Kementerian PPN/Bappenas
15 Februari 2023
Disampaikan pada acara Forum Konsultasi Publik RPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024-2026
OUTLINE
1 Pendahuluan
8 Penutup
Pendahuluan
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Kontribusi ekonomi
terhadap perekonomian nasional terus mengalami peningkatan dengan nilai kontribusi ekonomi saat ini
sebesar 4,88 persen terhadap Indonesia dan mencapai 35,7 persen dari total PDRB KTI. Namun
demikian, tingginya ketergantungan perekonomian Sulawesi Selatan terhadap sumber daya alam dan belum
optimalnya hilirisasi komoditas unggulan berbasis sumber daya alam masih memerlukan penanganan.
Di tahun mendatang, tantangan pembangunan Sulawesi Selatan akan dihadapkan pada ketidakpastian
global, normalisasi harga komoditas dan tahun politik pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, perlu dilakukan
transformasi ekonomi untuk mengembalikan trajectory pertumbuhan ekonomi seiring dengan upaya untuk
mendorong diversifikasi ekonomi dan nilai tambah komoditas unggulan daerah yang berdaya saing.
Perspektif kewilayahan memiliki peran dalam peningkatan produktivitas dan transformasi ekonomi
di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Sulawesi. Salah satu kegiatan yang mendukung peran
tersebut adalah pengembangan kawasan perkotaan, dimana untuk lingkup Provinsi Sulawesi Selatan
berfokus kepada pengembangan Wilayah Metropolitan Makassar serta Kota Sedang Parepare dan
Palopo.
Provinsi Sulawesi Selatan perlu didorong untuk terus berkembang dan sekaligus menyiapkan dasar untuk
melakukan transformasi ekonomi dan akselerasi pembangunan yang mengutamakan basis hilirisasi
komoditas unggulan wilayah, meningkatkan konektivitas dan pemerataan infrastruktur, serta
memantapkan peran Sulawesi sebagai hub dan pintu gerbang perdagangan internasional dan
kawasan timur indonesia
3
Highlight Pencapaian Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan
Mendorong Penciptaan Sumber Ekonomi Baru
Struktur PDRB Provinsi Sulawesi Selatan
Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan Data Tahun 2010 (%)
Data Tahun 2005-2021 (%)
10
8,87
8,13
7,62 7,54 7,42
8 7,19 7,21 7,04 6,91
0 -0,71
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-2
Struktur PDRB Provinsi Sulawesi Selatan
Data Tahun 2021 (%)
Rerata LPE 2011- 2013 Rerata LPE 2013- 2016 Rerata LPE 2017- 2019 Rerata LPE 2020- 2021
• Dalam kurun waktu 11 tahun (Tahun 2010-2021), Sektor pertanian, Kehutanan dan
Perikanan masih mendominasi. Industri pengolahan tidak berkembang signifikan,
bahkan mengalami penurunan dari yang semula 13,74% pada tahun 2010 menjadi
12,5% di tahun 2021.
• Pada periode 2016 – 2019 rerata laju pertumbuhan ekonomi bernilai diatas 7%. Pada
tahun 2020 nilai pertumbuhan bernilai negatif sebagai dampak pandemi Covid-19
dengan nilai 0,71%.
• Peningkatan pemanfaatan teknologi dan industrialisasi agar terciptanya diversifikasi
produk dan nilai tambah komoditas unggulan daerah, serta meningkatkan hilirisasi.
Tingkat Kemiskinan Nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional dan Provinsi
Data Tahun 2017-2022 (maret, %) Sulawesi Selatan Data Tahun 2017-2022 (%)
25
8
7,07
10,64 5,61 5,34
9,82 10,14 7 6,49
20 9,41 9,78 9,54
5,86
6 5,23 6,31
15 5 5,72
1
0
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sulawesi Selatan Nasional
Sulawesi Selatan Nasional
Kabupaten/Kota Peringkat IPM PP UHH RLS HLS Provinsi Peringkat IPM PP UHH RLS HLS
Kota Makasar 11 83,12 17406 72,4 11,55 15,59 DKI Jakarta 1 81.11 18,520.0 73.01 11.17 13.07
Kota Palopo 56 78,91 13404 71,18 11,09 15,1 DI Yogyakarta 2 80.22 14,111.0 75.04 9.64 15.64
Kota Parepare 60 78,54 14027 71,57 10,66 14,52 Kalimantan Timur 3 76.88 12,116.0 74.61 9.84 13.81
Luwu Timur 126 73,92 13058 70,94 8,92 13 …...... … … … … …
Enrekang 139 73,39 11183 71,17 8,93 13,86 Sulawesi Utara 6 73,81 11179 72,08 9,68 12,95
Sidenreng Rappang 181 72,06 12379 70,41 8,04 13,01 Sulawesi Selatan 11 72,82 11,430 70,97 8,63 13,53
Pinrang 184 71,97 12102 70,15 8,04 13,25
Sulawesi Tenggara 17 72,23 9708 71,37 9,25 13,69
Barru 200 71,53 11275 69,35 8,25 13,61
Sulawesi Tengah 25 70,28 9696 68,93 8,89 13,32
Luwu 208 71,36 10308 70,75 8,48 13,4
Gorontalo 27 69,81 10687 68,51 8,02 13,12
Maros 224 71 11403 69,28 8,02 13,3
…...... … … … … …
Gowa 226 70,99 9812 70,7 8,4 13,66
Luwu Utara 245 70,51 12105 69,03 7,87 12,58 Sulawesi Barat 31 66,92 9358 65,63 8,08 12,87
Toraja Utara 251 70,36 8494 73,65 8,26 13,41 • Capaian Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan (peringkat
Bulukumba 253 70,34 10941 68,51 8,01 13,42 11) termasuk dalam kategori IPM tinggi. Jika dibandingkan dengan lingkup
Wajo 260 70,26 12729 67,82 7,16 13,3 Pulau Pulau Sulawesi peringkat tersebut terbaik kedua, menyusul Provinsi
Tana Toraja 278 69,88 7584 73,72 8,52 13,87 Sulawesi Utara (peringkat 6). Kinerja capaian indikator Rata-Rata Lama
Pangkajene dan Sekolah perlu menjadi perhatian karena nilai tersebut merupakan terendah ketiga
69,79 11817 67,12 8,05 12,78
Kepulauan 281 se-Sulawesi.
Soppeng 290 69,7 9756 70,2 7,96 13,2
• Pada konteks intrawilayah, terdapat kesenjangan IPM, terutama di wilayah kota
Bantaeng 291 69,69 12133 70,88 6,81 12,3
dan kabupaten. Kota Makassar, Kota Palopo, Kota Pare-Pare dan Kabupaten
Kepulauan Selayar 348 68,35 9446 68,81 8,09 12,67 Luwu Timur masuk ke dalam kelompok 25 persen teratas, sementara Kabupaten
Sinjai 350 68,33 9726 67,68 7,79 13,25 Bone dan Kabupaten Jeneponto masuk ke dalam kelompok 25 persen terbawah.
Takalar 351 68,31 10746 67,64 7,64 12,48
• Ke depan, percepatan kualitas pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat
Bone 401 67,01 9277 67,57 7,36 12,99
mendorong kenaikan nilai IPM lebih cepat dan mengurangi selisih (gap) antar
Jeneponto 454 65,13 9425 66,81 6,75 12,11
daerah. Salah satu aspek penting dalam konteks pengembangan sumber daya
Sumber : Badan Pusat Statistik manusia adalah menyangkut pemerataan pelayanan dasar.
Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang
Perubahan Tatanan Global, Nasional, dan Lokal
Pembangunan Pembangunan
Manusia dan Ekonomi
Penguasaan IPTEK Berkelanjutan
Pemantapan
Pemerataan Ketahanan
Pembangunan Nasional dan Tata
Kelola
Kepemerintahan
Negara Maju dan Peranan KTI Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada
PDB Riil PDB Riil / Kapita sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan
PDB terbesar menjadi
jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi
8
Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang
6 Strategi Besar Transformasi EKonomi
Build Forward Better dengan SDGs sebagai instrumen utama dari setiap strategi
6 Strategi Besar Transformasi Ekonomi sebagai “Game Changer” menuju Visi Indonesia 2045
Disertai perbaikan enabling environment: Reformasi Birokrasi, Reformasi Fiskal, dan Reformasi Sektor Keuangan
9
Outlook Perekonomian Global 2003 dan Perekonomian Nasional 2024
Ketidakpastian Masih Tinggi Pada Tahun 2023
10
Outlook Perekonomian Global 2003 dan Perekonomian Nasional 2024
Perlambatan Ekonomi Global Mendorong Normalisasi Harga Komoditas
11
Outlook Perekonomian Global 2003 dan Perekonomian Nasional 2024
Arah Kerangka Ekonomi Makro
12
Outlook Perekonomian Global 2003 dan Perekonomian Nasional 2024
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi
13
Dasar Perumusan Perencanaan Pembangunan Nasional 2024
Kata Kunci Fokus Pembangunan RKP 2024
Pengembangan Wilayah Metropolitan Mamminasata melalui berbagai upaya seperti peningkatan layanan dasar
perkotaan dan penguatan mitigasi bencana, peningkatan layanan dan infrastruktur transportasi, densifikasi yang
Pengembangan dan dipadukan dengan perencanaan transportasi sehingga mampu meningkatkan kelayakhunian kota, aksesibilitas ke
Penataan Kawasan layanan perkotaan, dan pelestarian lahan, terutama di bagian Timur Makassar, penyediaan RTH di wilayah
berkepadatan tinggi dan juga penciptaaan lapangan kerja.
Mendorong pengembangan Kawasan Industri di Sulawesi Selatan, terutama KI Takalar dan KI Bantaeng, agar
Kawasan memiliki peluang dan potensi baik bagi Sulawesi, mendukung kebutuhan IKN, hingga bagi Indonesia, sekaligus
Industri pendorong transformasi ekonomi Sulawesi melalui hilirisasi industri.
Sulawesi Selatan dengan garis pantai 1.973,7 km dan luas laut serta pesisir yang mencapai 60.000 km2 memiliki
Sulawesi Selatan kekayaan maritim yang besar. Jika dimanfaatkan dengan baik mampu mendatangkan devisa daerah. Perlu adanya
Sebagai Poros Maritim peningkatan pelabuhan, dukungan kepada sistem pelayaran, perbaikan tata kelola pelabuhan, dan pelayanan
akses antar pelabuhan sehingga mampu menguatkan posisi Sulawesi Selatan sebagai poros maritim dan pintu
gerbang utama KTI.
Mendorong potensi pariwisata, khususnya terkait dengan pengembangan DPP Baru Toraja-Makassar-Selayar.
Pariwisata Pulau-pulau kecil yang tersebar dari Pangkep hingga Selayar dan sepanjang Teluk Bone potensial menjadi destinasi
wisata bahari yang tidak kalah dengan destinasi pulau yang lain.
IPM Sulawesi Selatan yang tinggi (72,82) cenderung mengalami kenaikan, tetapi masih dibawah capaian nasional.
Kinerja Rata-Rata Lama Sekolah kurang (8,63, hampir Lulus SLTP) perlu menjadi perhatian. Temuan rendahnya
Pendidikan dan
kualitas pendidikan tinggi serta meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan
Ketenagakerjaan kesempatan kerja. Dalam hal ini perlu perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas serta kuantitas
Sumber Daya Manusia yang terampil dengan meningkatkan kualitas Pendidikan .
Terdapat potensi peningkatan mobilitas dan aktivitas darat maupun laut mengingat perannya sebagai “Pintu
Infrastruktur Gerbang Kawasan Indonesia Timur”. Peningkatan akses dan konektivitas antar daerah perlu ditingkatkan, dalam
hal ini perlu juga pemerataan infrastruktur mengingat aktivitas masyarakat yang akan semakin meningkat.
16
Tahapan Penyusunan RKP
Jadwal Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2024
17
Penutup
• Tahun 2024 merupakan tahun terakhir dari periode perencanaan pembangunan 2020-2024, oleh karena itu, kebijakan dan
prioritas pembangunan perlu diarahkan untuk memastikan tujuan pembangunan lima tahunan baik dalam lingkup daerah
maupun dukungan terhadap nasional dapat dicapai.
• Dengan perannya yang besar bagi Pulau Sulawesi, maka perencanaan pembangunan tahun 2024 juga perlu diarahkan sebagai
dasar dari upaya transformasi perekonomian wilayah menjadi basis hilirisasi komoditas unggulan wilayah serta
memantapkan peran Sulawesi sebagai hub dan pintu gerbang perdagangan internasional dan kawasan timur indonesia.
Oleh karena itu, dalam jangka panjang diperlukan penguatan sektor pertanian serta pengembangan industri pengolahan
dan jasa dengan memanfaatkan kawasan industri yg telah dikembangkan.
• Namun demikian, dalam penyusunan rencana Tahun 2024 perlu mencermati perkembangan pembangunan secara nasional dan
global yang akan bersifat dinamis dalam jangka pendek maupun menengah. Penguatan koordinasi pusat dan daerah, serta
antar daerah menjadi kunci awal kesuksesan perencanaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
• Dalam jangka pendek dan menengah, rencana pembangunan Sulawesi Selatan dapat difokuskan pada:
• Peningkatan pemanfaatan teknologi dan industrialisasi agar terciptanya diversifikasi produk dan nilai tambah
komoditas unggulan daerah (nikel, kakao, perikanan, padi)
• Peningkatan kolaborasi antar sektor yang diiringi oleh peningkatan kapasitas UMKM
• Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas serta kuantitas Sumber Daya Manusia yang terampil dengan
meningkatkan kualitas pendidikan
• Peningkatan dan pemerataan infrastruktur agar mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah
• Penguatan pengawasan dan mitigasi pembangunan, serta peningkatan inovasi guna mengurangi resiko bencana.
18
Terima Kasih
(021) 390 5643 Gedung Bappenas Rasuna Said Lt. 9
ext. 0902 Jl. H.R. Rasuna Said, Kec. Setiabudi
Jakarta Selatan 12920