Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR PENYELIDIKAN

Dinas Kesehatan
EPIDEMIOLOGI ACUTE
Lampung Tengah
FLACCID PARALYSIS (AFP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
................................ ................................. ......................................

Tanggal Terbit
..........................
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Tengah
PROSEDUR
OPERASIONAL

HAIRUL AZMAN, S.Kep, Mkes


NIP. 19661114 198711 1 001

Pengertian 1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan atau paralisis secara fokal yang
onsetnya akut tanpa penyebab lain yang nyata seperti trauma. Yang ditandai dengan
flaccid dan mengenai anak kelompok < 15 tahun termasuk didalamnya Sindrom
Guillain-Barre.AFP disebabkan oleh beberapa agen termasuk enterovirus,
echovirus, atau adenovirus.
2. Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah Semua anak yang berusia kurang dari 15
tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut
(mendadak) termasuk Sindroma Guillain Barre dan bukan desebabkan oleh ruda
paksa.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan terjadinya kasus Acute
Flaccid Paralysis (AFP) yang terjadi

Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 483/ Menkes/ SK/IV 2007
tentang Pedoman Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Prosedur 1. Langkah penemuan kasus :


a. Menemukan kasus AFP minimal 1/100.000 penduduk berusia < 15 tahun
melalui :
1) Surveilans AFP di rumah sakit
2) Surveilans AFP di masyarakat
b. Mengumpulkan 2 (dua) specimen dari setiap kasus AFP dengan tenggang ≥ 24
jam, seambat-lambatnya 14 hari sejak kelumpuhan
c. Melakukan pemeriksaan specimen tinja kasus AFP di laboratorium nasional
(PT. BIO FARMA Bandung)
d. Melakukan pemeriksaan residual paralisis setelah 60 hari kelumpuhan
e. Melibatkan tenaga medis dalam :
1) Memastikan kasus AFP dan menentukan diagnosa awal
2) Menentukan adanya paralisis residual, serta menentukan diagnosa pada saat
kunjungan ulang 60 hari.
2. Kriteria kasus
Dalam Surveilans AFP (SAFP), diagnosa pasti polio dapat ditegakkan berdasarkan
kriteria :
a. Klasifikasi-Klinis
Digunakan pada tahap awal implementasi surveilans AFP dimana surveilans
AFP pada umumnya berjalan dengan baik
b. Klasifikasi-virologis
Digunakan apabila surveilans AFP sudah memenuhi kriteria :
1) AFP rate : 1 per 100.000 pada penduduk usia < 15 tahun
2) Specimen yang adekuat dari kasus AFP ≥ 60%

3. Sampel (specimen)
Specimen disebut adekuat bila memenuhi kriteria berikut :
a. Dua specimen dikumpulkan dalam tenggang waktu ≥ 24 jam, dan diambil ≤ 14
hari setelah terjadinya kelumpuhan.
b. Specimen tiba di laboratorium dalam kondisi baik, yaitu :
1) Beratnya ≥ 8 gram (sebesar jempol jari)
2) Tidak dalam keadaan kering
3) Suhu dalam kontainer pengiriman 0° - 8°C berdasarkan indikator
temperatur atau masih ada ice pack yang beku dalam specimen carrier
4) Tidak terdapat kebocoran pada pot tinja
5) Disertai formulir pengiriman specimen yang telah diisi lengkap
Unit Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Anda mungkin juga menyukai