Anda di halaman 1dari 2

SURVEILANS

ACUTE FLACCID PARALYSIS ( AFP )


No. Dokumen : 870/2257/SOP/2023
SOP
No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 26 Mei 2023

Halaman : 1/3

UPT Puskesmas Mimi Sukti,S.Kep

Cikeusal NIP. 197704162008012008

1.Pengertian Pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layuh akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun yang

merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit polio, bukan disebabkan oleh ruda paksa

2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengamatan terhadap kasus lumpuh layuh akut /

kelumpuhan yang berlangsung cepat antara 1 - 14 hari sejak terjadinya gejala.

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 800/1721/SK/2023 tentang jenis-jenis Layanan UPT Puskesmas Cikeusal.

4.Referensi 1. Buku pedoman Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) KMK No. 483 Tahun 2007;

2. Buku pedoman Surveilans AFP subdit Surveilans dan karantina kesehatan Direktorat jenderal pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020.

5.Prosedur/ 1. Alat dan Bahan

Langkah-langkah a) Alat tulis;

b) Formulir W1 (Format keadian < 24 jam)

c) Formulir FP 1 (Pelacakan kasus AFP)

d) Formulir FP 2 (Kunjungan ulang 60 hari)

e) Formulir FP 3 (Resume medik kasus AFP)

f) Formulir FP 4 atau FP-S1 (Permintaan Pemeriksaan Spesimen )

g) Formulir FP 5 (Daftar kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP)

h) Formulir FP 6 (Daftar kontak kasus AFP “Hot Case”

i) Formulir FP 7 (Line Listing AFP Hospital Record Riview)

2. Petugas

a) Surveilans

3. Langkah-langkah

a. Petugas menerima informasi adanya penemuan kasus suspek AFP;

b. Petugas melakukan pelacakan kasus AFP. Setiap kasus yang ditemukan harus segera dilacak dan dilaporkan

dengan tujuan pelacakan untuk memastikan kasus yang dilaporkan tersebut adalah bener-benar kasus AFP,

mengumpulkan data epidemiologis sesuai yang tercantum dalam formulir yang sudah disediakan ;

c. Petugas melakukan pengumpulan spesimen Kasus AFP, sedini mungkin. Bila kelumpuhan terjadi 2 bulan

pada saat ditemukan maka isi formulir dan memeriksakan 2 spesimen faeces penderita AFP. Bila

kelumpuhan 2 bulan pada saat ditemukan mkan isi formulir FP 1 dan kunjungan ulang 60 hari tidak

perlu dilakukan pengumpulan spesimen faeces penderita AFP , kemudian melengkapi resume medik

d. Petugas melakukan Hot Case atau pengambilan sampel kontak, untuk menghindari lolosnya VPL atau Virus
Polio Liar dan untuk menjamin sensivitas sistem surveilans. Anak usia < 5 tahun yang berinteraksi serumah

atau sepermainan dengan kasus sejak terjadi kelumpuhan smapi 3 bulan kemudian. Untuk setiap hot case

diambil 5 kontak , untuk 1 kontak diambil 1 spesimen.

e. Petugas melakukan identifikasis status imunisasi Polio, bila ditemukan kasus AFP anak usia 4 - 59 bulan

dengan status imunisasi tidak lengkap maka segera lengkapi status umunisasi polio anak tersebut hingga

sejumlah 4 dosis san status imunisasi IPV nya sejumlah 1 dosis, untuk anak yang lahir April 2016 atau

sesudahnya dan belum pernah mendapatkan imunisasi IPV maka berikan 1 dosis imunisasi IPV;

f. Petugas mencantumkan nomor epidemiologi / Nomor identitas kasus AFP, tujuan pemberian nomor-kode

ditentukan sesuai dengan tatacara penentuan nomor epidemiologi, menghindari kemungkinan duplikasi

dalam pencatatan dan pelaporan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan, petugas memberikan kode dari

instansi untuk menghindari duplikasi;

g. Petugas mengirimkan sample , dikirim dengan menggunakan pot spesimen yang sudah distandarkan , dengan

pengiriman menggunakan spesimen carier;

h. Petugas melakukan kunjungan ulang pada hari ke 60, kunjungan ulang 60 hari yang spesimennya tidak

adekuat dimaksudkan untuk mengetahui adanya sisa kelumpuhan setelah 60 hari sejak terjadi kelumpuhan,

karena terdapat 2 kemungkinan hasil pemeriksaan kelumpuhan pada kunjungan ulang 60 hari : tidak ada

sisa kelumpuhan atau ada sisa kelumpuhan.Bila perlu dokter diajak untuk melakukan pemeriksaan untuk

menetapkan diagnosis akhir kasus dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan, dengan dilakukan tes

kekuatan otot, tetap lengkapi Formulir KU 60 hari dengan mencantumkan alasannya.

i. Petugas melakukan pelaporan, petugas segera melaporkan adanya kasus AFP dalam surveilnas berlaku

pelaporan nihik (Zero reporting)

6.Bagan Alir -

7.Hal-hal yang harus -

diperhatikan

8.Unit Terkait Tim Gerak Cepat

Lintas Sektor

9.Dokumen Terkait 1.Dokumentasi kegiatan

2.Laporan Hasil Kegiatan

3.Daftar Hadir Pelaksana

10.Rekaman Historis
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
Perubahan
1 Nama Kepala Dwi Joko Purnomo,SKM diganti Mimi Sukti,S.Kep 26 Mei 2023

Puskesmas

2 Kabijakan Nomor Kebijakan 10 April 2023

2/3

Anda mungkin juga menyukai