Rencana Strategis
Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok
Tahun 2016 -2021
KATA PENGANTAR
Penyusunan Renstra ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas perencanaan,
dengan mengantisipasi kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan atau kondisi yang dituju.
Disamping itu Renstra juga sebagai alat ukur kinerja kelembagaan yang tercermin dalam
pencapaian target dan sasaran setiap tahapan. Karena itu Renstra ini perlu juga dipahami,
dimengerti dan dipedomani semua komponen yang ada pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Depok.
Substansi Rancangan Renstra ini meliputi pendahuluan, gambaran pelayanan OPD, isu-isu strategis,
visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan, rencana program, kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Pada kesempatan ini, kami Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, mengucapkan terima
kasih kepala seluruh jajaran pimpinan dan staft, serta kepada segenap pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan pekerjaan ini dengan penuh dedikasi dan kerja kerasnya dalam menyusun
Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok. Somoga kerja keras ini memberi dampak bagi
kesejahteraan warga Depok khususnya dan segenap aparatur dilingkungan Kota Depok.
DAFTAR ISI
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.. 45
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ……………………………………………………………………………… 49
3.5.1 Basis Penentuan Jumlah dan Lokasi Pos Pemdam .................................... 49
3.5.2 Basis Penentuan Jumlah dan Kualifikasi Mobil Unit.................................. 50
3.5.3 Basis Penentuan Jumlah dan Kualifikasi SDM ……………………………………….. 51
3.5.4 Kebutuhan Pasokan Air untuk Pemadaman ………..................................... 53
3.5.5 Sumber Air untuk Pemadaman dan Proyeksi Ke Depan ………………………… 55
3.5.6 Delivery Pasokan Air Pemadam Kebakaran ………………………………………….. 55
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN .............................. 59
4.1 Visi dan Misi OPD …………………………………………………………………………………………….. 59
4.2 Tujuan dan Sasaran ………………………………….……………………………………………………… 59
4.3 Strategi dan Kebijakan …………………………………………………………………………………….. 61
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ……….. 64
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Inventaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok ……………………………… 20
Tabel 2.2 Respon Waktu Melayani (Respon Time Rate) ..................................................... 24
Tabel 2.3 Rekapitulasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) …………………………………………….. 23
Tabel 2.4 Jumlah Kejadian Kebakaran Di wilayah Kota Depok dan Perbatasan ................. 25
Tabel 2.5 Daftar Gedung Tinggi / 4 ( empat ) Tingkat ke atas di Wilayah Kota Depok ……. 27
Tabel 2.6 Data Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) ……………………………………………………. 29
Tabel 2.7 Data Kerjasama Penanganan Kebakaran ………………………………………………………… 32
Tabel 2.8 Data Kejadian Bencana yang Sampai Dengan Tahun 2015 …………………………….. 33
Tabel 2.9 Data Anggaran dan Realisasi Pendanaan ……………………………………………………….. 34
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ………………………………. 39
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah ………………………………………………………………………………………. 41
Tabel 3.3 Komparasi Visi dan Misi Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
terhadap Visi dan Misi Renstra OPD Provinsi dan Renstra K/L ………………………… 43
Tabel 3.4 Kebutuhan Realistis Personil Berbasis Jumlah Mobil Unit................................... 52
Tabel 3.5 Kebutuhan Air Minimum untuk Pemadam Kebakaran…………………………………….. 54
Tabel 3.6 Laju Layanan Berdasarkan Pasokan Air Total (NFPA 1231) ..……………………………. 54
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok Tahun 2016 – 2021 ……………………………………………………………………… 60
Tabel 4.2 Strategi dan Kebijakan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun 2016 –
2021 ……………………………………………………………………………………………………………….. 61
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun 2016 –
2021 ……………………………………………………………………………………………………………….. 63
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang Mengacu pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD …………………………………………………………………………….. 64
Indikator Kinerja Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang Mengacu pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Proses Rencana Strategis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok …... 5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok ………………….... 8
Gambar 3.1 Peta Wilayah Harjamukti dan Leuwinanggung ………………………………………….. 45
Gambar 3.2 Peta Kepadatan Bangunan KDB Kota Depok ……………………………………………… 46
Gambar 3.3 Peta Wilayah dengan Pemukiman Padat disekitar Margonda Strip …………... 47
Gambar 3.4 Peta Wilayah Kawasan Industri di Kota Depok …………................................... 48
Gambar 3.5 Peta Usulan Lokasi Pos di Kota Depok ………………........................................... 50
Gambar 3.6 Usulan Pengembangan Jaringan Pipa Air Pemadam Kebakaran Situ Rawa
Besar .............................................................................................................. 57
Gambar 3.7 Peta Jaringan Pipa Eksisting PDAM Kota Depok ……....................................... 58
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangannya, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok terus berupaya
memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Dalam rangka mewujudkan pelayanan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
perlu didukung dengan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) dan
pemerintahan yang bersih (clean governance). Dengan demikian perlu adanya sistem
pertanggungjawaban yang tepat, transparan dan konkrit sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dalam bidang pelayanan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna
dan bertanggungjawab.
Berpijak pada prinsip-prinsip tersebut, maka arah dan panduan yang digunakan dalam
penyelenggaraan pemerintah adalah Perencanaan Strategis (Renstra). Secara spesifik Renstra
merupakan rencana yang bersifat strategis yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahunan dan sebagai acuan penyusunan kegiatan organisasi, khususnya Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok. Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan komprehensif
yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kelembagaan Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok.
Penyusunan Rancangan Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun 2016-2021
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan aspek perencanaan kebijakan pelaksanaan tugas dan
fungsi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, serta dalam rangka mensinergiskan kebijakan
Pemerintah Kota Depok khususnya aspek pelayanan publik.
Dasar hukum yang mendasari penyusunan Rancangan Rencana Strategis Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat
II Cilegon dan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
13. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 07 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib
dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Depok (Lembaran Daerah Kota
Depok Tahun 2008 Nomor 07);
14. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2010 Nomor 06);
15. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kota Depok
Tahun 2011 Nomor 13);
16. Peraturan Walikota Depok Nomor Nomor 28 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.
1.3.1 Maksud
Renstra-KL
Renstra-KL
Renstra-KL
dan
danRenstra
Renstra
dan
SKPD Renstra
Provinsi
Kabupaten/
Kabupaten/
Kota
Kota Perumusan
visi dan misi Rancangan Renstra-SKPD
SKPD
Perumusan Nota Dinas Pengantar Kepala
Strategi dan SKPD perihal penyampaian
kebijakan Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
Perumusan
Tujuan Perumusan
Penelaahan Perumusan rencana kegiatan,
RTRW Isu-isu indikator kinerja,
strategis kelompok sasaran
berdasarkan dan pendanaan
Penelaahan indikatif
KLHS tusi
berdasarkan
rencana program Rancangan
Perumusan prioritas RPJMD Renstra-SKPD
sasaran
· Pendahuluan
Analisis · Gambaran pelayanan SKPD
Gambaran Perumusan
pelayanan indikator kinerja · isu-isu strategis berdasarkan
SKPD SKPD yang tugas pokok dan fungsi
mengacu pada · visi, misi, tujuan dan sasaran,
tujuan dan sasaran strategi dan kebijakan
RPJMD · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang
SPM mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD.
Pengolahan
data dan
informasi
Gambar 1.1 . Alur Proses Rencana Strategis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Rancangan Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun
2016 – 2021 adalah untuk membuat pedoman perencanaan yang mengacu pada
Rencana Kinerja setiap tahunnya, antara lain:
1. Dalam rangka mewujudkan sistem proteksi kebakaran yang efektif, berbasis potensi
bahaya sehingga mampu meningkatkan kesiapan, kesiagaan dan keberdayaan
masyarakat, pengelola bangunan, serta dinas terkait dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran serta bencana lainnya
2. Untuk menetapkan arah pengembangan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok,
serta tahapan dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok, sesuai dengan arah kebijakan, strategi, dan program
pembangunan dalam setiap perencanaan pembangunan Pemerintah Kota Depok;
3. Untuk menetapkan skala prioritas program/kegiatan sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas program/kegiatan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok;
4. Mendorong Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok bertanggungjawab sepenuhnya
terhadap pencapaian kinerja pelayanan Dinas berdasarkan SPM/ Indikator Kinerja
yang diterapkan
5. Sebagai standar utama atas evaluasi pencapaian kinerja Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok selama 5 (lima) tahun ke depan.
Rancangan Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok ditulis secara deskriptif dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku. Sedangkan sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN OPD
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI. INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII. PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA DEPOK
Hal ini menandakan satu antisipasi positif Pemerintah Kota Depok dalam menjawab tantangan
ke depan di mana Kota Depok dengan sungguh sungguh ingin menyediakan sebuah pelayanan
prima bagi warga kotanya, khususnya dibidang layanan keselamatan terhadap bahaya
kebakaran yang meliputi Pencegahan,Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya.
Salah satu pengembangan mutu layanan yang telah dilakukan melalui studi mengenai Konsep
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) dan penentuan lokasi UPT Pemadam (fire station).
dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan cara mendekatkan
(mendistribusikan) pusat-pusat layanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok tersebar lebih
merata menjangkau wilayah cakupan kerja Dinas Pemadam Kebakaran ke dalam satuan satuan
wilayah imajiner (konseptual) yang lebih kecil yang disebut WMK, dimana batas-batas wilayah
WMK ini ditentukan berdasarkan kebutuhan pasokan air untuk memadamkan kebakaran.
Dengan kata lain, WMK adalah sebuah wilayah imajiner yang membagi-bagi sebuah wilayah
perkotaan/daerah dengan karakteristik besarnya kebutuhan pasokan air pemadam yang sama.
Selanjutnya, WMK-WMK tersebut akan dilayani oleh UPT-UPT pemadam kebakaran yang
mampu menghantarkan rantai pasokan air sesuai tingkat resiko WMK-nya ke bangunan yang
terbakar untuk memadamkan. Untuk dapat menghantarkan air dalam jumlah yang tepat,
dalam waktu yang singkat, dan secara efektif dan efisien diperlukan pendistribusian UPT-UPT
pemadam kebakaran yang dapat mengcover seluruh wilayah dalam waktu respon yang telah
ditentukan. Dengan demikian satu WMK bisa dilayani satu UPT atau lebih dari satu UPT.
Lebih lanjut, untuk keperluan administratif rentang komando organisasi Dinas Pemadam
Kebakaran, perlu dibentuk sektor-sektor (UPT) , yang dipimpin oleh seorang Kepala Sektor
(UPT) setingkat dengan esselon IV/a membawahi 2 s/d 3 wilayah kecamatan dalam hal
penanggulangan bencana kebakaran di kota Depok.
Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
KEPALA
SUBAG UMUM DAN
DINAS PEP
DINAS SEKRETARIAT
SUBAG KEUANGAN
Tugas dan fungsi unsur organisasi perangkat daerah Pemadam Kebakaran sebagai ditetapkan
dalam Keputusan Walikota Nomor 28 Tahun 2008 tentang rician Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, secara rinci dapat dijabarkan di bawah ini.
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas
pembantuan dibidang pencegahan dan Penanggulangan Operasional Pemadaman Kebakaran.
Untuk melaksanakan tugas pokok ini, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
(1) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyusunan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas sesuai dengan rencana strategis ( Renstra ) Kota;
(2) Pelaksanaan perumusan bahan Kebijakan Teknis dibidang manajemen pencegahan dan
penanggulangan bencana;
(3) Pelaksanaan perumusan bahan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan penyuluhan
kebakaran, bidang pengendalian operasional kebakaran dan bidang sarana dan prasarana
kebakaran;
(4) Pelaksanaan pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian urusan kesekretariatan,
kepegawaian dan rumah tangga dinas;
(5) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang teknis meliputi
bidang penyuluhan dan pencegahan kebakaran, bidang penanggulangan kebakaran, bidang
sarana dan prasarana kebakaran;
(6) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penggunaan anggaran dinas;
(7) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP);
(8) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian produk hukum sesuai dengan
bidang tugasnya;
(9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.
Sekretariat
(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi umum, Administrasi
keuangan, pengkoordinasian perencanaan dan evaluasi bidang-bidang serta penyusunan
pelaporan Dinas.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,
Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja sekretariat sesuai dengan Renstra Dinas;
b. Penghimpunan dan pengelolaan data, penyusunan Renstra Dinas;
c. Penyelenggaraan administrasi umum;
d. Penyusunan evaluasi dan laporan Dinas;
e. Penyelenggaraan upaya pemecahan masalah Sekretariat;
f. Pengkoordinasian upaya pemecahan masalah Dinas;
g. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Sekretariat;
h. Pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Dinas;
i. Penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian, kerumah tanggaan dan asset Dinas;
j. Pengelolaan keuangan Dinas;
k. Penyelenggaraan analisis dan pengembangan kinerja Bagian;
l. Pengkoordinasian analisis dan pengembangan kinerja Dinas;
m. Pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai bidang tugasnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
(2)Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini, Sub Bagian
Keuangan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan data dan informasi, inventarisasi permasalahan-permasalahan
serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan keuangan;
b. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Sub Bagian;
c. Penyiapan bahan kebijakan dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan keuangan;
d. Penyimpanan berkas-berkas keuangan dalam rangka pelayanan administrasi keuangan di
lingkungan Dinas;
e. Pelaksanaan analisis dan pengembangan kinerja Sub Bagian;
f. Pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugasnya yang diberikan oleh Sekretaris.
a. Pelaksanaan rencana kegiatan seksi Penyuluhan dan Peran Serta Masyarakat mengacu
pada rencana kerja Bidang pencegahan dan penyuluhan kebakaran;
b. Pelaksanaan penghimpunan data sebagai bahan kajian penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan dan peran serta masyarakat;
c. Pelaksanaan teknis penyelenggaraan penyuluhan dan peran serta masyarakat;
d. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan penyuluhan dan
peran serta masyarakat;
e. Pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan penyuluhan dan peran serta
masyarakat;
f. Pelaksanaan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan Seksi Penyuluhan dan Peran
Serta Masyarakat;
g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.
a. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja seksi Prasarana Teknis Kebakaran mengacu pada
rencana kerja Bidang Sarana dan Prasarana Kebakaran;
b. Pelaksanaan pengumpulan data sebagai bahan kajian penyelenggaraan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian kegiatan perencanaan pengadaan dan pemeliharaan
prasarana teknis Kebakaran;
c. Pelaksanaan pembinaan pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian perencanaan,
pengadaan dan pemeliharaan prasarana teknis Kebakaran;
d. Pelaksanaan perumusan bahan kebijakan teknis dibidang prasarana teknis kebakaran;
e. Pelaksanaan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan Seksi
Prasarana Teknis Kebakaran;
f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.
Tata Kerja
(1)Hal-hal yang menjadi tugas pokok dinas merupakan satu kesatuan yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan;
(2)Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas sebagai Pelaksana Pemerintah Kota dibidang
Pemadam Kebakaran, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Bidang, Seksi, UPTD
dan Kelompok Jabatan Fungsional menurut bidang tugas masing-masing;
(3)Kepala Dinas baik teknis operasional maupun teknis administratif berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dalam melaksanakan
tugas pokoknya menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi yang berkaitan
dengan fungsinya;
(4)Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan dinas, dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi;
(5)Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan dinas, wajib memimpin dan memberi
bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.
2.2. Sumberdaya
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran terus
berupaya menambah sarana dan prasarana pendukung sehingga dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat Kota Depok dalam hal pencegahan dan penanganagan bahaya
kebakaran dan bencana lainnya. Saat ini sumberdaya yang telah dimiliki oleh Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok berupa mobil operasional pemadam kebakaran berbagai kapasitas
berjumlah 30 unit mobil pemadam kebakaran, 6 unit mobil komando, 3 unit mobil incident
commander, 1 unit mobil ambulance dan 1 unit mobil storing mekanik. Jumlah ideal armada
pemadam kebakaran sesuai dengan standar Asia yaitu setiap satu mobil pemadam kebakaran
mampu melayani 10.000 penduduk. Jika standard ini yang digunakan, maka untuk Kota Depok
yang berpenduduk sekitar 2.033.508.00 jiwa diperlukan sekitar 200 unit mobil. Adapun
personil petugas Damkar yang disiagakan sebanyak 57 anggota PNS dan 114 anggota Non PNS
yang terdiri dari juru padam padam (fire fighter) dan juru penyelamat (fire rescue). Selain itu,
sampai dengan akhir tahun 2015 Dinas Pemadam Kebakaran juga telah memiliki 5 UPT (1 UPT
beroperasi awal tahun 2016) dan 2 terminal pengambilan air. Daftar inventaris Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Daftar Inventaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
Adapun personil yang tersedia pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok per Desember
2015 adalah sebagai berikut:
Kepala Dinas : 1 Orang
Sekretaris : 1 Orang
Kepala Bidang : 3 Orang
Kepala Subag : 2 Orang
Kepala Seksi : 6 Orang
Kepala UPTD : 4 Orang
Kasubag UPT : 4 Orang
Pelaksana : 29 Orang
Anggota : 57 Orang
Total personil PNS : 107 Orang
Anggota Non PNS : 130 Orang
Baik atau buruknya suatu pelayanan suatu organisasi dapat diukur dari kinerja pelayanan
organisasi tersebut. Untuk menilai kinerja pelayanan organisasi di masa kini sesuai dengan
pelaksanaan tugas dan fungsinya, diperlukan suatu penilaian dan analisis kinerja organisasi di
tahun anggaran sebelumnya untuk dijadikan ukuran keberhasilan ataupun kegagalan suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Penilaian tersebut dapat juga dijadikan input bagi
perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya.
Sasaran Indikator
No Target Realisasi Rasio Capaian
Strategis Kinerja
Tahun 2011: 20 Tahun 2011: 18,28 Tahun 2011: 109,41%
Tahun 2012: 20 Tahun 2012: 16,36 Tahun 2012: 122,25%
Respon waktu
Tahun 2013: 20 Tahun 2013: 16,48 Tahun 2013: 121,36%
melayani (menit)
Meningkatnya Tahun 2014: 20 Tahun 2014: 17,01 Tahun 2014: 117,58%
Pelayanan Tahun 2015: 20 Tahun 2015: 15,01 Tahun 2015: 133,24%
1.
Penanggulangan Tahun 2011: 41% Tahun 2011: 42,75% Tahun 2011: 104,27%
Bencana Tingkat waktu Tahun 2012: 50% Tahun 2012: 53,16% Tahun 2012: 106,32%
tanggap daerah Tahun 2013: 58% Tahun 2013: 58,45% Tahun 2013: 100,77%
layanan Tahun 2014: 66% Tahun 2014: 56,41% Tahun 2014: 85,47%
Tahun 2015: 75% Tahun 2015: 61.06% Tahun 2015: 81,41%
Tahun 2011: 40 Tahun 2011: 40 Tahun 2011: 100%
Tahun 2012: 20 Tahun 2012: 20 Tahun 2012: 100%
Tahun 2013: 30 Tahun 2013: 40 Tahun 2013: 133,33%
Tahun 2014: 30 Tahun 2014: 30 Tahun 2014: 100%
Tahun 2015: 30 Tahun 2015: 114 Tahun 2015: 380%
Meningkatnya
standar kualitas Tahun 2011: 12 Tahun 2011: 12 Tahun 2011: 100%
sumber daya Jumlah personil Tahun 2012: 12 Tahun 2012: 12 Tahun 2012: 100%
2. Tahun 2013: 20 Tahun 2013: 20 Tahun 2013: 100%
manusia terlatih
pemadam Tahun 2014: 20 Tahun 2014: 20 Tahun 2014: 100%
kebakaran Tahun 2015: 24 Tahun 2015: 24 Tahun 2015: 24%
Meningkatnya
kesadaran dan
partisipasi Tahun 2011: 7 Tahun 2011: 7 Tahun 2011: 100%
Jumlah Satuan
masyarakat Tahun 2012: 7 Tahun 2012: 7 Tahun 2012: 100%
Relawan
3. dalam Tahun 2013: 7 Tahun 2013: 7 Tahun 2013: 100%
Kebakaran
penanggulangan Tahun 2014: 9 Tahun 2014: 9 Tahun 2014: 100%
(Satlakar)
bencana Tahun 2015: - Tahun 2015:6 Tahun 2015: 600%
kebakaran dan
bencana lainnya
Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat
dalam Jumlah Tahun 2011: 11 Tahun 2011: 11 Tahun 2011: 100%
pencegahan, penyuluhan/ Tahun 2012: 11 Tahun 2012: 11 Tahun 2012: 100%
4. penanggulangan mitigasi Tahun 2013: 11 Tahun 2013: 11 Tahun 2013: 100%
dan kebakaran Tahun 2014: 11 Tahun 2014: 11 Tahun 2014: 100%
pengendalian (Kecamatan) Tahun 2015: 11 Tahun 2015: 11 Tahun 2015: 100%
bencana
kebakaran dan
bencana lainnya
Meningkatnya
Jumlah dokumen Tahun 2011: 4 Tahun 2011: 4 Tahun 2011: 100%
sistem
laporan Tahun 2012: 4 Tahun 2012: 4 Tahun 2012: 100%
pelaporan
6. keuangan dan Tahun 2013: 4 Tahun 2013: 4 Tahun 2013: 100%
keuangan dan
kinerja organisasi Tahun 2014: 4 Tahun 2014: 4 Tahun 2014: 100%
kinerja
(Dokumen) Tahun 2015: 4 Tahun 2015: 4 Tahun 2015: 100%
organisasi
Tingkat waktu tanggap (response time rate) = Jumlah Kejadian Kebakaran < 15 Menit x 100 %
20.2. daerah layanan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) Jumlah Kejadian Keseluruhan dalam WMK
Tabel 2.2
Respon Waktu Melayani (Respon Time Rate)
Respon Waktu Melayani (response
Cakupan pelayanan
time rate) daerah layanan Wilayah
No. Tahun bencana kebakaran kota
Manajemen Kebakaran (WMK) rata-
Potensial
rata menit
1 2011 1 Dinas & 2 UPT 18,28 menit
2 2012 1 Dinas & 3 UPT 17,26 menit
3 2013 1 Dinas & 3 UPT 16,48 menit
4 2014 1 Dinas & 3 UPT 16,48 menit
5 2015 1 Dinas & 4 UPT 15,01 menit
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok adalah dinas yang melakukan pelayanan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat. Berlatar dari hal tersebut maka Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Depok juga membuat Standar Pelayanan Minimal (SPM)
untuk mengukur kinerja dan pelayanan dalam hal penanggulangan kebakaran. Berikut
adalah rekapitulasi standar pelayanan minimal penanggulangan kebakaran.
Tabel 2.3
Rekapitulasi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tahun
1 138 60 34 44 80 24 34 5 1 1 0:18:28" 41% 42,75%
2011
Tahun
2 158 71 35 52 88 24 46 3 0 1 0:17:22” 50% 53,18%
2012
Tahun
3 142 60 39 43 85 29 28 4 0 2 0:16:48” 58% 58,45%
2013
Tahun
4 195 77 47 71 124 30 41 5 2 1 0:17:01” 66% 56,41%
2014
Tahun
5 226 82 48 96 111 25 90 4 2 0 0:15:01” 75% 61,06%
2015
Dalam hal penentuan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok juga mempertimbangkan berbagai aspek, dari segi teknis seperti
maupun non teknis dan aspek dari internal maupun eksternal. Selama tiga tahun
penetapan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) pula Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok berusaha keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Hal tersebut
terlihat dalam hasil realisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang selama tiga tahun
mencapai target dan eksektasi untuk tahun-tahunnya selanjutnya diharapkan akan
semakin baik dan meningkat lagi.
Dari hasil yang diperoleh kejadian kebakaran paling banyak disebabkan oleh :
1. Konsleting Listrik;
2. Bahan-bahan yang mudah terbakar;
3. Kepadatan Bangunan;
4. Kelalaian Manusia.
Menurut hasil pemantauan lapangan di wilayah Kota Depok dari total 6 Kecamatan
atau 63 Kelurahan ada pula beberapa titik di wilayah Kelurahan yang merupakan
daerah rawan kebakaran, seperti :
1. Di wilayah Kecamatan Cimanggis :
Kelurahan Tugu, Mekarsari, Curug, Cisalak Pasar, dan Harjamukti.
2. Di wilayah Kecamatan Tapos :
Kelurahan Tapos, Cilangkap, Sukamaju Baru, Jatijajar, dan Sukatani.
3. Di wilayah Kecamatan Sukmajaya :
Kelurahan Sukmajaya, Cisalak, Abadijaya, Baktijaya, dan Mekarjaya.
4. Di wilayah Kecamatan Cilodong :
Kelurahan Cilodong, Sukamaju, dan Kalibaru.
5. Di wilayah Kecamatan Pancoran Mas :
Kelurahan Pancoran Mas, Depok, Depok Jaya, dan Mampang.
6. Di Wilayah Kecamatan Cipayung :
Kelurahan Cipayung, Cipayung Jaya, Ratu Jaya, dan Bojong Pondok Terong.
7. Di Wilayah Kecamatan Beji :
Kelurahan Beji, Kemiri Muka, Pondok Cina dan Tanah Baru.
8. Di wilayah Kecamatan Limo :
Kelurahan Limo, Meruyung, Grogol dan Krukut.
9. Di wilayah Kecamatan Cinere :
Kelurahan Cinere, Pangkalan Jati, Pangkalan Jati Baru dan Gandul.
10. Di wilayah Kecamatan Sawangan :
Kelurahan Sawangan, Sawangan Baru dan Cinangka.
11. Di wilayah Kecamatan Bojongsari :
Kelurahan Bojongsari, Bojongsari Baru, Pondok Petir, Serua. Dan Pondok Petir.
Tabel 2.5
Daftar Gedung Tinggi / 4 ( empat ) Tingkat ke atas di Wilayah Kota Depok
JUMLAH
NO NAMA GEDUNG
TINGKAT
1 Balai Kota Depok 5
2 Gedung DiBALEKA I 4
3 Universitas Indonesia 12
4 Apartemen Margonda Residen I 12
5 Apartemen Margonda Residen II 20
6 Apartemen Margonda Residen II 23
7 Hotel Bumi Wiyata 5
8 RS. Melia 9
9 RS. Sentra Medika 5
10 RS. Hermina 5
11 RS. Cinere 7
12 RS. Permata Bunda 5
13 RS. Mitra Keluarga 6
14 RS. Tugu Ibu 5
15 RS. Bunda Margonda 4
16 Depok Town Square ( Detos ) 4
17 Mall Depok 4
18 Margo City 4
19 Mall Cinere 4
20 Depok Town Centre ( DTC ) 4
21 ITC Depok 4
22 Hotel Sifana 4
23 Markas Brimob -
24 Markas Divisi I Kostrad -
25 Markas Batalyon 328 -
26 Universitas Guna Darma 5
27 Apartemen Lotus 4
28 Rusunawa Cilangkap 3 Unit 5
29 Sedang Gedung DIBALEKA II 10
30 Sedang dibangun Apartemen Melati 3 Unit 14
31 Sedang dibangun Hotel Margo Residen 5
32 Sedang dibangun Apartemen Margonda Residen 4 & 5 25
33 Sedang dibangun Apartemen Detos 20
34 Sedang dibangun Terminal Depok -
35 Rencana pembangunan Apartemen di Cimanggis 25
36 Rencana pembangunan Apartemen di Cinere 24 s/d 36
37 Rencana pembangunan Apartemen Saladin Square di Jalan Margonda 32
38 Rencana pembangunan Gedung Islamic Center di Kecamatan Tapos -
39 Rencana Pembangunan Gedung Universitas Gunadharma 20
Dilihat dari tabel diatas idealnya Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok harus sudah
memiliki unit mobil pemadam kebakaran jenis tangga/snorkel untuk penanggulangan
kebakaran pada gedung tinggi. Namun sampai dengan saat ini Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok belum memiliki mobil pemadam kebakaran jenis tangga untuk
mengantisipasi terjadinya kebakaran di gedung bertingkat di Kota Depok yang kian
marak tumbuh di Kota Depok. Saat ini, peralatan pemadam kebakaran yang dimiliki
Damkar Kota Depok masih standar, hanya untuk menangani kebakaran dalam skala kecil
seperti penanganan kebakaran di pemukiman dan rumah penduduk.
Adapun jumlah kejadian kebakaran di wilayah Kota Depok sampai dengan tahun 2015
dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 2.1
Jumlah Kejadian Kebakaran
250
195
200 158
138 142
150 113
100 57 60 75
50
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Dari grafik diatas terlihat jumlah kejadian kebakarandi wilayah Kota Depok terus
meningkat secara signifikan setiap tahunnya kecuali pada tahun 2013 yang mengalami
penurunan sebanyak 16 kejadian kebakaran atau sekitar 10 % dari tahun sebelumnya.
Hal tersebut tidak terlepas dari peran serta masyarakat dalam hal penanggulangan
kebakaran dan kesadaran masyarakat dalam hal bahaya kebakaran.
Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) tersebut telah dibentuk sejak tahun 2008 dan
terus ditingkatkan jumlahnya setiap tahunnya. Dari target 63 Satuan Relawan
Kebakaran (Satlakar) sampai dengan tahun 2013 jumlah Satuan Relawan Kebakaran
(Satlakar) yang telah dibentuk sebanyak 63 Satlakar dan 6 Satlakar Pasar. Berikut adalah
data jumlah Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) yang telah dibentuk.
Tabel 2.6
Data Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar)
Tahun
No. Lakar NamaKoordinator Kelurahan Kecamatan
Terbentuk
63 Satlakar :
1 Lakar 1 H. Moch. Agus Soedharno Kel. Tugu Kec. Cimanggis 2008
2 Lakar 2 Saman E Kel. Mekarsari Kec. Cimanggis 2008
3 Lakar 3 Irawan Setiabudi Kel. Abadi Jaya Kec. Sukmajaya 2008
4 Lakar 4 Saripudin Kel. Kalimulya Kec. Cilodong 2008
5 Lakar 5 Sutrisna Kel. Beji Kec. Beji 2008
6 Lakar 6 Jajat S.Ag Kel. Sawangan Kec.Sawangan 2008
7 Lakar 7 Budi Mulyana Kel. Bojongsari Kec. Bojongsari 2008
8 Lakar 8 H.Nawawi Kel. Depok Kec. Pancoran Mas 2008
9 Lakar9 Naderih Kel. P.Terong Kec. Cipayung 2008
10 Lakar 10 Jayadi Kel. Cinere Kec. Cinere 2008
11 Lakar 11 Raiman Kel. P.JatiBaru Kec. Cinere 2008
Tabel 2. 7
Data Kerjasama Penanganan Kebakaran
Jangka
Kesepakatan / Perjanjian Ruang Lingkup
No Para Pihak Waktu Hasil Kerjasama
Kerjsama Kerjasama
Kerjasama
1 2 3 4 5 6
1. Nomor 01 Tahun 2004 Dinas Meliput Pencegahan, 5 (Lima) (1) Penyusunan Rencana
367.1/204-DAMKAR/04 Pemadam Pemadaman dan Tahun Operasi dan Prosedur
Tanggal 01 Januari 2014 Kebakaran Penyelamatan Tetap
Tentang : Kota Depok Kebakaran dan (2) Pelaksanaan Operasi
Kerjasama Penanggulangan Dengan Bencana Lain di Penanggulangan Bersama
Kebakaran dan Bencana Lain Dinas Daerah Kecamatan (3) Pelaksanaan Gladi,
Kotamadya Jakarta Timur, Pemadam dan Kelurahan yang Pendidikan dan Pelatihan
Kotamadya Jakarta Selatan Kebakaran Berbatasan Langsung Bersama
dengan Kota Depok Prov. DKI antara Kedua Belah (4) Proteksi Pemeriksaan
Jakarta Pihak Berkala Alat Pemadam
Kebakaran pada
Bangunan Gedung yang
Berada di Dua Wilayah
2. 903/05/KPTS/Damkar/2010 Dinas Meliput Pencegahan, 5 (Lima) (1) Penyusunan Rencana
119/626.1/MoU/UPT.Damkar- Pemadam Pemadaman dan Tahun Operasi dan Prosedur
Tetap
DTPB/2010 Kebakaran Penyelamatan
(2) Pelaksanaan Operasi
Tanggal 01 Maret 2010 Kota Depok Kebakaran dan Penanggulangan Bersama
Tentang : Dengan Bencana Lain di (3) Pelaksanaan Gladi,
Pendidikan dan Pelatihan
Kerjasama Penanggulangan Dinas Tata Daerah Kecamatan
Bersama
Kebakaran dan Bencana Lain Bangunan dan dan Kelurahan yang (4) Proteksi Pemeriksaan
di Wilayah Perbatasan Kota Pemukiman Berbatasan Langsung Berkala Alat Pemadam
Kebakaran pada
Depok dan Kabupaten Bogor Kabupaten antara Kedua Belah
Bangunan Gedung yang
Bogor Pihak Berada di Dua Wilayah
3. 367.1/262./Damkar/X/2010 Dinas Meliput Pencegahan, 5 (Lima) (1) Penyusunan Rencana
367.1/1179/A- Pemadam Pemadaman dan Tahun Operasi dan Prosedur
Tetap
DISTAWASBANG/ X/2010 Kebakaran Penyelamatan
(2) Pelaksanaan Operasi
Tanggaln 27 Oktober 2010 Kota Depok Kebakaran dan Penanggulangan Bersama
Tentang : Dengan Bencana Lain di (3) Pelaksanaan Gladi,
Pendidikan dan Pelatihan
Kerjasama Penanggulangan Dinas Daerah Kecamatan
Bersama
Kebakaran dan Bencana Lain Penataan dan dan Kelurahan yang (4) Proteksi Pemeriksaan
di Wilayah Perbatasan Kota Pengawasan Berbatasan Langsung Berkala Alat Pemadam
Kebakaran pada
Depok dan Kota Bekasi Bangunan antara Kedua Belah
Bangunan Gedung yang
Kota Bekasi Pihak Berada di Dua Wilayah
1 Banjir 7 2 4 13 12 9
2 Pohon Tumbang 9 5 7 1 4 1
3 Lainnya 1 6 5 1 14 20
Jumlah 17 13 16 15 30 30
Grafik 2.2
Data Kejadian Bencana yang Sampai Dengan Tahun 2015
40 30 30
20 15
17 13 16
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bencana…
Perkembangan anggaran Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dari tahun 2011 hingga
tahun 2015 berkisar fluktuatif, Untuk tahun-tahun selanjutnya diharapkan anggaran dan
realisasi pendanaan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dapat mencapai hasil yang
optimal dengan tetap mengedepankan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi dalam hal
penggunaan anggaran. Anggaran Belanja Langsung Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
selama Tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.9
Data Anggaran dan Realisasi Pendanaan
Rata-rata
No Tahun Jumlah Anggaran Rasio
Realisasi (Rp) Pertumbuhan
Anggaran (Rp) Capaian
Anggaran Realisasi
1. 2011 8.120.000.000 7.380.080.631 90,89% 108,7% 110,36%
2. 2012 7.050.220.840 6.229.702.314 88,36% 86,82% 84,41%
3. 2013 9.690.156.500 8.890.795.440 91,75% 137,44% 142,72%
4. 2014 24.974.201.000 23.958.958.610 95,93% 257,73% 269,48%
5. 2015 30.337.782.865 23.504.367.379 77,48% 21,47% -1.89%
Perkembangan Kota Depok yang cukup pesat sebagai pusat perdagangan merubah paradigma
dalam pelayanan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Oleh karena itu sistem layanan
yang pada mulanya bertumpu pada pemadaman, berubah dengan masuknya unsur
pencegahan dan pembinaan masyarakat. Dengan meningkatnya pemakaian bahan yang
mengandung racun, bahan mudah meledak (eksplosif), bahan radio-aktif dan sejenisnya, yang
bisa membahayakan publik maka perhatian perlu pula dicurahkan kepada penanggulangan
Meningkatnya berbagai tantangan berkaitan dengan masalah kebakaran dan bencana lainnya
dewasa ini maka hal ini kemungkinan berdampak pada perubahan visi dan misi, serta tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) OPD dan nama lembaga tersebut di masa mendatang. Secara umum
tantangan pengembangan pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok meliputi:
1) Kapasitas personil pemadam kebakaran yang kurang memadai, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas;
2) Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan keselamatan
terhadap bahaya kebakaran dan bencana lain;
3) Kondisi jalan di Kota Depok yang tidak memadai;
4) Minimnya sarana dan prasarana pendukung dalam upaya pelayanan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan bencana lain;
Walaupun menghadapi tantangan yang cukup berat, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
tetap optimis akan peluang yang ada dan memaksimalkannya untuk meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat dalam hal pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
Peluang pengembangan pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok meliputi:
1) Dukungan dari Kepala Daerah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Pusat terkait
alokasi anggaran;
2) Kepercayaan dari Pemerintah Pusat pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok sebagai
penyelenggara pendidikan dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan Kebakaran
kepada pemerintah daerah lain se Indonesia.;
3) Kerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan BPBD wilayah – wilayah perbatasan;
4) Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok;
5) Semakin di kenalnya nama Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dengan di raihnya
Penghargaan Kategori Daerah Berprestasi Tinggi Pencegahan Kebakaran Bangunan Gedung
dan Pemukiman Tingkat Nasional.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Sejalan dengan perkembangan kawasan bangunan dan jumlah penduduk, Kota diharapkan
mampu memberikan fungsi aman, tertib, lancar dan seimbang dalam menyediakan sarana
dan prasarana baik infrastruktur maupun sosial ekonomi. Kenyataannya daya dukung
transportasi hasil evaluasi kinerja jalan antara periode tahun 2006-2009 melalui perhitungan
V/A, diperoleh ruas jalan dengan nilai V/C rasio > 0,8 yang berarti pada beban puncak terjadi
kemacetan dan ketidak nyamanan penggunaan jalan, dalam empat tahun terakhir ke tahun
2009 telah terjadi peningkatan jumlah ruas jalan mengalami kemacetan pada saat beban
puncak, makna dalam kaitan bencana kebakaran adalah apabila kejadian terjadi saat beban
puncak jalan, maka upaya penanganan akan menjadi sangat beresiko. Persoalan yang perlu
mendapat perhatian adalah penyebaran UPTD dan personil lapangan serta peralatan yang
sesuai dengan kebutuhan jaman, khususnya menantisipasi semakin bertumbuhnya bangunan
berlantai tinggi pada lokasi strategis maupun di wilayah pelosok.
kecukupan sumberdaya air sebagai faktor pendukung utama dalam penangan kejadian di
lapang.
Perkembangan struktur kota juga diimbangi dengan pertambahan jalan dari dan menuju
pelosok bangunan dan sarana kota, semakin rendah kualitas jangkuan dan aksesisbilitas
menuju lokasi sasaran kejadian, maka semakin sulit pencapaian segera penanggulangan
bencana yang dikenal sebagai waktu tanggap. Waktu tanggap terhadap pemberitahuan
kebakaran adalah total waktu dari saat menerima berita – pengiriman pasukan dan sarana
pemadaman kebakaran ke lokasi kebakaran sampai dengan kondisi siap untuk melaksanakan
pemadaman kebakaran. Waktu tanggap terdiri atas waktu pengiriman pasukan dan sarana
pemadam kebakaran (dispatch time), waktu perjalanan menuju lokasi kebakaran, dan waktu
menggelar sarana pemadam kebakaran sampai siap untuk melaksanakan pemadaman (lihat
Kepmen PU no 11/KPTS/2000 sebagai referensi). Untuk kondisi di Indonesia, waktu tanggap
tidak lebih dari 15 (lima belas) menit. Oleh karena itu persoalan penanganan kebakaran
sangat berkaitan dengan pelayanan yang dilakukan oleh sektor lainnya, semakin holistik dan
sistimatik koordinasi kerja lintas sektoral, maka semakin diharapkan pelayanan dasar sektor
kebakaran dan bencana dapat dilaksanakan dengan baik.
Kerangka kerja penangan bencana kebakaran dibagi berdasarkan satuan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) yakni, wilayah hunian yang memiliki kebutuhan air pemadam kebakaran
yang relatif homogen. Hal ini dapat diartikan bahwa daerah itu relatif homogen dilihat dari
ukuran bangunan, jenis bahan bangunan dan tingkat Angka Resiko Kebakarannya. Kondisi
ideal perencanaan WMK adalah bila setiap unit hunian dalam wilayah itu merupakan satuan
“unit terbakar (fire cell)” yang terpisah satu sama lain. Dengan cara demikian diperoleh
Jumlah Pasokan Air Kebakaran yang terdefinisi dengan baik. Sebagaimana yang terjadi pada
kondisi pemukiman di Indonesia pada umumnya dan, khususnya kota-kota besar, biasanya
wilayah permukiman belum tertata dengan baik akibat pertumbuhan yang cepat, terutama
yang dilakukan masyarakat secara swadaya, seperti misalnya suatu kawasan padat hunian
dengan permukiman rumah tinggal yang padat, berimpitan, dengan jarak pemisahan api (fire
separation) relatif dekat. Kondisi seperti tidak ideal seperti ini memerlukan pendekatan
(asumsi) khusus untuk penentuan Perkiraan Laju Kebutuhan Air Kebakaran dan penentuan
WMK. Untuk itu digunakan asumsi beberapa rumah tinggal di kawasan padat penduduk dapat
diperhitungan sebagai satu fire cell. Berdasarkan statistik, pada saat kebakaran kampung
padat penduduk, kendaraan pumper datang pada saat kebakaran misalnya mencapai 10
rumah, maka jumlah 10 rumah itu dianggap sebagai satu fire cell, dengan ukuran (luas, dan
volume), serta jenis bahan bangunan, dan Angka Resiko Kebakaran (ARK) sama. Untukm itu,
persoalan penanganan apabila terjadi bencana kebakaran menjadi semakin kompleks.
Pentingnya menyadarkan masyarakat pada hunian padat mengatasi gawat darurat apabila
terjadi kebakaran dapat menjadi salah satu jalan keluar yang bersifat preventif terhadap
dampak yang lebih luas.
Penanganan bencana kebakaran tidak terlepas dengan unsur penunjang lainnnya, antara lain
ketersedian air sebagai bahan baku utama mengatasi pemadaman. Selain faktor Pasokan Air
Kebakaran, penentuan WMK juga dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayah. Kendala-
kendala yang disebabkan kondisi geografis seperti misalnya sungai, danau (situ), rel kereta
api, jalan tol, dan sebagainya menjadi penentu apakah satu permukiman dapat digabungkan
dengan permukiman lainnya ke dalam satu WMK.
Saat ini Dinas Pemadam Kebakaran memiliki 31 unit kendaraan besar untuk kapasitas jalan
lebar enam meter (minimal jalan penghubung), hal ini akan menyulitkan operasional
penanggulangan bencana kebakaran jika terjadi pada wilayah bangunan yang hanya memiliki
lebar jalan empat meter ke bawah, oleh karena itu kebutuhan kendaraan pemadam
kebakaran ukuran kecil diperlukan untuk mengatasi penanganan pada daerah tersebut.
Disamping itu, tumbuh suburnya bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai juga sudah mulai
bertebaran di Kota Depok, ada dua persoalan yang dihadapi pada kondisi bangunan seperti
ini, yakni, diperlukan kendaraan operasional yang dilengkapi tangga tinggi dan kesiapan
bangunan memenuhi persyaratan ijin bangunan dengan ketersediaan alat pemadam
kebakaran ukuran gedung, untuk itu perlu dilakukan koordinasi kerja antara dinas terkait yang
membawahi perijinan bangunan maupun lainnya dengan Dinas Pemadam Kebakaran, dalam
rangka melakukan tindakan preventif terhadap bahaya laten kebakaran.
Dalam upaya meningkatkan pengembangan pelayanan, maka Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Depok harus mengidentifikasi permasalahan yang dihadapinya berdasarkan tugas dan
fungsinya sebagaimana dirumuskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Langkah awal pelaksanaan tugas Dinas Pemadam Kebakaran kota Depok tidak terlepas dari
status Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok
Tahun 2016-2021 yang mengacu kepada arahan Rencana pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJP) Kota Depok Tahun 2006-2025 untuk pembangunan daerah tahap kedua.
Perumusan visi dan misi Kota Depok ini dilakukan untuk menjawab permasalahan umum
daerah yang berlaku saat ini, dan prediksi kondisi umum daerah yang diperkirakan akan
berlaku.
Memperhatikan Visi dan Misi Kota Depok, maka peran dan fungsi Dinas Pemadam kebakaran
menduduki posisi yang strategis dalam pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam
melindungi dan mencegah terjadi bencana kebakaran yang dapat menimbulkan dampak
kerugian material dan non material yang besar. Usaha preventif lebih penting daripada
penanggulangan kejadian yang menekankan pelayanan publik yang profesional dan perlu
ditunjang dengan teknologi tinggi.
Proses penelaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama
kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
tersebut. Hasil identifikasi tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Depok yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu
strategis pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok di masa depan. Dengan demikian,
isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan,
tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam
pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Telahaan atas visi,
misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih tersebut dirumuskan pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Terwujudnya Kota Depok yang Maju dan Sejahtera
Misi dan Program Permasalahan Pelayanan Faktor
No.
KDH dan Wakil KDH terpilih OPD Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
Misi 1 : a. Kerjasama dengan
a. Kurangnya jumlah
“Mewujudkan Pelayanan Publik Dinas Pemadam
1. personil yang dimiliki
yang Profesional, Berbasis a. Minimnya jumlah Kebakaran dan BPBD
Dinas Pemadam
Teknologi Informasi”. aparatur wilayah – wilayah
Kebakaran, Bahkan sangat
pemerintah kota perbatasan;
jauh dari kondisi ideal
depok; b. Dukungan dari
yang seharusnya.
b. Keterbatasan Kepala Daerah,
b. Kondisi mobil operasional
anggaran Pemerintah Daerah
pemadam kebakaran yang
pemerintah kota Provinsi dan
Program Prioritas : jumlahnya tidak sesuai
depok; Pemerintah Pusat
a. Program Peningkatan dengan kondisi ideal
c. Pesatnya terkait alokasi
Pelayanan Pemadam untuk penanggulangan
pertumbuhan anggaran;
Kebakaran; kebakakaran dan kondisi
ekonomi di kota c. Kepercayaan dari
b. Program Peningkatan Kualitas mobil yang semakin
depok tidak Pemerintah Pusat
Sumber Daya Aparatur; menurun kelayakannya.
sebanding dengan sebagai
c. Program Peningkatan Peran c. Kepadadatan arus lalu
kesiapan sarana penyelenggara
Serta Masyarakat dalam lintas yang semakin
2. mobilitas; pendidikan dan
Penanggulangan Kebakaran; buruk, sehingga
d. Keterbatasan pelatihan
d. Program Pelayanan menghambat laju mobil
jumlah penyuluh pencegahan dan
Administrasi Perkantoran; operasional pemadam
kebakaran penanggulangan
e. Program Peningkatan Sistem kebakaran menuju lokasi
sehingga Kebakaran kepada
Pelaporan Capaian Kinerja kejadian kebakaran.
berdampak pada pemerintah daerah
dan Keuangan; d. Kurangnya pemahaman
minimnya lain se Indonesia.;
f. Program Peningkatan Kualitas dan kesadaran
intensitas d. Meningkatnya
Data dan Perencanaan; masyarakat tentang
penyuluhan kepercayaan
pencegahan dan
kebakaran dan masyarakat terhadap
keselamatan terhadap
bencana lain. Dinas Pemadam
bahaya kebakaran dan
Kebakaran Kota
bencana lain
Depok;
Melihat capaian di masa datang, peran dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran ke depan tidak
lagi berperan untuk menanggulangi kejadian bencana dan kebakaran, melainkan berperan
memberikan rasa nyaman bagi keseluruhan kehidupan penduduk kota terhindar dari
bencana. Oleh karena itu keterpaduan program lintas sektoral menjadi salah satu kata kunci
dalam mewujudkan Kota Depok yang aman sejahtera bagi penduduknya, sesuai bunyi misi ke
empat kota Depok, yakni mewujudkan infrastruktur dan lingkungan yang nyaman. Dengan
demikian maka tuntutan misi Dinas Pemadam kebakaran ke depan dapat digambarkan
sebagai berikut:
TUNTUTAN MISI KEDEPAN
Pemadaman kebakaran
Saat ini IMPLIKASI
Pencegahan kebakaran
1. Reorientasi
keberadaan IPK
Pembinaan masyarakat 2. Peningkatan
peran dan kinerja
Penyelamatan terhadap 3. Pembinaan SDM
INSTANSI bencana lainnya (banjir, 4. Pembinaan
PEMADAM gempa, longsor, jembatan / prasarana dan
KEBAKARAN bangunan runtuh, angin ribut, sarana
kerusuhan massa, genangn air 5. Peraturan
dll) pendukung
Telaahan atas Renstra K/L dan Renstra Provinsi dalam hal ini adalah Renstra Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Renstra Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Renstra Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan,
sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra Provinsi sesuai dengan
urusan yang menjadi kewenangan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hasil telaahan
terhadap Renstra K/L dan Renstra Provinsi, menjadi masukan dalam perumusan isu-isu
strategis pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang akan ditangani pada Renstra
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok periode berikutnya. Hasil telaahan terhadap Renstra
K/L dan Renstra Provinsi bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan
pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan pilihan/kebijakan
strategis dalam Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok. Telaahan ini merupakan
proses penting untuk harmonisasi dan sinergi antara Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Depok dengan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat,
Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Renstra Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri serta mencegah tumpang tindih
program dan kegiatan yang dilaksanakan. Adapun keterkaitan Renstra Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Renstra Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) dan Renstra Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian
Dalam Negeri dengan Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, diantaranya adalah
dapat dilihat pada pernyataan visi dan misi masing-masing Renstra tersebut yang disajikan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Komparasi Visi dan Misi Renstra Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
terhadap Visi dan Misi Renstra OPD Provinsi dan Renstra K/L
Visi dan Misi Dinas
No Visi dan Misi BPBD Jawa Visi dan Misi Irjen
Pemadam Kebakaran Visi dan Misi BNPB
Barat Kemendagri
Kota Depok
Visi : “Terwujudnya
Visi : “Terwujudnya Kota Visi : “ Pengurangan dan Visi : “Ketangguhan Pembinaan Administrasi
1. Depok yang Aman dari Penangangan Resiko bangsa dalam Kewilayahan dalam
Kebakaran dan Bencana”. Bencana”. menghadapi bencana”. Wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Misi: Misi: Misi: Misi:
a. Mewujudkan a. Meningkatnya a. Melindungi bangsa a. Memfasilitasi
pelayanan publik dan Kesiapan menghadapi dari ancaman terwujudnya
2. kemandirian bencana dan kualitasn bencana melalui harmonisasi
masyarakat secara penanganan bencana; pengurangan risiko; hubungan pusat dan
profesional dalam b. Penurunan tingkat b. Membangun sistem daerah melalui
mencegah terjadinya kerentanan terhadap penanggulangan pelaksanaan
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Struktur penyebaran Permukiman penduduk terbelah oleh jalan tol, pada sisi timur jalan Tol
Jagorawi, pemukiman hanya mencakup 5% dari total pemukiman. Wilayah pertama adalah
wilayah Harjamukti (lihat peta 3.1 Peta Wilayah Timur Tol Jagorawi, dibatasi garis merah
tebal) yang dibatasi sungai kali Sunter di bagian timur dengan wilayah Gunung Putri-Bogor,
Jalan Tol outer ringroad JatiAsih. Akses menuju daerah ini dari kota Depok sangat terbatas,
dan di sebelah timur jalan tol Jagorawi itu menjadi terbatas, hanya melalui satu jalan kolektor
yaitu jalan Trans Yogi.
Wilayah yang kedua adalah wilayah Leuwinanggung yang dibatasi sungai Cikeas. Wilayah ini
bahkan hanya dilayani oleh jalan lingkungan, sehingga pergerakan mobil kebakaran menuju
wilayah ini sangat terbatas. (lihat peta dengan garis biru tebal).
Kedua wilayah ini, Harjamukti dan Leuwinanggung didominasi oleh bangunan perumahan
dengan kepadatan sedang-rendah (lihat Peta 3.2 Kepadatan Bangunan-KDB-Kota Depok).
Karena letaknya yang dipisahkan jalan tol, sehingga akses ke kedua wilayah ini menjadi
terbatas, maka sebaiknya kedua wilayah ini berada dalam WMK tersendiri, terpisah dari
WMK di sebelah barat jalan tol. Pelayanan pemadaman dikoordinir dari sektor Cimanggis
dengan layanan utama berasal dari mutual aid dengan kabupaten Bogor (Wil WMK Gunung
Putri Bogor). Peranan Dinas Kebakaran Depok sektor Cimanggis untuk daerah ini
dikonsentrasikan pada Pencegahan dan Pembentukan Peran Serta Masyarakat.
Permukiman penduduk terbesar terletak pada sisi barat jalan Tol Jagorawi (95%). wilayah
terbesar kota Depok yang berada di sebelah barat jalan Tol Jagorawi ini, terbagi oleh dua
buah sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan sungai Sawangan. Dengan demikian
sekurangnya diperlukan 3 Wilayah Manajemen Kebakaran untuk wilayah kota Depok bagian
barat jalan Tol Jagorawi. Secara keseluruhan, depok didominasi oleh pemukiman dengan
kepadatan bangunan (KDB) mengengah/sedang. Wilayah Depok bagian utara seperti daerah
Gandul, Sawangan dan Cimanggis . Sementara Depok bagian selatan seperti Sawangan
selatan, Bojongsari Selatan, Permukiman ini tumbuh, berkembang secara alami oleh
masyarakat, dan belum ada pengaturan oleh pemerintah, jalan lingkungan yang tidak tertata
atau terpola (lihat foto udara dilingkari hitam). Untuk daerah permukiman yang merupakan
daerah pengembangan, maka wilayah itu mempunyai pola aksesibilitas jalan raya yang lebih
tertata (lihat foto udara dilingkari biru).
Hal lain yang perlu dikaji adalah Wilayah Perdagangan (Komersial) Margonda Strip, satu
kendala geografis lagi adalah jalan kereta api yang membelah kota Depok dari utara ke
selatan. Jalan kereta api ini membentuk satu wilayah manajemen kebakaran yang berbentuk
pita (strip) . Wilayah ini berada di sepanjang jalan Margonda-Citayam. Wilayah ini dibatasi
sungai Ciliwung (di timur) dan rel kereta api (di barat). Wilayah ini diatur menjadi satu WMK,
meskipun jenis hunian di wilayah ini sangatlah bervariasi dari ukuran maupun resiko
kebakaran. Beberapa bangunan besar ada di daerah ini, diantaranya Pasar Kemiri Muka,
Pusat Perbenjaan Goro, Depok Plaza, Pusat perbelanjaan Ramayana, ITC Depok, Hero,
Borobudur, beberapa hotel, Universitas Indonesia, Rumah Sakit Hermina, RS Harapan Depok,
disamping pertokoan-pertokoan disepanjang jalan Margonda. Wilayah ini merupakan
permukiman padat, sehingga Pasokan Air memerlukan asumsi-asumsi tersendiri, selain juga
bangunan-bangunan besar yang ada di Margonda strip ini.
Wilayah Industri Pengolahan merupakan bagian lainnnya dari Kota Depok mempunyai
beberapa wilayah yang berkembang sebagai wilayah industri pengolahan, seperti misalnya di
Jatijajar, Cimanggis, dan beberapa di Sawangan. Karena wilayah-wilayah ini ada dan sudah
berkembang sebelum RTRW kota Depok tersusun, maka kondisi ini menimbulkan kesulitan
tersendiri bagi Dinas Pemadam Kebakaran Depok. Wilayah ini didominasi oleh bangunan
besar (luas dan volume tinggi) yang digunakan sebagai plant pengolahan, manufaktur, dan
juga sebagai bangunan gudang penyimpanan dengan timbunan material tinggi. Strategi yang
tepat DPK dan kesiagaan tinggi manajemen pabrik menjadi dasar bagi perlindungan
kebakaran di kawasan ini.
Gambar 3.3 Peta Wilayah dengan pemukiman padat di sekitar Margonda Strip.
Padat tidak tertata (lingkaran hitam) dan permukiman tertata Pesona Depok (lingk biru)
Catatan : Konsentrasi wilayah industri terdapat di Raya Bogor Cimanggis, dan Sawangan
Dengan mengacu kepada RTRW 2010, dimana Cimanggis strip ini akan dikembangkan
menjadi wilayah utama industri, maka diantisipasi penambahan pos kebakaran di
terminal jatijajar. Selain itu, pos di wilayah ini juga harus mencakup wilayah Tapos yang
memiliki pertimbangan tertentu untuk penempatan pos Pemadam Kebakaran. Sebagai
usulan, pos tambahan (prioritas) utama, dengan dua mobil pumper, ditempatkan di
sepanjang Jalan Raya Bogor, pos tambahan ini dapat diintegrasikan menjadi bagian dari
UPT Cimanggis.
Daerah strategis ekonomi tinggi lainnya adalah Margonda Strip (lihat peta 3.3) sebuah
kawasan perdagangan perhotelan yang padat di sepanjang jalan Margonda. Daerah ini
mempunyai keterbatasan terkendala secara geografis untuk memperoleh layanan pos
pemadam kebakaran. Wilayah ini dibatasi oleh jalur kereta api di sebelah barat dan
sungai ciliwung di sebelah kiri. Dengan kendala geografis tersebut maka akses menuju
derah ini menjadi terbatas, sementara nilai strategis ekonomis daerah ini tinggi. Di
daerah Margonda strip ini terdapat bangunan UI, Pasar kemiri muka, pusat pertokoan
dan hotel, serta kantor walikota Depok. Bintang pada gambar di bawah ini,
menunjukkan usulan lokasi pos pemadam kebakaran. Untuk Margonda strip ini
diusulkan dilayani oleh dua buah pos pemadam dengan lokasi pos disekitarjalan
margonda sekitar pasar kemiri muka. Satu pos lagi terletak di pertemuan jl. Margonda
dan jl. Citayam. Pos ini selain membantu Margonda strip juga mengcover daerah
Pancoran Mas, dan Sukmajaya. Penempatan Pos kebakaran di Bojongsari dipilih di jalan
arteri Cinangka untuk memudahkan pergerakan dan menggurangi travel time
kendaraan pemadam menuju lokasi kebakaran di kecamatan Bojongsari dan Sawangan.
Demikian pula penempatan Pos di Cipayung dipilih di jalan Raya Keadilan untuk
mengcover daerah-daerah pasir putih,cipayung, dan sawangan (lihat gmb.5).
Pada setiap pos pemadam, idealnya tersedia 2 (dua) mobil unit dengan dilayani oleh 6
(enam) orang personil per mobil unit. Kebutuhan mobil unit sebagaimana tercantum dalam
Tabel 3.4 di bawah ini adalah 17 unit. Saat ini sudah tersedia 10 (sepuluh) unit terdiri atas :
Kapasitas 5000 liter : 2 unit, kapasitas 4000 liter : 4 unit dan kapasitas 3000 liter : 4 unit.
Untuk kebutuhan 10 tahun kedepan diperlukan minimal 7 (tujuh) mobil unit minimum guna
menjangkau layanan waktu tanggap (response time) 15 menit.
Perlu inventarisasi mengenai kualifikasi jenis jabatan dan jumlah yang ada pada saat ini di
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dalam rangka pembinaan dan pengembangan SDM
kedepan. Proyeksi mengenai hal tersebut melalui perhitungan matematis dengan
memperhatikan cakupan wilayah, maka besarnya kebutuhan realistis SDM dapat
digambarkan sebagaimana dicantumkan pada Tabel 3.5, sehingga pada akhirnya defisit
personil adalah besarnya kekurangan personil di mana besaran kebutuhan dikurangi tenaga
personil yang ada saat ini atau dengan kata lain (240 personil - 58 personil = 182 personil).
Tabel 3.4
Kebutuhan realistis personil berbasis jumlah mobil unit
Berdasarkan standar NFPA 1231 kebutuhan aliran air minimum untuk pemadaman
kebakaran adalah sebagaimana tertera pada Tabel 3.4 berikut. Kerapkali kapasitas
sebagaimana tertera pada Tabel 3.4 tersebut kurang memadai. Berdasarkan pengamatan dan
pengalaman banyak bangunan dan kondisi yang berpotensi kebutuhan yang melebihi 1000
galon /menit atau 4000 liter /menit. Namun peralatan yang dimiliki Dinas Kebakaran belum
semuanya memungkinkan untuk itu. Jika suatu bahaya paparan menimbulkan permasalahan
khusus misalnya penyimpanan cairan atau gas flamabel, adanya bahaya eksplosi) dapat
diprkirakan diperlukan pasokan air tambahan untuk memproteksi bahaya paparan tersebut
yang ditambahkan sebagai ekstra gpm terhadap laju layanan yang sebelumnya telah
ditentukan. Kebutuhan pasokan air total dan laju layanan di atas didasarkan pada jumlah air
maksimum yang diperlukan untuk mengendalikan banguan yang seluruhnya terbakar.
Keberhasilan pemadaman tergantung pada penggunaan air tersebut secara tepat dalam
proses pemadaman api yang berkembang cepat. Jika upaya pemadaman oleh mobil
pemadam awal berlangsung sukses, api dapat dikendalikan cepat, dan penyebaran api ke
bangunan lain dapat dihindari. Rumus yang umum dipakai untuk menentukan laju aplikasi
pasokan air (application rate) adalah :
Perhitungan pasokan air total, laju layanan, dan laju penerapan didasarkan pada volume total
bangunan. Terkait dengan laju penerapan maksimum yang dibutuhkan untuk serangan awal
yang efektif, ditentukan dari ruang terbuka terbesar dari bangunan tersebut, bukan seluruh
bangunan untuk tujuan pra kebakaran.
Tabel 3.5
Kebutuhan air minimum untuk pemadaman kebakaran
Tipe hunian Kebutuhan air minimum
Bangunan jamak – titik air tunggal tanpa bahaya 3000 galon (12000 liter)
paparan
Bangunan jamak – titik air tunggal dengan bahaya 3000 galon (12000 liter)
paparan
Tabel 3.6
Laju layanan berdasarkan pasokan air total (NFPA 1231)
Pasokan air total yang dibutuhkan Laju layanan yg dibutuhkan
Sampai 2500 galon (10.000 liter) 250 galon / menit (1000 liter/ menit)
2500 – 10.000 galon (10.000 – 40.000 liter) 500 galon /menit ( 2000 liter/menit)
10.000 – 20.000 galon ( 40.000 – 80.000 liter) 750 galon / menit (3000 liter / menit)
20.000 galon atau lebih (80.000 liter atau lebih) 1000 galon / menit (4000 liter / menit)
Saat ini di wilayah Kota Depok terdapat 157 titik hydrant kota dan 3 (tiga) terminal
pengambilan air di Setu Lio, Mampang dan Setu Cilodong. Perlu diketahui di wilayah kota
Depok terdapat 24 situ yang digunakan sebagai sumber air untuk pemadaman kebakaran.
Disamping itu terdapat sungai-sungai, yang meskipun sulit dijangkau namun dapat
digunakan, serta kolam air.
Sumber air, kondisi lingkungan sekitar sumber, dan akses ke sumber, investasi,
pemeliharaan, dan sebagainya merupakan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih
sumber pasokan dan metode memperoleh pasokan air.
Setu
Setu yang airnya digolongkan potensial sebagai sumber air pemadam kebakaran adalah setu
yang memiliki cadangan air yang tidak kering sepanjang tahun, khususnya pada muslim
kemarau. Beberapa setu semacam ini diantaranya Setu Rawa Besar- Kel. Depok Jaya Kec.
Pancoran Mas, Setu Pengasinan – kel. Pasir Putih Kec. Sawangan. Untuk dapat
memanfaatkan setu, dapat digunakan beberapa cara:
a. Pengambilan langsung. Mobil Pemadam (pumper maupun tangker) mendekati setu pada
landasan perkerasan yang disediakan. Keuntungan system ini diperlukan investasi paling
rendah dan pemeliharaan paling murah. Kerugiannya: kebanyakan jalan akses ke tepi setu
pada umumnya sempit. Selain itu, pompa yang dioperasikan untuk menyedot air (dengan
priming) yang ada di mobil cenderung tidak dipakai , terabaikan dan rusak. Demikian pula
dengan selang isap terbuat dari karet berdiameter 6 inci yang disediakan, jarang dipakai.
b. Pembuatan Pompa dan Jaringan Pipa hydrant air baku DPK. Tekanan air dalam pipa
tinggi (> 6 bar) untuk dapat mendorong valve inlet yang terdapat tangki mobil pumper
maupun tangker. Metode ini mensyaratkan pompa yang berukuran besar (flow maupun
tekanan) yang relative mahal harganya. Pompa diharuskan bekerja kontinyu sepanjang
pengisian tangki mobil (4-10 menit). Untuk Pompa dengan sumber listrik, tidak akan ada
masalah untuk on off dalam tempo 6-12 menit, tetapi bila digunakan pengerak disel,
mematikan dan menghidupkan mesin diesel menjadi masalah serius.
c. Pembuatan Pompa dan Reservoir Tangki Gravitasi dilengkapi jaringan pipa hydrant air
baku DPK. Jaringan pipa pasokan air pemadam yang mengunakan air setu yang
ditampung dalam tangki gravitas dapat menjadi sarana yang dapat dipertimbangkan.
Keuntungannya, jaringan pipa bertekanan rendah (sedang) antara 3-5 bar. Pompa tidak
beroperasi menerus. Kerugian, diperlukan mobil DPK yang mempunyai pompa isap yang
andal, pompa priming hingga selang isap. Biasanya fasilitas isap dengan priming serta
selang isap jarang sekali digunakan. Pada umumnya petugas pemadam lebih banyak
menggunakan portable pump atau floating pump untuk memperoleh air dari sumber
langsung.
Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu adanya upaya pengembangan jaringan pipa air
pemadam kebakaran Situ Rawa Besar. Hal ini pada dasarnya upaya untuk memanfaat
seluruh potensi yang ada terhadap kebutuhan pasokan air yang semakin berkembang
sesuai dengan perkembangan kota. Secara umum peta wilayah pengembangan yang
dapat diusulkan di masa depan dapat diilustrasikan berdasarkan gambar di bawah ini.
Gambar 3.6 Usulan Pengembangan jaringan pipa air pemadam kebakaran Situ Rawa Besar
Melayani kawasan bisnis Margonda dan Perumahan padat penduduk Depok Jaya
Pembuatan tendon air dapat merupakan solusi yang murah, khususnya bila terdapat cukup
lahan di tepi jalan di sepanjang jalur pipa pasokan air bersih PDAM (berdiameter > 4 inci).
Jaringan ini dipilih karena menjangkau ke perumahan-perumahan, maupun bangunan
lainnya. Tandon air yang dibuat sekurangnya berukuran 12 m 3 (3 tangki mobil pumper @ 4
m3). Peta di bawah ini memperlihatkan jaringan pipa eksisting dari PDAM Tirta Asasta.
Terlihat bahwa jalur pasokan air bersih PDAM ini hampir pada semua jalan arteri
diantaranya Jalan Raya Cinangka, Jalan Raya Cinere, Jalan Keadilan, Jalan Raya Margonda,
Jalan Raya Citayam, Jl. Raya Muchtar Sawangan, Jl. Dewi Sartika, dan juga Jalan Raya Jakarta
Bogor.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Visi
“Terwujudnya Pelayanan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana yang Responsif dan
Profesional“
Melalui Visi tersebut, diharapkan pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
meningkat dan lebih baik lagi dari sebelumnya dan semakin responsif dan profesional.
Misi
Sebagai penjabaran Visi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang merupakan turunan dari
Visi Kota Depok, maka disusun misi pembangunan Dinas Pemadam kebakaran Kota Depok
2016 – 2021 dengan rincian sebagai berikut;
1. Mewujudkan pelayanan publik secara professional dalam penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan.
2. Meningkatkan kinerja organisasi yang menyangkut aspek pencegahan, penangulangan
dan pengendalian kebakaran dan bencana Capaian Kinerja Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
Dalam Pelaksanaan Renstra Sebelumnya sesuai dengan standard pelayanan minimal.
Tujuan disusun dalam rangka pengendalian dan evaluasi misi yang telah disusun. Sementara
sasaran adalah langkah untuk mewujudkan misi yang hendak dicapai melalui berbagai sasaran
yang merupakan tolok ukur keberhasilan misi yang akan dijalankan. Berikut ini beberapa
tujuan dan sasaran setiap misi pembangunan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok periode
tahun 2016 – 2021 dirumuskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun 2016 – 2021
SASARAN
NO TUJUAN TARGET
URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkatkan 1. Meningkatnya Respon Time
Kualitas Standar 1. Menit 20 19 18 17 16 15
Kebakaran
Pelayanan Publik Pelayanan Publik Prosentase
yang Profesional 2. Bencana yang % 100 100 100 100 100 100
Ditangani
Tingkat Waktu
3. Tanggap Daerah % 83,33 83,4 83,5 83,6 83,8 84
Layanan
Rasio Anggota
Pemadam Rasio Juru
4. Kebakaran Padam:Jumlah 1:8900 1:8120 1:7340 1:6560 1:5780 1:5000
terhadap Jumlah Penduduk
Penduduk
Prosentase
5. Aparatur yang % 50 55 60 65 70 80
Tersertifikasi
2. Meningkatkan
kerjasama
penanggulangan
kebakaran dan Terwujudnya kerjasana
bencana di antar wilayah Daerah 6 6 6 6 6 6
wilayah perbatasaan
perbatasan
3. Meningkatnya WMK
sarana dan Terbentuknya WMK (Wilayah
- - 1 1 1 1
prasarana yang ideal Manajemen
pendukung Kebakaran)
kinerja organisasi Prosentase kendaraan
dan aparatur operasional pemadam
kebakaran dan % - 70 70 80 80 80
penanganan bencana
yang Laik
Tersedianya
Kendaraan Operasional Unit - - - 1 - -
Jenis Tangga
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya Prosentasi pengawasan
peran serta proteksi dan gedung bertingkat yang
masyarakat mitigasi memenuhi alat % - 50 60 70 80 90
dalam kebakaran proteksi kebakaran
pencegahan terstandar
kebakaran dan 2. Meningkatkan
penanggulangan pemahaman Tingkat RW - 55 60 65 70 75
bencana masyarakat dalam
pencegahan, Prosentase Lingkungan
- 65 70 75 80 85
penanggulangan pemahaman peserta Pendidikan
dan pengendalian penyuluhan/mitigasi
kebakaran dan (%) Masyarakat
bencana Swasta - 65 70 75 80 85
(Perusahaan)
Meningkatnya kualitas
% - 20 30 40 50 60
satlakar
Dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan diperlukan strategi dan kebijakan baik itu dalam
jangka pendek maupun dalam jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan dan sasaran
jangka menengah OPD harus selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana
program prioritas dalam rancangan awal RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah
OPD menunjukkan bagaimana cara OPD mencapai tujuan, sasaran jangka menengah, dan
target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsinya.
Strategi dan kebijakan dalam Renstra OPD selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan
OPD bagi setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsinya. Adapun strategi
dan kebijakan yang ditetapkan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok dalam mencapai
tujuan dan sasaran jangka menengahnya disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Strategi dan Kebijakan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
Tahun 2016 – 2021
Visi : "Terwujudnya Pelayanan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana yang Responsif dan Profesional"
Misi I : Mewujudkan pelayanan publik secara profesional dalam penangguangan kebakaran dan bencana.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tujuan 1: Sasaran 1: Meningkatnya Meningkatkan kualitas pelayanan Peningkatan profesionalisme
Meningkatkan standar pelayanan publik penanggulangan bencana alam, layanan penanggulangan bencana
pelayanan publik sosial dan kebakaran alam, sosial dan kebakaran
terhadap bahaya Sasaran 2: Meningkatkan
kebakaran dan kerjasama
Menyelenggarakan pelatihan dan Membuat Mou dengan Dinas
bencana penanggulangan simulasi penanggulangan kebakaran Pemadam Kebakaran / BPBD di
kebakaran dan bencana dan bencana di wilayah perbatasan Wilayah Perbatasan
di wilayah perbatasan
Sasaran 3: Meningkatnya 1. Membuat DED 1. Melakukan survei penentuan
lokasi pembangunan pos dan
sarana dan prasarana 2. Melaksanakan pengadaan
sarana penunjang operasional
pendukung kinerja kendaraan operasional 2. Mengurus kepemilikan asset
dan kendaraan operasional
organisasi dan aparatur 3. Melaksanakan pemeliharaan dan
3. Membuat SOP pemeriksaan,
perawatan asset daerah pemeliharaan dan perawatan
asset dan kendaraan
penunjang operasional kerja
operasional
Misi II : Meningkatkan kinerja organisasi yang menyangkut aspek pencegahan, penanggulangan dan pengendalian
kebakaran dan bencana sesuai dengan standard pelayanan minimal.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tujuan 1: Sasaran 1:
Meningkatkan Meningkatnya proteksi
peran serta dan mitigasi kebakaran
masyarakat Melakukan pemeriksaan secara Membuat SOP Pemeriksaan Alat
dalam berkala terhadap gedung tinggi Pemadam Kebakaran dan
dan pemeiksaan awal mengeluarkan rekomendasi terhadap
pencegahan pembangunan gedung tinggi proteksi kebakaran dan gedung tinggi
kebakaran dan
penanggulangan
bencana
Sasaran 2: 1. Melaksanakan penyuluhan / 1. Membuat SK Kepala Dinas tentang
mitigasi kebakaran dan bencana Penunjukan Tim Penyuluh/Mitigasi
Meningkatkan
kepada warga masyarakat Kebakaran dan Bencana
pemahaman masyarakat 2. Melaksanakan penyuluhan / 2. Membuat SOP
mitigasi kebakaran dan bencana Penyuluhan/Mitigasi Kebakaran
dalam pencegahan,
di lingkungan pendidikan dan Bencana.
penanggulangan dan 3. Melaksanakan penyuluhan / 3. Membentuk Tim Siaga Kebakaran
mitigasi kebakaran dan bencana dan Bencana di Lingkungan.
pengendalian kebakaran
kepada perusahaan 4. Membuat SK Kepala Dinas tentang
dan bencana 4. Membina dan melatih anggota Pembentukan Satlakar.
Satlakar sebagai pencegah 5. Membuat SK Kepala Dinas tentang
kebakaran dan bencana. Pembentukan Sistem Ketahanan
5. Pembentukan Sistem Kebakaran di Lingkungan (SKKL)
Ketahanan Kebakaran di
LIngkungan (SKKL) di daerah
yang terisolasi dari akses
pelayanan Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok.
Tujuan 2: Meningkatnya kualitas Peningkatan transparansi dan 1. Membuat SK Kepala Dinas tentang
Meningkatkan manajemen akuntabilitas pengelolaan Penunujukan Pembuat Laporan
Tata Kelola pemerintahan yang keuangan daerah Keuangan
Pemerintahan akuntabel 2. Membuat SOP Penyusunan
yang Baik dan Laporan Keuangan
Transparan
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dalam upaya menjalankan visi-misi dan mencapai tujuan dan sasaran Renstra Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok, maka perlu disusun rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
selama 5 (lima) tahun ke depan. Secara rinci rencana program dan kegiatan untuk mencapai
sasaran jangka menengah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok serta indikator kinerja atau
target yang hendak dicapai beserta pendanaan indikatifnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun 2016 – 2021 (Terlampir)
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Depok dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Secara rinci, indikator kinerja Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Depok yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD disajikan pada tabel dibawah
ini :
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Kondisi
Kinerja Kondisi
pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal pada
No Indikator Satuan periode akhir
RPJMD periode
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
0 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Respon Time Kebakaran Menit 20 19 18 17 16 15 15
2. Prosentase Bencana yang Ditangani % 100 100 100 100 100 100 100
Tingkat Waktu Tanggap Daerah
3. % 83,33 83,4 83,5 83,6 83,8 84 84
Layanan
Rasio Juru
Rasio Anggota Pemadam Kebakaran
4. Padam:Jumlah 1:8900 1:8120 1:7340 1:6560 1:5780 1:5000 1:5000
terhadap Jumlah Penduduk
Penduduk
Prosentase Aparatur yang
5. % 50 55 60 65 70 80 80
Tersertifikasi
Terwujudnya kerjasana antar wilayah
6. Daerah 6 6 6 6 6 6 6
perbatasaan
WMK
(Wilayah
7. Terbentuknya WMK yang ideal 7 - 1 1 1 1 11
Manajemen
Kebakaran)
Prosentase kendaraan operasional
8. pemadam kebakaran dan % - 70 70 80 80 80 80
penanganan bencana yang Laik
Tersedianya Kendaraan Operasional
9. Unit - - - 1 - - 1
Jenis Tangga
Prosentasi pengawasan gedung
10. bertingkat yang memenuhi alat % - 50 60 70 80 90 90
proteksi kebakaran terstandar
Kondisi
Kinerja Kondisi
pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal pada
No Indikator Satuan periode akhir
RPJMD periode
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
0 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Tingkat RW Tingkat RW - 55 60 65 70 75 75
Prosentase Lingkungan Lingkungan
- 65 70 75 80 85 85
pemahaman peserta Pendidikan Pendidikan
11.
penyuluhan/mitigasi Masyarakat Masyarakat
(%) Swasta Swasta - 65 70 75 80 85 85
(Perusahaan) (Perusahaan)
12. Meningkatnya kualitas satlakar % - 20 30 40 50 60 60
13. Jumlah SKKL terbentuk SKKL - 1 1 1 1 1 5
14. Prosentase Tindak Lanjut LHP % 100 100 100 100 100 100 100
15. Nilai Evaluasi AKIP Kategori B B BB BB A A A
BAB VII
PENUTUP
Demikian uraian dari Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Depok, yang menjadi acuan dasar pijakan kebijakan dinas dalam Rencana Kinerja (RKT)
tahunan sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan, sesuai dengan program yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok (RPJMD) yang menjadi bagian tugas
dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.
Dimana kebijakan-kebijakan dinas dimaksud dituangkan dalam kegiatan-kegiatan yang
langsung berhubungan dengan bidang tugas dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok
yang disesuaikan dengan pagu indikatif 5 (lima) tahunan dinas yang terurai setiap tahunnya
berdasarkan pada indikator kinerja guna mencapai kelompok sasaran.