Halaman : 1/3
1.Pengertian Pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layuh akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun yang
merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit polio, bukan disebabkan oleh ruda paksa
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengamatan terhadap kasus lumpuh layuh akut /
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 800/1721/SK/2023 tentang jenis-jenis Layanan UPT Puskesmas Cikeusal.
4.Referensi 1. Buku pedoman Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) KMK No. 483 Tahun 2007;
2. Buku pedoman Surveilans AFP subdit Surveilans dan karantina kesehatan Direktorat jenderal pencegahan dan
2. Petugas
a) Surveilans
3. Langkah-langkah
b. Petugas melakukan pelacakan kasus AFP. Setiap kasus yang ditemukan harus segera dilacak dan dilaporkan
dengan tujuan pelacakan untuk memastikan kasus yang dilaporkan tersebut adalah bener-benar kasus AFP,
mengumpulkan data epidemiologis sesuai yang tercantum dalam formulir yang sudah disediakan ;
c. Petugas melakukan pengumpulan spesimen Kasus AFP, sedini mungkin. Bila kelumpuhan terjadi 2 bulan
pada saat ditemukan maka isi formulir dan memeriksakan 2 spesimen faeces penderita AFP. Bila
kelumpuhan 2 bulan pada saat ditemukan mkan isi formulir FP 1 dan kunjungan ulang 60 hari tidak
perlu dilakukan pengumpulan spesimen faeces penderita AFP , kemudian melengkapi resume medik
d. Petugas melakukan Hot Case atau pengambilan sampel kontak, untuk menghindari lolosnya VPL atau Virus
Polio Liar dan untuk menjamin sensivitas sistem surveilans. Anak usia < 5 tahun yang berinteraksi serumah
atau sepermainan dengan kasus sejak terjadi kelumpuhan smapi 3 bulan kemudian. Untuk setiap hot case
e. Petugas melakukan identifikasis status imunisasi Polio, bila ditemukan kasus AFP anak usia 4 - 59 bulan
dengan status imunisasi tidak lengkap maka segera lengkapi status umunisasi polio anak tersebut hingga
sejumlah 4 dosis san status imunisasi IPV nya sejumlah 1 dosis, untuk anak yang lahir April 2016 atau
sesudahnya dan belum pernah mendapatkan imunisasi IPV maka berikan 1 dosis imunisasi IPV;
f. Petugas mencantumkan nomor epidemiologi / Nomor identitas kasus AFP, tujuan pemberian nomor-kode
ditentukan sesuai dengan tatacara penentuan nomor epidemiologi, menghindari kemungkinan duplikasi
dalam pencatatan dan pelaporan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan, petugas memberikan kode dari
g. Petugas mengirimkan sample , dikirim dengan menggunakan pot spesimen yang sudah distandarkan , dengan
h. Petugas melakukan kunjungan ulang pada hari ke 60, kunjungan ulang 60 hari yang spesimennya tidak
adekuat dimaksudkan untuk mengetahui adanya sisa kelumpuhan setelah 60 hari sejak terjadi kelumpuhan,
karena terdapat 2 kemungkinan hasil pemeriksaan kelumpuhan pada kunjungan ulang 60 hari : tidak ada
sisa kelumpuhan atau ada sisa kelumpuhan.Bila perlu dokter diajak untuk melakukan pemeriksaan untuk
menetapkan diagnosis akhir kasus dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan, dengan dilakukan tes
i. Petugas melakukan pelaporan, petugas segera melaporkan adanya kasus AFP dalam surveilnas berlaku
6.Bagan Alir -
diperhatikan
Lintas Sektor
10.Rekaman Historis
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
Perubahan
1 Nama Kepala Dwi Joko Purnomo,SKM diganti Mimi Sukti,S.Kep 26 Mei 2023
Puskesmas
2/3