Anda di halaman 1dari 10

SOAL TEORI GRAVITASI DAN TEORI TITIK HENTI

SOAL 1

15 km
A B

Apabila jumlah penduduk kota A adalah sebesar 11.250 sedangkan jumlah penduduk
kota B adalah sebesar 2.000. Jarak antara Kota A dan Kota B seperti pada gambar. Maka
berapakah kekuatan interaksi antara kota A dengan Kota B?

Jawab

 I = 1 x 11.250 x 2.000
(15)²
    = 100.000

Maka kekuatan interaksi nya antara Kota A dan Kota B adalah 100.000

SOAL 2
Perhatikan gambar. Manakah interaksi yang lebih kuat antara interaksi Kota A-B,
dibanding dengan interaksi Kota A-C apabila jumlah penduduk A sebesar 3.000, jumlah
penduduk B sebesar 2.000 dan jumlah penduduk kota adalah 1.000.

Jawab

Kita harus membandingkan kekuatan interaksi antara Kota A-B dengan kekuatan
interkasi A-C.

Kekuatan interaksi A-B adalah


I = 3.000 x 2.000
          (4) ²
   = 375.000

Sedangkan kekuatan interaksi antara A-C adalah

I = 3.000 x 1.000
         (2) ²
   = 750.000

Perbandingan interaksi A-B dengan A-C adalah 375.000 : 750.000 = 1 : 2


Maka kekuatan interaksi lebih besar terjadi antara kota A dengan Kota C yang jaraknya
lebih besar dibandingkan dengan interaksi kota A dengan kota B, meskipun secara
jumlah penduduk lebih besar.

Dari kedua soal tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan jarak antara dua kota
lebih berpengarahun besar daripada besarnya jumlah penduduk dua wilayah yang
saling berinteraksi.

Pemerintah ingin membangun sebuah pasar di antara kota A dan kota B. Jika
penduduk di kota A sebanyak 350.000 jiwa, penduduk kota B sebanyak
150.000 jiwa dan jarak antara 2 kota tersebut adalah 45 km.

Tentukan dimanakah lokasi pasar berdasarkan perhitungan titik henti?

Dua buah kota masng-masing kota X dan kota Y. Kota X berpenduduk


20.000 orang dan kota Y berpenduduk 80.000 orang. Jarak kedua kota
tersebut 90 km. Jika ingin membangun SPBU di antara kota X dan kota Y,
lokasi yang tepat berada...

a. 30 km dari kota X
b. 30 km dari kota Y
c. 60 km dari kota Y
d. 90 km dari kota Y
e. 90 km dari kota X
Caranya...
Jawaban: a. 30 km dari kota X

Diketahui:
Jumlah penduduk kota besar = 80.000 jiwa
Jumlah penduduk kota kecil = 20.000 jiwa
Jarak = 90 km

Ditanya: THab?

Jawab:
THab=Jarak/(1+√((Jumlah penduduk kota besar)/(Jumlah penduduk kota
kecil)))

THab=90km/(1+√(80.000/20.000))

THab=90km/(1+√(8/2))

THab=90km/(1+√4)

THab=90km/(1+2)

THab=90km/3

THab=30 km

Jadi, lokasi SPBU yang tepat berada 30 dari kota X (ditarik dari kota yang
jumlah penduduknya lebih sedikit)

Sebuah sekolah akan didirikan di antara desa A dan desa B yang berjarak
18 km. Desa A memiliki penduduk 114 jiwa, sedangkan desa B
berpenduduk 456 jiwa. Lokasi paling tepat untuk mendirikan sekolah yaitu...
MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG

SEPTEMBER 20, 2018

Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar. Karena peta
digambarkan dalam bidang datar, oleh karena itulah, peta tidak bisa memberikan
gambaran tiga dimensi dari bentuk permukaan bumi. Meskipun demikian, kita dapat
melihat apakah permukaan bumi tersebut landai atau curam dengan menggunakan
garis kontur.

Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki


ketinggian yang sama. Misalnya, ada sebuah tempat yang memiliki ketinggian 20 meter,
maka akan dihubungkan dengan tempat lain yang memiliki ketinggian 20 meter juga,
dengan menggunakan garis kontur. Garis kontur pada peta dapat menunjukkan tingkat
kecuraman sebuah tempat, dilihat dari kerapatannya. Semakin rapat kontur suatu
daerah, maka semakin curam/ terjal pula daerah tersebut.

Perhatikan dua gambar berikut!

1      1. Garis Kontur


2. Konversi Garis Kontur
Berdasarkan gambar tersebut, kita dapat mengetahui bahwa daerah antara titiak A
dengan titik B lebih landai dibandingkan daerah antara titik A dengan titik C. Hal itu
dikarenakan daerah antara titik A dengan titik B memiliki kontur yang renggang. Dan
semakin renggang sebuah kontur, maka daerahnya semakin landai.
Untuk lebih memahami penghitungan kemiringan kereng, perhatikan perubahan dari
garis kontur yang dilihat dari atas menjadi bentuk muka bumi yang dilihat dari samping

Untuk mengetahi tingkat kemiringan sebuah lereng, kita dapat menggunakan kontur
dan jarak peta.
Rumus dari kemiringan lereng adalah

Yang dimaksud beda tinggi adalah selisih antara ketinggian titik yang tertinggi dengan
titik yang terendah dari tempat yang ingin dicari kemiringan lerengnya.
Sedangkan jarak sebenarnya merupakan jarak antara dua titik yang ingin dicari
ketinggiannya pada kenyataan sebenarnya.
Secara sederhananya, beda tinggi merupakan jarak secara vertikal, sedangkan jarak
sebenarnya merupakan jarak secara horizontal.

Contoh Soal

Perhatikan gambar berikut!


Tentukanlah kemiringan lereng antara titik A ke titik B, apabila diketahui jarak antara
titik A dengan titik B di peta adalah 4 cm.

Jawab

Pada soal diketahui jarak di peta (Jp) A-B = 4 cm


ditanyakan kemiringan lereng

Kemiringan lereng    = (beda tinggi / jarak sebenarnya) x 100%


Beda tinggi                 = seilisih ketinggian A – B = 160 – 40 = 120 m

jarak sebenarnya belum diketahui,

Jarak sebenarnya dapat dihitung dari jarak di peta dikalikan dengan penyebut skala.
Untuk mengetahui penyebut skala langkah pertama adalah mencari kontur interval.
kontur interval (Ci) dapat diketahui dari gambar dengan mengurangi besar kontur dua
garis yang berdekatan.
maka Ci = 70-40 = 30

Setelah itu, mencari skala peta dari rumus Ci


PS (penyebut skala)  = Ci x 2.000
                                     = 30 x 2.000
                                     = 60.000
Maka skala = 1: 60.000

Sehingga, jarak sebenarnya adalah


JS         = JP (jarak di peta ) x PS
            = 4 x 60.000
            = 240.000 cm
            = 2.400 m
(dijadikan satuan m karena disesuaikan dengan satuan pada beda tinggi

Sehingga
Kemiringan lereng    = (beda tinggi / jarak sebenarnya) x 100%
                                    = (120 : 2.400) x 100%
                                    = (1:20) x 100%
                                    = 5%

Anda mungkin juga menyukai