Anda di halaman 1dari 3

1|Maqtal Malam 5

‫السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته‬


Salam kepada orang kelima di antara ash-hâbul-kisa’
Salam kepada kepala yang selalu diciumi datuknya
Salam kepada kepala yang di injak-injak
Salam kepada kepala yang ditancapkan di ujung tombak
Salam kepada darah Fathimah yang tertumpah
Salam kepada jasad yang berlumuran darah
Salam kepada jasad berhiaskan tancapan anak panah
Salam kepada jasad yang tercerai-berai
Salam bagimu, wahai Aba Abdillah, Al-Husein yang teraniaya

Mengalirnya waktu, di iringi dengan gugurnya para sahabat setia Al-Husein. Satu per satu sahabat Imam jatuh
syahid di tangan-tangan orang biadab yang terlaknat. Hingga kini.....Tak seorang pun sahabat Imam yang
tersisa, yang tersisa hanyalah tinggal keluarga Imam yang tercekik lehernya oleh dahaga dan terpanggang
panasnya terik Matahari. Berhari-hari mereka tidak mendapatkan air walau hanya setetes. Para musuh
terlaknat itu terus-menerus mengincar kepala pembela agama Allah.

Demi menjaga Al-Husein, majulah seorang pemuda yang wajahnya dan perilakunya sangat serupa dengan
Rasulullah. Dia adalah putera dari Al-Husein dan kakak dari Imam Ali Zainal Abidin, dia bernama Ali Al-
Akbar bin Husain as. Para wanita menangis dan menjerit histeris melihat Ali Akbar maju ke medan
pertempuran. Ali Akbar maju menyerang musuh sambil bersyair:
Aku adalah Ali Bin Husain Bin Ali
Dibanding siapapun kami lebih dekat nasabnya kepada Nabi
Sesungguhnya kalian tidak memiliki hak atas kami
Aku akan berjuang untuk melindungi ayahku ini
Dalam medan pertempuran antara Quraish dengan Bani Hasyimi

Ketika Imam mendengar Syair itu, Imam pun menangis dan berkata: “Wahai Umar Bin Sa’ad ! Allah akan
memutus generasimu, sebagaimana kalian telah memutus generasi kami. Kalian telah memutus hubungan
kekerabatan kami dengan Nabi. Kalian tidak sedikit pun menghormati hubungan kami dengan Rasulullah.
dan Kalian pula tidak memberikan perhatian kepada kami.
Allah akan mengirim seseorang untuk membunuhmu, hingga kepala kalian terpisah dari tubuh kalian di
diatas tempat tidur kalian.
Ya Allah. Sungguh tidak ada seorang pun yang paling serupa baik wajah, perilaku dan tutur katanya dengan
Rasulullah, kecuali pemuda yang baru pergi menemui musuh-musuh-Mu ini.
Kapan saja kami rindu dan ingin mengenang Nabi-Mu, kami akan memandangi wajah Ali Al-Akbar. Ya
Allah, cegahlah ia dari mereka yang hanya menyembah dunia, cerai beraikan mereka dan jangan buat
seorang pun membantu mereka.”

Ali Al-Akbar berperang sesekali pada sisi kanan dan sisi kiri. ia mampu membunuh 120 pasukan berkuda
milik musuh. Melihat kepiawaiannya dalam berperang, Tidak ada pihak musuh yang mampu melumpuhkan
dan menahan serangannya. Kehausan yang menggerogoti lehernya, menguras tenaga Ali Akbar, hingga ia tak
lagi berdaya untuk berperang.

Untuk memulihkan tenaganya, Ali Akbar kembali kepada ayahnya karena rasa dahaga yang membakar
tenggorokannya dan berkata: “Duhai ayahku, adakah seteguk air untukku? Aku teramat haus.”
2|Maqtal Malam 5

Mendengar keluhan puteranya, Imam menangis. Lalu Imam meletakkan lidahnya ke lidah Ali Akbar, seraya
Ali Akbar berkata: “Demi Allah, lidah ayahku lebih kering dari lidahku.” Lalu Imam memasukkan cincinnya
ke mulut putera tercintanya itu, dan menyuruhnya untuk menghisapnya agar rasa dahaga itu berkurang.
Imam berkata: “Sungguh... aku yakin, engkau tidak akan lama lagi berjumpa dengan datukmu. Datukmu
sendirilah yang akan menghilangkan rasa dahagamu, hingga engkau tidak akan pernah lagi merasakan
kehausan.”

Ali Akbar kembali ke medan pertempuran, dan berhasil membunuh 200 pasukan musuh. Panasnya terik
matahari, membuat Ali Akbar semakin tercekik rasa haus. ia pun semakin lama semakin melemah.
Kondisi ini menjadi pusat perhatian Murrah bin munqadz bin Nu’man, ia berkata : “jika aku tidak berhasil
membuat sedih ayahnya, maka dosa kaum Arab ada di pundaku. Oleh karena itu, akan kubunuh anak laki-laki
itu.”
seketika itu juga, Murrah bin munqadz Laknatullah ‘alaih memburu Ali Akbar. ia menusuk punggung Ali
Akbar dari belakang dengan tombak, dan menusuk kepala cucu Fathimah dengan keji. Ali Akbar pun terjatuh,
kemudian berdiri dan bersandar sambil memeluk leher kudanya.

Melihat kondisi Ali Akbar sudah tak berdaya, memancing pasukan Kufah lainnya untuk ikut mengepung dan
menyerang Ali Akbar. Tanpa rasa malu... Tanpa belas kasih sedikit pun... Pasukan musuh mengelilingi Ali
Akbar dan menyerangnya secara bersamaan dari segala arah. Para musuh yang terkutuk membabi buta
menyiksa Putera Al-Husein.... Mereka bernafsu mengayunkan pedangnya menyayat tubuh Ali Akbar,
melucuti tubuhnya, dan memotong-motong tubuh dari darah daging Az-Zahra’ itu.
Sungguh... Pertunjukan yang sangat Mengerikan dan Sangat menyayat Hati Al-Husein dan Keluarga Nabi.

Tusukan demi tusukan, menghujam tubuh tak berdaya Ali Akbar. Luka demi luka, membekas di sekujur tubuh
putera Al-Husein...
Terik matahari yang membakar tubuh Ali Akbar. Dahaga yang melilit leher Ali Akbar. dan rasa sakit akibat
tusukan pedang, semakin menyiksa Putera Al-Husein ini.
Ali Akbar menjerit histeris kepada ayahnya: “Yaa Abatah... Wahai Ayahku...Salam bagimu duhai ayahku...
Kini aku melihat kakekku telah datang untuk memberiku air. Dan beliau mengatakan air untukmu telah ada
disini menantimu.” Lalu Ali Akbar berujar pada para musuh: “Cepatlah kalian kemari. Syahidkanlah aku, dan
pertemukan aku dengan kakekku segera.”

Al-Husain lalu menyeruak maju ke medan tempur untuk menjemput anak kesayangannya. Melihat Imam maju
memacu kudanya, pihak musuh seperti melihat Singa Allah Ali bin Abi Thalib. Badan mereka gemetar,
hingga pasukan musuh ketakutan dan lari berhamburan.

Al-Husain membawa jenazah puteranya dan meletakkannya dikemah. Sambil menangis, Imam meletakkan
pipinya di atas pipi puteranya, sambil berkata: “Tidak ada apapun yang terbaik didunia ini setelah engkau.
Hal yang sangat nista adalah ketika orang-orang ini menentang Allah, dengan menghina keluarga Nabi.
Orang yang telah menyengsarakan kakekmu dan ayahmu adalah orang yang ketika engkau memanggil
mereka, tetapi mereka tidak menjawab panggilanmu, dan ketika engkau meminta pertolongan mereka, namun
mereka tidak mau menolongmu.” Lalu Imam malaknat mereka yang telah membunuh Ali Al-Akbar, dengan
berkata: “Allah akan membunuh kaum yang telah membunuhmu.”

Zainab, Fathimah, Sukainah, Ummu Kultsum dan seluruh wanita keluarga Nabi menangis dan menjerit
histeris, melihat tubuh Ali Akbar yang telah terkujur kaku tak bergerak. Mereka peluk jasad penuh luka dan
berlumuran darah itu. Mereka pandangi wajah Ali Akbar, dan seakan mereka telah melihat wajah datuk
mereka Rasulullah telah dibantai para penghuni neraka kekal. Inilah yang membuat mereka terus menangis.
3|Maqtal Malam 5

Lalu majulah Abdullah bin Muslim bin Aqil. ia maju menyerang musuh dan membunuh beberapa musuh.
Pasukan pemanah musuh yang bernama Ibnu Raqqad melesatkan anak panah ke kepala Abdullah. Abdullah
berusaha menahannya, namun ia tidak mampu mengelak hujanan anak panah itu. Anak panah itu pun
menancap tepat di kepala Abdullah dengan keras. Dan anak panah yang lain, melesat dan mengenai dadanya
hingga menembus jantung Abdullah. Dengan seketika, Abdullah pun syahid di tangan Ibnu Raqqad
Laknatullah ‘alaih.

Semua laki-laki yang tersisa diantara keluarga Abu Thalib, maju berperang menyerang musuh secara
bersamaan. Mereka adalah Aun bin Abdullah bin Ja’far Ath-Thayyar dan saudaranya bernama Muhammad.
Lalu Abdurrahman bin Aqil dan saudarnya bernama Ja’far. Lalu Hasan Mutsanna, Muhammad bin Muslim
bin aqil dan Muhammad bin Ali bin Abi Thalib.

Melihat keluarga Nabi yang terkenal sebagai pahlawan dan ahli perang yang sangat pemberani. Banyak pihak
musuh yang lari terbirit-birit ketakutan dengan serangan para Singa Allah ini.

Ribuan pasukan musuh tumbang tak bernyawa ditangan para Singa Allah, namun pihak musuh masih terlalu
banyak bagi mereka. Dan pada akhirnya... mereka pun semuanya gugur satu per satu dalam membela
pemimpin mereka, Al-Husain.

Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah disebutkan, Imam Zaman ‘Ajjalallahu ta’ala Farajaka Syarif...
melaknat para pembunuh Ali Akbar, yang berbunyi :

Allah sendiri yang akan menghukum pembunuhmu, Marrah bin Munqadz bin Nu'man. Laknat Allah
atasnya, dia akan dihinakan. Dan siapa saja yang turut serta dalam pembunuhanmu dan membantunya, maka
Allah akan menempatkan mereka ke dalam neraka Jahannam.

Melihat begitu banyak keluarga Nabi terbunuh, Imam menangis dan mendo’akan mereka.

ِ ‫هلل وِإنّا إِلَْي ِه ر‬


‫اجعُ ْون‬ ِ ‫إِنّا‬
3x َ

‫محمد‬
ّ ‫محمد وآل‬
ّ ‫صل على‬
ّ ‫اللهم‬.
ّ
‫والسالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai