Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

MIRINGITIS AKUT
Yolanda Yasinta Ina Tuto, S.Ked | 1508010035

Pembimbing :
dr. M. A. Sri Wahyuningsih, Sp.THT-KL

SMF ILMU PENYAKIT THT-KL


Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
2020
PENDAHULUAN
MIRINGITIS

suatu keadaan inflamasi atau peradangan pada


membran timpani

• Etiologi : Primer &


Sekunder
• Miringitis Bulosa • Epidemiologi : Mengenai
• Miringitis Hemorragik laki-laki dan perempuan,
• Miringitis granulomatosa semua usia (lebih rentan
pada anak-anak dan usia
muda)
MIRINGITIS MEMILIKI KARAKTERISTIK UTAMA NYERI YANG
MENGGANGGU = MENGHILANGKAN KEMAMPUAN PASIEN
UNTUK BEKERJA DAN MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-
HARI.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Bahasa Latin : • ICD 10
- Myrinx : Membran H73.0 MIRINGITIS AKUT :
Timpani inflamasi atau peradangan
- Itis : peradangan akut pada membran timpani
• suatu inflamasi atau tanpa disertai efusi telinga
peradangan pada membran tengah.
timpani
ANATOMI
Membran timpani atau gendang telinga
merupakan selaput tipis berbentuk
bundar dan cekung.
• Bagian atas disebut pars flaksida
(membran Sharpnell). Bagian atas
dari membran terdapat penonjolan
dari bagian brevis maleus.
• Bagian bawah pars tensa (membran
propria)
• Bagian tengah dari membran
terdapat umbo yang merupakan
gambran dari manubrium os. Maleus.
LAPISAN MEMBRAN TIMPANI :
ANATOMI
ETIOLOGI
Etiologi Primer:
• Miringitis akut dapat terjadi karena trauma langsung pada membran timpani
melalui penetrasi oleh benda asing.
• Miringitis primer juga dapat disebabkan oleh pengangkatan benda asing yang
tidak berhasil, seperti serangga hidup, atau mungkin terjadi selama
pembersihan telinga sendiri.
• Sebuah ledakan, perubahan tekanan di kabin pesawat terbang, pukulan
telinganya dengan telapak tangan dapat menyebabkan trauma pada membran
timpani.
• Infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau infeksi virus seperti
influenza, herpes zoster, dan lain-lain.
ETIOLOGI
Etiologi Sekunder:
• Miringitis dapat terjadi pada kasus otitis eksterna akut pascatrauma atau
cedera mekanik
• Miringitis dapat menjadi konsekuensi dari otitis eksterna bakteri akut.
• Miringitis juga dapat menjadi konsekuensi dari otitis eksterna akut virus.
• Miringitis jamur dapat terjadi pada kasus otitis eksterna jamur.
• Miringitis eksema dapat terjadi pada kasus eksim dermal saluran akustik
eksternal.
• Miringitis akut dapat terjadi pada kasus eksaserbasi peradangan kronis CAE.
PATOGENESIS
• Cidera mekanik membran timpani atau reaksi jaringan
non-spesifik karena proses infamasi
• Reaksi peradangan lokal pada membran
• Membran akan menjadi lebih tebal karena pembengkakan
lapisan jaringan subepitel dan submukosa serta
vasodilatasi pembuluh darah di membran timpani
• Infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan tersebut
• Infiltrasi dan ekstravavasi cairan akibat proses
peradangan memberikan gelaja munculnya bulla pada
permukaan luar membran timpani
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri telinga tiba-tiba yang cukup berat, disertai rasa berdenyut. Nyeri
biasanya didalam telinga namun pada beberapa kondisi dapat
menyebar ke ujung mastoid, tengkuk, rahang bawah hingga ke wajah.
Nyeri dapat menetap satu hingga dua hari namun perasaan tidak
nyaman pada telinga sudah dialami beberapa hari sebelum merasa
nyeri.
• Otoskopi : membran timpani dengan tanda-tanda radang terutama
menjadi warna merah dan timbulnya satu atau lebih bula yang berisi
cairan baik yang bening maupun yang purulen atau bahkan darah
• Peningkatan suhu tubuh biasanya terlibat dalam perjalanan awal
miringitis
KLASIFIKASI
1. Miringitis Bulosa
2. Miringitis Granulomatosa
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
• Keluhan Utama : nyeri pada daerah telinga yang onsetnya 2-3
hari. Nyeri seperti tertusuk dan berdenyut.
• Perlu mengetahui riwayat demam atau infeksi saluran napas
sebelumnya untuk membedakan atau mengetahui adanya otitis
media akut atau tidak.
• Riwayat trauma pada saluran telinga akibat membersihkan
telinga perlu ditanyakan.
Pemeriksaan Fisik
Otoskopi :
• Terdapat tanda inflamasi pada membran timpani, tampak deformasi dan
refleks cahaya memendek dan bahkan menghilang sama sekali.
• Nyeri saat pinna atau aurikula ditarik.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lainnya :
• Pemeriksaan kelenjar : terdapat limfadenopati servikal posterior.
• Pemeriksaan pendengaran : ditemukan adanya penurunan
pendengaran.
• Timpanometri : pemeriksaan untuk menemukan bukti adanya
cairan dibelakang membran timpani sehingga dapat mendeteksi
keadaan miringitisnya disertai dengan otitis media atau tidak.
• Timpanosintesis : untuk mengidentifikasi agen penyebab miringtis
bullosa.
Penatalaksanaan
• Prinsip tatalaksana : mencegah terjadinya
perforasi pada membran timpani
• Medikamentosa : anti-inflamasi, analgetik,
antibiotik, steroid (optional).
KOMPLIKASI PROGNOSIS

• Gangguan pendengaran yang


Prognosis pada pasien baik
nyata
jika penanganannya lebih
• Perforasi membran timpani
dini dan tepat.
• Paralisis n. Facialis
Jika terjadi infeksi
• Proses supuratif yang
berkelanjutan dapat sekunder dan perforasi
menyebabkan infeksi struktur membran timpani, dapat
sekitar seperti otitis media, menyebabkan gangguan
mastoiditis, meningitis, dan pendengaran yang lebih
encephalitis. nyata.
KESIMPULAN
• Miringitis akut adalah inflamasi atau peradangan pada membran
timpani. Miringitis akut terdiri dari 3 tipe yaitu tipe bullosa, tipe
hemoragik dan tipe granulomatosa.
• Gejala klinis dari miringitis akut yang dominan adalah nyeri
menusuk dan berdenyut pada telinga tanpa didahului oleh infeksi
saluran pernapasan bagian atas. Pada pemeriksaan fisik telinga
ditemukan tanda radang pada membran timpani. Tipe bulosa
disertai dengan pembentukan bulla pada membran timpani, tipe
hemoragik disertai dengan pelebaran pembuluh darah kapiler
membran sehingga membran tampak sangat merah, tipe
granulomatosa disertai dengan jaringan granulomatosa yang
menggantikan lapisan kulit luar dari membran timpani dan bagian
anterior dari meatus auditori eksterna.
• Prinsip pengobatan pada miringitis akut adalah menjaga agar
tidak terjadi perforasi pada membran. Pasien disarankan
untuk istirahat total sehingga mempercepat penyembuhan
karena aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan risiko
pecahnya bulla pada membran timpani. Obat-obatan yang
dapat digunakan adalah anti inflamasi, analgesik, steroid dosis
rendah dan antibiotik.
• Pada miringitis akut dengan infeksi sekunder menyebabkan
penurunan pendengaran lebih nyata.
PENUTUP
Telah dipresentasikan referat mengenai Miringitis Akut yang
telah diahas teorinya mengenai definisi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan tatalaksana.
Diharapkan dengan referat ini dapat menjadi pedoman dalam
menangani kasus miringitis akut yang ditemukan, serta dapat
menambah informasi kepada pembaca mengenai miringitis
akut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sanna M, Russo A, De Donato G. Color Atlas of Otoscopy. Thieme:Sttutgart. Newyork. 1999;Hal 4-5, 10-1.
2. Kotikoski M. Acute Miringitis in Children Less Than Two Years of Age [dissertation]. Medical School Of University
Tampere. Finland. 2004;Hal 17-9,24,29-30,34,37-9.
3. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli). Dalam Buku Soepardi E,Iskandar N,et al.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta: FKUI. 2007; Hal 10.
4. M.Michael et al. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Dalam Adam G.L, Boies I.R et al. BOIES, buku ajar penyakit
THT. Edisi 6. Alih bahasa: Wijaya C. Jakarta: EGC.1997. Hal.30-1,89.
5. Ellis H. Clinical Anatomy Applied Anatomy for Students and Junior Doctor. Ed11st. Blackwell Publishing. London.
2006;Hal 384-6.
6. Schweinfurth J. Middle Ear, Timpanic Membran, Infection [online]. 2009. Dari http://www.emedicine.com
7. Schweinfurth J, Meyers AD. Middle Ear, Tympanic Membrane, Infections. [serial online] Oct 19, 2018;. Available
from: URL: https://emedicine.medscape.com/article/858558-overview#a5
8. Hawke M. Bullous Miringitis [online article]. 2008. Dari
http://eac.hawkelibrary.com/bullous/89_right.hmembran timpanil
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai