Anda di halaman 1dari 3

GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG KOTA BALIKPAPAN

KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR LANJUTAN (KML)


TAHUN 2020
TUGAS MANDIRI : ACHMAD GAZALI (Utusan Kwartir Cabang)
Kelas : Kak Istyanti

KENDALA DALAM MENGELOLA GUGUS DEPAN


Seiring dengan waktu saat ini kita mengetahui bersama bahwa masih banyak
permasalahan yang ada di Gerakan Pramuka khususnya dalam pengelolaanya, berikut
permasalahan-permasalahanya. Bicara Gerakan Pramuka maka satu hal yang harus diketahui
secara mendasar adalah tentang organisasinya, dimana Gerakan Pramuka atau bisa juga di
sebut sebagai Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia merupakan  organisasi pendidikan
nonformal yang mengisi dan melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah, yang pembentukkanya tentu saja atas dasar kesadaran  dan keinginan masyarakat
untuk membantu Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional,
khususnya di bidang Pendidikan.
Memang sangat luar biasa hakikat dari pendirian Gerakan Pramuka di Indonesia ini,
bahkan Gerakan Pramuka juga di jadikan sebagai wadah pendidikan di luar sekolah dan di luar
keluarga dalam pembinaan generasi muda yang menerapkan dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa serta juga tentunya masyarakat Indonesia itu sendiri.
Secara teori bahkan mungkin amanat Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka dan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, memang
demikian adanya bahkan di setiap kursus-kursus pun selalu disampaikan tentang Pola
Pembinaan Anggota Gugus Depan dan lain sebagainya, namun demikian apapun itu
organisasinya, kendala itu selalu ada, apalagi Gerakan Pramuka, masalah demi masalah selalu
saja di Gugus Depan.

Persoalan-persoalan tersebut, diantaranya adalah :


A. Minat peserta didik menurun
Menurunnya tingkat partisipasi peserta didik di sekolah terhadap Ekstrakulikuler
Pramuka, tentunya  banyak alasan dan banyak bahan untuk menjadikan kegiatan Pramuka
sebagai kegiatan " Tidak Kekinian ", mungkin juga ada yang bilang Pramuka itu " Jadul " dan
lain sebagainnya, namun demikian kita tidak bisa kemudian menyalahkan peserta didik atau
murid-murid di sekolah kenapa tidak tertarik pada Ektrakulikuler Pramuka di Sekolahnya.
Banyak hal yang harus dibenahi di sekolah tersebut agar kegiatan Kepramukaan bisa
menarik minat para peserta didiknya, maka tentunya peran Pembina Pramuka harus
menciptakan motivasi dan suasana latihan yang menarik, kekinian dan tidak monoton hanya
berbasis Syarat Kecakapan Umum ( SKU ) atau Syarat Kecakapan Khusus ( SKK ) atau
pencapaian lainnya.
B. Jumlah Pembina dan pelatih kurang memadai
Ini mungkin tugas Kwartir dan Pusdiklatnya dalam rangka menciptakan para Pembina
Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka yang handal dan berkualitas, maka tentunya secara
priodik dan berkesinambungan menyelenggarakan kursus-kursus Pembina maupun Pelatih
Pembina seperti KMD, KML, KPD bahkan KPL, bahkan tidak berhenti di situ saja, banyak
kursus Pembina yang diselenggarakan Pusdiklat demi menjadikan Pembina yang mumpuni
bukan saja menguasai managemen pola pembinaan namun juga ketrampilan diri Pembina
dalam bidang Teknik Kepramukaan (Scouting Skill), karena selama ini banyak Pembina yang
mengikuti kursus Pembina hanya sebatas gugur kewajiban, implementasi ke peserta
didiknya tidak pernah, sehinga sasaran mengikuti kursus tersebut tidak tercapai, maka
berdampak pada tingkat kemajuan peserta didik di gugus depannya yang tidak berjalan
dengan baik walaupun ada pembinanya yan pernah mengikuti kursus Pembina Pramuka.
C. Sarana dan prasarana kurang memadai
Ini mungkin hampir terjadi di setiap Gugus Depan, kenapa demikian, sebuah gudep
apabila mau dikatakan sudah berjalan dengan benar tentu saja sudah ada dukungan penuh
dari Kamabigus/ Kepala Sekolah, idealnya gugus depan harus ada adminisrasi gudep yang
lengkap di tambah lagi sanggar gudep dan tentunya perlengkapan penunjang lainnya
seperti Plang gudep, tenda, tongkat dan perlengkapan yang lainnya. Namun demikian ada
beberapa gudep dengan perlengkapan seadanya tapi mampu secara priodik melaksanakan
kegiatan kepramukaan.

D. Program Kerja Gugus Depan yang masih belum sinkron antara Pembina dan Pengurus
Dewan Ambalan
Karena selama ini untuk penegak system pengelolaan gudep biasanya di rencanakan
oleh Dewan Ambalan yang dirancang tiap tahun melalui Musyawarah Gugus Depan
kemudian diajukan ke Majelis Gugus Depan, yang kadang kala antara Pembina Gudep,
Mabigus dan pengurus Dewan Ambalan masih saja kurang sinkronisasi.
E. Belum adanya sumber pembiayaan yang jelas di gudep
Memang di dalam aturan UU No. 10 Tahun 2012, AD/ART Gerakan Pramuka juga telah
di gariskan bahwa sumber keuangan Pramuka khususnya di Gugus Depan adalah bersumber
dari peran serta peserta didik itu sendiri, melalui tentu saja Iuran Gugus Depan di setiap
bulanya, yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik itu sendiri. namun
kenyataan di lapangan tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, banyak
persoalan lain walau jelas-jelas di atur dalam SKU di semua golongan juga "Setia membayar
Iuran Gugus Depan" pada kenyataannya tidak berjalan dengan baik, bahkan ada pihak orang
tua peserta didik yan mengangap iuran gudep itu adalah pungutan liar, sehingga ada
beberapa Pembina yang memberhentikan iuran tersebut, lantas untuk menunjang
kegiatannya bagaimana, sekarang ini banyak gugus depan yang lumayanan dalam arti kata
momen perkemahan di awal tahun pelajaran di jadikan ajang untuk mendapatkan
pemasukkan yang sebesar-besarnya, bayangkan sebuah perkemahan penegak yang hanya
satu hari satu malam saja peserta didik di mintai anggaran perkemahan yang bervariasi,
padahal kalau di hitung real tidak akan menghabiskan setengah dari anggaran yang di
pungutnya. Semoga saja lebihannya bisa untuk membiayai kegiatan kepramukaan
berikutnya.
Namun demikian semoga saja semangat dari para jiwa Pembina pramuka yang masih
aktif dapat membangun dan membangkitkan kembali kegiatan-kegiatan di gugus depannya
agar secara perlahan pencapaian visi  Gerakan Pramuka yang merupakan wadah pilihan
utama dan solusi handal masalah masalah kaum muda dapat terwujud dengan baik sesuai
dengan ketentuan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai