Nama-Nama Kelompok
Tarsisius Volan
Gordianus Jehudun
Andreas Inoteku B.Genggur
Agustinus Inat
Skolastika J.Jenadut
Fransisika Lilianti
Frederikusg.Dewanggut
Maria I.Bumbung
Maria O.Wea
Kornelia F.Nggarang
Fransiskus Nggor
Paskalis C.P. Hantip
Yohanes Parto Jaweng
Yohana Rosni Adas
PENUGASAN MATA PELATIHAN INTI 4. SURVEILANS AFP
Kasus Skenario 1 :
Bila saudara menjadi petugas surveilans di Puskesmas A,
mendapatkan laporan dari seseorang yang berasal dari desa B
bahwa tetangganya anak yang masih bersekolah di PAUD
mengalami kelumpuhan
PERTANYAAN
DISKUSI
informasi apa saja yg harus digali dari orang tersebut agar kasus kelumpuhan tersebut manjadi kasus yang
masuk surveilans AFP?
a. Tentukan kisaran umur kasus, umur berapa kasus AFP seharusnya?
b. Tentukan apa kasus lumpuh tersebut Akut dan Flasid? Apa kriterianya?
c. Informasi apa saja yang harus digali pada kasus tersebut agar kasus itu dapat dilaporkan dengan lengkap?
d. Spesimen apa yang harus dikumpulkan dari kasus tersebut? Bagaimana kriteria specimen yang baik?
JAWABAN PENUGASAN 1
1. Umur penderita 5 tahun dan umur kasus AFP yang seharusnya <15 tahun
2. Ya, dengan kriteria :
Anak berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid
(layuh/lunglai, bukan kaku/terjadi penurunan tonus otot, terjadi secara akut
(mendadak)
kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid progressive) antara 1 – 14 hari
sejak terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai
kelumpuhan maksimal.
FORMULIR PENGISIAN KASUS AFP
3. Informasi yang harus digali pada kasus tersebut adalah :
a) Indentitas penderita
b) Riwayat sakit
c) gejala dan tanda
d) Riwayat kontak
e) Status imunisasi polio
f) Pengumpulan specimen
4. Spesimen apa yang harus dikumpulkan dari kasus
tersebut? Bagaimana kriteria specimen yang baik?
Tinja
LANJUTAN…
Kriteria
1. Ya. Indikator adalah dengan NPAFP >3/100.000 penduduk berusia <15 tahun.
2. Belum tentu, karena walaupun specimennya sudah dikirim ke laboratorium
rujukan untuk diperiksa tetapi belum ada konfirmasi hasil.
3. Yang dilakukan bila tidak ada kasus pada tahun 2020 yaitu pertahankan status
imunisasi rutin, pelaksanaan SKDR yang cepat dan tepat.
4. Data cakupan pencapaian imunisasi polio
Hal yang harus dilakukan sebagai respon terhadap laporan kasus polio CVDPV yaitu membuat
surat edaran kewaspadaan dan respon terhadap KLB ,menentukan strategi intervensi serta
Menyusun rencana Upaya pencegahan dan penanggulanagan lebih lanjut seperti melakukan
imunisasi masal kepada Masyarakat.
❑ Bila kasus polio yang dilaporkan adalah kasus VAVP, apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan
Bila diketahui bahwa tetangga yang mengalami kelumpuhan tersebut adalah seorang anak perempuan berumur
4 tahun. Dia mengalami kelumpuhan kedua kakinya setelah deman seminggu. Kelumpuhan tersebut bersifat
lemah, tidak ada ketegangan ototnya bila otot kedua tungkai kakinya. Ketika ditanya apakan sudah diimunisasi
polio kedua orang tuanya mengatakan sudah 2 kali Ketika bayi. Apakah Ketika demam telah berobat, dikatakan
ketika demam berobat karena anak kesadarannya menurun. Satu minggu kemudian anak mengalami
kelumpuhan dan dikatakan dokter kemungkinaan ada infeksi di otaknya. Setelah 2 minggu dirawat di rumah
sakit anak membaik tetapi tetap lumpuh. Kelumpuhan pada kedua tungkai berangsung-angsur membaik tetapi
anak belum dapat berjalan setelah 2 bulan kemudian. Ketegangan otot pada kedua tungkat mulai ada tetapi
anak masih belum bisa berjalan
TUGAS LATIHAN