Anda di halaman 1dari 21

NAMA : HAERUN, SKM

TTL : KOLA-KOLA, 15 APRIL 1972


ALAMAT : DONGGALA
SURVEILANS AFP
Tujuan Surveilans AFP

1. Mengidentifikasi daerah berisiko transmisi


virus-polio liar.
2. Memantau perkembangan program eradikasi
polio.
3. Membuktikan Indonesia bebas polio.
Kegiatan Utama Surveilans AFP
 Mencari kasus secara pasif dan aktif
 Melakukan pelacakan
 Mengambil dan mengirim spesimen
 Memeriksa spesimen di laboratorium yg terakreditasi WHO
 Jika spesimen tidak adekuat :
 Melakukan Kunjungan ulang 60 hr dan meminta resume medis
 Jika memenuhi kriteria hot case, ambil spesimen kontak
 Jika kasus <3th dan imunisasi polio tidak lengkap :
 Lakukan survei imunisasi 20 – 50 rumah sekitar kasus
 Meningkatkan kelengkapan & ketepatan zero report
puskesmas
 Kajian data dan pelaporan
Concept of AFP Surveillance Before and After
Immunization Program

GBS
POLIO Myelitis Transv
Myelopati Gravis
Other Parese/Paralysis

Non Non
POLIO POLIO 2/100.000 < 15 yrs
1415 AFP cases/year

Before After
TAHAPAN SURV AFP

PENGAMBILAN
PENEMUAN PENGIRIMAN
2(dua) SAMPEL
KASUS AFP SAMPEL TINJA
TINJA dengan  Tabung yang
 Gejala klinis  rentang DIPERIKSA DI
 Penemuan kuat LABORATORIUM
24 jam  Label lengkap
aktif/pasif  sebanyak YANG
 Bukan mencari dan tidak TERAKREDITASI
8 gr
Kasus polio luntur WHO
 Diberi label dg
 Follow up  Dikirim dalam
benar
60 hari ColdChain yg
 Catatan pendukung
sesuai
lengkap
Definisi Kasus AFP
Semua anak berusia kurang dari 15 tahun
dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid
(layuh), terjadi secara akut (mendadak),
bukan disebabkan oleh ruda paksa

Catatan:
Bila > 15 th tapi diduga kuat polio oleh ahli,
laporkan dan tatalaksana seperti kasus
AFP
Acute Flaccid Paralysis

• Acute:
Prosesnya mendadak < 14 hr
• Flaccid:
Hilangnya/Berkurang tonus otot 
“floppy” (tidak spastik atau kaku)
• Paralysis/Paresis:
Kelemahan, Hilangnya/Berkurang gerakan
anggota tubuh
Diagnosis Penyakit yang
SELALU ditandai AFP

Poliomyelitis
Guillain-Barre
Syndrome
Transverse myelitis
Traumatic neuritis

Seharusnya kasus ini lebih dari 60 %


Penting :
Acut :
Perkembangan kelumpuhan yg berlangsung
cepat, 1-14 hr sejak terjadinya gejala awal
Flaccid:
Kelumpuhan sifatnya lunglai, lemas, layuh,
bukan kaku & terjadi penurunan tonus otot
Ragu ttg sifat lumpuh: acut/flaccid  AFP
Ruda paksa/kecelakaan !!!
Jawaban
3 x Yes

aja
n s
r k a
po
u , La
ag
Jik ar

Ke
1. Sindrom Guillain Barre DIAGNOSIS PENYAKIT
(SGB) DENGAN GEJALA AFP
2. Myelitis transversa (Pokja Ahli Nas)
3. Poliomyelitis
4. Polyneuropathy 13.Periodic Paralysis hipokalemi
5. Myelopathy 14.Spinal Muscular Atrophy
6. Dermatomyositis 15.Efek samping sitostatika (mis:
7. Hipokalemi vincristin)
8. Erb’s paralysis 16.Ensepalitis atau Ensefalopati
9. Food drop paralysis 17.Meningitis
10.Stroke pada anak 18.Miastenia gravis umum
11.Todd’s paralysis 19.Metabolic myopathies
12.Duchene Muscular 20.Herediter Motor and Sensory
Dystrophy Neoropathy (HMSN)
INGAT:
Gejala AFP dapat ditemukan juga pada penyakit selain tersebut di atas.
Bila diagnosis pasti belum dapat ditegakkan dapat dituliskan suspek dan DD-
nya
REVIEW
 Kenapa KLB polio terjadi di Papua ?
 Untuk memutus transmisi kegiatan apa
yang harus dilakukan ?
 Berapa Rate kasus AFP yang harus
ditemukan ?
 Apa definisi kasus AFP ?
 Sebutkan 3 pertanyaan kunci utk
menentukan kasus AFP ?
Dimana kasus AFP dapat
ditemukan ?
 Di Rumah Sakit, swasta maupun
pemerintah
 Di Puskesmas
 Di dokter praktek
 Di masyarakat  karena mungkin tidak
berobat
 Dapat juga melalui gereja-gereja
 Tokoh masyarakat
Dimana Kasus AFP Dapat Ditemukan ?

Puskesmas
Dokter Praktek Rumah Sakit

Klinik Swasta Keg Posyandu

AFP
Sekolah Dll

Bidan Desa
swasta
Tokoh Agama
KRITERIA “HOT CASE”:
Kasus AFP dengan SPESIMEN TIDAK ADEKUAT dengan kriteria sbb :

1. USIA < 5 TAHUN


A 2. DEMAM
3. KELUMPUHAN TIDAK SIMETRIS

1. DOKTER MENDIAGNOSA
Atau B SUSPEK POLIOMYELITIS

Atau C 1. KLUSTER ( 2 Kasus ATAU > )


INTERPRETASI HASIL

BILA ADA KONTAK (SATU ATAU LEBIH)


YANG HASIL LAB POSITIF Virus Polio
Liar, MAKA “HOT CASE” YANG
BERSANGKUTAN DIKLASIFIKASIKAN
SEBAGAI “CONFIRMED POLIO”
Sensitivity of surveillance

Sekurang2nya 2 kasus AFP per 100.000


populasi usia dibawah 15 tahun ditemukan
per tahun.
Completeness of case investigation

Semua kasus AFP harus dilakukan investigasi


secara klinis dan virologis dengan cara
sekurang2nya 80% kasus didukung pengambilan
spesimen yang adekuat, yaitu
 dua spesimen yang dikumpulkan dengan jarak
24 jam dan
 maksimum 14 hari setelah kelumpuhan dan
 sampai dilaboratorium dalam kondisi baik
dengan penyimpanan ratai dingin dan
 label serta catatan yang lengkap.
Completeness of follow-up

Setidaknya 80% kasus AFP harus di follow


up 60 hari setelah kejadian kelumpuhan
untuk melihat adanya residual paralisis
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai