Anda di halaman 1dari 12

1.

Abstrak
Pada era ini teknologi semakin berkembang. Salah satu contoh
perkembangannya ialah proses pembuatan serat polimer sebagai bahan baku
pembuatan pakaian. Pakaian pun bermacam-macam jenisnya, salah satunya
yaitu pakaian seragam yang digunakan oleh suatu instansi baik Nasional
maupun Internasional. Seragam yang pada umumnya dikenakan oleh tentara
memiliki fungsi lain yaitu sebagai pakaian anti peluru. Pakaian jenis ini pada
umumnya terbuat dari bahan serat aromatik polyamides atau aramid yang
dikenal dengan nama dagang Kevlar, Twaron, dan sebagainya. Kevlar
memiliki banyak kelebihan antara lain tahan terhadap suhu tinggi,
kekuatannya lima kali lebih besar dari baja, sensitif terhadap sinar UV, dan
lain-lain. Karena kekuatan dan daya tahan seratnya terhadap tekanan yang
tinggi maka kevlar dapat diaplikasikan untuk pakaian pelindung berupa rompi
anti peluru dan helm anti peluru.

2. Pendahuluan
2.1 Latar belakang
Material komposit merupakan material yang terbentuk dari dua atau
lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen,
dimana sifat mekanik masing-masing material pembentuknya berbeda.
Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu
matrik (bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Bahan pengisi (filler)
yang biasa digunakan biasanya berupa serat atau serbuk. Sedangkan matrik
secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur
komposit.
Pada era ini teknologi semakin berkembang. Salah satu contoh
perkembangannya ialah dalam proses pembuatan serat polimer. Pembuatan
serat polimer yang berasal dari material komposit ini telah dikembangkan
lebih lanjut untuk diolah menjadi tekstil agar memperoleh kualitas yang
lebih baik. Kini terdapat berbagai macam jenis serat yang disesuaikan
dengan tujuan pembuatan tekstil itu sendiri.
Pemanfaatan serat ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
pakaian, salah satunya yaitu seragam yang digunakan oleh suatu instansi
baik Nasional maupun Internasional. Seragam yang pada umumnya
dikenakan oleh tentara dapat pula digunakan sebagai pakaian anti peluru.
Pakaian pelindung berupa rompi anti peluru yang digunakan oleh
militer, kepolisian, maupun sipil (eksekutif) pada umumnya terbuat
dari bahan serat aromatik polyamides atau aramid yang dikenal dengan
nama dagang Kevlar, Twaron, dan sebagainya.
Kevlar merupakan nama dagang dari polimer organik sintetik yaitu
poli (p-fenilena tereftalamida) (PPTA) yang termasuk dalam polimer
aramida (aromatik poliamida). Kevlar terkenal dengan sifatnya yang
sangat kuat dan tahan terhadap suhu tinggi. Dengan berat yang sama,
kevlar memiliki kekuatan lima kali lebih kuat dari baja.
Poli (p-fenilena tereftalamida) disintesis pertama kali pada tahun
1965 oleh DuPont, sebuah perusahaan kimia di Amerika. Stephanie Louise
Kwolek, seorang ahli kimia yang bekerja untuk perusahaan tersebut
berhasil menemukan senyawa itu saat melakukan riset untuk bahan
pembuat ban, poli(p-fenilena tereftalamida) didapat sebagai suatu cairan
kristal di dalam larutan. Pada tahun 1971 senyawa tersebut dipublikasikan
dengan nama kevlar.
Pemilihan materi kevlar sebagai inti makalah ini didasarkan atas
berbagai pertimbangan. Beberapa diantaranya ialah banyaknya manfaat
yang dapat diperoleh dari bahan ini, banyaknya bahan baku yang sangat
berpotensi yang belum dimanfaatkan, dan berbagai sifat- sifat unggul
lainnya. Seperti yang telah banyak diketahui, kevlar banyak dimanfaatkan
untuk baju anti peluru. Namun selain itu kevlar juga diketahui dapat
digunakan sebagai material penyusun pada berbagai peralatan, khususnya
peralatan militer.
Jumlah produksi kevlar di dunia mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Pada tahun 2001, kevlar dihasilkan berkisar 41.000 ton/tahun dan
meningkat 5-10% pada tahun 2007 yang berkisar 55.000 ton/tahun.
Oleh karena ketersediaannya yang sangat banyak, maka kevlar dapat
digunakan dalam beberapa aplikasi tertentu. Penggunaannya pada
beberapa aplikasi juga sangat menguntungkan karena keunggulan sifat
yang dimilikinya. Selain memiliki ketahanan terhadap suhu yang cukup
tinggi, kevlar juga memiliki daya tahan terhadap tekanan dan kekuatan
yang sangat baik.

2.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam
kegunaan polimer secara spesifik dalam bentuk lain, yaitu kevlar, dan
untuk memahami aplikasi kevlar pada beberapa peralatan tertentu.

2.3 Manfaat
Pembuatan makalah ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui kegunaan polimer sebagai kevlar
2. Dapat memahami aplikasi kevlar pada peralatan tertentu

3. Isi dan pembahasan


3.1 Sifat
Secara fisik, kevlar merupakan serat berwarna kuning yang keras,
kasar, anti gores, dan memiliki kestabilan bentuk yang tinggi. Kevlar
memiliki massa jenis 1,44 g/cm3, kekuatan tegangan (tensile strength) 3,6
– 4,1 Gpa. Sebagai perbandingan, baja yang memiliki massa jenis 7,8
g/cm3 memiliki tensile strength 1,65 GPa.
Kevlar tahan terhadap api, memiliki kalor pembakaran 35x10 6 J/Kg
dan kalor jenis 1400 J/Kg K. Kevlar tahan terhadap temperatur yang sangat
tinggi mencapai 370oC, tidak memiliki titik lebur tetapi pada temperatur
427oC akan terdekomposisi menjadi gas. Kekuatan kevlar semakin besar
pada temperatur yang rendah dan pada temperatur yang tinggi kekuatan
kevlar menurun, seperti pada temperatur 160oC kekuatan
kevlar menurun 10% setelah 500 jam dan pada temperatur 260 oC kekuatan
kevlar menurun 50% setelah 70 jam.
Semua sifat kekuatan dan ketahanan kevlar disebabkan oleh ikatan
hidrogen dalam molekul polimernya, ikatan hidrogen tersebut juga yang
mengakibatkan polimer kevlar berbentuk radial. Gugus-gugus bebas yang
dimiliki kevlar dapat membentuk ikatan hidrogen pada bagian luarnya,
sehingga dapat mengabsorp air dan mempunyai sifat ‘basah’ yang baik.
Sifat ketahanan panas dari kevlar juga berasal dari cincin aramidanya,
sedangkan kekuatannya juga dipengaruhi oleh struktur para.
Kevlar tidak mudah bereaksi dengan senyawa lain. Kevlar dapat
terdegradasi dengan asam kuat, basa kuat, atau dengan natrium hipoklorit,
namun hanya dalam suhu yang relatif tinggi dan dalam waktu yang relatif
lama. Misalnya dengan menggunakan asam sulfat pada suhu 100oC, kevlar
membutuhkan waktu 10 jam untuk dapat terdegradasi.
Kevlar sensitif terhadap sinar UV, mengakibatkan perubahan
warna dari kuning menjadi coklat. Paparan sinar UV terus menerus dapat
mengakibatkan hilangnya sifat mekanik dari kevlar. Degradasi dapat
terjadi akibat sinar UV dengan panjang gelombang tertentu yang memiliki
energi yang cukup untuk memutus ikatan polimer dan disertai dengan
adanya oksigen.

3.2 Struktur
Polimer kevlar dapat tersusun atas 5 sampai 1 juta repeating unit
berupa para-fenilena tereftalamida dengan rumus molekul sebagai berikut:
Tiap monomer mengandung 14 atom C, 2 atom N, 2 atom O, dan
10 atom H.
Pada polimer kevlar, terjadi cross linking berupa ikatan hidrogen
yang mengakibatkan kevlar menjadi sangat kuat. Susunan monomer-
monomer pada poli (p-fenilena tereftalamida) digambarkan sebagai
berikut:

3.3 Pemrosesan sintesis


Secara umum, kevlar disintesis melalui reaksi polikondensasi antara
tereftaloil klorida dan p-fenilenadiamina. Reaksi ini merupakan reaksi
interfacial polymerization, yaitu polimerisasi yang membutuhkan dua
macam pelarut yang tidak saling bercampur. Monomer dalam pelarut
pertama akan bereaksi dengan monomer lain pada pelarut kedua. Reaksi
polimerisasi ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Produk samping
yang diperoleh adalah asam klorida.

Kevlar disintesis dari monomer 1,4-fenil-diamina (para-


phenylenediamine) dan klorida tereftaloil atau asam tereftalat. Hasilnya
adalah polimer aromatik amida (aramid) dengan cincin benzena dan gugus
amida. Ketika diproduksi, lembaran polimer tergabung secara acak. Saat
pembuatan Kevlar bahan dilarutkan dan dipintal untuk mengorientasikan
ke arah serat. Kevlar memiliki harga yang mahal karena proses
produksinya membutuhkan kondisi yang ekstrim seperti kesulitan yang
disebabkan oleh penggunaan asam sulfat pekat dalam
produksinya. Kondisi yang ekstrim ini dibutuhkan untuk menjaga polimer
yang sangat tidak larut dalam larutan selama sintesis dan pemintalan.

Berikut ini adalah mekanisme reaksi sintesis secara umum:

Langkah sintesis :
Pada awalnya diamina dilarutkan dalam campuran pelarut
heksametilfosforamida (HMPA) dan dimetilasetamida (DMAC) (2:1)
dalam suatu ketel yang disertai dengan pengaduk dan nitrogen inlet. Lalu
campuran didinginkan hingga 3oC dengan penangas es. Setelah itu serbuk
tereftaloil klorida ditambahkan dan segera diaduk dengan cepat. Reaksi
tersebut menghasilkan cairan pasta yang kental, lalu cairan tersebut
dibiarkan selama satu malam. Campuran kemudian diaduk dengan blender
untuk memisahkan pelarut, dan kemudian polimer yang terbentuk disaring
dan dikeringkan hingga diperoleh berat yang konstan. Sintesis juga dapat
dilakukan dengan variasi pelarut yang lain yaitu mengganti
dimetilasetamida (DMAC) dengan N-methyl pyrrolidone (NMP) atau
tetrahidrofuran (THF).
Kevlar yang terbentuk dari proses sintesis di atas merupakan kevlar
dengan susunan acak sehingga masih belum bisa dimanfaatkan. Untuk
dapat digunakan, bahan dasar kevlar yang terbentuk harus dipintal (spun)
terlebih dahulu melalui proses wet spinning dengan menggunakan
spinneret, yaitu sebuah alat untuk menghasilkan serat yang panjang, tipis,
dan kuat. Sebelum dipintal, kevlar dilarutkan dahulu dalam asam sulfat
anhidrat 100%. Proses inilah yang mengakibatkan biaya produksi kevlar
menjadi sangat mahal.
Reaksi sintesis kevlar akan terhambat dengan adanya air, karena
dapat menghidrolisis monomer tereftaloil klorida sehingga akan terjadi
terminasi pertumbuhan rantai. Sebagai suatu catatan, pada umumnya
reaksi polikondensasi berlangsung selama berjam-jam, karena merupakan
reaksi yang bertahap (stepwise chain reaction). Namun pada reaksi
polikondensasi kevlar, hampir semua monomer telah bereaksi setelah 50
detik, dan koagulasi terjadi setelah 330 detik (6,5 menit). Reaksi koagulasi
terus berlanjut hingga 8 jam.
Pada awal proses pencampuran, temperatur yang rendah
dibutuhkan untuk reaksi polikondensasi. Namun setelah campuran
mengental, tidak lagi dibutuhkan temperatur yang rendah. Bahkan
temperatur yang lebih tinggi akan meningkatkan derajat kekentalan
(viskositas) yang juga berarti memperbesar berat molekul kevlar.

3.4 Kinerja
Nanoindentation test dan tensile test dapat digunakan untuk
menunjukkan kekuatan mekanis dari kevlar-29. Sampel yang diuji
memnunjukkan bahwa kekuatan tarik dan regangnya hampir sempurna.
Kevlar memiliki kekuatan dan modulus elastis yang tinggi. Modulus
elastis dari serat dievaluasi oleh nanoindentation menunjukkan bahwa di
semua penampang serat adalah homogen, tetapi empat kali lebih rendah
daripada yang diperoleh dalam arah longitudinal dengan tensile test.
Perbedaan serat dengan arah radial dan longitudinal karena tingginya
anisotropi pada serat.
Berdasarkan jurnal yang kami peroleh, serat kevlar (Kevlar-29)
memiliki penampang radial yang halus, namun beberapa menunjukkan
kecacatan, kurang kuat, dan kurang sempurna. Dari pengamatan diperoleh
bahwa komposit kevlar mampu menahan tekanan dan menghasilkan
tegangan sekitar 0,7%. Penelitian oleh Dobb et al. mengungkapkan bahwa
serat tersusun dari lembaran radial yang berlipat-lipat pada struktur serat.
Sifat morfologi tersebut memiliki dampak langsung pada sifat-sifat fisik
dari serat radial maupun longitudinal.

Gambar 3.4.1 Kurva stress-strain dari kevlar-29


Gambar diatas menunjukkan kurva hampir lurus sempurna dari hasil
penelitian untuk kevlar yang diuji dalam ketegangan dan ditekuk.
Hasil dari nanoindentation test menunjukkan bahwa modulus
elastis dari kevlar jauh lebih rendah dari tensile test. Perbedaan hasil
tersebut menunjukkan perbedaan anisotropi dari struktur serat. Selain itu
karena ada pemutusan ikatan kovalen, sedangkan dengan nanoindentation,
yang berlaku beban rendah, ikatan hidrogen tidak terganggu dan tidak ada
ikatan kovalen.
3.5 Pemanfaatan
Manfaat kevlar yang umum adalah digunakan untuk peralatan
perang seperti, rompi anti peluru dan helm anti peluru karena sifatnya yang
mendukung seperti yang dijelaskan di atas. Namun, selain berguna untuk
peralatan perang, kevlar juga masih memiliki manfaat lainnya, antara lain :

3.5.1 Rompi Anti Peluru


Rompi anti peluru ini biasanya digunakan sebagai pelindung yang
digunakan oleh militer, kepolisian, maupun sipil (eksekutif). Rompi
anti peluru adalah pakaian yang melindungi bagian tubuh seperti dada,
perut, dan punggung orang yang memakainya. Rompi ini melindungi
pemakainya dari proyektil peluru dan serpihan dari ledakan granat.
Biasanya dipakai oleh polisi, tentara, pasukan keamanan dan orang-
orang yang memiliki risiko menjadi sasaran tembak yang tinggi.
Prinsip kerjanya adalah dengan mengurangi sebanyak mungkin
lontaran energi kinetik peluru, dengan cara menggunakan lapisan-
lapisan kevlar untuk menyerap energi laju tersebut dan memecahnya
kepenampang baju yang luas, sehingga energi tersebut tidak cukup lagi
untuk membuat peluru dapat menembus baju. Analoginya seperti laju
bola yang dapat ditahan oleh jaring gawang. Jaring gawang terdiri dari
rangkaian tali yang saling terhubung satu sama lain. Apabila bola
tertangkap oleh jaring gawang, maka energi kinetik bola tersebut akan
diserap oleh jaring gawang, yang menyebabkan tali disekitarnya
bertambah panjang dan kemudian tekanan (tarikan) tali akan dialirkan
ke tiang gawang.
Dalam menyerap laju energi peluru, baju (kevlar) mengalami
deformasi yang menekan ke arah dalam (shock wave), tekanan
kedalam ini akan diteruskan sehingga mengenai tubuh pengguna.
Batas maksimal penekanan kedalam tidak boleh lebih dari 4,4 cm. Jika
batasan tersebut dilewati, maka pengguna baju akan mengalami luka
dalam yang tentunya akan membahayakan keselamatan jiwa.
Tidak jarang akibat ‘tekanan’ yang ditimbulkan peluru tadi,
pemakai baju akan menderita luka memar hingga patah tulang. Perlu
ditekankan sekali lagi, bahwa fungsi utama baju anti peluru hanyalah
untuk menahan peluru, sehingga peluru tidak sampai masuk kedalam
tubuh pemakai baju yang dapat menyebabkan kematian.

3.5.2 Helm Anti Peluru


Helm ini terbuat dari bahan kevlar yang menjadi pelindung,
biasanya digunakkan untuk instansi militer. Pada dunia otomotif dan
balap, bahan kevlar juga digunakan untuk pelindung kepala.
Pembuatan helm kevlar ini cukup lama. Satu buah helm membutuhkan
130 pola potongan kain. Satu buah helm kevlar juga dibuat dari 20
lapis kain kevlar yang dimampatkan dengan getah damar (pada suhu
tinggi).
Tumpukan kain di tersebut nantinya akan ditumpuk-tumpuk lagi
yang kemudian disatukan dan dibentuk melengkung seperti mangkok
terbalik. Mangkok-mangkok ini berikutnya akan dicetak lagi dengan
mesin pencetak dan dipanaskan dalam suhu 180 °C. Setelah dicetak,
pinggiran ‘kain’ tadi dibersihkan dari serabut-serabut serat kevlar.
Tahapan berikutnya, helm kevlar (yang sudah keras) tersebut akan
dibuat menjadi lebih indah dan nyaman dengan memasang karet, tali,
dan cat luar.
Kegunaan lain dari kevlar :
 Bahan baju balap, terutama pada bagian siku dan lutut.
 Sebagai bahan tali busur panah.
 Sebagai bahan layar pada olahraga windsurfing.
 Lapisan dalam ban sepeda, untuk menghindari kebocoran.
 Sebagai drumhead pada drum head, dengan penambahan resin
serta dilapisi nilon.
 Sebagai pengganti teflon dalam beberapa panci anti lengket.
 Digunakan untuk tali dan kabel, biasanya dikombinasikan dengan
polietilena dan bahan lain (disebut parafil).
 Digunakan sebagai pengganti asbestos pada rem (brake pads).
 Sebagai bahan sarung tangan pelindung yang tahan api dan
goresan.

Meski memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik, kevlar juga
memiliki beberapa kelemahan yaitu cepat menyerap uap air, yang berarti
lebih sensitif terhadap lingkungan. Kevlar sulit dipotong sehingga gunting
khusus diperlukan untuk memotong dan laminasi hanya dapat ditembus
oleh mata bor yang dibuat khusus. Kevlar juga dapat terdekomposisi pada
kondisi alkalin atau terpapar klorida. Karena kevlar juga memiliki tekanan
kompresif yang buruk sehingga kevlar seringkali dikombinasikan dengan
material yang memiliki tekanan kompresif yang unggul.

4. Kesimpulan
Polimer sintetik yang memiliki nilai guna tinggi salah satunya yaitu
kevlar. Kevlar memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah daya tahan
yang tinggi terhadap tekanan, tahan terhadap suhu tinggi, memiliki
kekuatan lima kali lebih kuat dari baja. Namun proses pembuatannya tidak
mudah karena memerlukan kondisi ekstrim yang menggunakan asam
sulfat pekat dalam proses sintesis dan pemintalan. Strukturnya yang sangat
kuat berasal dari crosslinking yang terjadi pada ikatan hidrogen dari
penyusunnya. Dengan teknologi yang tinggi, kevlar mampu diaplikasikan
sebagai pakaian anti peluru yang biasa digunakan tentara, militer, maupun
anggota sipil. Selain sebagai rompi anti peluru, kevlar juga dapat
dimanfaatkan sebagai helm anti peluru, bahan ban dalam sepeda, bahan
sarung tangan tahan api, dan masih banyak lain.

5. Daftar Pustaka
1. http://www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS0925838811021153
2. http://www.sciencedirect.com.pustaka.ubaya.ac.id/science/article/pii/S1
359836898000535
3. http://evgust.wordpress.com/2011/04/14/
4. http://vadoc.wordpress.com/tag/struktur-senyawa-kevlar/

Anda mungkin juga menyukai