Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS BUNG HATTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL Dan PERENCANAAN


Kampus I : Jln. Sumatera, Ulak Karang, 25133 Telp. 0751 7051678 Padang

Naskah Ujian Tengah Semester Ganjil 2012/2013

Mata kuliah : Kebunghataan


Program Studi : Teknik Sipil
Hari / tanggal : 10 November 2020
Waktu : 1 x 24 Jam
Dosen : Nazwar Djali, Ir, Drs, Sp-PSDA
Sifat Ujian : THT (Take Home Test)

1. Kemandirian bangsa dan kedaulatan rakyat, merupakan prinsip pokok yang melendasi pemikiran Bung
Hatta. Aspek kepribadian Bung Hatta dikenal sebagai tokoh yang jujur, hemat, taat beragama dan memiliki
semangat yang tinggi. Hal demikian patut diikuti oleh generasi penerus. Terkait dengan Karekter Bung
Hatta tersebut uraikan dan jelaskan:
a. Biografis Bung Hatta masa kanak-kanak, bagaimana keberadaan
b. nya dalam keluarga, berapa orang saudaranya, bagaimana pergaulannya dengan kawan sebayanya,
dan
c. Apa penyebab Bung Hatta sangat membenci Imprialism Belanda, !

2. Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan merupakan indikasi bahwa Indonesia belum menerapkan
ekonomi kerakyatan sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945 pasal pasal 33 ayat (1,2,3 dan 4). Jelaskan
dengan ringkas:
a. Syarat-syarat yang harus ditempuh untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan.
b. Sasaran dari ekonomi kerakyatan.
c. Perbedaan ekonomi kerakyatan dengan ekonomi rakyat.

3. Uraikan fakta biografis kehidupan Bung Hatta sebagai Proklamator RI, hal tersebut sangat erat
hubungannya dengan eksistensi bangsa Indonesia:
a. Priode kanak-kanak umur (5.0 -12 th)
b. Priode dewasa (13,0 th-18,0 th)

4. Uraikan konstribusi nilai dari fakta biografis Bung Hatta, nilai-nilai tersebut pada dasarnya menjadi
pokok pemikiran bagi kepentingan bangsa mulai dari pra kemerdekan sampai sekarang !

5. Didikan pada Handleshogeschool di Rotterdam Belanda hanya menyempurnakannya saja dan


Berbuat karena Allah. Pernyataan ini muncul sebelum keberangkatan Bung Hatta ke Belanda. Saudara
diminta untuk menjelaskan : Kenapa Statement ini muncul dan apa maksudnya.

JUJURLAH thd NURANIMU


Note:
Dikumpul via WA (0812 6136 6699)
Pukul 07.00 Tanggal 11 November 2020 .
Jawaban :
1.
A. Biografis Bung Hatta masa kanak-kanak
Hatta menjalani masa kanak- kanak sebagaimana biasanya anak- anak masa itu, ia
sekolah, mengaj i dan bermain.Sejak masa kanak-kanak ini mulai tampak sikap disiplin
Hatta,baik dalam membagi waktu maupun mengaturkeuangan. Inilah yang kemudian
menjadi salah satu karakter utama Hatta selama hidupnya.Dal am perjal anan studi Hatt a
terdapatdua kecenderungan yang berbeda dari duakeluarga besar Hatta.Pihak keluarga
ayahnyadi Batuhampar, sesuai dengan tradisi keulamaan mereka, menginginkan Hatta
menempuh sekolah berbasis agama. Mereka ingin setelah menamatkan pendidikan Sekolah
Rakyat, Hatta menekuni jalur pendidikan agama.
Bahkan mereka sudah mempersiapkan dana untuk Hatta belajar agama ke Makkah dan
selanjutnya ke Mesir.Tetapi setelah dua tahun belajar di Bukittinggi, Hatta pindah ke
sekolah Belanda ELS. Lalu pada tahun tahun 1913, ketika naik kelas 5 Hatta pindah ke ELS
Padang, karena pihak keluarga ibunya menginginkan Hatta belajar bahasa Prancis yang
sudah diajarkan di kelas 5 di Padang. Tahun 1917 Hatta menyelesaikan ELS dalam usia
sekitar 14-15 tahun. Setelah itu ia melanjutkan studi ke MULO dan tamat pada
1919.Meskipun akhirnya Hatta menempuh jalur pendidikan umum, sebagaimana keinginan
pihak keluarga ibunya, Hatta beruntung memperoleh pendidikan agama dalam kerangka
pemiki ran modern melalui Syeikh Muhammad Djamil Djambek (1860-1947)di Bukittinggi
dan Dr. Abdullah Ahmad (1878-1933)di Padang. Kedua ulama ini adalah sosok pembaru
pemikiran Islam di Minangkabau.

B. Keberadaannya dalam keluarga,berapa orang saudaranya,bagaimana pergaulannya dengan


kawan sebayanya
Hata kecil adalah seorang anak yang sholeh dan selalu taat agama dan menabungnya
juga rajin pokoknya hatta dimata keluarga hatta adalah anak yang baik,hatta selalu rajin
dan tidak pernah melawan pada orang tuanya.Hatta kecil hidup di tengah-tengah keluarga
yang berada dan terpandang.Walaupun hidup Hatta berkecukupan, ia tidak lantas menjadi
pribadi yang sombong. Sejak kecil, ia anak yang hemat, tidak pernah jajan yang tidak
perlu. Kegemarannya membaca buku. Waktunya sangat diatur oleh keluarganya, sehingga
ia pun terbiasa disiplin. Ada waktu mengaji, waktu sekolah, dan waktu bermain.  Ia tidak
banyak keluar rumah karena memang teman sebaya nya pun tidak banyak.  Hatta kecil
termasuk pribadi yang pendiam dan serius.
Mohammad Hatta kecil tumbuh di bawah pengasuhan ibunya Siti Saleha. Saat ia
berusia 8 bulan, ayahnya Bapak H. Mohammad Djamil pun meninggal dunia. Mohammad
Hatta Kecil menjadi satu satunya anak laki laki, diantara 6 saudara perempuannya saat itu.
Mohammad Hatta tumbuh menjadi sosok pemuda yang memiliki ketertarikan kuat dengan
organisasi pergerakkan kala itu. Ketertarikan Beliau telah terlihat semenjak ia duduk di
Meer Uirgebreid Lagere School (Sederajat Sekolah Menengah Pertama). Saat itu,
Mohammad Hatta memilih bergabung dan menjabat sebagai bendahara di perserikatan
Jong Sumatranen Bond. Hari demi hari semenjak bergabungnya Mohammad Hatta di
perserikatan, membuat ia berubah menjadi sosok yang kian disiplin dan penuh dengan rasa
tanggung jawab. Dalam kesehariannya, Mohammad Hatta adalah orang yang memiliki
ketertarikkan kuat dengan cabang ilmu perekonomian. Namun, kecerdasan dan
ketelitiannya membuat ia peka terhadap hukum dan isu politik yang beredar di Indonesia
saat itu.
Bung hatta sering meluangkan waktunya berkumpul waktunya berkumpul dengan
teman-temannya dan bergabung dalam suatu klub sepak bola pribum.

C. Apa penyebab Bung Hatta sangat membenci Imprialism Belanda!


Karena Liga Anti Imperialis merupakan “Front Persatuan” untuk menyatukan perjuangan
kelas pekerja dan perjuangan rakyat jajahan dalam dalam kerangka melawan eksploitasi
kapitalisme dan imperialisme. 

2. A. Syarat-syarat yang harus ditempuh untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan.


1.Pengembangan akses kepada sumber daya ekonomi.
2. Penataan kelembagaan.
3. Pengembangan kapasitas.
4. Reorientasi pendidikan.
5. Atasi hambatan ekonomi.

B. Sasaran dari ekonomi kerakyatan.


- Bertujuan membangun Negara yang berdedikasi dengan ekonomi yang berdaulat secara politk
dan juga mempunyai suatu kepribadian yang berbudaya.
- Bertujuan untuk mendorong pendapatan masyarakat supaya merata.
- Utnuk bisa mendorong suatu pertumbuhan ekonomi yang saling berkesinambungan.
- Bertujuan untuk meningkatkan suatu efisiensi perekonomian nasional.

C. Perbedaan ekonomi kerakyatan dengan ekonomi rakyat.


ekonomi rakyat adalah satuan (usaha) yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat.
Sedangkan ekonomi kerakyatan lebih merupakan kata sifat, yakni upaya memberdayakan
(kelompok atau satuan) ekonomi yang mendominasi struktur dunia usaha.

3. A. Priode kanak-kanak umur (5.0 -12 th)


Hatta dipindahkan ke sekolah dasar tujuh tahun khusus untuk anak- anak Belanda, ELS
(Europese lagere School, sekolah dasar untuk orang kulit putih), di Bukitinggi. Tidak lama
sekolah di ELS, memasuki kelas lima pada pertengahan tahun 1913, Hatta pinda h ke sekolah ELS
di Padang. Penyebab Hatta pindah sekolah ke ELS di Padang yaitu, tiga bulan sebelum vakansi
besar murid-murid kelas empat yang bermaksud akan menempuh kemudian ujian masuk HBS
boleh mengambil pelajaran privat dalam bahasa Perancis. Pelajaran itu diberikan oleh seorang
guru sekolah Belanda pada sore hari, tiga kali seminggu. Kebetulan pada waktu itu Pak Gaek
sudah memperoleh persetujuan dari tuan Chevalier, seorang komisi pos, bahwa ia akan
mengajarkan bahasa Inggris kepada Hatta. Menurut Pak Gaek, bahasa Inggris lebih penting dan
lebih perlu
daripada bahasa Prancis sebab bahasa perniagaan. Maka dari itu Hatta tidak jadi mengikuti
pelajaran bahasa Prancis.
Setelah tiga bulan Hatta belajar bahasa Inggris, tuan Chevalier dipindahkan kerja ke
Batavia. Pindah belajar bahasa Perancis, Hatta sudah ketinggalan tiga bulan. Maka, diputuskan
oleh orang tua Hatta untuk pindah sekolah ke Padang sesudah vakansi. Setelah ke padang, ada
sekolah Belanda pertama yang mengajarkan bahsa Perancis sebagai mata pelajaran kelas lima. Pak
Gaek akhirnya mengusahakan supaya Hatta bisa masuk dikleas lima. Selama Hatta bersekolah di
situ dari kelas
lima sampai kelas enam hanya ada tiga anak orang Indonesia yang satu kelas sama Hatta, di sekolah
ini Hatta hitung cuma ada tujuh anak orang Indonesia. Kebanyakan anak-anak Indonesia yang
boleh masuk di sekolah Belanda diterima pada sekolah Belanda kedua yang sederajat dengan
sekolah- sekolah Belanda lainya seluruh Sumatera.
Selama di Padang Hatta tinggal bersama Pak Gaek, karena sejak beliau pulang dari Mekkah
dan urusan pekerjaannya lebih banyak di Padang dari pada di Bukitinggi, beliau juga mendirikan
rumah tangganya yang kedua. Hatta tidak suka dengan kelakuan pak Gaek, yang menikah lagi
dengan orang lain, sedangkan umurnya sudah lebih dari 50 tahun. Dua tahun Hatta menetap
bersama Pak Gaek dan istri mudanya, Hatta dipindahkan ke rumah ayah tirinya, Haji Ning, karena
rumahnya lebih dekat dengan sekolah Hatta. Selama hidup di padang Hatta juga meluangkan
waktunya berkumpul dengan teman-temannya dan bergabung dalam suatu klub sepak bola
pribumi. Setelah mulanya menjadi anggota biasa, akhirnya Hatta dipilih sebagai bendahara, lalu
juga menjadi sekertaris di klub tersebut. Hatta memang mengetahui kegiatan seperti itu, disamping
untuk
memuaskan hobinya, sebagai proses pembelajaran dalam kehidupan berorganisasi dan bekerja
dalam kelompok untuk kepentingan bersama. Meskipun asik dalam kegiatan bermainnya, Hatta
tidak pernah mengabaikan sekolahnya. Kedua hal ini dapat di lakukan, karena Hatta sudah
terbiasa hidup berdisiplin.

B. Priode dewasa (13,0 th-18,0 th)


Hatta berhasil menyelesaikan pendidikan di ELS Padang. Hatta lulus dengan mendapatkan
nilai yang bagus. Setelah lulus di ELS Padang, kemudian Hatta mengikuti ujian HBS, sekolah
menengah lima tahun. Dengan kerja kerasnya, akhirnya Hatta lulus dalam ujian HBS (Hogere
Burger School). Tetapi, dalam kenyataannya Hatta tidak diperbolehkan oleh ibunya sekolah di
HBS di Batavia karena Hatta dianggap umurnya masih terlalu muda. Setelah
melalui kekecewaan, akhirnya Hatta mematuhi saran ibunya dan memilih melanjutan
pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Orderwijs) : Pendidikan Dasar Lebih Lanjut)
Padang. Dalam benak Hatta keinginan melanjutkan ke HBS masih ada, Hatta berkeinginan setelah
lulus di MULO Hatta akan melanjutkan ke HBS. Hatta juga merasa berat berbuat seperti itu, sebab
Hatta akan rugi setahun. Murid tamatan MULO yang diterima di HBS pada kelas tiga sudah
diajarkan ilmu kimia, sedangkan di MULO ilmu kimia tidak diajarkan. Dengan hal itu Hatta
merasa untuk pertama kali menghadapi “krisis” pelajaran.
Waktu Hatta masuk ke MULO di Padang, sudah banyak anak-anak Indonesia yang
bersekolah di MULO. Sekolah itu terbuka bagi murid-murid yang datang dari sekolah Belanda dua
dan yang berasal dari HIS. Mereka diterima dan dibebaskan dari pelajaran bahasa Perancis.
Sebelum itu, hanya murid-murid sekolah Belanda pertama yang dapat melanjutkan pelajarannya di
sekolah MULO. Sejak dua tahun terbuka kesempatan bagi murid-murid tamatan HIS untuk masuk
sekolah MULO, tetapi dengan melalui voorklas, kelas permulaan dua tahun lamanya. Titik berat
pelajaran pada kelas permulaan yang terletak pada bahasa Belanda sekali pun matta pelajaran yang
lain tidak diabaikan.
Pada kelas satu kelasnya untuk pertama kalinya dipisah. Murid-murid dari sekolah Belanda
pertama dimasukan ke kelas IA, di mana pelajaran bahasa Perancis diajarkan sebagai sambungan
pelajaran yang telah diperoleh di sekolah Belanda pertama. Murid-murid yang datang dari
sekolah Belanda kedua, yang tidak mengikuti pelajaran bahasa Perancis, ditempatkan di kelas
IB. Pada pertengahan tahun 1918, datang keputusan pemeritah bahwa mulai dengan tahun
pelajaran
1918/1919 murid MULO di Padang akan diberi kesempatan mengikuti pelajaran agama satu jam
seminggu menurut agamanya masing-masing. Unutk yang beragama Islam akan diajarkan oleh
Haji Abdul Ahmad, murid-murid yang beragama Protestan dari seorang domine, dan bagi murid-
murid yang beragama Katolik akan diajarkan oleh seorang pastor.
Sejak Hatta duduk di kelas dua MULO, perhatiannya terhadap masalah masalah di luar
pelajaran sekolah bertambah besar. Sejak Sarikat Usaha memperjuangkan agama di sekolah
MULO, Hatta sudah berhubungan dengan perkumpulan tersebut. Terutama dengan
sekretarisnya, Engku Taher Marah Sutan, seorang idealis yang giat berkerja dengan tidak kenal
lelah. Kalau tidak ada dia, Sarikat Usaha tidak menjadi pusat pertemuan orang-orang terkemuka
serta kaum cerdik pandai di Padang. Hampir setiap hari Hatta datang ke perkumpulan Sarikat
Usaha untuk mengasah otaknya dengan masalah-masalah yang tidak diajarkan di MULO. Pada
bulan Mei 1919 Hatta lulus dalam ujian MULO dan terbukalah jalan bagi Hatta unutk
melanjutkan sekolahnya di Batavia.
Pada bulan Mei 1919 Hatta lulus dalam ujian MULO dan terbukalah jalan bagi Hatta unutk
melanjutkan sekolahnya di Batavia. Tetapi, ada saja yang menganjurkan Hatta untuk meneruskan
bersama Alimudin dan Kalimalikul Adil. Alimudin tiga tahun lebih dahulu dari Hatta tamat dari
sekolah MULO, Kalimalikul Adil setahun lebih dahulu. Kedua-duanya tekenal sebagai murid
yang pintar. Tetapi, Hatta memilih Prins Hendrik School (PHS), Sekolah Dagang Menengah lima
tahun. Dasarnya tiga tahun di HBS dan di atas itu dua tahun jurusan dagang. Bagi murid yang
sudah lulus di MULO dapat diterima di kelas empat atau juga disebut kelas pertama bagi dagang.
Ada syarat
untuk masuk ke kelas itu, ia mesti mengejar yang setahun dalam mata pelajaran kimia. Sebab itu
Hatta tidak jadi melanjutkan pelajaran ke HBS sebab di HBS Hatta akan diterima hanya di kelas tiga.
Sudah tergambar di matanya bahwa ia harus mengatasi ketinggalan itu. Telah nyata bagi Hatta bahwa
kalau di Batavia, ia harus membatasi dirinya dari permainan olahraga dan mengutamakan pelajaran
spesial untuk kimia.
Pada dasarnya sekolah menengah di Batavia mulaih libur besar dalam bulan Juli. Maksud Hatta,
ia akan pergi pada pertengahan Juni 1919 ke Batavia sebab ada kabar bahwa PHS akan mulai pelajaran
pada 1 Juli. Pada pertengahan Juni 1919 Hatta pergi ke Batavia. Setelah dua hari berada di Batavia,
Hatta mulai mendaftar ke sekolah PHS (Prins Hendrik School) untuk mendaftarkan dirinya
42 sebagai murid, bagi sekolah dagangnya. Sekolah PHS juga terdapat pula Sekolah Menengah
Pelayaran. Kedua bagian pendidikan itu letaknya berhadapan.Setelah satu minggu duduk di bangku PHS
kelas satu bagin dagang, Hatta merasakan perbedaan cara guru mengajarkan di PHS dan di MULO.
Waktu sekolah di MULO pelajaran itu seperti dituangka n oleh guru ke otak murid, sedangkan di PHS
lebih banyak disuruh menangkap apa yang diutarakan guru berdasarkan pada buku pelajaran. Guru
memperingatkan supaya bagian yang akan diterangkan itu terlebih dahulu di baca di rumah, sebelum
guru menerangkan di sekolah.
4. Uraikan konstribusi nilai dari fakta biografis Bung Hatta, nilai-nilai tersebut pada dasarnya
menjadi pokok pemikiran bagi kepentingan bangsa mulai dari pra kemerdekan sampai
sekarang !
A. Demokratis.
Bung Hatta dikenal sebagai tokoh yang demokratis. Walaupun pada masa lampau ia sempat
dipenjara dan diasingkan di tempat pembuangan, Bung Hatta selalu menekankan pada
rekan- rekannyanya agar tetap bersikap demokratis sekalipun berada di pengasingan.
B. Menjunjung Tinggi Nasionalisme
Wakil Presiden RI yang pertama ini selalu menebar semangat kebangsaan dan
nasionalisme. Ia selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara dibandingkan
kepentingan pribadi dan golongan.
C. Pekerja Keras
Kebenciannya terhadap colonial Belanda membuatnya selalu bekerja keras ketika
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dahulu. Sosok yang tidak bisa dipisahkan dari
Bung Karno ini juga sering keluar masuk penjara karena melawan selalu para kolonial
yang ingin merebut tanah airnya.
D. Tidak Mau Memanfaatkan Jabatan
Sewaktu masih hidup, Bung Hatta sangat menginginkan sepatu merek ternama. Oleh
karena itu, ia menyimpan guntingan iklan dari sepatu tersebut dan mengumpulkan uang
agar bisa membeli sepatu yang diinginkannya. Padahal dengan statusnya yang kala itu
menjabat sebagai Wakil Presiden ia bisa saja memanfaatkan jabatannya. Namun, Bung
Hatta memilih untuk tidak meminta sesuatu karena kepentingannya sendiri.
E. Rendah Hati
Sewaktu berangkat ke tanah suci, Bung Hatta pergi menggunakan biaya sendiri. Padahal,
Bung Karno sudah menawarinya untuk pergi dengan menggunakan biaya yang
ditanggung oleh negara. Tapi, Bung Hatta menolaknya, ia lebih memilih untuk naik haji
menggunakana biaya sendiri sebagai rakyat biasa.

5. Didikan pada Handleshogeschool di Rotterdam Belanda hanya menyempurnakannya saja


dan Berbuat karena Allah. Pernyataan ini muncul sebelum keberangkatan Bung Hatta ke
Belanda. Saudara diminta untuk menjelaskan : Kenapa Statement ini muncul dan apa
maksudnya.

Karena bung hatta bersekolah di Handels Hogeschool (sekarang namanya Universitas


Erasmus Rotterdam) pada September 1921 untuk belajar dan menambah pengetahuaan serta
ia juga belajar tentang oraganisasi dari situ lah bung hatta dijuluki sebagai bapak koperasi
indonesia.Bung hatta melakukan semua itu kerena Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai