Anda di halaman 1dari 34

PERAWATAN KOLOSTOMI

Pengertian
* Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk
mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
* Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk
mengeluarkan feses (Randy, 1987)
* Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses
(Evelyn, 1991, Pearce, 1993)

Jenis – jenis kolostomi


Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa
macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun
sementara.

* Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan
untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon
sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)

* Kolostomi temporer/ sementara


Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses
sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali.
Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang
disebut kolostomi double barrel.

Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut
STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga
stoma tampak membesar.

Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan
dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya
bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat
mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera
merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.

Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau
jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus
mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari
terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada
dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi
tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak
teriritasi.
Pendidikan pada pasien
Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah
operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi
permanen.
Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:

* Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar


* Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
* Waktu penggantian kantong kolostomi
* Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
* Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
* Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
* Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
* Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
* Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat
dirumah)
* Berobat/ control ke dokter secara teratur
* Makanan yang tinggi serat

Komplikasi kolostomi

1.Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses
yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi
kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu
diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.

2.Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi
pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan
tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk
mencegah infeksi.

3.Retraksi stoma/ mengkerut


Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena
adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

4.Prolaps pada stoma


Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang
kurang adekuat pada saat pembedahan.

5.Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma

6.Perdarahan stoma
Perawatan kolostomi

Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara
berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan
* Menjaga kebersihan pasien
* Mencegah terjadinya infeksi
* Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
* Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

Persiapan pasien
* Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
* Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
* Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu,
memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar
kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

PERSIAPAN ALAT
1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. 1 pasang sarung tangan bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Plester dan gunting
11. Bila perlu obat desinfektan
12. bengkok
13. Set ganti balut

PERSIAPAN KLIEN
1. Memberitahu klien
2. Menyiapkan lingkungan klien
3. Mengatur posisi tidur klien

PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri
menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat
(air hangat)/ NaCl
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan
pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Mencuci tangan
20. Membuat laporan

http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/11/perawatan-kolostomi.html

Kolostomi
Posted on March 11, 2011 by acitjazz

1. Definisi Kolostomi

Kolostomi adalah tindakan membuka dinding abdomen, di mana ujung dari kolon dikeluarkan
melalui bukaan tersebut dan membentuk stoma. Kolostomi dilakukan bila sebagian dari kolon
diangkat karena adanya proses keganasan, kelainan kongetinal, obstruksi usus, atau diverticulitis
yang mengenai usus tersebut. Lokasi kolostomi pada abdomen tergantung dari bagian kolon
yang digunakan untuk membentuknya tipe kolostomi yang dilakukan. Stoma terlihat pada
dinding abdomen terdiri dari jaringan mukosa usus yang lembab, hangat dans mesekresi mukosa
sejumlah kecil mucus. Tidak seperti anus, stoma tidak mempunyai katup atau otot sehingga
pengeluaran feses tidak dapat di control.
Pasien-pasien dengan keadaan berikut membutuhkan kolostomi:

1. Necrotizing enterocolitis
2. Hirschprung disease
3. Meconeum ileus
4. Imperforate anus
5. Complex hindgut anomalies
6. Intensinal malrotation/volvulus/atresia
7. Esophageal atresia with or without trachesophageal fistula
8. Trauma
9. Tumor kolon
10. Colitis ulserativa

2. Tujuan Kolostomi
1. Menggantikan fungsi anus sebagai muara akhir saluran pencernaan.
2. Mengalihkan aliran feses bila ada proses patologis di distal.
3. Sebagai dekompresi pada obstruksi kolon.

3. Pembagian Kolostomi
1. Menurut lamanya
2. Kolostomi permanen (termporer)
3. Berguna untuk mengatasi obstruksi pada operasi efektif maupun tindakan darurat, dan
proteksi terhadap anastomosis kolon setelah reseksi pada kasusk tumor kolon,
peradangan dan infeksi.
4. Kolostomi Sementara
5. Ditujukan untuk penggunaan tetap (seumur hidup), menggantikan fungsi anus  bila anus
dan rektum diangkat. Biasanya dilakukan kolostomi sigmoid.
6. Menurut letaknya
7. Ascending colostomy
8. Transverse colostomy
9. Descending colostomy
10. Sigmoid colostomy

1. Menurut Bentuknya
2. Loop colostomy
3. Single barreled colostomy
4. Double barreled colostomy

http://acid.web.id/kolostomi/

Kapan Operasi Kolostomi Perlu Dilakukan?

Vera Farah Bararah - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>


(Foto: dok. detiksurabaya)
Jakarta, Anak kecil atau orang dewasa yang susah buang air besar (BAB) hingga berhari-hari, biasanya
disarankan untuk melakukan kolostomi. Operasi kolostomi ini adalah pembuatan lubang buatan pada
saluran pencernaan untuk membuang kotoran.

Seperti dikutip dari Pedisurg, Senin (10/5/2010) kolostomi untuk membuang kotoran BAB dilakukan
pada penderita:
1. Penyakit peradangan usus akut
Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bisa BAB.
Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi radang usus.

2. Tidak memiliki anus (imperforata anus)


Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat
konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan genetik.

3. Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak
berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang
mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa
BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada
persarafannya ini harus dibuang lewat operasi.

Bayi yang tidak bisa BAB umumnya perutnya kembung. Bedanya hirschsprung dengan sembelit pada
bayi adalah jika bayi sembelit ketika diberi obat pencahar kotoran bisa keluar. Tapi bayi yang menderita
hisrchsprung tidak akan bereaksi apa-apa meski sudah diberi obat pencahar.

Kolostomi yang dilakukan bisa bersifat sementara hingga cedera atau sakit pada bagian usus besarnya
sembuh dan istirahat dengan cukup.

Sedangkan kolostomi yang bersifat permanen yaitu jika jarak usus besar terlalu jauh, diblokir atau tidak
bisa berfungsi dengan normal. Penderita kanker kolorektal identik dengan kolostomi permanen, tapi
hanya sekitar 10-15 persen pasien saja yang memerlukan kolostomi.
Setelah prosedur kolostomi selesai dilakukan, maka sebuah plastik akan ditempatkan di perut pasien
yang memiliki stoma (lubang buatan di perut) untuk menampung kotoran dari dalam usus.

Selama di rumah sakit, pasien akan diberitahu cara merawat kolostomi tersebut dan menentukan kapan
kantung tersebut harus diganti serta posisinya.

Pasien juga harus memeriksa secara reguler dan perawatan menyeluruh pada kulit sekitar stoma agar
dapat mempertahankan permukaan yang memadai dalam penempatan kantung.

Komplikasi yang terjadi selama pembedahan adalah:

1. Perdarahan berlebih
2. Infeksi luka bedah
3. Peradangan
4. Gumpalan darah di pembuluh darah kaki
5. Emboli paru.

Periode waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulihan tergantung dari kesehatan pasien secara
menyeluruh sebelum operasi. Selain itu komplikasi seperti pergerakan stoma di bawah permukaan perut
atau penyempitan lubang stoma juga harus selalu dipantau.

Pasien yang hidup dengan kolostomi membutuhkan perawatan khusus untuk mengurusnya, mencegah
infeksi dan komplikasi. Seperti dikutip dari eHow, Senin (10/5/2010) ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk membantu pasien kolostomi menyesuaikan hal ini, yaitu:

1. Meminta suster atau petugas kesehatan untuk menjelaskan mengenai segala hal terkait kantung
untuk stoma, seperti dimana membelinya, prosedur pemakaiannya serta memahami bahasa
yang tertera di kantung.
2. Mengosongkan kantung kolostomi sebelum terlalu penuh, hal ini untuk menghindari
kemungkinan meluap atau infeksi. Serta memperhatikan pembuangan limbah dari kantung di
toilet.
3. Mempraktikkan sendiri cara penggantian kantung kolostomi sendiri sebelum meninggalkan
rumah sakit.
4. Membilas stoma (kulit yang terbuka) secara lembut dengan air hangat sebelum menempelkan
kantung yang baru. Jika memilih menggunakan sabun, maka pastikan bahwa sabun tersebut
tidak diberi wewangian dan tanpa iritasi. Lalu keringkan secara pelan-pelan dengan handuk
lembut.
5. Menjaga daerah sekitar stoma (lubang buatan) agar tetap kering dan bersih.
6. Memonitor letak stoma untuk mengetahui ada kebocoran atau perdarahan yang bisa menjadi
tanda-tanda infeksi akibat pencemaran dari isi kantung.
7. Menuliskan informasi atau instruksi mengenai kantung kolostomi sehingga dapat meringankan
kecemasan pasien dalam mengurusnya sehari-hari.
8. Mendiskusikan segala aspek mengenai emosional.
Hidup dengan kolostomi adalah sebuah perubahan yang besar, selain aspek medis maka aspek
emosional yang terkait dengan kolostomi juga harus diperhatikan. Hal ini untuk membantunya
menyesuaikan diri dan meningkatkan kepercayaan diri terkait penampilann

http://www.detikhealth.com/read/2010/05/10/134408/1354452/763/kapan-operasi-kolostomi-perlu-
dilakukan

"Perawatan Kolostomi"

Pengertian

 Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen
untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
 Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut
untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
 Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk
mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
Jenis – jenis kolostomi
     Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada
beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen maupun sementara.

 Kolostomi Permanen

     Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak


memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan,
atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui
anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung
lubang)

 Kolostomi temporer/ sementara

     Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan
feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen
ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan
melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.

     Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang
disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi
pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.

     Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi


(pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena
letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan
feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor
kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi
feses.

     Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi
feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga
harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk
menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi
pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang
alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit
pasien tidak teriritasi.

Pendidikan pada pasien


     Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun
setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus
menggunakan kolostomi permanen.

Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:

 Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar


 Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
 Waktu penggantian kantong kolostomi
 Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
 Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
 Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
 Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
 Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
 Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah
dirawat dirumah)
 Berobat/ control ke dokter secara teratur
 Makanan yang tinggi serat

Komplikasi kolostomi
1.Obstruksi/ penyumbatan
     Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien
perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen
tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.

2.Infeksi
     Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya
infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat
diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi
sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

3.Retraksi stoma/ mengkerut


     Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga
karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

4.Prolaps pada stoma


     Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma
yang kurang adekuat pada saat pembedahan.

5.Stenosis
     Penyempitan dari lumen stoma

6.Perdarahan stoma
Perawatan kolostomi
Pengertian
     Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi
secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan

 Menjaga kebersihan pasien


 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
 Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

Persiapan pasien

 Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll


 Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
 Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela,
pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk
menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

PERSIAPAN ALAT

1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi
empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. 1 pasang sarung tangan bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Plester dan gunting
11. Bila perlu obat desinfektan
12. Bengkok
13. Set ganti balut

PERSIAPAN KLIEN

1. Memberitahu klien
2. Menyiapkan lingkungan klien
3. Mengatur posisi tidur klien

PROSEDUR KERJA

1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan
tangan kiri menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat /
kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien.
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Mencuci tangan
20. Membuat laporan

http://wirawan-lesmana.blogspot.com/2010/09/perawatan-kolostomi.html
http://duniaaskep.wordpress.com/2011/10/15/tindakan-perawatan-kolostomi/
Asuhan Keperawatan KOLOSTOMI

Oleh Stop Dreaming Start Action 1 Komentar

Kategori: Materi Kuliah Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN COLOSTOMY

Pengertian Colostomi

Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit
pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer
Schrock, MD, 1983).

Colostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum, colostomy sigmoid, sedangkan colon accendens dan
descendens sangat jarang dipergunakan untuk membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir
retroperitoneal.

Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa
merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.

Indikasi Colostomy

Indikasi colostomy yang permanen

Pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon.

Komplikasi Colostomy

 Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.

Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat
loop ilium

Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan

Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon
yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan
omentum yang pendek dan tipis.

lritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang
bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan
akan plaster.

Diare

Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya normal.

Stenosis Stoma

Kontraktur lumen  terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase normal feses.

Hernia Paracolostomy

Pendarahan Stoma

Eviserasi

Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui celah

lnfeksi luka operasi

Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna

Sepsis dan kematian

Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca bedah yang baik,
selain itu pre-operatif yang memadai.

HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA PASIEN KOLOSTOMI

>Keadaan stoma :

Warna stoma (normal warna kemerahan)

Tanda2 perdarahan (perdarahan luka operasi)

Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese)

Posisi stoma

Apakah ada perubahan eliminasi tinja :

Konsistensi, bau, warna feces

Apakah ada konstipasi / diare


Apakah feces tertampung dengan baik

Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri

Apakah ada gangguan rasa nyeri :

Keluhan nyeri ada/tidak

Hal-hal yang menyebabkan nyeri

Kualitas nyeri

Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang)

Apakah pasien gelisah atau tidak

Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi

Tidur nyenyak/tidak

Apakah stoma mengganggu tidur/tidak

Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur

Adakah faktor psikologis mempersulit tidur

Bagaimana konsep diri pasien Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri,harga diri,ideal diri,gambaran diri
& peran

Apakah ada gangguan nutrisi :

Bagaimana nafsu makan klien

BB normal atau tidak

Bagaimana kebiasaan makan pasien

Makanan yang menyebabkan diarhe

Makanan yang menyebabkan konstipasi

Apakah pasien seorang yang terbuka ?

Maukah pasien mengungkapkan masalahnya

Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan


setelah tahu bag tubuhnya diangkat

Kaji kebutuhan klien akan kebutuhan seksual :

Tanyakan masalah kebutuhan seksual klien

Isteri/Suami memahami keadaan klien

Prioritas Perawatan Ditujukan Kepada:

Pengkajian mengenai penyesuaian psikologis

Pencegahan terhadap komplikasi

Pemberian dukungan untuk rnerawat diri sendiri

Menyediakan informasi

Kriteria Keberhasilan

Adanya perasaan penyesuaian yang aktual

Komplikasi dapat dicegah

Klien memenuhi kebutuhan sendiri

Adanya dukungan pelaksanaan pengobatan, mengetahui potensial terjadinya komplikasi

Dx. Keperawatan yg mungkin pada Colostomy

Potensial terjadinya gangguan eliminasi tinja (konstipasi atau diare) s.d kemungkinan diet yang tidak balans yang
ditandai, dengan ….

Gangguan rasa nyaman nyeri s.d gangguan mekans kulit akibat tindakan operasi, ditandai dengan ….

Gangguan rasa nyaman s.d BAB yang tidak terkontrol, yang ditandai dengan ….

Gangguan istirahat dan tidur s.d adanya rasa takut pada keadaan stoma, ditandai dengan ….

Potensial gangguan nutrisi sehubungan dengan ketidaktahuan terhadap kebutuhan makanan

Gangguan konsep diri (gambaran diri, peran) s.d belum dapat beradaptasi dengan stoma dan perubahan anatomis,
yang ditandai dengan ….

Potensial ggn integritas kulit s.d terkontaminasinya kulit dengan feces, ditandai dengan ….
Disfungsi seksualitas s.d perubahan struktur tubuh, yang ditandai dengan ….

Potensial terjadinya infeksi s.d adanya kontaminasi luka dengan feces, yang ditandai dengan ….

Cemas s.d takut terisolasi dari orang lain ….

Keterbatasan aktifitas s.d klien merasa takut untuk melakukan aktifitas karena stoma.

Tujuan dan Intervensi

Agar pasien dapat BAB dengan teratur :

Hindari makan makanan berefek laksatif

Hindari makan makanan yang menyebabkan konstipasi (makanan yang keras)

 Kolaborasi dengan ahli gizi masalah menu makanan

 Kontrol makanan yang dibawa dari rumah

 Berikan minum yang cukup (2-3 1t/hari)

 Pola makan yang teratur (3 kali sehari)

Agar rasa nyeri dapat berkurang :

Catat pemberian medikasi pada saat intra operatif

Evaluasi rasa nyeri dan karakteristiknya

Beri pengertian pada klien agar rasa nyeri diterima sebagai suatu yang wajar dlm batas tertentu

Berikan analgetik sebagai tindakan kolaborasi

Agar klien dapat tidur/istirahat yang cukup :

Jelaskan, stoma tidak akan terbuka pada saat tidur

Amati faktor lingkungan yang mempersulit tidur

Amati faktor psikologis yang mempersulit tidur

Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi :

Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menu makanan


Berikan gizi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan

Berikan motivasi agar tidak merasa takut menghabiskan makanannya

Agar tidak terjadi gangguan konsep diri :

Berikan dorongan semangat yang membesarkan hati

Hindari sikap asing pada keadaan penyakit pasien

Arahkan agar klien mampu merawat diri sendiri

Beri penjelasan agar klien dapat menerima keadaan dan beradaptasi terhadap stomanya

Hindarkan perilaku yang membuat pasien tersinggung (marah, jijik, dll)

Agar kebutuhan seksualitas dapat terpenuhi :

Beri penjelasan bahwa klien boleh melakukan hubungan seksual dengan wajar

Agar tidak terjadi gangguan integritas kulit :

Lakukan teknik perawatan baik (bersih)

Lindungi kulit dengan pelindung kulit (vaselin / skin barier) disekitar stoma

Letakan alas (kasa) yang dapat menyerap aliran feces

Untuk menghindari infeksi sekunder :

Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada stoma

Ajarkan klien tentang personal hygiene dan perawatan stoma

Untuk menghindari rasa cemas :

Berikan keyakinan bahwa klten mampu beradaptasi dengan lingkungan (masyarakat)

Agar klien tidak takut melakukan aktifitas

Berikan penjelasan masalah aktifitas yang tidak boleh dilakukan (olah raga sepak bola, lari)

Bila akan melakukan aktifitas kantong stoma diberi penyangga (ikat pinggang)

Evaluasi
Kebersihan stoma dan sekitarnya terjaga dengan baik :

Tidak ada tanda-tanda infeksi

Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit

Stoma tidak mengalami penurunan

Klien dapat BAB dengan teratur dan lancar :

Frekuensi BAB teratur (1-2 kali sehari)

Pola BAB teratur

Tidak ada diare/konstipasi

Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :

–>KIien dapat tidur tenang (6-8 jam sehari)

Tidak ada faktor lingkungan dan psikologis yang mempersulit tidur

Klien kelihatan segar (tidak mengantuk)

Rasa nyeri dapat diantisipasi oleh klien sendiri

a.Tidak ada keluhan rasa nyeri

b. Wajah tampak ceria

5. Nutrisi dapat terpenuhi

Klien mau menghabiskan makanan yang diberikan

Tidak ada penyulit makan

BB seimbang

Tidak terjadi gangguan integritas kulit :

Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit

(lecet)

Kebutuhan seksual terpenuhi


a. Isteri/Suami mau mengerti keadaan klien

b. Klien memahami dengan cara yang disarankan dalam melakukan hubungan seksual

8.lnfeksi tidak terjadi

Tidak ada tanda-tanda infeksi (rnerah, nyeri,

bengkak, panas)

9.Klien tidak cemas :

Klien terlihat tenang dan memahami keadaanya

10. Aktifitas klien tidak terganggu

Klien dapat melakukan aktifitas yang dianjurkan

PERAWATAN KOLOSTOMI (MENGGANTI KANTONG KOLOSTOMI)

Persiapan alat:

 Sarung tangan

 Handuk mandi

 Air hangat

 Sabun mandi

 Tissue

  –>Kantong colostomy

 Bengkok/plastik keresek untuk tempat sampah

 Kassa

 Vaselin

 Spidol

 Plastik untuk guide size (mengukur stoma)

 Gunting
Pelaksanaan

 Dekatkan alat-alat ke klien

 Pasang selimut mandi

 Dekatkan bengkok ke dekat klien

 Pasang sarung tangan

 Buka kantung lama

 Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun atau air hangat

 Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa

 Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces yang keluar lagi tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan

 Ukur stoma dengan guide size untuk memilih kantung stoma yang sesuai

 Pasang kantong stoma

 Pastikan kantong stoma merekat dengan baik dan tidak bocor

 Buka sarung tangan

 Bereskan alat-alat

 Cuci tangan

http://tutorialkuliah.wordpress.com/2008/12/12/asuhan-keperawatan-kolostomi/

KOLOSTOMI

Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat
untuk sementara atau menetap (Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1998, hal 900).

Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah yang dapat berfungsi
sebagai diversi sementara atau permanen (Brunner & Suddart, 2002, hal 1127).

Indikasi
Indikasi kolostomi ialah dekompresi usus pada obstruksi, stoma sementara untuk bedah reseksi
usus pada radang atau perforasi, dan sebagai anus setelah reseksi usus distal untuk melindungi
anastomosis distal.

Klasifikasi kolostomi

1. Berdasarkan sifat kolostomi


o Kolostomi sementara Dibuat misalnya pada penderita gawat perut dengan
peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon.
o Kolostomi tetap Dibuat pada reseksi rektoanal abdominoperineal menurut Quenu-
Milles berupa anus preternaturalis.
2. Klasifikasi berdasarkan tempat pembuatan stoma :

Stoma yang dibuat pada kolon (usus besar) disebut kolostomi, stoma yang dibuat pada
ileum (usus kecil) disebut ileostomi, dan pada saluran kencing disebut ureterostomi.

Penyulit-penyulit yang terjadi setelah pembuatan kolostomi :

1. Nekrosis

Lapisan mukosa yang normal akan berwarna pink atau kemerahan, lembab. Iskemia /
nekrosis terjadi karena adanya hambatan aliran darah ke lapisan mukosa.

2. Prolaps

Prolaps adalah mudahnya bagian usus keluar / memanjang dari ukuran stoma yang
sebenarnya. Penyebab terjadinya prolaps karena konstruksi pembedahan, peningkatan
tekanan intra abdomen, tidak adekuatnya fiksasi bowel atau kurangnya fascia pada saat
pemilihan tempat / posisi stoma untuk menopang.

3. Parastomal hernia

Hal ini terjadi karena penempatan posisi stoma tidak tepat pada otot rektus, insisi fascia
terlalu besar dan infeksi post operasi pada sambungan mukocutoaneus.

4. Obstruksi Obstruksi bisa terjadi karena komplikasi pembedahan.

Terbagi dalam 2 tipe :

o Adynamic : kondisi dimana tidak adanya peristaltik. Tipe yang paling sering
adalah ileus paralitik. Faktor penyebab antara lain: operasi abdominal, pengobatan
narkotik, perlukaan retroperitoneal, gangguan pada spinal, gangguan metabolik
seperti hypokalemia.
o Dynamic obstruksi, karena kondisi patologi dan merupakan kondisi darurat untuk
pembedahan.
5. Mucocutaneus separation Komplikasi awal yaitu rusaknya / terbukanya jahitan yang
menyatukan stoma pada permukaan abdomen.
6. Stenosis Stenosis adalah proses menyempitnya lumen stoma dan biasanya terjadi pada
fascia atau pada kutaneus.
7. Retraksi Retraksi disebabkan karena formasi jaringan scar, penambahan berat badan.

http://netral-collection-knowledge.blogspot.com/2009/07/kolostomi.html

 
 
 
 
 
 
 
1 Vote

Kolostomi, apa yang dimaksud dengan kolostomi? Bagaimana perawatan kolostomi? Apakah
mudah, apakah susah? Mari kita baca hasil makalah yang saya buat.

A.        Pengertian Kolostomi

1. Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen
untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
2. Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut
untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
3. Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk
mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)

 B.        Tujuan

1. Menjaga kebersihan pasien


2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

 C.        Indikasi

Indikasi colostomy yang permanen yaitu pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma pada
usus dan ondisi infeksi tertentu pada colon:

1. Trauma kolon dan sigmoid


2. Diversi pada anus malformasi
3. Diversi pada penyakit Hirschsprung
4. Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal

D.        Jenis-Jenis Kolostomi

Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa
macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun
sementara.

1.      Kolostomi Permanen

Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan
untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon
sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang).

2.      Kolostomi temporer/ sementara

Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses
sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali.
Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang
disebut kolostomi double barrel.

Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut
STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga
stoma tampak membesar..

Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan
dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya
bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat
mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera
merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.

Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau
jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus
mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari
terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.

Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada
dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi
tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak
teriritasi.

 E.        Komplikasi Kolostomi

1.      Obstruksi/ penyumbatan

Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses
yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi
kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu
diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.

2.      Infeksi

Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi
pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan
tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk
mencegah infeksi.

3.      Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena
adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

4.      Perdarahan stoma

5.      Prolaps pada stoma

Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.Prolaps dapat
dibagi 3 tingkatan: penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang
sampat loop ilium

Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan. Prolaps dapat terjadi
oleh adanya faktor-faktor Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon
yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah
serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.

6.      Stenosis

Penyempitan dari lumen stoma.

7.      lritasi Kulit

Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim
pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah
memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.

8.      Diare

Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya
normal.

9.      Eviserasi

Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui
celah.

10.  Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena
adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

11.  Hernia Paracolostomy

12.  Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna

13.  Sepsis dan kematian

Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta perawatan pasca
bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.

F.         Ruang Lingkup

Lesi/ kelainan sepanjang kolon sampai ke rektum. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan
pengobatan lebih lanjut diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait: patologi anatomi dan
radiologi.

G.        Kontra indikasi

Keadaan umum tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi.


H.        Pemeriksaan Penunjang

1. Foto polos abdomen 3 posisi


2. Colon inloop
3. Colonoscopy
4. USG abdomen

 I.          Pendidikan pada Pasien/ Keluarga

Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah
operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi
permanen.

Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien/ keluarga adalah:

1. Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar.


2. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma.
3. Waktu penggantian kantong kolostomi.
4. Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien.
5. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan.
6. Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien.
7. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi.
8. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien.
9. Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika pasien sudah
dirawat dirumah).
10. Berobat/ control ke dokter secara teratur.
11. Makanan yang tinggi serat.

 J.         Teknik Operasi

Secara singkat teknik operasi kolostomi dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah penderita diberi
narkose dengan endotracheal tube, penderita dalam posisi terlentang. Desinfeksi lapangan
pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril. Dibuat insisi
tranversal setinggi pertengahan antara arcus costa dan umbilikus kanan maupun kiri. Dibuka
lapis demi lapis sehingga peritoneum kemudian dilakukan identifikasi kolon tranversum.
Kemudian kolon dikeluarkan ke dinding abdomen dan dilakukan penjahitan ”spur” 3–4 jahitan
dengan benang sutera 3/0 sehingga membentuk double loop. Kemudian usus dijahit ke
peritonium fascia dan kulit sehingga kedap air ( water tied ). Selanjutnya usus dibuka transversal
dan dijahit ke kulit kemudian tepi luka diberi vaselin.

K.        Prosedur Perawatan Kolostomi

1.Persiapan Alat dan Pasien

a.      Persiapan pasien


1)      Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll

2)      Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)

3)      Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu,
memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar
kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

b.      Persiapan Alat

1)      Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat

2)      Kapas sublimate/kapas basah, NaCl

3)      Kapas kering atau tissue

4)      1 pasang sarung tangan bersih

5)      Kantong untuk balutan kotor

6)      Baju ruangan / celemek

7)      Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi

8)      Zink salep

9)      Perlak dan alasnya

10)  Plester dan gunting

11)  Bila perlu obat desinfektan

12)  Bengkok

13)  Set ganti balut

2.Prosedur Kerja

a.      Persiapan Klien

1)      Memberitahu klien

2)      Menyiapkan lingkungan klien

3)      Mengatur posisi tidur klien


b.      Prosedur Kerja

1)      Cuci tangan

2)      Gunakan sarung tangan

3)      Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma

4)      Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien

5)     Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)

6) Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri
menekan kulit pasien

7)      Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok

8)      Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma

9)   Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat
(air hangat)/ NaCl

10)  Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril

11)  Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma

12)  Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy

13) Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan


pasien

14)  Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi

15)  Merekatkan/memasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya

16)  Merapikan klien dan lingkungannya

17)  Membereskan alat-alat dan membuang kotoran

18)  Melepas sarung tangan

19)  Mencuci tangan

20)  Evaluasi respon klien

21)  Dokumentasikan
a)      Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien.

b)      Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda
tangan/paraf pada lembar catatan klien.

referensi:

Anonim, 2008. Perawatan Kolostomi: http://athearobiansyah.blogspot.com, diakses tanggal 20


September 2011, jam 15:42 WIB.

Cecily, Lynn Betz, Sowden, Linda A. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. EGC: Jakarta

Selly, 2009. Asuhan Keperawatan Kolostomi: http://sely-biru.blogspot.com, diakses tanggal 22


September 2011, jam 16:06 WIB.

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan Suddarth.,
Edisi 8, EGC : Jakarta

http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/10/08/kmb-perawatan-kolostomi-pada-pasien/

Anda mungkin juga menyukai