Anda di halaman 1dari 10

Metode Mempelajarin Al-quran

Oleh : Lia Mutiara (D1A191805)


Kelas 2 A
(Jurusan Farmasi Fakultas MIFA Universitas Al-Ghifari Bandung)
E-Mail : liamutiara45@gmail.com

Abstrak
Pendidikan kitab suci al-qur’an dan mempelajarinya mempunyai tujuan yang sangat penting
diantaranya agar segala sesuatu yang dilakukan harus selalu berdasarkan bimbingan. Al-qur’an
sebagai sumber rujukan utama dalam kehidupan orang yang beriman. Karena hal itu, maka al-qur’an
perlu dipelajari, dibaca, dipahami dan dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Metode-metode tersebut bervariasi baik dari prinsip, karakteristik, serta tahapannya. Sehingga
dengan keberagaman metode perkembangnya zaman kebutuhan baca tulis al-qur’an semakin
banyak. Tuntutan kemampuan baca tulis al-qur’an telah menjadi salah satu fenomena yang
menyebar. Banyak ditemukan metode pembelajaran membaca al- qur’an mulai dari al-baghdadi,
iqra, libat, tilawati, tahsin dan lainnya, yang dapat mempermudah pembelajaran membaca al-qur’an
dengan cepat. Cepat yang dimaksud yaitu cepat membaca huruf al-qur’an dengan menggunakan
metode qiraati.

A. Pendahuluan
Al-qur’an merupakan sumber utama dalam hukum Islam. Salah satu yang wajib diajarkan
adalah segala hal tentang al-qur’an. Karena al-qur’an adalah pedoman hidup manusia dan selalu
dekat dengan Allah SWT. Betapa indahnya jika kita dan anak-anak kita dapat bertilawah atau
membaca al-qur’an dengan baik dan benar. Karena darinya akan terpancar indikasi keimanan seorang
muslim yang dicintai Allah SWT. Dengan demikian yang harus ditata dan ditingkatkan adalah kadar
iman dan takwanya kepada Allah (Mansur, 2005:7-8). Tentu tilawah al-qur’an dengan baik dan benar
tidaklah sulit, karena Allah SWT menurunkan al-qur’an agar dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
manusia, yang secara otomatis bermakna. Dia menjadikannya sebagai Kitab yang mudah dipelajari
isi, bahasa, cara membaca, menghafal, dan mengamalkannya. Alquran adalah kitab suci bagi umat
Islam, kitab suci terakhir yang merangkum kitab suci sebelumnya, berisi nilai sejarah pedoman
hidup, diturunkan kepada nabi Muhammad Saw melalui malaikat jibril untuk kepentingan seluruh
alam.

B. Tinjauan Pustaka
1. Metode Baghdadi
Metode ini berasal dari kota Baghdad, Iraq. Belum diketahui secara pasti munculnya metode
ini, metode ini muncul pada era sebelum 1980an di Indonesia. Metode ini merupakan yang pertama
muncul dan merupakan metode tertua di Indonesia yaitu dengan pengajian huruf hijaiyah dan juz
ama. Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode
yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan
sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan digunakan
masyarakat Indonesia bahkan metode ini juga merupakan metode yang pertama berkembang di
Indonesia. Buku metode Al-Baghdady ini hanya terdiri dari satu jilid dan biasa dikenal dengan
sebutan alqur’an kecil atau turutan. Hanya sayangnya belum ada seorang pun yang mampu
mengungkap sejarah penemuan, perkembangan, dan metode pembelajarannya sampai saat ini. Cara
pembelajaran metode ini dimulai dengan mengajarkan huruf hijaiyah, mulai dari alif sampai ya’. Dan
pembelajaran tersebut diakhiri dengan membaca juz ‘Amma. Dari sinilah kemudian santri atau anak
didik boleh melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu pembelajaran Alqur’an besar atau Qaidah
Baghdadiyah.

a. Praktik pembelajaran metode Baghdadi


Telah masyhur dalam kitab-kitab turutan terutama dalam kitab qowaidah bagdadiyah ma’a juz
‘ama, disitu terdapat cara-cara pembelajaran al-quran dengan cara metode al-Baghdadi. Dalam buku
ini santri akan diajarkan melalui tahap-tahap yang disediakan oleh teori ini. Supaya nantinya peserta
didik bisa membaca al-qur’an dengan lancar dan benar. Tahapan-tahapan tersebut mencakup dari
pengenalan huruf hijaiyah hingga cara menyambungkan huruf-huruf tersebut. Tahapan-tahapan
tersebut diantaranya adalah:
• Pengenalan huruf hijaiyah

Pada tahap ini santri dituntut untuk menghafal huruf hijaiyah yang ada 30 (lam
alif dan hamzah diikut sertakan) tanpa menggunakan harakat. Dengan cara mengejanya, menulisnya,
dan menghafalkanya. Dengan demikian peserta didik bisa mengerti dasar dari huruf arab.

Contoh:

‫ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ي‬
Dibaca: alif, ba, ta, tsa, jim, kha, kho, dal, dzal, ro, za, sin, syin, shod, dhod, tho, dzo, ‘ain, ghain, fa,
qof, kaf, lam, mim, nun, wawu, ha, lam alif, hamzah, ya.

• Tahap pengenalan huruf dengan harakat


Setelah murid-murid tersebut sudah menghafal huruf hijaiyah yang tidak menggunakan harakat,
tahap selanjutnya murid-murid tersebut disuruh untuk menghafal huruf hijaiyah yang sudah
diberi harakat. Harakat yang pertama dikenalkan adalah harakat fathah.
Contoh:
َ ‫ف قَ كَ َل َم نَ َو هَ َال َء‬
‫ي‬ َ ‫ع‬
َ ‫غ‬ َ ‫ط‬
َ ‫ظ‬ َ ‫ض‬
َ ‫ص‬
َ ‫ش‬ َ َ‫ب تَ ثَ َج َح َخ دَ ذَ َر ز‬
َ ‫س‬ َ َ‫ا‬
Dibaca: a, ba, ta, tsa, ja, kha, kho, da, dza, ro, za, sa, sya, sho, dho, tho, dzo, ‘a, gho, fa, qo, ka, la,
ma, na, wa, laa, a, ya
Kemudian para murid dapat menghafalkan huruf-huruf yang berharakat selain fathah yaitu
kasrah dan dhamah masing-masing dari huruf hijaiyah satu hurufnya diulang-ulang sebanyak tiga
kali yang kemudian diberi harakat fathah, kasrah, dan dhamah. Dengan demikian murid-murid akan
mengerti bagaimana huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, dhamah, dan bagaimana
bentuk fathah, kasrah, dhamah.
Contoh:
(dan seterusnya ) ‫ج ج‬ ِ ‫ث ث َج‬ ِ َ‫ت ت ث‬ ِ َ‫ب ب ت‬ ِ ‫ب‬ َ ‫اَ اِ ا‬

Kemudian setelah itu murid-murid akan belajar mengenal harakat yang bertanwin
yaitu fathah tanwin, kasrah tanwin, dan dhamah tanwin. Sama dengan yang diatas dalam tingkat ini
masing-masing dari huruf hijaiyah juga satu hurufnya diulang-ulang sebanyak tiga kali yang
kemudian diberi harakat fathah tanwin, kasrah tanwin, dan dhamah tanwin.
Contoh:
(dan seterusnya) ‫ج ج‬
ٍ ‫ث ث ًج‬
ٍ ‫ث‬ً ‫تت‬ ٍ ً‫ب ب ت‬ ٍ ً‫ا ً اٍ ا ب‬
• Tahap pengenalan huruf sambung
Pada tahap ini para murid akan diajarkan bagaimana bentuk huruf-huruf yang disambung dan
diajarkan juga bagaimana cara membacanya. Selain itu peserta didik dapat mengetahui mana huruf
yang bisa disambung dan mana yang tidak bisa disambung. Peserta didik juga dituntun untuk
membaca huruf yang sudah disambung. Dengan menggunakan kaidah-kaidah yang telah disepakati
para ulama. Kaidah-kaidah tersebut meliputi hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, dan
lain-lain. Dengan cara seperti itu maka peserta didik akan mengetahui bacaan-bacan yang ada dalam
Al-qur’an dan mengetahui kaidah-kaidah yang benar.
Contoh:
.... ‫اَ اال بَ اَّل ت اََّل‬
... ‫اِنِ ْي ِبنِ ْي تِنِ ْي‬

• Tahap pengenalan juz ‘ama


Setelah murid-murid telah menguasai huruf-huruf sambung dan dapat membacanya dengan baik
dan benar, kemudian tahap selanjutnya para santri dicoba untuk membaca surat-surat yang ada di juz
30 atau juz ‘ama. Setelah selesai menguasai surat-surat yang ada di juz ‘ama barulah para murid bisa
membaca al-qur’an. Setelah peserta didik bisa membaca juz’ama maka peserta didik disuruh
menghafalkan juz’ama berawal dari surat fatihah sampai surat ‘ama yatasa aluun. Dan disuruh
mengulang-ulang surat yang dihafalkan. Dalam kaidah al-baghdadi tidak diutamakan pembacaan
dengan menggunakan lagu-lagu. Biasanya dalam kaidah ini dilengkapi dengan alat yang berupa kayu
untuk mengukur panjang pendeknya suatu huruf dalam al-qur’an.

2. Metode Iqra
Metode Iqra’ adalah suatu metode membaca al-qur’an yang menekankan langsung pada
latihan membaca. Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat yang sederhana,
tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang
doa-doa. Adapun prinsip-prinsip iqra adalah :
• Tariqat asshautiyah (penguasaan atau pengenlan bunyi)
• Tariqat atadrij (pengenlan dari yang mudah ke yang sulit)
• Tariqat biriyadhotil athfal (pengenalan melalui latihan-latihan dimana lebih menekankan
pada anak didik untuk aktif)
• Attawassuk fi maqosid la fil alat adalah pengajaran yang berorientsi pada tujuan bukan
pada alat yang dipergunakan untuk menancapi tujuan itu. Yakni anak bisa membaca
al-qur’an dengan baik dan benar dengan kaidah-kaidah tajwid yang ada.
• Tariqat bimuraat al isti’dadi watabbik adalah pelajaran yang harus memperhatikan
kesiapan, kematangan, potensi-potensi dan watak anak didik.
a. Sistematika metode iqra
• Jilid 1 pelajaran pada jilid satu ini seluruhnya berisi pada pengenalan bunyi huruf tunggal
Berharokat fathah.
• Jilid 2 pada jilid ini di perkenalkan dengan huruf –huruf bersambung berharokat fathah. Baik
huruf sambung diawal, ditengan, maupun di akhir.
• Jilid 3 pada jilid ini barulah dibacakan perkenalan kasroh, kasroh dengan huruf bersambung,
kasroh panjang karena diikuti oleh huruf ya sukun
• Jilid 4 pada jilid empat diawali dengan bacaan fathah tanwin, kasrah tanwin, dhommah tanwin,
Bunyi ya sukun dan wawu sukun, mim sukun, nun sjilid sukun, qolqolah dan huruf-huruf hijaiyah
lainya yang berharokat sukun.
• Jilid 5 isi materi jilid lima ini terdiri dari cara membaca alif-lam qomariah, waqof, mad far’i,
nunsukun/tanwin mengadapi huruf-huruf idghom bighunah, alif-lam syamsiah, alif-lam jalalah,
dan cara membaca nun sukun/tanwin menghadapi hruf-huruf idghom bilaghunah.

b. Kekurangan dan Kelebihan Metode Iqra


• Kelebihan metode Iqra
1. Cara Belajar siswa aktif menuntut siswa yang aktif bukan guru. Siswa diberikan contoh huruf
yang telah diberi harakat sebagai pengenalan di lembar awal dan setiap memulai belajar siswa
dituntut untuk mengenal huruf hijaiyah tersebut. Pada permulaan, siswa langsung membaca huruf-
huruf tersebut secara terpisah-pisah untuk kemudian dilanjutkan ke kata dan kalimat secara gradual.
Jika terjadi kesalahan baca, guru memberikan kode agar kesalahan tersebut dibenarkan sendiri
dengan cara mengulang bacaan.
2. Mengajar dengan pendekatan yang komunikatif, seperti dengan menggunakan bahasa peneguhan
saat siswa membaca benar, sehingga siswa termotivasi, dan dengan teguran yang menyenangkan jika
terjadi kesalahan.
Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian religius sehingga siswa
tidak merasa jenuh. Menggunakan bahasa secara langsung sehingga lebih mudah diingat. Selain itu
siswa tidak diperkenalkan huruf hijaiyah terlebih dahulu dengan asumsi menyita banyak waktu, dan
menyulitkan siswa. Oleh karena itu metode Iqra’ bersifat praktis sehingga mudah dilakukan.
3.Sistematis dan mudah diikuti pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit dari yang
sering didengar, yang mudah diingat ke yang sulit didengar dan diingat. Buku dengan metode ini
bersifat fleksibel untuk segala umur dan bukunya mudah di dapat di toko-toko.

• Kekurangan metode iqra


1. Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.
2. Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.
3. Anak kurang tahu nama huruf hijaiyah karena tidak diperkenalkan dari awal
pembelajaran. Anak kurang tahu istilah atau nama-nama bacaan dalam ilmu tajwid.
3. Metode Libat
Metode pembelajaran al-qur’an dengan metode LIBAT ( Lihat, Baca, Tulis ) menggunakan
pendekatan anatomi huruf, disertai dukungan, Pendekatan anatomi huruf, artinya proses
pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang saling berkaitan. Kemampuan dan
ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan mengakibatkan ketidakmampuan menuliskan huruf-
huruf yang lainnya. Baca tulis al-qur’an adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk membaca dan
menuliskan kitab suci al-quran maka terdapatlah gambaran dari pengertian baca tulis al-qur’an
tersebut, yaitu diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu membaca dan menulis. Sebab
kemampuan tersebut berpengaruh pada metode itu sendiri. Pemahaman baca tulis al-quran menjadi
syarat penting yang harus dikuasai dalam mengkaji dan memahami materi ayat-ayat al-quran.
Mempelajari al-quran sangatlah penting bagi anak kaum muslimin baik membaca maupun
menulisnya.
Saat ini banyak metode untuk mempelajari membaca dan menulis al-qur’an yang berkembang
dan dianggap sesuai dengan tahap perkembangan siswa itu sendiri. Salah satunya menggunakan
metode LIBAT (Lihat, Baca, Tulis) yang diharapkan dapat menjadikan siswa cepat mempelajari al-
qur’an dan siswa dapat tertarik untuk belajar membaca dan menulis al-qur’an, dan juga untuk
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-quran karena proses belajarnya bersifat
menarik, sistematis, dan praktis. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode libat.

4. Metode Tilawati
Pengertian metode tilawati membaca al-qur’an (tilawatul/qira’atul qur’an) adalah salah satu
ibadah yang banyak mengandung keutamaan. Ia adalah pintu gerbang meraih petunjuk-petunjuk
yang terkandung di dalam al-qur’an. Siapa pun yang menginginkan petunjuk dari Allah pasti akan
menjadikan tilawatul qur’an sebagai ibadah unggulannya. Siang dan malam ia tidak akan menjauh
dari al-qur’an. Bibir kering dan kerongkongan serak bukan halangan untuk mendapatkan keutamaan
kitab suci itu. Untuk memompa semangat belajar al-qur’an amat penting mengetahui keutamaan
membaca dan mengajarkannya. Diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah sesuai dengan isi
kandungan hadis-hadis berikut ini.

Hadis dari Utsman bin Affan r.a., Rasulullah saw.bersabda,

‫ع لا َم ه‬
َ ‫س لا َم قَا َل َخ ي ْـ رك ْم َم ْن تـ َع لا َم ا ْلق ْر آنَ َو‬
َ ‫ع لَ ْي ِه َو‬ ‫ص لا ا‬
َ ‫ىاَّلل‬ ِ ‫أَ ان َرس و َل ا‬
َ ‫َّللا‬
Artinya: “Dari Rasulullah S.A.W bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an
dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)27.

Metode tilawati dalam pembelajaran membaca al-qur’an yaitu suatu metode atau cara belajar
membaca al-qur’an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang
seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan
tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu rast. Rast adalah
Allegro yaitu gerak ringan dan cepat.

1. Pembelajaran Metode Tilawati


a. Fashohah
➢ Al Waqfu wal Ibtida`
Yaitu menentukan cara berhenti dan memulai dalam membaca al-qur’an.
➢ Muroayul huruf wal harakat
Yaitu kesempurnaan mengucapkan huruf dan harakat
➢ Mura’atul kalimat wal ayat
Yaitu kesempurnaan memmembaca kalimat dan ayat
➢ Tajwid
Menguasai tajwid secara teori dan praktek meliputi:
➢ Makharijul Huruf
Tempat dimana huruf al-qur’an itu keluar, sehingga bisa dibedakan dengan huruf lainnya
➢ Sifatul huruf
Proses penyuaraan sehingga menjadi huruf al-qur`an yang sempurna, meliputi nafas, suara,
perubahan lidah, tenggorokan dan hidung.
➢ Ahkamul huruf
Hukum-hukum bacaan huruf dalam al-qur’an
➢ Ahkamul mad wal qasr
Hukum bacaan panjang dan pendek dalam al-qur’an.
➢ Ghorib dan Musykilat
Menguasai secara teori dan praktek.
➢ Ghorib adalah bacaan-bacaan dalam al-qur’an yang cara membacanya tidak sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid secara umum.

2. Pelaksanaan Metode Tilawati Dalam Prosese Pembelajaran Mempunyai 4 prinsip:

➢ Diajarkan secara praktis


➢ Menggunakan lagu rost
➢ Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga
➢ Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak

5. Metode Tahsin
Metode tahsin adalah salah satu cara pendidik atau ustad dalam tilawah al-qur’an yang menitik
beratkan pada makhroj (tempat keluar masuknya huruf) dan ilmu tajwid. Metode tahsin ini dalam
membaca al-quran melalui seorang pendidik secara langsung dan berhadapan. Karena dengen cara
seperti itu seorang pendidik bisa melihat apakah makharijul huruf yang di ucapkan murid sesuai
dengan kaidah atau tidak. Sebutan lain tentang tahsin al-quran adalah ilmu tajwid, menurut istilah
tajwid atau tahsin adalah mengeluarkan setiap huruf atau tempat keluarnya dengan memberikan hak
dan mustahaknya. Definisi tersebut mencangkup mempelajarai tempat keluarnya huruf hijaiyah,
mempelajari hak-hak atas masing-masing huruf yag maksudnya sifst-sifat asli huruf atau bagaimana
huruf tersebut ketika kondisi tertentu.

Unsur dalam Metode Tahsin


a. Tempat-tempat keluar huruf
Dalam pembagian tempat keluar huruf metode tahsin ulama qira’at menuangkan dalam bentuk
tulisan supaya lebih cepat dipahami peserta didik madrasah ibtidaiyah ditopang juga dengan
latihan terus menerus dalam pengucapannya maka akan akan dapat memperlancar lidah untuk
mengucapkan huruf dengan baik dan benar, secara gelobal makhrojul huruf ada lima tempat.

1) Rongga mulut dan rongga tenggorokan terbuka, huruf yang keluar dari rongga mulat ini
adalah huruf-huruf mad ( ‫)ا – ي – و‬.
2) Tenggorokan Huruf yang keluar dari tenggorokan dibagi menjadi tiga yaitu, pangkal
tenggorokan, tegah tenggorokan dan ujung tenggorokan, contoh makhraj bisa dilihat di bawah
ini:

a) Keluar dari tenggorokan bawah ( ‫ ء‬dan ‫)ه‬


b) Keluar dari tenggorokan tengah (‫ ح‬dan ‫)ع‬
c) Keluar dari tenggorokan atas (‫ خ‬dan ‫)غ‬

3) Lidah Banyak jenis huruf yang keluar dari lidah yaitu:

a) ‫ق‬ keluar dri pangkal lidah paling belakang atau dekat dengan tenggorokan dengan
mengangkatnya kelangit-langit.

b) ‫ ك‬pangkal lidah sedikit kedepan, seperti makhraj ‫ ق‬namun pangkal lidah diturunkan.

c) ‫ ي‬- ‫ ج‬- ‫ ش‬tengah lidah dan langit-langit, membacanya keluar dari tengah lidah bertemu
dengan bagian langit-langit.

d) ‫ ض‬sisi lidah bertemu bagian gigi graham atas.

e) ‫ ل‬ujung sisi lidah setelah dhad atau keluarnya dengan menggerakan semua lidah bertemu
dengan lanit-langit.

f) ‫ ن‬keluarnya dari ujung lidah setelah makhraj ‫ل‬

g) ‫ ر‬ujung lidah setelan ‫ ن‬atau keluarnya dari ujung lidah, hampir sama separti memasukkan
punggung lidah.

h) ‫ د – ت‬- ‫ ط‬ujung lidah bertemu gusi atas atau keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan
gigi bagian atas.

i) ‫ س – ص‬- ‫ ز‬ujung lidah diantara gigi bagian atas dan bagian bawah (lebih dekat dengan
bawah) bertemu dengan gigi dengan bagian bawah.

j) Ujung lidah keluar sedikit bertemu ujung gigi atas.

b. Langkah Menjalankan Metode Tahsin


Beberapa langkah mengajarakan membaca al-quran dalam pembelajaran:
a. Privat/Sorogan/Individul. Privat adalah memberikan materi sesuai dengan kemampuannya
menerima pelajaran, sehingga dengan demikian privat yaitu proses belajar mengajar yang di lakukan
dengan cara satu persatu.
b. Kelassikal-Individual. Kelassikal cakupannya lebih luas dibandingkan dengan sorogan atau privat,
karena klasikal yaitu pembelajaran secara massal (bersama-sama) dalam suatu kelompok atau kelas.
c. Kelassikal Baca Simak (KBS). Setrategi mengajar menggunakan kelassikal baca simak yaitu
mengajar dengan setrategi kelassikal yang kemudian dilanjutkan mengajar individu tetapi disimak
oleh pendidik dan peserta didik lainnya pelajaran yang dimulai dari pokok pelajaran yang paling
rendah terus bertahap secara berurutan sampai pada peserta didik pelajaran yang tinggi. Dengan
demikian apabila ada peserta didik yang membaca yang lain menyimak sehingga apabila salah dalam
membaca kawan-kawan dan pendidik bisa langsung menegurnya.

c. Tujuan Metode Tahsin


Menjaga dan memelihara isi kandungan, kemurnian dan kesucian alquran dari cara membaca
yang sesuai kaidah tajwid sebagaimana bacaannya Rasulullah Sholallohu’alaihiwasallam.
Mengajarkan ilmu bacaan al-quran yang benar dengan menggunakan cara yang benar. Supaya selaras
dengan tujuan yang diharapakan dapat direalisasikan secara nyata, maka dengan adanya metode
tahsin berusaha agar dalam mengajarkan ilmu baca al-quran dengan cara yang benar sebagaimana
yang dicontohkan Rasulallah Sholallohu’alaihiwasallam. Memperhatikan kembali dalam
mengajarkan al-quran, agar pendidik-pendidik dalam mengajarkana tidak sembarangan, al-qur’an
juga mempunyai kaidah tertentu dalam mengurangi kesalahan yang akan berakibatkan dosa bagi para
pembacanya, untuk itu para pendidik al-quran harus berhati-hati dalam membaca al-quran sehingga
kesalahan-kesalahan itu dapat teratasi.

a. Hukum mempelajari tajwid (tahsin)

Hukum mempelajari ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardu kifayah. Adapun hukum
membaca al-quran dengan memakai aturan-aturan tajwid adalah fardu ‘ain.
b. Dasar-dasar tahsin
Dalam bagian ini akan membahas serta mengatasi kesalahan-kesalahan umum yang sering
dilakukan oleh pembaca al-quran. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi :

1. Tidak konsisten dalam membaca tanda-tanda panjang.


2. Tidak konsisten/seimbang dalam membaca ghunnah.
3. Pengucapan vokal yang tidak sempurna.
4. Pengucapan huruf sukun yang tidak sesuai dengan kaidah tajwid (sering dipantulkan).
c. Faidah tahsin tilawah

1. Refleksi keimanan seorang muslim terhadap al-quran


2. Mencapai kualitas yang terbaik dalam membaca al-quran
3. Mengikuti jejak Rasulullah SAW yang telah mengajarkan al-quran
4. Terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam membaca al-quran
5. Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan al-quran
d. Tujuan tahsin tilawah

Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin tilawah adalah menjaga lidah dari
kesalahan ketika membaca al-quran. Dan kesalahan dalam membaca al-quran ada dua macam,
1. Al-Lahnul Jaliy

Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik dikalangan awam maupun para ahli tajwid.
• perubahan bunyi huruf dengan huruf lain
• perubahan harakat dengan harakat lain
• memanjangkan huruf yang pendek atau sebaliknya.
• Mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau sebaliknya.

2. Al-Lahnul Khofiy

Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh orang yang memiliki
pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca al-quran.
Diantaranya:
• Hukum-hukum pembacaan seperti membaca mad wajib muttashil atau lazim dengan dua atau tiga
harakat
• Tidak menerapkan kaidah ghunnah pada huruf-huruf yang seharusnya dibaca dengan ghunnah.
Contoh :
ََْ َ ُ ُْ َ َ ْ ََْ َ َ َ َ
ََ ‫–و َماَأنز َل َِمنَق ْب ِلكَ –ين ِفق ْونَ –أنز‬
ََََََََََََََََََََََََ‫ل‬ ‫آء‬
َ ‫ِإذاَج‬

C. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan baca tulis al-qur’an telah menjadi
salah satu fenomena yang menyebar. Banyak ditemukan metode pembelajaran membaca al- qur’an
mulai dari al-baghdadi, iqra, libat, tilawati, tahsin dan lainnya, yang dapat mempermudah pebelajar
membaca al-qur’an dengan cepat. Cepat yang dimaksud yaitu cepat membaca huruf al-qur’an dengan
menggunakan metode Qiraati.
• Metode baghdadi adalah metode yang paling lama muncul dan digunakan masyarakat Indonesia
bahkan metode ini juga merupakan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
• Metode Iqra’ adalah suatu metode membaca al-qur’an yang menekankan langsung pada latihan
membaca. Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat yang sederhana,
tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. di tambah satu jilid lagi yang berisi
tentang doa-doa.• Metode pembelajaran al-qur’an dengan metode LIBAT ( Lihat, Baca, Tulis )
menggunakan pendekatan anatomi huruf, pendekatan budaya, disertai dukungan, Pendekatan
anatomi huruf, artinya proses pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang
saling berkaitan. Kemampuan dan ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan mengakibatkan
ketidakmampuan menuliskan huruf-huruf yang lainnya.

• Metode tilawati dalam pembelajaran membaca Al-qur`an yaitu suatu metode atau cara belajar
membaca Al-qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang
seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan
tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu rast.
• Metode tahsin adalah salah satu cara pendidik atau ustad dalam tilawah a]-quran yang menitik
beratkan pada makhroj (tempat keluar masuknya huruf) dan ilmu tajwid. Metode tahsin ini dalam
membaca al-quran melalui seorang pendidik secara langsung dan berhadapan.

DAFTAR PUSTAKA

Taufiqurrahman R., Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM.,


Bashori Alwi, Malang : CV. Alwaah penerbit, 2005.
Kang Turab, “Sejarah Al-baghdadi”, http//.www.sejarah.pembelajaran_al-qur’an.com,
diakses 02 Oktober 2013 pukul 11.00. Maktabah wa matba’ah al-wa ah (Surakarta)

Budiyanto. 1995. Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan
Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional. Yogyakarta. Team Tadarrus

Humam, As’ad. 2000. Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca Al Qur’an. Yogyakarta: Balai
Litbang LPTQ Nasional

Munir, Ahmad & Sudarsono.1994. Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an. Jakarta:Rineka Cipta
Muhaimin, Dkk. 1996. Strategi belajar mengajar. Surabaya. CV. Citra Media Karya Anak Bangsa
.
Miftahuljannah.2012. https://miftahuljannah122.wordpress.com/2012/12/15/metode-iqro/, diakses
pada tanggal 15 April 2015

Abdurrahim Hasan. dkk. Strategi Pembelajaran Al-


Qur`an Metode Tilawati. Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah. 2010.

Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah. Surabaya: Apollo. 1997. cet.3.

Ani kholifah. “Upaya Meningkatkan Al-Qur’an Melalui Metode Tahsin Pada Sisiwa Kelas V SD
Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas Kabupaten Semarang Thn 2010”. Salatiga: UMS. 2010.
Tersedia di: http://nanopdf.com

Anda mungkin juga menyukai