Anda di halaman 1dari 20

i

SMF/Bagian Ilmu Penyakit THT-KL REFERAT


RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Maret 2020
Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana

MIRINGITIS AKUT

Disusun Oleh:
Yolanda Yasinta Ina Tuto, S.Ked
(1508010035)

Pembimbing:
dr. M. A. Sri Wahyuningsih, Sp.THT-KL

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
2020

i
1

BAB 1

PENDAHULUAN

Miringitis adalah suatu keadaan inflamasi atau peradangan pada membran

timpani.1

Gejala klinis dari miringitis akut dibagi menjadi beberapa tipe yaitu tipe

bulosa, tipe hemoragik, dan tipe granulomatosa. Tipe bulosa memiliki gejala klinis

berupa adanya pembentukan bulla berisi cairan serous. Tipe hemoragik memiliki

gejala berupa kemerahan yang nyata pada membran timpani. Tipe granulomatosa

memiliki gejala berupa adanya jaringan granulasi yang menggantikan lapisan luar

dari membran timpani dan tipe ini sangat jarang ditemukan. Terdapat juga tipe

miringitis yang ditandai dengan terdapatnya pengelupasan atau deskuamasi

membran timpani sebagai lanjutan dari otitis eksterna.1,2

Etiologi pasti dari miringitis akut masih belum diketahui. Miringitis akut

dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau jenis

Staphylococcus. Miringitis akut dapat juga disebabkan oleh infeksi virus seperti

virus Influenza dan Herpez zooster. Jamur dan otitis ekstema juga bisa menjadi

penyebab kondisi ini.1

Miringitis atau peradangan pada membran timpani memiliki karakteristik

utama nyeri yang mengganggu dan juga menurunnya kemampuan mendengar

pasien. Penting untuk mengetahui mengenai miringitis akut dan bagaimana

melakukan tatalaksana miringitis akut.2

BAB 2
2

TINAJUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Membran timpani

Membran timpani atau gendang telinga merupakan selaput tipis berbentuk

bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell),

sedangkan bagia bawah pars tensa (membran propria). Bagian tengah dari

membran terdapat umbo yang merupakan gambran dari manubrium os. Maleus.

Bagian atas dari membran terdapat penonjolan dari bagian brevis maleus.2,3

Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis pada bagian

luarnya, lapisan fibrosa pada bagian tengahnya yang merupakan tempat

melekatnya tangkai maleus dan lapisan mukosa pada bagian dalamnya. Namun

pada bagian superior prosesus lateralis maleus, tidak terdapat lapisan fibrosa

sehingga hal ini menyebabkan membran timpani daerah ini menjadi lemas

(flaksid) yang disebut juga membran Sharpnell.4

Pembagian lebih detail tentang lapisan membran timpani adalah pars tensa

terdiri dari 5 lapisan, antara lain:2

a. Lapisan lateral; merupakan bagian dari epitel meatus auditori eksternus yang

terdiri dari epitel sel skuamos bertingkat (stratum cutaneum).

b. Lapisan supepitelial; terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdapat pembuluh

darah dan saraf.

c. Lapisan tengah; merupakan lapisan jaringan fibrosa yang terdiri dari serat

kolagen. Bagian lateral, serat kolagen tersusun radier dan bagian medial serat
3

kolagennya tersusun sirkuler. Bagian radier dari lapisan ini merupakan tempat

insersi tulang maleus. Pars flaksida tidak memiliki lapisan ini.

d. Lapisan submukosa; lapisan ini identik dengan lapisan suepitelial namun

mengandung lebih sedikit pembuluh darah kapiler.

e. Lapisan medial; merupakan lapisan epitel selapis kuboid yang menutupi

permukaan bagian dalam dari membran timpani.

Gambar 1. Lapisan dari membran timpani pars tensa. Lokasi terbentuknya

bulla pada miringitis bullosa yaitu pada lapisan subepitelial (B). (U=Umbo,

A=Anulus)2

Pendarahan membran timpani diperoleh dari anastomose pembuluh darah

epitel dan lapisan mukosa pada lapisan supepitelial dan submukosa. Pembuluh

darah arterinya merupakan cabang aurikuler dari arteri maksilaris interna.

Pembuluh darah mukosanya berasal dari cabang timpani arteri maxilaris interna

dan cabang stilomastoid dari arteri aurikularis posterior. Pembuluh darah vena
4

pararel dengan arteri. Pada membran timpani yang sehat, tidak akan tampak

pembuluh darah kapiler, tetapi pada kondisi terjadinya infalamasi atau anak

menangis akan tampak gambaran pembuluh darah sehingga membran timpani

tampak kemerahan.2

Persarafan membran timpani berasal dari 3 saraf kranial yang berbeda

yaitu N. Trigeminus, N. Glosopharingeus, dan N. Vagus. Cabang

aurikulotemporal dari N. Trigeminus dan cabang aurikular dari N. Vagus

(Arnold’s Nerve) mensarafi bagian lateral dari membran timpani. Cabang timpani

dari n. Glosofaringeus (Jacobson’s nerve) mensarafi serat sensoris pada bagian

medial membran timpani dan bagian mesotimpanum.2

Membran timpani merupakan batas antara telinga bagian luar dan tengah.

Kelainan pada bagian ini dapat ditemukan dengan pemeriksaan otoskopi.

Membran timpani yang sehat akan tampak translusen, keabuan dan mobile. Dari

bagian umbo akan tampak suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu

pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani

kanan. Reflek cahaya ini merupakan cahaya dari luar yang dipantulkan oleh

membran timpani.3

Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran dengan menarik garis searah

dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus dari garis tersebut pada

daerah umbo sehingga didapatkan kuadran atas-depan, atas-belakang, bawah-

depan dan bawah-belakang. Kepentingan klinis dari pembagian ini adalah untuk

menentukan lokasi kelainan dan letak perforasi membran timpani.3


5

Gambar 2. Membran timpani Telinga kanan. Sketsa pembagian kuadran membran

telinga menjadi 4 kuadran: A.S=anterosuperior, A.I=anteroinferior,

P.S=posterosuperior, dan P.I=posteroinferior.1

Gambar 3. Tampilan normal membran timpani telingan kanan. Tampak membran

timpani yang transparan dan tipis. Tampak umbo dan refleks cahaya pada arah

jarum jam 5.1


6

Gambar 4. Tampilan normal membran timpani dengan bagian-bagiannya.5

Fungsi fisiologis dari membran timpani adalah terlibat dalam proses

konduksi suara menuju telinga tengah. Suara yang dihantarkan oleh membran

timpani akan dikonduksikan melalui suatu sistem pertulangan telinga tengah

permukaan membran timpani yang 25 kali lebih besar dari dasar landasan tulang

stapes, dapat menimbulkan amplikasi suara hingga mencapai 45 desibel, atau 27

kali lebih tinggi dari volume lingkungan oleh gerakan tulang pendengaran. Pada

saat yang sama, membran timpani membentuk suatu pelindung dengan jendela

labirin yang melingkar untuk melawan suara langsung. Membran timpani secara

tidak langsung juga berfungsi melindungi struktur lunak pada telinga. Peran

membran timpani dan musculus tensor timpani adalah meredam gelombang suara

yang kuat sehingga tidak diteruskan ke telinga dalam dengan kekuatan yang

sama.6
7

2.2. Definisi Miringitis Akut

Miringitis merupakan suatu inflamasi atau peradangan pada membran

timpani. Miringitis berasal dari bahasa latin “myrinx” yang berarti membran

timpani. Definisi yang pasti dari miringitis bervariasi. Pada International

Statistical Classification of Disease and Related Health Problems (ICD-10),

miringitis akut (H73.0) didefinisikan sebagai inflamasi atau peradangan membran

timpani tanpa disertai efusi telinga tengah jika ditemukan maka diagnosisnya

adalah Otitis Media Akut. Namun, pada beberapa klasifikasi, miringitis akut

diartikan sebagai inflamasi akut pada membran timpani yang terjadi sendiri atau

berhubungan dengan otitis eksterna atau otitis media.2

2.3. Epidemiologi Miringitis Akut

Angka kejadian dari akut miringitis tidak banyak diketahui. 1-16% angka

kejadian miringitis akut disertai otitis media akut. Mayoritas usia adalah usia 2-8

tahun dan disertai dengan otitis media akut. Pada orang dewasa, kondisi ini dapat

terjadi dengan atau tanpa otitis media akut. Laki-laki dan perempuan terkena

penyakit membran timpani dengan frekuensi yang sama. Semua usia dapat

terinfeksi.2,7

2.4. Etiologi Miringitis Akut

Miringitis dapat berkembang sebagai penyakit primer yang terjadi sendiri

pada membrane timpani (miringitis primer) atau sebagai efek dari proses

inflamasi jaringan yang berdekatan dari telinga luar atau tengah (miringitis
8

sekunder). Etiologi dan patogenesis miringitis primer dan miringitis sekunder

sangat berbeda, dan mereka memerlukan perawatan yang berbeda. Karena itu,

mereka harus dipertimbangkan secara terpisah.7

Etiologi miringitis primer adalah sebagai berikut:7

 Miringitis akut dapat terjadi karena trauma langsung pada membran

timpani melalui penetrasi oleh benda asing.

 Miringitis primer juga dapat disebabkan oleh pengangkatan benda asing

atau serumen yang tidak berhasil, seperti serangga hidup, atau mungkin

terjadi selama pembersihan telinga sendiri.

 Miringitis bulosa akut dapat menjadi konsekuensi dari infeksi bakteri

seperti Streptococcus pneumoniae atau infeksi virus seperti influenza,

herpes zoster, dan lain-lain.

 Miringitis hemoragik akut juga dapat menjadi konsekuensi dari infeksi

bakteri atau virus.

 Miringitis jamur dapat menjadi konsekuensi dari infeksi jamur pada

epidermis membrane timpani

 Miringitis eczematous dapat terjadi pada kasus eksim dermal pada

epidermis membran timpani.

 Miringitis granulosa terjadi ketika membran timpani ditutupi dengan

jaringan granulasi.
9

Etiologi miringitis sekunder adalah sebagai berikut:7

 Miringitis dapat terjadi pada kasus otitis eksterna akut pascatrauma.

 Miringitis dapat menjadi konsekuensi dari otitis eksterna bakteri akut.

 Miringitis juga dapat menjadi konsekuensi dari otitis eksterna akut virus.

 Miringitis jamur dapat terjadi pada kasus otitis eksterna jamur.

 Miringitis eksema dapat terjadi pada kasus eksim dermal saluran akustik

eksternal.

 Miringitis akut dapat terjadi pada kasus eksaserbasi peradangan kronis

EAC.

2.5. Patogenesis Miringitis Akut

Diperkirakan adanya miringitis dan terbentuknya bullosa mungkin

merupakan manifestasi dari cidera mekanik membran timpani atau reaksi jaringan

non-spesifik karena proses infamasi yang terjadi pada jaringan didekatnya baik itu

di meatus auditori eksterna ataupun di cavum timpani. Cidera mekanik yang

paling umum menyebabkan kondisi ini adalah kebiasaan membersihkan telinga

yang salah sehingga melukai membran telinga dan memicu reaksi peradangan

lokal pada membran. Membran akan menjadi lebih tebal karena pembengkakan

lapisan jaringan subepitel dan submukosa serta vasodilatasi pembuluh darah di

membran timpani dan infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan tersebut. Infiltrasi

dan ekstravavasi cairan akibat proses peradangan memberikan gelaja munculnya

bulla pada permukaan luar membran timpani. Miringitis dapat ditemukan pada
10

kasus-kasus iritasi tahap awal dari otitis media akut dengan kausa bakteri maupun

virus.2,6

Pada miringitis karena otitis media akut atau otitis eksterna, peradangan

terjadi di daerah yang dekat dengan membran timpani. Studi histologi dari

miringitis sangat kurang, tetapi dapat dibayangkan bahwa awal penyakit reaksi

inflamasi yang kuat diakibatkan oleh infeksi patogen yang menyebabkan

akumulasi cairan pada membran timpani.2,6

2.6. Manifestasi Klinis Miringitis Akut

Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah pasien mengalami nyeri

telinga tiba-tiba yang cukup berat. Otalgia disertai rasa berdenyut. Nyeri biasanya

didalam telinga namun pada beberapa kondisi dapat menyebar ke ujung mastoid,

tengkuk, rahang bawah hingga ke wajah. Nyeri dapat menetap satu hingga dua

hari namun perasaan tidak nyaman pada telinga sudah dialami beberapa hari

sebelum merasa nyeri. Nyeri tidak banyak berkurang walaupun setelah bulla

tersebut ruptur. Membran timpani biasanya kembali kedaan normal dalam dua

atau tiga minggu jika tidak terjadi ko-infeksi. Pasien dengan miringitis akut juga

mengeluhkan adanya penurunan kemampuan pendengaran yang dapat

mempengaruhi aktivitas sehari-hari.2

Pada otoskopi dapat ditemukan membran timpani dengan tanda-tanda

radang terutama menjadi warna merah dan timbulnya satu atau lebih bula yang

berisi cairan baik yang bening maupun yang purulen atau bahkan darah. Lokasi

bulla paling banyak terjadi pada sisi posterior atau posteroinferior membran
11

timpani atau pada dinding kanalis posterior. Jika bulla pecah maka debris

serosanguineus akan keluar dan jika terjadi infeksi kembali, maka discharge atau

cairan tersebut akan menjadi purulen. Peningkatan suhu tubuh biasanya terlibat

dalam perjalanan awal miringitis. Sebagian besar kasus, bulla hanya terjadi dalam

waktu 3-4 hari.2

2.7. Diagnosis

2.7.1. Anamnesis

Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah

nyeri pada daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari. Nyeri seperti tertusuk dan

berdenyut. Nyeri ini disebabkan karena miringitis terjadi pada membran timpani

yang memiliki saraf sensoris dan pada tipe bullosa, nyeri lebih hebat karena

pembentukan bulla terjadi pada area yang memiliki banyak syaraf dan pembuluh

darah. Pasien juga dapat mengeluhkan adanya gangguan pendengaran. Perlu

mengetahui riwayat demam atau infeksi saluran napas sebelumnya untuk

membedakan atau mengetahui adanya ototits media akut atau tidak. Riwayat

trauma pada saluran telinga akibat membersihkan telinga perlu ditanyakan dan

apakah terdapat infeksi telinga luar sebelumnya.2,7

2.7.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksan yang penting adalah otoskopi. Beberapa temuan yang dapat

ditemukan antara lain :

 Karakteristik dari miringitis : tipe bulosa, hemoragik atau granulomastosa


12

Gambar 5. Miringitis. A.Tipe Bullosa, B. Tipe Hemoragik, C. Tipe Granulamatosa. 1

 Terdapat tanda inflamasi pada membran timpani, tampak deformasi dan

refleks cahaya memendek dan bahkan menghilang sama sekali.

 Nyeri saat pinna atau aurikula ditarik.

 Pemeriksaan Lain

 Pada pemeriksaan kelenjar, terdapat limfadenopati servikal posterior.

 Pada pemeriksaan audiometri, dapat ditemukan adanya penurunan

pendengaran.

 Timpanometri pemeriksaan untuk menemukan bukti adanya cairan

dibelakang membran timpani sehingga dapat mendeteksi keadaan

miringitisnya disertai dengan otitis media atau tidak.

2.8. Tatalaksana

 Prosedur penatalaksanaan miringitis6

Prinsip tatalaksana pada miringitis akut adalah mencegah terjadinya

perforasi pada membran timpani. Miringitis akut dapat berhubungan dengan

otitis eksterna maupun otitis media. Pembersihan meatus auditori eksterna


13

penting dilakukan terutama jika ada otitis eksterna. Jika status membran tidak

diketahui terjadi perforasi atau tidak, maka irigasi telinga tidak perlu

dilakukan.

 Non-medikamentosa

Anjurkan pasien untuk bed rest atau istirahat total dengan mungurangi

aktivitasnya cukup penting pada proses pengobatan penyakit ini. Aktivitas

yang tinggi dapat meningkatkan risiko pecahnya bulla sehingga

mempermudah terjadinya ruptur membran timpani serta infeksi sekunder.

Pasien juga disarankan untuk menjaga telinga tetap kering, menghindari

trauma/mengorek-ngorek telinga, menghindari asap rokok, minum obat

teratur, dan kontrol pengobatan.

 Medikamentosa2,8

Prinsip pengobatan miringitis akut adalah meredakan nyeri dan

mencegah terjadinya infeksi sekunder. Terapi konservatif yang ditujukan

untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan pemberian analgetik, antibiotik

untuk infeksi, antiinflamasi untuk reaksi inflamasinya, dan dapat diberikan

steroid bila pelu.

Antiinflamasi digunakan untuk meredakan reaksi inflamasi yang terjadi

pada membran timpani sehingga dapat mengurangi gejala. Untuk pemberian

antibiotik masih kontroversi. Beberapa ahli mengatakan pemberian antibiotik

pada miringitis akut tanpa efusi di rongga timpani tidak mempercepat

penyembuhan miringitis, tetapi penting memberikan antibiotic sebagai upaya

pencegahan perluasan infeksi ke telinga tengah.


14

Pilihan terapi antibiotik yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

 Lini pertama

- Amoksisilin

Dewasa = 3x500mg

Bayi/anak = 50-75 mg/kgBB/hari

- Ciprofloxacin

Dewasa = 250-750 mg/hari

 Lini kedua

- Amoksisilin dan asam klavulanat

Dewasa = 3x625 mg/hari

Bayi/anak = sesuai dengan BB

- Sefalosporin generasi II/III (cefiksim,cefadroxyl,dll)

Antibiotik diberikan selama 7-10 hari. Pemberian yang tidak adekuat

dapat menyebabkan kekambuhan. Antiinflamasi berupa preparat Kalium

diklofenat, Natrium diklofenat, atau asam mefenamat dapat diberikan. Steroid

dosis rendah dapat diberikan berupa Prednison 40-60 mg/hari (single dose)

pada pagi hari selama satu minggu lalu di tapering off perlahan.

2.9. Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis akut adalah :

 Gangguan pendengaran yang nyata

 Perforasi membran timpani

 Paralisis n. Facialis, apabila sudah mengenai corda timpani.


15

 Proses supuratif yang berkelanjutan dapat menyebabkan infeksi struktur

sekitar seperti otitis media, mastoiditis, meningitis, dan encephalitis.

2.10. Prognosis

Prognosis pada pasien baik jika penanganannya lebih dini dan tepat. Jika

terjadi infeksi sekunder dan perforasi membran timpani, dapat menyebabkan

gangguan pendengaran yang lebih nyata.

BAB 3
16

KESIMPULAN

Miringitis akut adalah inflamasi atau peradangan pada membran timpani.

Miringitis akut terdiri dari beberapa tipe yaitu tipe bullosa, tipe hemoragik dan

tipe granulomatosa, dan tipe deskuamasi. Etiologi dari miringitis akut masih

belum diketahui. miringitis akut dapat berdiri sendiri dan dapat pula disertai

dengan otitis eksterna atau otitis media akut.

Gejala klinis dari miringitis akut yang dominan adalah nyeri menusuk dan

berdenyut pada telinga tanpa didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian

atas. Pasien juga dapat mengeluhkan adanya gangguan pendengaran. Pada

pemeriksaan fisik telinga ditemukan tanda radang pada membran timpani. Tipe

bulosa disertai dengan pembentukan bulla pada membran timpani, tipe hemoragik

disertai dengan pelebaran pembuluh darah kapiler membran sehingga membran

tampak sangat merah, tipe granulomatosa disertai dengan jaringan granulomatosa

yang menggantikan lapisan kulit luar dari membran timpani dan bagian anterior

dari meatus auditori eksterna.

Pengobatan miringitis akut sama dengan penyakit penyebabnya berupa otitis

eksterna atau otitis media akut. Prinsip pengobatan pada miringitis akut adalah

menjaga agar tidak terjadi perforasi pada membran. Pasien disarankan untuk

istirahat total sehingga mempercepat penyembuhan karena aktivitas yang tinggi

dapat meningkatkan risiko pecahnya bulla pada membran timpani. Pasien juga

disaran untuk menjaga kering telinga, tidak mengorek-ngorek telinga,

menghindari asap rokok, minum obat teratur, dan kontrol untuk melihat hasil
17

pengobatan. Obat-obatan yang dapat digunakan adalah anti inflamasi, steroid

dosis rendah dan antibiotik. Pada miringitis akut dengan infeksi sekunder

menyebabkan penurunan pendengaran lebih nyata.

BAB 4
18

PENUTUP

Telah dipresentasikan referat mengenai Miringitis Akut yang telah diahas

teorinya mengenai definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis,

diagnosis, dan tatalaksana. Diharapkan dengan referat ini dapat menjadi pedoman

dalam menangani kasus miringitis akut yang ditemukan, serta dapat menambah

informasi kepada pembaca mengenai miringitis akut.

DAFTAR PUSTAKA
19

1. Sanna M, Russo A, De Donato G. Color Atlas of Otoscopy.


Thieme:Sttutgart. Newyork. 1999;Hal 4-5, 10-1.
2. Kotikoski M. Acute Miringitis in Children Less Than Two Years of Age
[dissertation]. Medical School Of University Tampere. Finland. 2004;Hal
17-9,24,29-30,34,37-9.
3. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli).
Dalam Buku Soepardi E,Iskandar N,et al. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta:
FKUI. 2007; Hal 10.
4. M.Michael et al. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Dalam Adam
G.L, Boies I.R et al. BOIES, buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Alih
bahasa: Wijaya C. Jakarta: EGC.1997. Hal.30-1,89.
5. Ellis H. Clinical Anatomy Applied Anatomy for Students and Junior
Doctor. Ed11st. Blackwell Publishing. London. 2006;Hal 384-6.
6. Schweinfurth J. Middle Ear, Timpanic Membran, Infection [online]. 2009.
Dari http://www.emedicine.com
7. Schweinfurth J, Meyers AD. Middle Ear, Tympanic Membrane, Infections.
[serial online] Oct 19, 2018;. Available from: URL:
https://emedicine.medscape.com/article/858558-overview#a5
8. Hawke M. Bullous Miringitis [online article]. 2008. Dari
http://eac.hawkelibrary.com/bullous/89_right.hmembran timpanil

Anda mungkin juga menyukai