SKOLIOSIS
Yustina Nada Jon Putri, S.Ked | 1508010005
Yolanda Yasinta Ina Tuto, S.Ked | 1508010035
Pembimbing :
dr. Yusni Sinatra, Sp.KFR
Tanda Vital
• Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
• Frekuensi nadi : 76 x/menit, reguler, kuat angkat
• Frekuensi napas : 20 x/menit, reguler
• Suhu aksiler : 36⁰C
• VAS skor :3
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala / leher
• Anemis (-/-), ikterik (-/-),sianosis (-), pembengkakan KGB (-/-) trakea
tepat di tengah (+)
Toraks
• Jantung : S1S2 reguler, bising jantung(-)
• Paru : Gerakan pernafasan simetris kiri=kanan, suara pernafasan
vesikuler +/+,ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen
• Flat (+), nyeri tekan (-), timpani (+), bising usus (+) normal
Ekstremitas
• Akral hangat, sianosis (-), edema (-)
STATUS LOKALIS DAN NEUROLOGIS
• Inspeksi
• Thorax : deviasi prosessus spinosus v.thorakolumbal
(+) ke arah kanan, tampak bahu kanan lebih tinggi, asimetris
skapula (skapula kanan tampak lebih tinggi)
• Pelvis : pelvis tampak asimetris (hip kiri lebih tinggi)
• Ekstremitas bawah : panjang tungkai simetris kanan dan kiri
Anggota gerak atas
• Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan : (+) (+)
• Kekuatan : 5-5-5 5-5-5
• Tonus : N N
• Refleks Kanan Kiri
• Refleks biceps : (+) (+)
• Refleks triceps : (+) (+)
• Refleks radius : (+) (+)
• Refleks ulna : (+) (+)
• Refleks Hoffmann : (-) (-)
• Refleks Tromner : (-) (-)
• Sensibilitas Kanan Kiri
• Sensibilitas : (+) (+)
• Perasaan nyeri : (+) (+)
• Termal : (+) (+)
• Diskriminasi dua titik : (+) (+)
• Perasaan lokalis : (+) (+)
• Posisi : (+) (+)
Anggota gerak bawah
• Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan : (+) (+)
• Kekuatan : 5-5-5 5-5-5
• Tonus : N N
• Refleks Kanan Kiri
• Refleks Patella : (+) (+)
• Refleks Achilles : (+) (+)
• Refleks Babinsky : (-) (-)
• Refleks Chaddock : (-) (-)
• Refleks Schaefer : (-) (-)
• Refleks Oppenheim : (-) (-)
• Refleks Gordon : (-) (-)
• Refleks Gonda : (-) (-)
• Refleks Bing : (-) (-)
• Refleks Mendel-Bechterew : (-) (-)
• Refleks Rosolimo : (-) (-)
• Klonus paha : (-) (-)
• Klonus kaki : (-) (-)
• Tes Laseque : >70 >70
• Sensibilitas Kanan Kiri
• Sensibilitas : (+) (+)
• Perasaan nyeri : (+) (+)
• Termal : (+) (+)
• Diskriminasi dua titik : (+) (+)
• Perasaan lokalis : (+) (+)
• Posisi : (+) (+)
• Koordinasi, Gait dan Keseimbangan
• Cara berjalan : normal gait
• Test Romberg : normal
• Ataxia : negatif
• Gerakan – gerakan abnormal
• Tremor : (-)
• Athetose : (-)
• Myocloni : (-)
• Chorea : (-)
• Alat Vegetatif
• Miksi : dalam batas normal
• Defekasi : dalam batas normal
STATUS LOKALIS
• Regio Lumbosakral
• Inspeksi : Alignment vertebra deviasi, edema (-
), kemerahan (-), deformitas (-)
• Palpasi : Nyeri tekan paravertebral (+), nyeri tekan sacroiliaca
(-), nyeri tekan piriformis (-)/(-), spasme otot paravertebral lumbal
(+)
• Lingkup Gerak Sendi
• Psikologi
Evaluasi : Kontak, pengertian, dan komunikasi baik, semangat untuk
melakukan terapi.
Program :
• memberi dukungan mental pada pasien dan keluarga untuk
menjalani pengobatan.
• motivasi untuk berobat teratur.
• Sosial Medik
Evaluasi :
• Menilai kasur yang digunakan dan kursi.
• Menilai cara penderita menggangkat dan membawa barang yang
bertumpu pada tulang belakang seperti kegiatan membawa tas dll.
• Tidak ada masalah dalam biaya pengobatan.
Program :
• Edukasi penderita untuk menggunakan kasur yang padat dan datar.
• Edukasi penderita untuk menggunakan kursi dengan punggung kursi
berbentuk huruf S.
• Edukasi penderita cara mengangkat dan membawa barang tanpa
menimbulkan nyeri dengan proper back mechanism.
• Edukasi
Waktu beraktivitas:
• Dianjurkan pada saat beraktivitas penderita jangan dulu
mengangkat barang terlalu berat pada satu sisi tubuh.
• Dianjurkan untuk sementara waktu menggunakan korset.
Waktu berjalan:
• Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.
Waktu duduk:
• Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan
punggung kursi.
Waktu tidur:
• Sebaiknya menggunakan alas yang padat.
• Sebaiknya tidur tidak miring pada satu sisi.
• Home program
• Melakukan latihan-latihan dan edukasi di rumah:
• Menghindari mengangkat beban yang berat.
• Back exercises.
• Proper body mechanism : (cara berdiri, cara berjalan, cara duduk,
cara tidur yang benar).
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Definisi scoliosis merupakan Pada kasus, saat anamnesis pasien
deformitas tulang belakang yang didapatkan keluhan sesuai dengan
menggambarkan deviasi vertebra ke manifestasi klinis scoliosis, pada
pemeriksaan fisik didapatkan deviasi
arah lateral dan rotasional, dapat
prosessus spinosus v.thorakolumbal
membentuk huruf ‘S’ atau ‘C’. (+) ke arah kanan, tampak bahu
kanan lebih tinggi, asimetris skapula
(skapula kanan tampak lebih tinggi),
dan pelvis tampak asimetris (hip kiri
lebih tinggi). Pada foto x-ray PA
vertebra thoracolumbal pasien
didapatkan malalignment vertebra
thoracolumbal. deviasi ke arah
dextra, dan membentuk huruf ‘S’.
Teori Kasus
Berdasarkan epidemiologi diketahui Pasien merupakan An. AT dengan
bahwa angka kejadian skoliosis jenis kelamin perempuan dan usia
adalah kira-kira dua kali lebih sering 14 tahun, dan jenis deformitas yang
dialami pasien yang termasuk
pada perempuan daripada laki-laki,
remaja merupakan scoliosis.
sering terlihat pada usia lebih dari 10
tahun. Skoliosis merupakan bentuk
paling umum deformitas tulang
belakang yang terjadi pada masa
kanak-kanak dan remaja.
Teori Kasus
Skoliosis dapat diakibatkan dari posisi tubuh Pasien memiliki kebiasaan
yang salah misalnya duduk dengan berulang- menulis dengan posisi
ulang, punggung terlalu membungkuk, duduk sedikit menunduk
dan sedikit miring kekiri.
kepala terlalu terangkat, menyandarkan
Pasien juga memiliki
tubuh pada posisi yang salah pada satu sisi kebiasaan ke sekolah
tubuh, maka karena hal tersebut kerja otot dengan membawa tas
tidak akan pernah seimbang. Deviasi tulang jinjingan di bahu kiri yang
pada scoliosis dapat diakibatkan karena salah berat setiap harinya.
sikap tubuh yang terjadi pada masa anak-
anak dan remaja, disebabkan karena
kebiasaan yang salah terutama dalam sikap
duduk di sekolah.
Teori Kasus
Manifestasi klinis yang dapat timbul Berdasarkan anamnesis pasien pada
pada pasien scoliosis adalah badan kasus, pasien mengeluhkan bahu kanan
condong ke lateral flexion, salah satu dan kiri tidak sama tinggi, badan
cenderung miring ke kanan, ada
bahu lebih tinggi dari yang lain, salah
keterbatasan gerak, seperti
satu hip lebih tinggi dari yang lain, membungkuk, jongkok-berdiri, berjalan
terdapat penonjolan salah satu scapula jauh, maupun duduk lama. Pasien juga
(shoulder blade), payudara yang kadang merasakan nyeri di punggung
asimetris pada wanita, rib cage bawah pasien. Keluhan nyeri otot dan
menonjol di satu sisi, kepala tidak keterbatasan gerak yang dialami pasien
dapat merupakan akibat dari overuse
sejajar langsung dengan panggul.
pada salah satu sisi otot yang dalam
waktu terus menerusakibat dari suatu
mekanisme untuk menjaga
keseimbangan pada penderita skoliosis.
.
Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisik skoliosis Pada saat melakukan pemeriksaan
dapat dilakukan inspeksi dan palpasi fisik pada pasien, didapatkan deviasi
tulang belakang dan daerah prosessus spinosus v.thorakolumbal
(+) ke arah kanan, tampak bahu
sekitarnya. Pada inspeksi didapatkan
kanan lebih tinggi, asimetris skapula
tulang belakang melengkung secara (skapula kanan tampak lebih tinggi),
abnormal ke arah samping, badan dan pelvis tampak asimetris (hip kiri
miring ke salah satu sisi, maupun lebih tinggi).
keasimetrisan scapula atau hip. Pada .