Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA PESERTA 5

SEGMEN 5 STRATEGI PENGELOLAAN GUDEP DAN PEMBINAAN PRAMUKA


PENGGALANG YANG PROGRESIF DAN DINAMIS

Nama : Novan Maulana


No :9
Regu : Harimau
Bagian Aplikasi
Kakak-kakak yang hebat, setelah kakak-kakak membaca dan mempelajari materi di
introduction, kaitkan pengetahuan kakak untuk mengerjakan Lembar Kerja Peserta
(LKP) 5 ini.
1. Rancanglah pola pddk untuk pramuka penggalang yg diharapkan dpt
membentuk karakter pesdik penggalang!
2. Sebut dan jelaskan permasalahan peserta didik yg mungkin timbul di lapangan
dan bagaimana solusinya.
3. Jelasakan pengelolaan gudep yg diharapkan dapat mewujudkan gudep yg
dinamis!
4. Jelaskan bagimana agar pembinaan Pramuka penggalang di gugus depan
menjadi pembinan yang progresif dan dinamis.

JAWABAN :
1. Pola pddk untuk pramuka penggalang yang diharapkan dapat membentuk
karakter peserta didik penggalang:
Pramuka dianggap sebagai wahana pembentukan karakter siswa, karena
dalam Pramuka siswa dilatih kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, mandiri,
dan keberanian.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab dan berjiwa kepemimpinan.Agar tujuan dari pendidikan itu bisa
tercapai, tentunya diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun
serta mengembangkan karakter dan nilai-nilai luhur para peserta didik. Selain
kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, peran ekstrakurikuler juga tidak kalah
penting.Tidak hanya materi, peserta didik juga mengikuti outdoor activity
atau aktivitas luar ruangan yang seru dan mengasyikan. Aktivitas luar
ruangan ini bertujuan untuk me-refresh serta menghibur para peserta didik
sekaligus mengasah jiwa kepemimpinan. Setelah mengikuti acara Pramuka
Penggalang diharapkan para peserta bisa lebih peduli dan aktif terlibat dalam
kegiatan kepramukaan di lingkungan sekolahnya masing-masing. Diharapkan
juga kegiatan ini dapat membentuk kepribadian peserta didik dengan jiwa
kepemimpinan yang siap menggalang peduli kepada sesama dan berbakti
untuk negeri dan bangsa.
2. Minat peserta didik menurun
Menurunnya tingkat partisipasi peserta didik di sekolah terhadap
Ektrakulikuler Pramuka, tentunya banyak alasan dan banyak bahan untuk
menjadikan kegiatan Pramuka sebagai kegiatan " Tidak Kekinian ", mungkin
juga ada yang bilang Pramuka itu " Jadul " dan lain sebagainnya, namun
demikian kita tidak bisa kemudian menyalahkan peserta didik atau murid-
murid di sekolah kenapa tidak tertarik pada Ektrakulikuler Pramuka di
Sekolahnya.
Solusi : Banyak hal yang harus dibenahi di sekolah tersebut agar kegiatan
Kepramukaan bisa menarik minat para peserta didiknya, maka tentunya peran
Pembina Pramuka harus menciptakan motivasi dan suasana latihan yang
menarik, kekinian dan tidak monoton hanya berbasis Syarat Kecakapan
Umum ( SKU ) atau Syarat Kecakapan Khusus ( SKK ) atau pencapaian
lainnya.
Jumlah Pembina dan pelatih kurang memadai
Ini mungkin tugas Kwartir dan Pusdiklatnya dalam rangka menciptakan para
Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka yang handal dan berkualitas,
maka tentunya secara priodik dan berkesinambungan menyelenggarakan
kursus-kursus Pembina maupun Pelatih Pembina seperti KMD, KML, KPD
bahkan KPL, bahkan tidak berhenti di situ saja, banyak kursus Pembina yang
diselenggarakan Pusdiklat demi menjadikan Pembina yang mumpuni bukan
saja menguasai managemen pola pembinaan namun juga ketrampilan diri
Pembina dalam bidang Teknik Kepramukaan (Scouting Skill), karena selama
ini banyak Pembina yang mengikuti kursus Pembina hanya sebatas gugur
kewajiban, implementasi ke peserta didiknya tidak pernah, sehinga sasaran
menikuti kursus tersebut tidak tercapai, maka berdampak pada tingkat
kemajuan peserta didik di gugus depannya yang tidak berjalan dengan baik
walaupun ada pembinanya yan pernah menikuti kursus Pembina Pramuka.
Solusi : menumbuhkan jiwa cinta pramuka pada Pembina pramuka agar dapat
mengimplementasikan pengetahuan tentang pramuka kepada peserta
didiknya dengan baik.
Masih ada sekolah yang tidak mempunyai Nomor Gudep
Memang selama ini menjadi kendala di lapangan, ketika Gugus Depan akan
berkiprah lebih mendalam atau lebih aktif lagi menyelenggarakan kegiatan
Kepramukaan di pangkalannya, terkadang ada Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang yang melakukan proses registrasi Nomer Gudep terlalu birokrasi dan
bertele-tele dalam hal syarat pendirian gugus depan, sehingga banyak gudep
yang sudah pesimis dulu, maka akhirnya ada kebingungan.
Solusi : memperbaiki system administrasi dan mempermudah proses
registrasi nomer Gudep agar semua sekolah dapat memiliki nomer Gudep
tanpa hambatan.
Permasalahan pada peserta didik anggota penggalang:
 Anggota penggalang belum disiplin yaitu tidak hadir dalam kegiatan
latihan rutin.
 Penggalang belum tertib dalam berpakaian. Banyak penggalang yang
tidak memakai hasduk dan topi.
 sulitnya pemberian izin dari orang tua kepada anaknya untuk menjadi
anggota inti pramuka.
 Merokok
 Penggunaan obat terlarang
Solusi:
 perlu adanya kegiatan yang lebih bervariasi agar peserta didik lebih
tertarik berangkat pramuka.
 memberi teguran dan pemahaman.
 Selanjutnya Solusi perlu diberikan sosialisasi kepada orang tua.
 Pengarahandan pembinaan secara rutin pada anggota pramuka
penggalang.
3. Ada beberapa langkah dalam pengelolaan gudep supaya lebih dinamis yaitu
Materi pendidikan kepramukaanya harus disesuaikan. Enam kewajiban tri
satya, kewajiban terhadap tuhan, thd negara, thd pancasila, thd menolong
sesama, thd dasadarma. Pembekalan kepada penggalang diberikan
ketrampilan dasar dan pengembangan. Syarat materi, bernilai kebangsaan.
Strateginya; perencanaan-pengorganisasian-pelaksanaan-pengendalian.
Kasus-kasus penggalang; perubahan sikap yang harus diarahkan agar tetap di
dalam rel. Nasehat orang tua kadang tidak diperhatikan, lebih percaya
dengan teman kelompok. Membully teman, mencintai lawan jenis,
membutuhkan kehangatan keluarga, dan dukungan emosional keluarga. Maka
rancangan kegiatan disesuaikan dengan kondisi penggalang. Program harus
sesuai dengan perkembangan mental peserta didik. Kasus di Turi Jogjakarta,
kejadian susur sungai pada penggalang, seharusnya bukan untuk penggalang
tetapi penegak. Program jangan dipaksakan, misal sosial ekonomi level
menengah tetapi programnya mahal, ya tidak jadi. Sasaran pendidikan
karakter adalah mentransfer ilmu, mendidik (mentransfer nilai-nilai) sehingga
diharapkan peserta didik memiliki IQ, EQ, SQ yang bagus. Karena kita sebagai
guru maka kita harus memberi keteladanan dan mengapresiasi/penghargaan.
Tidak memberikan beban kepada peserta didik. Apa guna susah, susah itu tak
ada gunanya. Memulai dari yang mudah-mudah; menghafal dasadarma,
melaksanakan dasa pertama (mengahafal suratan, sholat dsb).
4. Para Pembina Pramuka, khususnya bagi Pembina Pramuka Penggalang harus
terus melakukan inovasi dan kreatif dalam melaksanakan pembinaan di Gugus
Depan (Gudep) masing-masing. Karena itu, para pembina harus memiliki
bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai, agar peserta didik
memiliki kecakapan yang memadai kemudian dari kegiatan praktek membina
di lapangan secara bergantian akan memberikan banyak hal baru yang
ditemukan dari masing-masing pembina. Selanjutnya bisa saling memberikan
gagasan dan pengalaman dalam membina di Gudepnya

Anda mungkin juga menyukai