Anda di halaman 1dari 44

Infeksi Sistem Reproduksi

(PID Akut dan Kronik,


Servisitis, Salphingitis, dll)

Prof. Dr. dr. Hj. Yusrawati,


Sp.OG-K
• PID/penyakit radang
panggul : gangguan
PELVIC inflamasi traktus genitalis
INFLAMMATORY
DISEASE atas perempuan, dapat
meliputi endometritis,
(PENYAKIT
RADANG
salpingitis, abses
PANGGUL) tuboovaria dan peritonitis
pelvik
Flora normal
vagina seperti
Infeksi menular
Garderella
seksual yang
vaginalis,
disebabkan oleh
Haemophilus
Neisseria
influenzae, batang
gonorrrhea dan
Gram negatif dari
Chlamydia
usus dan
PATOFISIOLOG trachomatis
Dapat juga Streptococcus
Infeksi ascenden
I disebabkan oleh agalactiae
berasal dari
CMV, Mycoplasma
infeksi alat
homini,
genitalia bagian
Ureaplasma
bawah
urelayticum
FAKTOR RESIKO
Tindakan
operasi
pada
Pasanga
Riwayat organ
Pemasan n seksual
PID genital
gan IUD yang
berulang seperti
banyak
dilatasi
atau
kuretase
DIAGNOSI
• Gejala sangat bervariasi, tergantung
S lokasi, intensitas serta daya tahan tubuh
• Nyeri atau ketegangan abdomen bagian
bawah
• Demam
• Gangguan berkemih
• Nyeri goyang serviks
• Nyeri pada adneksa
• Discharge vagina yang berlebihan
• Massa di pelvik pada pemeriksaan USG
TATALAKSANA
• CDC menganjurkan ambang terapi yang rendah pada wanita
usia reproduksi yang dicurigai menderita PID
Terapi empiris untuk PID perlu diberikan pada wanita seksual
aktif dengan nyeri perut bawah yang disertai dengan satu atau
lebih gejala:
- Nyeri goyang portio
- Nyeri tekan uterus
- Nyeri adneksa
• Pada wanita dengan PID ringan  terapi rawat jalan
TATALAKSANA
Pasien dengan PID dirawat bila:
• Kecuriagaan kedaruratan bedah
• Pasien dalam keadaan hamil
• Tidak respon terapi oral
• Tidak dapat meminum terapi oral
• Tampak sakit berat, mual muntah atau demam yang tinggi
• Pasien dengan abses tuboovaria
Tatalaksana
• Diberikan pada PID
berat

• Regimen pengobatan 
Tatalaksana
Pada pasien dengan
PID ringan dapat rawat
jalan dengan antibiotik
oral
Salpingitis
• Salpingitis adalah infeksi atau
peradangan pada saluran tuba.
• Apabila tidak ditangani maka
infeksi ini akan menyebabkan
kerusakan pada tuba fallopi
secara permanen yang
DEFINISI menyebabkan sel telur yang
dikeluarkan dari ovarium tidak
dapat bertemu dengan seperma
sehingga dapat menyebabkan
infertilitas.
salpingitis
akut
Klasifikasi
salpingitis
kronis
Salpingitis • Dalam salpingitis akut, tuba
falopii menjadi merah dan
Akut bengkak dan mengeluarkan
cairan ekstra sehingga dinding
bagian dalam tabung sering
terjadi perlengketan.
• Dalam kasus yang jarang
terjadi, pecah tabung dan
menyebabkan infeksi
berbahaya rongga perut
(peritonitis).
Salfingitis Salpingitis kronis
biasanya berasal dari
Kronis salpingitis akut.
Salpingitis kronik
apabila infeksi sudah
berat atau meluas,
bertahan lama dan
mungkin saja gejala
sudah terasa tidak
mengganggu.
Menggigi
•Perdara l dan Anoreksi
han demam a,
pervagin
nausea
am atau
dan
sekret
vomitus
vagina
•Nyeri
abdomen Gej Disuria
di kedua
sisi ala
• Dismenorea
• Tidak nyaman atau
hubungan seksual yang
menyakitkan
• Pada periksa dalam nyeri
Gejala kalau portio digoyangkan,
nyeri kiri dan kanan uterus,
kadang-kandang ada
penebalan dari tuba.
• Nyeri saat ovulasi
Pemeriksaan
Pemeriksaa Pemeriksaa Laparoskopi
n Abdomen: n Pelvis
• Nyeri • sering • Pemeriks
maksimu sulit dan • sekret aan ini
m pada tidak purulen invasive
kedua memuask akan sehingga
kuadran an karena terlihat bukan
bawah. pasien keluar merupaka
• Nyeri mersa dari n
lepas, tidak ostium pemeriks
• ragiditas nyaman ueteri. aan rutin
otot, dan Serviks
rigiditas sangat
• defance
abdomen. nyeri bila
muscular,
digerakka
• bising
n
usus
menurun • Uterus
Tatalaksana
• Perawatan penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian
antibiotic (sesering mungkin sampai beberapa minggu).
• Antibiotik dipilih sesuai dengan mikroorganisnya yang
menginfeksi. Pasangan yang diajak hubungan seksual harus
dievaluasi, disekrining dan bila perlu dirawat, untuk mencegah
komplikasi sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual
selama masih menjalani perawatan untuk mencegah terjadinya
infeksi kembali.
SERVISITIS
Servisitis ditandai
oleh peradangan
DEFINISI berat mukosa dan
submukosa
serviks.
ETIOLOGI
Chlamidia
Trachomat
is
Neisseria
Gonorrhe
a
Chlamidia
trachomatis
Biakan dengan
medium selektif
DIAGNOSI Pewarnaan
S gram ->
ditemukan
bakteri
diplococcus
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi
Menular
• Cefixime 400 mg, dosis tunggal, per oral,
ATAU
• Levofloxacin 500 mg, dosis tunggal, per oral
Terapi alternatif:
• Kanamisin 2 gr, injeksi IM, dosis tunggal
ATAU
PENATALAKSANAAN • Tiamfenikol 3,5 gr, per oral, dosis tunggal
ATAU
• Ceftriaxone 250 mg, injeksi IM, dosis tunggal

Note : Pasangan seks harus dirujuk ke klinik


atau dokter untuk mendapatkan pengobatan
FAKTOR RISIKO

Usia <25
Status
tahun dan Pasangan Status
sosial
aktif seksual tidak
ekonomi
secara banyak kawin
rendah
seksual
MANIFESTASI KLINIS
• Asimptomatik pada 30-50% pasien dan dapat menetap selama
beberapa tahun
• Keluar cairan vagina
• Perdarahan bercak
• Perdarahan pasca senggama
PEMERIKSAAN FISIK

Terdapat
Serviks
cairan
tampak
mukopurule
erosi dan
n berwarna
rapuh
kuning-hijau
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

•Pewarnaan gram
: >10 leukosit/LP
•Biakan
PENATALAKSANAAN
Rekomendasi CDC:
• Azitromisin 1 gr, dosis tunggal, per oral, ATAU
• Doksisiklin 2x100 mg, per oral, 7 hari
Terapi alternatif:
• Eritromisin 4x500 mg, per oral, 7 hari

Note : Pasangan seks harus dirujuk ke klinik atau dokter untuk


mendapatkan pengobatan
Neisseria
gonorrhea
FAKTOR •Usia <25 tahun dan
aktif secara seksual
RISIKO •Status sosial
ekonomi rendah
•Pasangan seksual
banyak
•Status tidak kawin
MANIFESTASI KLINIS
• Sama dengan infeksi klamidia, sering asimptomatik
• Keputihan/keluar cairan vagina
• Disuria
• Perdarahan uterus abnormal
DIAGNOSIS

Pewarnaan
Biakan
gram ->
dengan
ditemukan
medium
bakteri
selektif
diplococcus
PENATALAKSANAA Pedoman Nasional Penanganan Infeksi
N Menular Depkes RI

• Cefixime 400 mg, dosis tunggal, per


oral, ATAU
• Levofloxacin 500 mg, dosis tunggal,
per oral
Terapi alternatif:
• Kanamisin 2 gr, injeksi IM, dosis
tunggal ATAU
• Tiamfenikol 3,5 gr, per oral, dosis
tunggal ATAU
• Ceftriaxone 250 mg, injeksi IM, dosis
tunggal
ENDOMETRITI
S
• Endometriosis adalah pertumbuhan
jaringan endometrium baik kelenjar
maupun stroma-nya di luar kavum
uteri atau di dalam miometrium. Bila
jaringan endometrium terdapat di
PENGERTIA dalam miometrium disebut dengan
N adenomiosis. Lokasi endometriosis
sering ditemukan pada peritoneum
pelvis tapi dapat ditemukan juga di
tempat lain seperti ovarium dan
ligamentum uterosakral
PENYEBAB
Partus lama

Pecahnya ketuban berlangsung


lama

VT di sertai ketuban pecah


Plasenta Manual

SC

Retensi sisa plasenta


• Takikardi 100-140 bpm.
• Suhu 30 – 40 derajat celcius.
• Menggigil.
• Nyeri tekan uterus yang meluas
TANDA •
secara lateral.
Peningkatan nyeri setelah

DAN •
melahirkan.
Sub involusi.

GEJALA •
Distensi abdomen.
Lokea sedikit dan tidak
berbau/banyak, berbau busuk,
mengandung darah seropurulen.
• Jumlah sel darah putih meningkat.
Cairan intravena
dan elektrolit
Transfusi darah
PENATALAKSANAAN

Tirah baring dan


analgesik
Tindakan bedah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai