Anda di halaman 1dari 3

1. Bagaimana prosedur PPI yang perlu dilakukan? APD yang harus dikenakan?

Berdasarkan materi yang telah paparkan, dalam situasi dan kasus apapun,
hand hygiene merupakan langkah yang wajib dilakukan. Hand hygiene baik
hand rub maupun hand wash dilakukan sesuai prinsip 6 langkah dan 5
moment.
Penggunaan APD pada kasus, disesuaikan dengan keluhan pasien. Pada
kasus yang mengarah ke gejala COVID-19 hanya dipaparkan sebagai sesak
nafas bukan ARDS atau tidak (kasus yang lain tanpa mengurangi kejelian
terhadap sign and symptoms COVID-19 kurang erat berhubungan). Apabila
pasien mengarah ke diagnosis COVID-19, maka petugas medis
menggunakan APD level 3. Dan apabila pasien dengan penurunan kesadaran
membutuhkan tindakan intubasi atau pemasangan NGT, juga membutuhkan
penggunaan APD level 3, yaitu Coverall, google, hazmat, N95, Face shield,
Headcap, apron, sarung tangan.
Jikapada pasien tidak mengarah ke ARDS atau tidak melakukan tindakan
yang menimbulkan aerosol, petugas medis menggunakan APD level 2, yaitu
masker bedah, gown, sarung tangan, google/face shield, headcap.

2. Tentang triase dan skrining:


a. Bagaimana melakukan skrining dan triase?
Mengkaji dan menangani setiap kegawatan pada pasien dengan
memperhatikan faktor risik COVID-19.
b. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada masing-masing pasien
 Pasien 1: Sacred 7 and fundamental 4 untuk keluhan sesak.
Ditambah riwayat demam, gejala ispa, riwayat asma/ allergi/
keluarga merokok/ pajanan debu, riwayat kontak,
pemeriksaan head-to-toe terarah pada pemeriksaan paru
 Pasien 2: Sacred 7 and fundamental 4 untuk keluhan diare,
riwayat demam, riwayat perjalanan dan kontak, riwayat stress
psikologis, riwayat konsumsi makanan, riwayat allergi,
pemeriksaan head-to-toe terarah pada abdomen
 Pasien 3: Mekanisme trauma, sacred 7 and fundamental 4
untuk kemungkinan gangguan pergerakan ekstremitas,
riwayat allergi, riwayat makanan terakhir, pemeriksaan head
to toe, status lokalis untuk kecurigaan fraktur/ dislokasi,
panjang anatomis, panjang klinis
 Pasien 4: Sacred 7 dan fundamental 4 untuk keluhan nyeri
kepala, riwayat pengobatan, mencari faktor eksaserbasi,
mencari defisit neurologis
 Pasien 5: alloanamnesis dengan pengantar mengenai kejadian,
mendadak atau didahului jatuh, riwayat diabetes ataupun
penyakit yang mendahului, riwayat mengonsumsi obat-obatan
yang rutin diminum, riwayat demam, riwayat kontak,
pemeriksaan fisik dan neurologis
c. Pemeriksaan lanjutan untuk masing-masing pasien?
Semua: Screening COVID-19, Darah rutin,
 Pasien 1: X-foto thorax PA dan lateral, GDS, BGA (bila
sangat sesak)
 Pasien 2: Elektrolit, feces rutin, GDS, fungsi ginjal
 Pasien 3: EKG, X foto cruris sinistra dan antebrachii sinistra
AP-Lateral, Liver function test, studi koagulasi, fungsi ginjal,
GDS
 Pasien 4: disesuaikan apabila ada faktor pencetus eksaserbasi
 Pasien 5: EKG, GDS, elektrolit, fungsi hati, fungsi ginjal
d. Urutan prioritas pasien?
Pasien 5- Pasien 3-Pasien 1- pasien 2-pasien 4
Apabila sangat sesak atau ada ancaman gagal nafas:
Pasien 1-pasien 5-pasien 3-pasien 2-pasien 4
3. Bagaimana tatalaksana pasien DoA?
Konfirmasi dahulu mengenai kondisi pasien, apakah pasien benar telah
meninggal dunia atau tidak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti
melihat pupil (midriasis total atau tidak), cek tanda-tanda vital, pastikan
dengan EKG. Kemudian, apabila pasien telah terkonfirmasi meninggal,
lakukan anamnesis dengan keluarga atau pengantar pasien apakah pasien
terdapat gejala COVID-19 atau faktor resiko lainnya, termasuk kontak atau
riwayat berpergian ke daerah resiko tinggi. Apabila mengarah akibat
COVID-19, mengedukasi keluarga bahwa pasien diberlakukan protokol
pemakaman COVID-19. Apabila pasien tidak setuju, keluarga dapat
menandatangani surat penolakan dan pemakaman dilakukan secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai