menghancurkan sel (egress) dan
menginfeksi sel tetangga yang sehat.10
Takizoit dapat menginfeksi hampir semua jenis sel berinti, baik hewan maupun
manusia bahkan dapat menginfeksi insekta. Akan tetapi terdapat beberapa jenis sel dan
oragan yang sering diinfeksi oleh katizoit, yang bergantung pada rute infeksi dan jenis
inangnya. Takizoit mampu membelah 6-8 jam pasca infeksi terjadi. Setelah menginfeksi
semua sel yang berinti, takizoit akan berkembang biak dengan cara endodiogeni.11
Takizoit cepat menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe atau melalui
darah ke hati kemudian menuju paru dan menyebar ke seluruh tubuh. Pada infeksi laten
(jenis infeksi yang dapat terjadi setelah fase akut, organisme patogennya masih ada
tetapi tidak ada gejalanya dan setelah beberapa waktu penyakit ini dapat muncul
kembali) replikasi takizoit melambat, dan bradizoit berkembang dan membentuk kista
jaringan yang menjadi awal dari dormansi parasit.11
Proses takizoit masuk ke sel sangat aktif dan singkat, hanya berkisar 15-30
detik. Sebaliknya fagositosis memerlukan waktu sekitar 2-4 menit. Proses masuknya
melibatkan tiga tahap yaitu pelekatan, penetrasi aktif dan pembentukan vokuola
parasitoforus yang membentuk dinding kista.11
Akibat infeksi T. Gondii menyebabkan terjadinya kerusakan massif pada
jaringan ataupun organ target. Infeksi takizoit T. Gondii galur RH mampu menyebabkan
kerusakan jaringan dalam waktu yang sangat singkat terutama pada leukosit. Kerusakan
paa jaringan maupun organ disebabkan adanya sikulus litik (lytic cycle) selama
perkembangan aseksual. Saat takizoit sudah menginfeksi sel di alam vokuola
parasitoforus maka perkembangan secara vegetatif akan dimulai. Pembelahan disi
takizoit tadi dikenal dengan endodiogeni atau poliendodiogeni. Pada periode yang sama
saat sel hancur atau lisis jumlah takizoit hasil pembelahan mencapai 256 takizoit baru.
Periode tersebut sama dengan periode dimana satu sel akan membelah secara mitosis
menjadi dua sel. Oleh karena itu, kecepatan replikasi takizoit tidak sebanding dengan
kemampuan sel untuk bermitosis.11
Toksoplasmosis ocular merupakan kerusakan mata yang disebabkan oleh parasit
Toxoplasma gondiiyang bisa bersifat bawaan atau didapat. Mekanisme dimana T.
gondii memasuki mata saat ini tidak diketahui. Beberapa penelitian telah mengatakan
bahwa parasit secara langsung memasuki mata dengan melakukan perjalanan dari usus
melalui aliran darah, sementara teori alternatif adalah bahwa mereka menginfeksi mata
dari otak melalui saraf optik. Komplikasi gangguan penglihatan, seperti ablasi retina,
kularisasi neo koroidal, dan glaukoma, dapat terjadi kapan saja selama perjalanan klinis
toksoplasmosis ocular.12