APBN 2019
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui
Pembangunan Sumber Daya Manusia
Konferensi Pers
31 Oktober 2018
1
Pokok Bahasan
2
1 Perekonomian Dunia dan
Domestik
3
Risiko global meningkat seiring tensi perdagangan yang semakin intensif
dan likuiditas yang mengetat
Dalam World Economic Outlook Oktober 2018, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2018-2019
3,8 2,5
2,8 0,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
WEO Jan, Apr, Jul WEO Oct WEO Jan WEO Apr WEO Jul WEO Oct
6,0 5,0
5,0 4,0
5,3 5,1
5,2 4,7 4,4 4,7 4,7 4,7
4,0
3,0
4,3
3,0
3,8 4,2 4,0
3,6 2,0
2,0 3,0 2,8
1,0 2,2 1,0
0,0 0,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
WEO Jan WEO Apr WEO Jul WEO Oct WEO Jan WEO Apr WEO Jul WEO Oct
source: WEO IMF, October 2018
4
Di tengah fluktuasi global, fundamental ekonomi domestik sampai dengan Kuartal II 2018
relatif stabil yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat
06 PDB (%,yoy) Tahunan (%) Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran
7,00 98,00
005 6,00
005 005 005 78,00
005 005 5,00 2,759 55,43
05 2,722
005 005 005 4
005 005 4,00
005 005 2,654
58,00
3,00 1,858
2,00 2,540
05 1,684 ,391 38,00
1,00 31,14
,181 1,371 6
,551 ,678
,00 18,00
-1,132 -1,209
-1,00 8,500
04
4,230
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 -2,00 -2,00
2016 2017 2018 Q2 2017 Q1 2018 Q2 2018 Distribusi Nominal Q2 2018
Sumber: BPS, Diolah Net Ekspor Konsumsi LNPRT Lainnya
Kontribusi PDB Sektoral (yoy)
Konsumsi Pemerintah PMTB Konsumsi RT
Distribusi
SEKTOR Q2 2016 Q2 2017 Q2 2018
Q2 2018
Primer 2.56 2.81 3.81 21.55 • Pertumbuhan Q2 2018 mencapai 5,27% tertinggi sejak tahun 2014
Pertanian dan Pertambangan • Sisi Pengeluaran:
Sekunder 4.82 4.32 4.61 31.25
• Kontribusi konsumsi RT semakin meningkat di Q2 2018.
Industri, Listrik, Gas, Air, dan Konstruksi
Tersier 6.34 5.21 5.81 43.16 • Kontribusi PMTB menurun tajam di Q2 dibandingkan Q1 2018, namun tetap
Perdagangan, Transportasi, Infokom, Jasa lebih tinggi dari Q2 2017.
Keuangan, dan Jasa-Jasa Lainnya
• Komponen Lainnya meningkat tajam terkait dengan tingginya pertumbuhan
• Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh semua sektor primer, sekunder, dan tersier yang inventori .
tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017, menandakan membaiknya aktivitas produksi barang dan jasa.
• Walaupun mempunyai struktur PDB paling kecil sektor tersier secara rata-rata mengalami • Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi negatif sejalan
peningkatan pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor primer dan sekunder. dengan tingginya impor terkait aktivitas produksi dalam negeri.
5
Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2019 diproyeksikan akan
membaik
PERTUMBUHAN MENURUT PRODUKSI
2019 ▪ Sektor Industri Pengolahan terus didorong sebagai penggerak pertumbuhan.
Komponen PDB Fokus pada industri unggulan, a.l. : pangan, tekstil, otomotif, kimia, dan
elektronik sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0
▪ Sektor Perdagangan diperkirakan meningkat seiring daya beli masyarakat yang
Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT 5,1
terjaga serta meningkatnya aktivitas distribusi barang dan jasa domestik serta
Konsumsi Pemerintah 5,4 ekspor-impor
▪ Sektor Konstruksi tetap konsisten tumbuh tinggi seiring dengan investasi
Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,0 bangunan dan keberlanjutan proyek-proyek pembangunan infrastruktur.
▪ Sektor Transportasi dan pergudangan tumbuh tinggi didukung pembangunan
Ekspor 6,3 infrastruktur transportasi baru seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, serta
Impor 7,1 beroperasinya moda transportasi baru di kota-kota besar seperti MRT dan LRT
▪ Sektor Penyediaan Akomodasi Makan Minum diperkirakan tumbuh tinggi
sejalan dengan pencanangan beberapa destinasi wisata baru, serta pemasaran
Pertumbuhan PDB 5,3
‘Wonderful Indonesia’
2019
• Penyelesaian pembangunan infrastruktur diperkirakan tetap menjadi Pertumbuhan
Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 3,8
salah satu pendorong investasi. Pertambangan dan Penggalian 0,6
Industri Pengolahan 5,1
• Tingkat konsumsi diperkirakan masih tumbuh baik, terutama bersumber Pengadaan Listrik dan Gas 6,1
Pengadaan Air, ... dan Daur Ulang 5,0
dari penciptaan lapangan kerja dan tingkat inflasi yang terjaga. Konstruksi 6,6
Perdagangan Besar dan Eceran 5,3
• Namun demikian tahun 2019 terdapat banyak tantangan, termasuk Transportasi dan Pergudangan 8,8
Akomodasi Makan Minum 6,1
tekanan dari volatilitas sektor keuangan global yang bersumber dari Informasi dan Komunikasi 10,4
Jasa Keuangan dan Asuransi 7,9
kebijakan moneter AS dan ketidakpastian dalam perdagangan global Real Estate 4,3
Jasa Perusahaan 8,2
akibat perang dagang, Administrasi Pemerintahan ... 4,0
Jasa Pendidikan 5,9
• Kebijakan fiskal diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan investasi di Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,2
Jasa lainnya 8,8
tengah upaya menjaga stabilitas perekonomian (stability over growth) PDB 5,3
6
Nilai tukar pada tahun 2019 diperkirakan sebesar Rp 15.000/USD
REER Rupiah undervalued → sumber potensi pendorong ekspor
16000 JISDOR BI 16000
30 Oktober 2018 :
108 REERVsSPOT SPOTMarket 15500
15500
Rp15.237/USD 15500 28 September2018
15000
14929
103 Rp14.903/USD
15000 14711 15000
14404 14413 14500
14500 14500
EOP Bulanan Range EOP2018 98 Januari 2017 : 96.6
13877 13951 14000
14000 13707 13756 14.800 –15.200 14000
14047
13500
13413 13857 13950 13500 93
13500
13753
13631 13714
13478 13573 13000
13380
13000 13000 Januari 2017
rata2 ytd 88
Rp13.343/ USD
12500 12500 REER 12500
rata2 bln Sumber :Bloomberg 30 September 2018 : 86,08
12000 12000 83 12000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt* Nov* Des*
7
-15% 5% 25% 45% 65% 85% 105% 125%
Asumsi Dasar Ekonomi Outlook RAPBN APBN
Makro 2018 2019 2019
APBN menjadi
775 750 775
lebih realistis
dan kredibel 1.131 1.250 1.250
Cost Recovery
(miliar USD) 11,3 11,3 10,22
8
2 APBN 2019
9
Perubahan nilai tukar dan lifting berdampak pada meningkatnya
pendapatan dan belanja negara, namun defisit tetap dijaga 1,84%
terhadap PDB
2018 2019
Uraian
(triliun Rupiah)
Outlook APBN RAPBN APBN Selisih
- 0,30 (20,0)
(20,1)
(0,12) (0,20)
(50,0) (40,0)
(0,20)
(100,0) (60,0) (64,8) (0,40)
(0,70)
(150,0) (80,0) (0,44)
(93,3) (0,60)
(98,6)
(211,7) (100,0)
(200,0) (226,7) (1,20)
(124,4) (0,80)
(120,0) (125,6)
(250,0)
(296,0) (1,70) (142,5)
(298,5) (140,0) (0,92)
(300,0)
(308,3) (314,2) ` (0,92)
(1,00)
(341,0)
(1,84) (1,01)
(160,0)
(2,20) (1,09)
(350,0) (2,12) (1,20)
(2,25) (180,0)
(2,33) (1,23)
(400,0) (2,49) (2,51) (2,70)
(2,59) (200,0) (1,40)
Defisit Anggaran % Defisit Anggaran thd PDB (RHS) Keseimbangan Primer % Keseimbangan Primer thd PDB (RHS)
11
Penerimaan Perpajakan tetap realistis, diperkirakan tumbuh 15,4 % dari
outlook APBN 2018 → didukung reformasi perpajakan
Lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan beberapa Tax ratio terus meningkat → 12,2% di tahun
tahun terakhir (2008-2017 tumbuh 11,1%) 2019
(triliun rp)
1.000,0
15,0 14,6
800,0 14,3
600,0
13,7
400,0 14,0
200,0
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019 APBN 13,0
Outlook RAPBN 12,2
PPh migas Pajak nonmigas Kepabeanan dan Cukai
12,0 11,6 11,6
Kontribusi Penerimaan Perpajakan semakin 10,8 10,7
11,0
meningkat → menuju kemandirian
dari 74% di tahun 2014 menjadi 82,5% di tahun 2019 10,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pajak tetap Menjaga keberlangsungan iklim
Outlook APBN
investasi dan peningkatan daya saing
Insentif fiskal (Tax Allowance, Tax Holiday)
12
Kebijakan Perpajakan diarahkan untuk mendorong peningkatan iklim investasi
dan daya saing
KEBIJAKAN PAJAK 2019 KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI 2019
Penguatan Pelayanan Perpajakan Memperbaiki dwelling time, a.l :
a. simplifikasi registrasi, perluasan tempat pemberian ✓ Percepatan layanan Pusat Logistik Berikat
pelayanan ✓ Simplifikasi prosedur impor
b. perluasan cakupan e-filing,dan ✓ Pembayaran BM & Pajak 24x7 (dgn MPN G2) →
c. kemudahan restitusi termasuk layanan kepabeanan 24x7
Penegakan Hukum
a. Pelaksanaan penegakan hukum (law enforcement) secara Melanjutkan pemberantasan penyelundupan, dan
berkeadilan penertiban barang kena cukai ilegal (rokok,
b.Peningkatan mutu pemeriksaan melalui perbaikan tata miras)
kelola pemeriksaan
Penurunan/efisiensi biaya logistik
Pengawasan Kepatuhan Perpajakan
a. Implementasi AEoI dan akses informasi keuangan Melanjutkan penertiban importir, eksportir dan
b. Ekstensifikasi dan peningkatan pengawasan sebagai tindak cukai berisiko tinggi (PIBT, PEBT dan PCBT)→ Sinergi
lanjut pasca tax amnesty dengan DJP, TNI, Polri, dan Kejaksaan
c. Penanganan UMKM secara end-to-end melalui pendekatan
Business Development Services (BDS)
Pengembangan/perluasan fasilitas kemudahan
d. Joint Program DJP-DJBC
impor tujuan ekspor (KITE) untuk industri kecil
e. Pembenahan basis data perpajakan
dan menengah (IKM)
f. Penerapan pengawasan Wajib Pajak berbasis risiko
(Compliance Risk Management /CRM) Penambahan barang kena cukai (BKC) baru
(kemasan plastik)
13
PNBP tahun 2019 ditargetkan tumbuh 8,35% dari outlook tahun 2018
Didorong kenaikan harga minyak, peningkatan kualitas dan volume layanan, serta perbaikan tata kelola
KEBIJAKAN UMUM PNBP
(triliun rp) 398,6 Optimalisasi produksi
400,0 378,3 diikuti upaya efisiensi biaya dan mendukung
349,2 361,1 pengembangan industri hilir, kelestarian lingkungan dan
350,0 keberlangsungan usaha
311,2
300,0 Peningkatan pelayanan dan penyesuaian
255,9 262,0 tarif
250,0 dengan mempertimbangkan daya beli dan pengembangan
dunia usaha serta optimalisasi pengelolaan Barang
200,0 Milik Negara (BMN)
Peningkatan dividen BUMN
150,0 dengan mempertimbangkan cashflow BUMN dan
kemampuan keuangan BUMN dengan pengembangan
100,0 usaha dan menjalankan penugasan Pemerintah
16
APBN tahun 2019 akan mengoptimalkan potensi sumber
pembiayaan untuk mitigasi risiko bencana
triliun rupiah Alokasi dan realisasi Dana Cadangan Bencana Alam 2005 s.d 2019
1. Mengembangkan kerangka
pendanaan risiko bencana,
45,00 Gempa bumi dan Tsunami 160%
Aceh dan Nias
40,00 140%
skema transfer risiko dan
Gempa bumi
35,00 Yogyakarta 120%
skema APBN;
30,00
100%
Gempa Padang
25,00
,00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018*
0%
nelayan), dan melakukan
Alokasi Realisasi Kerugian Penyerapan piloting untuk Asuransi
Barang Milik Negara
Skema Pembiayaan Risiko Bencana Alam Ke Depan
• Pembiayaan Darurat • Pembiayaan Rehab/Rekon
3. Membentuk dana
Risiko Residual (Bantuan Internasional)
penanggulangan bencana
alam yang dikelola khusus;
Rendah
Asuransi Bonds
CAT-DDO)
• DanaAlam,
Dana Abadi Bencana siaga bencana, dana siap
Dana Kontijensi pakai ✓ Sumber lain yang sah
Tinggi
17
Anggaran Pendidikan tetap dijaga 20% APBN, diarahkan untuk
meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas SDM
12
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
800 10 09
6,3 07
-05
Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Akses
390,3 406 435
492,5
a. Peningkatan efektivitas BOS → BOS berdasarkan kinerja dan
afirmasi
353,4 370,8
400
18
Anggaran Kesehatan 5% untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan
kesehatan, serta penguatan penanganan stunting
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
140 60
123,1
38,7
120 29,6 107,4 40
100
10,4
92.8 92,2 16,2 14,6
20
Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Akses
80 69,3
1,1 a. Perluasan Penerima Bantuan Iuran dalam rangka Jaminan
60
59,7 0 Kesehatan Nasional (2019: 96,8 juta jiwa) → diikuti
-20 peningkatan ketepatan sasaran
40
b. Perbaikan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
-40
20
c. Percepatan penanganan stunting melalui intervensi gizi
0 -60 spesifik dan intervensi gizi sensitif pada 160 Kabupaten kota
2014 2015 2016 2017 Outlook 2018 APBN 2019
(2018:100 kab/kota).
Anggaran kesehatan Pertumbuhan (%) d. Melanjutkan optimalisasi bauran kebijakan untuk
Triliun Rupiah
2018 2019 keberlangsungan program JKN
APBN RAPBN
Melalui Belanja Pusat 81,5 89,8 88,2
Kemenkes 59,1 58,7 58,7
BPOM 2,2 2,0 2,0
BKKBN 5,5 3,8 3,8
JKN PNS/TNI/POLRI 5,4 5,8 5,8 Prevalensi Prevalensi Tuberkulosis
Stunting per 100 ribu penduduk
29,5 33,4 33,7
Melalui Transfer 24,8% 245
DAK Fisik 18,0 19,9 20,3
12,2 12,2 Jumlah Kabupaten/kota Kartu Indonesia Sehat
BOK dan BOKB 10,4
dengan eliminasi malaria (juta jiwa PBI)
Anggaran kesehatan melalui belanja pusat termasuk 300 96,8
tambahan untuk Polri dan TNI Rp1,0 T *) angka sementara
19
Pembangunan infrastruktur diakselerasi melalui terobosan pembiayaan kreatif
800 100
700 65,6
5,1
41
8,2
50 Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
600
0 2,4 0
500
➢ Perbaikan eksekusi proyek infrastruktur;
410,4 415,0
379,4
400 -50
300 256,1 269,1
100
-150
termasuk dengan Pemda;
0 -200
2014 2015 2016 2017 2018 APBN 2019
➢ Pemberdayaan BUMN dan swasta
melalui skema KPBU AP.
Anggaran Infrastruktur Pertumbuhan (%)
Triliun Rupiah
2018 2019
APBN RAPBN
Melalui Belanja Pusat 183,0 173,8 173,8 Pembangunan
Kemen PU Pera* 104,7 108,2 108,2 Pembangunan
Kemenhub* 44,2 38,1 38,1
/ rekonstruksi/
Pelebaran
2.007 dan Rehabilitasi 27.067
Jalan (km) Jembatan (m)
*) alokasi belanja di luar belanja pegawai
20
Komitmen Pemerintah untuk memberikan Perlindungan Sosial dan
Meningkatkan Kesejahteraan Bagi 40% Penduduk Berpenghasilan Terendah
Bansos Pangan:
Penerima PIP dan PKH (Juta) PIP: Keluarga Penerima Manfaat Bansos • Perubahan mekanisme penyaluran
Mendukung pencapaian target APM Pangan (Juta) menjadi BPNT untuk:
21 20 20 20 PKH 16 16 *) ⁻ menjamin ketepatan sasaran, waktu
a. Perluasan sasaran dari 3,5 juta dan jumlah; dan
(2015) menjadi 10 juta KPM ⁻ memberikan fleksibilitas bagi
b. 2019: Alokasi PKH meningkat 01 penerima manfaat untuk memilih
10 10 jenis, bahan pokok yang diperlukan
menjadi Rp34,4 triliun
• Perluasan KPM BPNT dari 1,2 juta
06 06 (2018:Rp19,3 triliun) untuk 2017 2018 2019
(2017), 10 juta (2018) dan
mendukung peningkatan nilai APBN
direncanakan 15,6 juta (2019)
manfaat menjadi dua kali lipat
bagi 10 juta keluarga miskin. Debitur Kredit Pembiayaan Ultra Mikro
2016 2017 2018 2019 c. Dinilai paling efektif Kredit Ultra Mikro:
APBN
mengurangi kemiskinan dan
(Akumulasi, juta ) 1,4 *)
PIP (Siswa) PKH (KPM) • Peningkatan jumlah sasaran
kesenjangan 0,8 penerima kredit Umi dari 0,3
0,3 juta debitur menjadi 1,4 juta
debitur (kumulatif)
Penerima PBI (Juta)
PBI • Perluasan segmen debitur
97
a. 2015-2019 : perluasan 2017 2018 2019 kepada usaha mikro pesantren
cakupan PBI dari 86,4 juta APBN
jiwa (2015) menjadi 96,8
92 juta (2019) Mahasiswa/i Penerima Bidikmisi (ribu) Bidikmisi:
92
91 → mendukung UHC 472 *) • Meningkatnya jumlah
324 364 402 mahasiswa penerima
b. 2016 : penyesuaian bantuan bidikmisi dari 269,2 ribu
dari Rp19.225,- menjadi Mahasiswa (2015) menjadi
2016 2017 2018 2019
Rp23.000,- per orang per 471,8 ribu mahasiswa
APBN bulan 2016 2017 2018 2019 (2019)
PBI (Jiwa) APBN
Catatan : *) angka sementara
21
Kebijakan subsidi diarahkan agar lebih tepat sasaran dan
APBN 224,3
menuju penyaluran nontunai RAPBN 220,9 (triliun rupiah)
ALOKASI
▪ KEBIJAKAN ini bersifat melengkapi tanpa mengurangi komitmen pendanaan pemerintah
daerah kepada kelurahan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
PAGU 2019 Rp3 T ▪ Memperkuat pengawasan dengan mengoptimalkan peran aparat pengawas fungsional di
Daerah karena pendanaan tsb bagian dari Belanja APBD.
Dalam bentuk DAU TAMBAHAN ▪ Pengendalian melalui penyaluran dan penguatan pemantauan dan evaluasi.
SASARAN
JUMMLAH JUMLAH DAU
KATEGORI PAGU
▪ dialokasikan untuk 8.212 kelurahan pada 410 kabupaten/kota. KAB/KOTA KELURAHAN PERKELURAHAN
SATUAN DAERAH KELURAHAN JUTA MILIAR
BAIK 91 2.805 352,94 990,00
▪ dihitung berdasarkan 3 (tiga) kategori kinerja pelayanan
PERLU DITINGKATKAN 257 4.782 370,14 1.770,00
dasar publik, yaitu kategori baik, perlu ditingkatkan, dan SANGAT PERLU DITINGKATKAN 62 625 384,00 240,00
sangat perlu ditingkatkan. TOTAL 410 8.212 3.000,00
25
Dana Desa Tahun 2019 untuk meningkatkan layanan publik, mengentaskan
kemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi kesenjangan
pembangunan antar desa”
Dana Desa Output (2015 s.d. 2018) TANTANGAN ARAH KEBIJAKAN 2019
26
Pembiayaan Utang menurun dalam 2 tahun terakhir
Menunjukkan Kesehatan dan Kemandirian APBN
Pertumbuhan pembiayaan utang cenderung menurun dari tahun 2015,
dan bahkan tumbuh negatif di tahun 2018 dan 2019 Tantangan 2019 Strategi Pembiayaan
Triliun rupiah persen
Utang 2019
27
Pembiayaan Investasi Tahun 2019 dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
penguatan anggaran infrastruktur, penanggulangan kemiskinan, meningkatkan daya saing
ekspor dan peran serta Indonesia di dunia internasional
2019 2018 (triliun rupiah)
29
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih
30
30