Anda di halaman 1dari 2

PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA /

KLB PERTUSIS
No. Dokumen : 870/ /
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : .
Halaman : 1/2

UPT Puskesmas
Mimi Sukti,S.Kep
Cikeusal
NIP. 197003191992
1. Pengertian Rangkaian Kegiatan pencegahan yang didasari dari hasil analisis dan
penyelidikan Kejadian Luar Biasa , dilakukan sesegera mungkin untuk
meminimalisir jumlah penderita untuk komplikasi dan kematian,
memperpendek periode Kejadian Luar Biasa, serta memutuskan rantai
penularan KLB di wilayah terjangkit KLB dan wilayah sekitarnya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Penanggulangan KLB Pertusis/Batuk Rejan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor ……………………….. tentang jenis-
jenis pelayanan
4. Referensi 1. Pedoman Kejadian Luar Biasa Tahun 2020
5. Prosedur/ 1. Alat dan Bahan
Langkah- a. ATK;
langkah b. Formulir
2. Langkah-langkah
a. Petugas Memberikan tatalaksana /Pengobatan sesuai SOP.
b. Petugas menemukan kasus dan melakukan pemisahan kasus .
a) Setiap penderita dengan batuk lebih dari 2 minggu yang
datang ke puskesmas harus dicari gejala tambahan dan ditentukan
apakah memenuhi kriteria suspek pertusis . Untuk anak usia balita
dan anak, penemuan kasus bisa bisa didapatkan dari Pelayanan
Manajemen Terpadu Balita Sakit.
b) Bila penderita datang dengan batuk yang kurang dari 2
minggu diupayakan untuk dimonitor perjalanan penyakitnya serta
dicari gejala tambahan pertusis lainnya.
c) Bila kasus memenuhi kriteria klinis catat dalam formulir
Investigasi kasus pertusis (PERT 1) seperti dalam lampiran 1dan
lakukan Penyelidikan Episemiologi sesuai SOP PE Pertusis untuk
mencari kasus tambahan.
d) Bila memenuhi syarat kriteria KLB maka digunakan
penyelidikan KLB.
c. Petugas melakukan RCA (Rapid Convinience Assessment) atau
survei cepat status imunisasi DPT-HIB pada anak < 5tahun di
wilayah terjangkit.
Dengan kondisi KLB selain peningkatan cakupan Imunisasi
Pertusis perlu diberikan antibiotik profilaksis pasca paparan
(postexposure antimicrobal profilaksis /PEP ) kepada :kontak
serumah dari pertusis, orang yang beresiko tinggi dalam waktu 21
hari sejak terpapar dengan kasus pertusis yaitu: bayi dan wanita
hamil trimester ke-3, semua orang yang kondisi kesehatannya bisa
diperburuk oleh infeksi pertusis misal penderita dengan asma
sedang dan berat. Serta masyarakat sekitar yang lebih luas tetapi
terbatas dan kasusnya sedikit . Bila KLB meluas dilakukan
monitoring terhadap untuk melihat tanda dan gejala pertusis
selama 21 hari.
d. Petugas melakukan pengambilan spesimen
Suspek Pertusis dapat juga didiagnosa secara Laboratoris dengan
mengambil sampel berupa apus nasofaring (cara pemilihan dan
tehnik di SOP pengambilan sample Pertusis )
e. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
Petugas mencatat setiap kasus pertusis kedalam Formulir PERT
01 dan dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta
dilakukan rekapitulasi mingguan .Untuk balita dapat dituliskan
pada Buku KIA , anak usia sekolah dapat dicatat pada rapor
kesehatanku.
f. Petugas melakukan pengolahan dan analisis data
Petugas dapat melakukan analisis data Pertusis meliputi :
a) Jumlah kasus dikelompokkan berdasarkan umur (<1 tahun, 1-4
Tahun, 5-9 Tahun, >10 Tahun)
b) Status imunisasi DPT -HB-Hib Penderita
c) Angka CFR total dan menurut kelompok umur
d) Angka insidensi menurut kelompok umur dan jenis kelamin
berdasarkan bulan dan Tahun.
g. Petugas mendokumentasikan kegiatan dan pelaporan.

6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait Tim Gerak Cepat
9. Dokumen -
Terkait
10. Rekaman
Historis Tgl. Mulai
Perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan diberlakukan
Kepala Puskesmas 6 Februari 2023

2/2

Anda mungkin juga menyukai