MAKRO
RPJMN 2020-2024
13 Agustus 2019
1
Kedeputian Bidang Ekonomi
3
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
Kondisi Ekonomi Global Ke Depan
Pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan dunia Perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama
cenderung melambat
(persen)
6,0
202 202
5,5 2020 202 2020 2020
4 4
5,0
1,9 4 6,0 2,4
4,5
1,6 5,5 2,2
4,0 (persen)
3,5
202 202 2020 202
3,0 2020 2020
4 4 1,9 4
2,5
Sumber : WEO, Juli 2019 0,4 1,6
2,0 0,5 1,4 1,6
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan Ekonomi (Apr '19) Volume Perdagangan (Apr '19) Sumber : WEO, Juli 2019
Pertumbuhan Ekonomi (Jul '19) Volume Perdagangan (Jul '19)
Harga komoditas internasional cenderung menurun Tekanan normalisasi kebijakan moneter mulai mereda
140
Sumber : Oxford Economics
2,4
120 1,9
1,4
100 (indeks 2016=100)
0,9
Sumber : WEO, April 2019 (persen)
80 0,4
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 -0,1
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Indeks Harga Komoditas (Termasuk BBM) Indeks Harga Komoditas (Non BBM) Suku Bunga AS Suku Bunga Eropa 4
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
Proteksionisme
R i s i ko E ko n o m i G l o b a l
Tingkat utang negara dunia
Normalisasi kebijakan moneter yang tinggi
Risiko Geopolitik
Peningkatan aliran
populisme
Krisis di negara-negara EU
Stagnasi pertumbuhan
5
Kedeputian Bidang Ekonomi
Isu Strategis Kerangka Ekonomi Makro 2020-2024 : Kementerian PPN/Bappenas
-
5,3%
Rendahnya (5) Pertumbuhan
Pertumbuhan Potensial vs Aktual
Inovasi dan (10) (Persen) Potensial
Indonesia
Kualitas Investasi (15)
(Bappenas,
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2019)
Aktual HP AS_KF Growth Accounting
Future Binding Constraint 2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018
(Jika tidak diatasi, akan menghalangi
Indonesia untuk bersaing di era digital dan
beralih ke manufaktur bertekonologi tinggi)
Fasilitasi transformasi struktural melalui peningkatan efisiensi, produktivitas dan nilai tambah (sisi supply). Perbaikan di sisi suplai juga *dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan
diimbangi dengan Penguatan Permintaan Domestik dan Peningkatan Kinerja Perdagangan Internasional 6
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
HIGHLIGHT FAKTOR PENYEBAB : Tidak Berjalannya
Transformasi Struktural
Share
Share Industri
Industri Manufaktur
Manufaktur (Persen
(Persen PDB) Kontribusi
PDB) Produktivitas TK Manufaktur (2015) Kontribusi Ekspor
Ekspor Manufaktur
Manufaktur (persen
(persen total
total ekspor)
ekspor)
China
Filipina
Nilai Tambah Manufaktur (% PDB)
Ekspor)
TotalEkspor)
Thailand
Thailand
Thailand
(%Total
PDB per TK Industri
Malaysia
manufaktur(%
Malaysia
Malaysia
Ekspormanufaktur
Vietnam
Indonesia
Ekspor
Indonesia
Indonesia Indonesia
Pendapatan
Pendapatan per
per Kapita,
Kapita, Konstan
Konstan PPP
PPP 2011
2011 (log)
(log) Pendapatan per Kapita, Konstan PPP 2011 (log)
Sumber: WDI 7
Kedeputian Bidang Ekonomi
Disparitas Antar Daerah : Kementerian PPN/Bappenas
Tambang)
PDRB Non Mining per Kapita: 2010 PDRB Non Mining per Kapita: 2017
DKI JAKARTA DKI JAKARTA
KALIMANTAN TIMUR KEP. RIAU
KEP. RIAU KALIMANTAN TIMUR
RIAU KALIMANTAN UTARA
PAPUA BARAT Dalam juta Rupiah RIAU Dalam juta Rupiah
SUMATERA UTARA PAPUA BARAT
BANTEN JAWA TIMUR
JAWA TIMUR BALI
KEP. BANGKA BELITUNG SUMATERA UTARA
BALI BANTEN
KALIMANTAN TENGAH SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA
JAMBI KEP. BANGKA BELITUNG
JAMBI
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN TENGAH
JAWA BARAT
SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
JAWA BARAT
ACEH
SUMATERA SELATAN
JAWA TENGAH
PAPUA
KALIMANTAN BARAT
JAWA TENGAH
LAMPUNG SULAWESI TENGGARA
DI YOGYAKARTA LAMPUNG
PAPUA DI YOGYAKARTA
SULAWESI TENGGARA KALIMANTAN BARAT
SULAWESI TENGAH KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN SELATAN ACEH
BENGKULU SULAWESI BARAT
GORONTALO GORONTALO
SULAWESI BARAT BENGKULU
MALUKU UTARA MALUKU UTARA
MALUKU MALUKU
NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR
0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
9
Kedeputian Bidang Ekonomi
100%
Lampung (Share and
Chemicals Ekspor)
plastics
Minerals
Penyebab Utama 80%
Sumatera
Growth 4,16 %
Sulawesi
Kontribusi 21,88 %
Growth 7,30 %
Kalimantan Maluku
Kawasan Barat Growth 2,91 % Kontribusi 6,07 % Growth 6,25 %
Indonesia (KBI) Kontribusi 8,12 % Kontribusi 0,53 %
memiliki share
ekonomi yang sangat
tinggi dibandingkan
Kawasan Timur
Indonesia (KTI)
Jawa-Bali
Growth 5,62 % Papua
Nusa Tenggara
Kontribusi 59,96 % Growth 6,43 %
Growth 5,38 %
Kontribusi 1,89 %
Kontribusi 1,55 %
Sumber: BPS
11
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
12
Kedeputian Bidang Ekonomi
Arahan Menteri PPN/Kepala Bappenas : Pertumbuhan Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas
2020 - 2024
RATA-RATA 2020-2024
PDB SISI PRODUKSI SKENARIO RENDAH DAN TINGGI
(persen/tahun) PDB SISI PENGELUARAN
PERTUMBUHAN
Listrik: Konstruksi: Transportasi: EKONOMI
4,4 – 4,8 5,8 – 6,2 7,2 – 7,3
5,4 – 6,0 Ekspor:
5,3 – 7,7
Impor:
5,6 – 7,2
Perhitungan Bappenas
(sangat sementara)
Domestik INVESTASI
KONSUMSI RT & LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH
Konsumsi masyarakat meningkat seiring dengan Dorongan pemerintah berupa belanja yang Memberikan fasilitasi kemudahan usaha dan
peningkatan pendapatan dan penciptaan lebih berkualitas serta penerimaan investasi, meningkatkan kepastian hukum,
lapangan kerja yang lebih baik perpajakan yang optimal dan melanjutkan pembangunan infrastruktur
11,5 – 12,5*
50,0
Keterangan: 4,0 – 4,6 12,2 – 13,3**
Rata-rata pertumbuhan (Persen) Stok Infrastruktur 2024
TPT 2024 Rasio Pajak 2020-2024
2020-2024 (Persen PDB) – skenario sedang 16
2015-2018
(rendah tinggi) (Persen) (*Tax Ratio Arti Sempit,**Tax Ratio Arti Luas,
Persen PDB) 16
Kedeputian Bidang Ekonomi
Investasi Tumbuh Tinggi Kementerian PPN/Bappenas
Sasaran Pembangunan Ekonomi: Arah Kebijakan, Strategi, Indikator, dan Target Investasi
Meningkatnya nilai tambah, Arah Pertumbuhan investasi yang inklusif dan berkelanjutan serta mendukung capaian
lapangan kerja, ekspor, dan daya Kebijakan SDG’s
saing perekonomian
Strategi Fasilitasi, perlindungan, liberalisasi investasi, dan promosi investasi
Salah Satu Indikator Utama:
Indikator • Peringkat kemudahan berusaha di Indonesia (ranking EoDB): Menuju 35 di tahun
Pertumbuhan investasi (PMTB)
dan Target 2024*
7,3 – 8,0% (rata-rata tahun 2020- • Realisasi investasi PMA dan PMDN: Rp1.500 triliun di tahun 2024*
2024)* • Kontribusi sektor manufaktur terhadap total realisasi investasi: 55% di tahun 2024*
*perhitungan sementara Bappenas bulan Juni 2019
Share Industri Manufaktur 2024 Pertumbuhan Industri Manufaktur Non Migas Pertumbuhan Ekspor Non Migas
(Persen PDB) 2020-2024 (Rata-Rata, Persen) 2020-2024 (Rata-Rata, Persen)
Cadangan Devisa 2024 (USD Miliar) Defisit Transaksi Berjalan 2024 (Persen PDB)
RPJMN IV RPJMN IV
Rata-Rata: 11,5 s.d. 12,5% Rata-Rata: 15,1 s.d. 16,5%
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
RPJMN III
RPJMN III RPJMN IV Rata-Rata: 28,7%
Rata-Rata: -2,4% Rata-Rata: -1,7%
29,9 29,8 29,7 29,6
30, 0
29,2 29,3
28,9
28,3 29,5 29,4 29,2 28,4
27,4 28,8 28,4
-1,5 -1,6 -1,6
-1,7 -1,6 -1,5
-1,8 -1,8
-1,7
-1,8 -1,8
-2,1 25, 0
24,7
-1,8
-2,5
-2,5 RPJMN IV
-2,6 Rata-Rata: 29,1 s.d. 29,2%
20, 0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
19
Kedeputian Bidang Ekonomi
Pendalaman sektor keuangan, melalui peningkatan akses keuangan masyarakat (inklusi keuangan), perluasan inovasi produk keuangan, perluasan
nasabah/investor, pengembangan infrastruktur sektor keuangan, harmonisasi dan penguatan kebijakan sektor keuangan, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi keuangan, serta peningkatan peran sektor keuangan terhadap sektor riil.
20
Kedeputian Bidang Ekonomi
Skenario Moderat*
Skenario Moderat
Indonesia
2020 : 5,4
Sumatera Sulawesi 2024 : 6,1
2020 4,86 % 2020 6,98 %
Kalimantan Maluku
2024 5,57 % 2024 7,35 %
2020 4,12 % 2020 6,65 %
Pertumbuhan Ekonomi 2024 5,74 % 2024 7,61 %
Regional Berdasarkan Asumsi
Skenario Moderat
(5,7 Persen)
Kebijakan pengembangan
Jawa-Bali
wilayah diarahkan untuk
memacu pertumbuhan 2020 5,84 % Papua
Nusa Tenggara
ekonomi di luar Jawa 2024 6,15 % 2020 5,95 %
2020 3,74 %
2024 4,74 % 2024 7,69 %
Sumber: Perhitungan Bappenas
*angka proyeksi sangat sementara
21
Kedeputian Bidang Ekonomi
Skenario Moderat*
Skenario Moderat
Indonesia
2020 : 5,4
Sumatera Sulawesi 2024 : 6,1
2020 21,61 % 2020 6,29 %
Kalimantan Maluku
2024 21,78 % 2024 6,64 %
2020 8,17 % 2020 0,54 %
Pertumbuhan Ekonomi 2024 8,55 % 2024 0,58 %
Regional Berdasarkan Asumsi
Skenario Moderat
(5,7 Persen)
Kebijakan pengembangan
wilayah diarahkan untuk Jawa-Bali
meningkatkan share ekonomi 2020 59,95 %
Nusa Tenggara Papua
di luar Jawa Sumatera (KTI)
2024 58,87 % 2020 1,94 %
sebesar 1 persen poin 2020 1,49 %
2024 1,54 % 2024 2,04 %
Sumber: Perhitungan Bappenas
*angka proyeksi sangat sementara
22
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
23
Kedeputian Bidang Ekonomi
Transformasi Struktural Menjadi Kunci Kementerian PPN/Bappenas
43 5,7
6,5 – 6,9
38 2015-2018
REVITALISASI INDUSTRI
2020-2024
33
INDUSTRI
28
2009
2011
2013
2015
2017
2019
2021
2023
2015-2018
2020-2024
Industri Pertanian Jasa
24
Kedeputian Bidang Ekonomi
1. Diklat 3-in-1 (Pelatihan, 1. Kemitraan antara IKM 1. Diplomasi ekonomi 1. Peningkatan Penggunaan
Sertifikasi, dan dan Industri Besar internasional Produksi Dalam Negeri
Penempatan) 2. Hilirisasi Sumber Daya 2. Keikutsertaan dalam (P3DN)
2. Pengembangan Pendidikan Alam Global Value Chain 2. Penerapan teknologi
Vokasi Industri 3. Pengembangan 3. Pembukaan pasar baru maju 4.0 pada industri
3. Link and Match dengan Produk Berteknologi 3. Pengembangan skema
Industri Maju pembiayaan industri
1 3
2.050 20,0 persen 5
9-10 persen 7
5 persen
DAMPAK
SMK yang Link and Proporsi nilai tambah IKM terhadap total Pertumbuhan Ekspor Pertumbuhan jumlah produk
Match dengan Industri nilai tambah industri Industri Pengolahan dalam negeri
2 4 6
34.000 Tenaga kerja 13,0 persen 40 perjanjian 8
60 perusahaan
Kontribusi ekspor produk industri Jumlah Kesepakatan Jumlah perusahaan yang
lulusan Diklat 3 in 1
berteknologi tinggi Internasional menerapkan teknologi maju
25
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
Diversifikasi Pariwisata Berkualitas JUMLAH WISATAWAN
MANCANEGARA
Juta Kunjungan
15,8
26
NILAI TAMBAH DARI 2018
PARIWISATA 2024
DEVISA PARIWISATA JUMLAH WISATAWAN
(Miliar USD) NUSANTARA
Juta Perjalanan
15,2
303
28 350-400
2017 2018
2024 2024
Prioritas
Destinasi Pariwisata Prioritas: Danau Toba
DRAFT INTEGRATED TOURISM MASTERPLAN (ITMP) Peningkatan Kualitas SDM
Daya saing dan Ekosistem Pariwisata
1. Fasilitasi investasi industri 1. Pembangunan Poltekpar Medan
2. Menumbuhkan rantai pasok usaha 2. Meningkatkan kesesuaian kurikulum dengan
pariwisata industri
3. Meningkatkan kualitas produk dan 3. Peningkatan gerakan sadar wisata
jasa pariwisata berbasis masyarakat 4. Meningkatan pelatihan perusahaan,
4. Menerapkan standar pariwisata pendampingan, dan pemagangan
berkelanjutan 5. Meningkatkan kompetensi guru bidang
pariwisata
Atraksi, Akesibilitas, Penguatan Citra dan
Amenitas, dan Diversifikasi Pemasaran
Tata Kelola Destinasi 1. Branding Toba sebagai bagian dari Wonderful
1. Meningkatkan inovasi atraksi dan Indonesia
amenitas sesuai segmentasi 2. Mendalami pasar tradisional dan diversifikasi
2. Bandara Sibisa - Toba Samosir pemasaran ke pasar baru
3. Penataan Kota Tua Balige Dampak Ekonomi: 3. Meningkatkan sistem pemasaran terintegrasi
4. Jembatan Tano Ponggol
1 Pembangunan 2 3 4
5. Sarana dan Prasarana Pendukung Rantai Pasok 600-700 USD/org
Infrastruktur untuk sektor Investasi Atraksi
Destinasi Wisata Prioritas di Kawasan Industri Perhotelan Penerimaan Masyarakat dari
Pariwisata: Jalan, dan Akomodasi
Perdesaan Prioritas Nasional Bandara, TPA, Pelabuhan (Supplier) Wisatawan Mancanegara
6. Perluasan jaringan transmisi dan
5 6 6.900
distribusi SPAM 2000 SR Kel. Parapat 1.700-4.600
Tenaga Kerja Pariwisata Baru 27
Kamar Hotel Terbangun (2020-2024)
(2020-2024)
Kedeputian Bidang Ekonomi
Daerah:
Destinasi Pariwisata Prioritas
DPP Danau Toba dskt (DPP) dan DPP Baru
• Klaster Danau Toba (TN Gunung Leuseur dan TN Batang Gadis)
• Geopark Kaldera Toba
• KSPN Toba dskt
30