Oleh :
NICO RIFANDHA
1607123159
Oleh
Nico RIfandha
1607123159
HALAMAN PENGESAHAN
ii
Laporan Kerja Praktek dengan judul “Analisa Pengaruh Tegangan Berlebih
Terhadap Automatic Voltage Regulator (AVR) Di PLTMG 25 Mw Koto Gasib”
Mengetahui Mengesahkan
Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1 Dosen Pembimbing
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
Nico Rifandha
NIM : 1607123159
(Fathul Falah)
HALAMAN PERNYATAAN
iv
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nico Rifandha
NIM : 1607123159
adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika di kemudian
hari terbukti bahwa laporan kerja praktek saya merupakan hasil jiplakan maka
saya bersedia menerima sanksi apapun yang diberikan.
Nico Rifandha
KATA PENGANTAR
v
Puji beserta syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
kerja praktik di PLTMG 25 MW Koto Gasib. Kerja praktik merupakan salah satu
syarat mata kuliah wajib agar penulis dapat menyelesaikan program sarjana di
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau.
Selama satu bulan pelaksanaan kerja praktik, penulis mendapatkan banyak
sekali manfaat, disamping menambah pengetahuan dan wawasan yang telah
diperoleh penulis diperkuliahan, juga menambah pengalaman kerja di Perusahaan
sebagai wahana adaptasi terhadap kondisi dunia kerja sebenarnya. Laporan ini
berisi hasil pengamatan selama berada di PLTMG 25 MW Koto Gasib mengenai
“ANALISA PENGARUH TEGANGAN BERLEBIH TERHADAP AUTOMATIC
VOLTAGE REGULATOR (AVR) DI PLTMG 25 MW KOTO GASIB”.
Keberhasilan pengamatan kerja praktek ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan dan dukungan semua pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ayahnda dan ibunda yang telah memberi doa restu kepada penulis selama
melaksanakan Kerja praktek.
2. Bapak Suwitno, ST.,MT selaku dosen pembimbing Kerja Praktik penulis.
3. Pak Fathul Falah sebagai pembimbing yang sangat membantu penulis
menemukan solusi disetiap masalah yang penulis temukan dilapangan
untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
4. Teman-teman Teknik Elektro 2016 FT UR dan semua pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memotivasi
penulis dalam melaksanakan kerja praktek.
vi
sangat dibutuhkan oleh penulis untuk lebih baik kedepannya. Penulis berharap
semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Nico Rifandha
DAFTAR ISI
vii
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI.............................................iv
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
2.2.1 Visi...............................................................................................................6
2.2.2 Misi..............................................................................................................6
2.2.3 Motto............................................................................................................6
viii
BAB III SISTEM KELISTRIKAN PT. SUMBERDAYA SEWATAMA PLTMG
25 MW KOTO
GASIB.................................................................................................................9
4.1 Pendahuluan..........................................................................................................18
4.3 Gangguan yang terjadi pada AVR Marelli Energy Controller MEC-100............20
ix
4.4 Spesifikasi AVR tipe Marelli Energy Controller MEC-100.................................21
5.1. Kesimpulan..........................................................................................................32
5.2. Saran.................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................34
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Y
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang akan menambah biaya produksi listrik. Salah satu upaya pemerintah untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dengan pertimbangan gas bumi
lebih efektif dan efisien, penggunaan lebih praktis dan emisinya lebih ramah
lingkungan dibandingkan dengan solar (Harumsari, 2012).
Uraian diatas mendasari penelitian ini yang menganalisa skenario
gasifgikasi penggunaan bahan bakar minyak, penelitian difokuskan di Pusat
Listrik Balai Pungut dengan dua Pembangkit Gas yaitu PLTMG. PLTMG adalah
Pembangkit yang menggunakan energi primer Gas alam sebagai bahan bakarnya.
Cara kerja PLTMG adalah dengan cara memanfaatkan Gas alam sebagai bahan
bakar pada mesin pembangkit. Ketika terjadi pembakaran di dalam ruang
pembakaran maka terjadi gaya dorongan pada piston akibat dari peledakan Gas
yang dibakar oleh busi. Ketika piston terdorong kebawah maka crankshaft akan
ikut terdorong sehingga akibat dorongan dari piston akan terjadi penggerakan
rotor yang disebakan oleh dorongan peledakan Gas.
Generator sinkron mempunyai permasalahan yaitu ketidakstabilan
tegangan. Ketidakstabilan tegangan pada Generator sinkron akan menyebabkan
ketidakstabilan sistem secara keseluruhan terutama kualitas sistem kualitas dan
kmeampuan transfer daya dari pembangkit ke konsumen, kondisi terparah
terjadinya mekanisme pelepasan beban, dengan demikian maka diperlihatkan
peralatan yang dapat mengendalikan kestabilan tegangan generator sinkron yaitu
Automatic Voltage Regulator (AVR).
AVR adalah sebuah device pengatur tegangan yang digunakan pada
generator sinkron untuk menstabilkan tegangan keluaran yang dihasilkan dari
generator sinkron. AVR memegang peranan penting dalam pembentukan
tegangan terminal generator sinkron dalam suatu pembangkit. AVR merupakan
device yang sangat sensitif dimana device ini sangat mudah rusak bila terjadi
gangguan. Salah satu penyebab rusaknya AVR yaitu terjadi gangguan beban yang
tidak stabil.
Untuk itu penulis mengambil judul “Analisa Pengaruh Tegangan Berlebih
Terhadap Automatic Voltage Regulator (AVR) di PLTMG 25 MW Koto Gasib”.
2
1.2 Batasan Masalah
Dalam laporan kerja praktek ini akan dibahas tentang bagaimana
pencegahan apabila terjadi blackout yang mengakibatkan AVR rusak.
3
c. Memperoleh pengetahuan mengenai gambaran sistem tenaga listrik di
wilayah Kabupaten Siak.
d. Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dan menganalisis
permasalahan yang terjadi berdasarkan ilmu yang telah diperoleh dari
bangku kuliah.
e. Mengenali sistem kerja dan organisasi perusahaan sehingga dihasilkan
sarjana yang terampil serta mampu memecahkan masalah yang
dihadapi dalam dunia kerja.
2. Bagi Universitas Riau:
a. Menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan tempat Kerja
Praktek.
b. Dapat mewujudkan tujuan utama Universitas Riau yaitu mencetak
SDM yang handal, profesional dan berkualitas.
c. Dapat lebih membuka wawasan bagi setiap mahasiswa didiknya untuk
mendapatkan pengetahuan tambahan melalui praktek di lapangan.
d. Memberikan kesempatan pada mahasiswanya untuk merasakan
persaingan di dunia kerja.
3. Bagi perusahaan:
a. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menganalisa setiap
peluang dan hambatan yang terjadi dan mencari solusinya.
b. Dapat saling menukar informasi di bidang teknologi antara lembaga
sebagai pengguna teknologi dengan perkembangan pengetahuan yang
terjadi di lembaga perguruan tinggi.
c. Media pertukaran informasi bidang teknologi sistem tenaga listrik
antara perusahaan sebagai pengguna teknologi dengan perguruan
tinggi sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi sistem
tenaga listrik.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal 20 Januari 2020
sampai dengan tanggal 20 Februari 2020 di PLTMG 25 MW Koto Gasib.
4
BAB II
PT. SUMBERDAYA SEWATAMA PLTMG 25 MW
KOTO GASIB
2.1 Profil Perusahaan
PLTMG 25 MW ini mulai dibangun pada tahun 2011 dengan nama
PLTMG 25 MW Rawa Minyak, dan masuk pengadaan dan konstruksi selesai
pembangunannya pada tahun 2013. Mulai beroperasi tahun 2016 di Rawa
Minyak.Setelah di operasikan PLTMG Rawa Minyak tersebut tidak dapat berjalan
optimal sebab gas yang tersedia tidak mencukupi untuk memasok listrik.
Karena kondisi PLTMG Rawa Minyak tidak berjalan dengan optimal,
namun dalam perjalanannya ada beberapa opsi yang diajukan. Diantaranya
dikonversi ke Bahan Bakar Minyak (BBM) namun tidak memungkinkan, atau
menggunakan teknik pengangkutan dari daerah lain namun sangat riskan, opsi
terakhir ialah melakukan relokasi.
Direktur utama PLN memutuskan PLTMG Rawa Minyak direlokasi ke
Koto Gasib karena disana ada jaringan pipa gas dari Jambi hingga ke Duri, jumlah
serta kapasitasnya lebih memungkinkan dan cadangannya diprediksi bisa
beroperasi hingga 10 tahun kedepan untuk mendapatkan pasokan gas yang
memadai.
Pada tahun 2018, PLTMG 25 MW direlokasi ke Kuala Gasib dengan nilai
investasi pembangunan kurang lebih sebesar Rp50 miliar dan berubah nama
menjadi PLTMG 25 MW Koto Gasib.
PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merelokasi Pembangkit Listrik
Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 25 MW dari Rawa Minyak, Kecamatan Sungai
Apit ke Kuala Gasib, Kecamatan Koto Gasib, Kab Siak. PLTMG 25 MW Koto
Gasib mulai beroperasi 31 Juli 2019 setelah diresmikan langsung oleh Gubernur
Riau, Syamsuar.
Pengalaman lebih dari 27 tahun dalam memberikan solusi kelistrikan telah
membuahkan suatu pengakuan yang layak bagi PT Sumberdaya Sewatama
(“Sewatama”) sebagai pemimpin industri. Kami telah berkembang dan tumbuh
5
dengan pesat sejak awal yang sederhana yaitu sebagai penyedia jasa penyewaan
genset diesel untuk keperluan PLN dan swasta, hingga menjadi seperti Sewatama
saat ini.
2.2 Visi, Misi, dan Motto
2.2.1 Visi
Menjadi penyedia solusi kelistrikan yang terdepan dan sebagai pilihan
utama pelanggan.
2.2.2 Misi
1. Secara terus menerus menciptakan lapangan kerja yang layak dan
berkualitas bagi sebanyak mungkin rakyat Indonesia.
2. Selalu memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan
menguntungkan yang memaksimalkan nilai pemegang saham.
3. Senantiasa menyediakan solusi-solusi bernilai tambah yang akan
mengoptimalkan kepuasan pelanggan.
4. Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik.
2.2.3 Motto
Mengembangkan sumber listrik baru.
6
Gambar 2.1 Lokasi PLTMG 25 MW Koto Gasib
(PLTMG 25 MW KOTO GASIB)
7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. SUMBERDAYA SEWATAMA PLTMG 25
MW Koto Gasib
8
BAB III
SISTEM KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MESIN GAS(PLTMG) 25 MW KOTO GASIB
9
Gambar 3.1 PLTMG jenis MWM
(PLTMG 25 MW KOTO GASIB)
10
Kontrol kW diaktifkan mode yang dipilih. Mode ini hanya dapat
diaktifkan bila pemutus generator ditutup. Pemutus jaringan harus ditutup, kW
mode hanya berlaku ketika breaker ini menutup. Dalam modus kW kontrol,
referensi beban dibandingkan dengan beban yang sebenarnya dan mesin.
11
sama, akan memiliki beban aktif yang sama. Jika referensi atau pengaturan drop
bervariasi, masing-masing beban aktif akan bervariasi.
Perubahan beban aktif akan mengakibatkan perubahan dalam sistem
kecepatan (frekuensi) sebagai pengaturan kecepatan kontroler akan dipengaruhi
oleh jumlah beban aktif (kW). Beban aktif semakin tinggi, maka frekuensi akan
semakin rendah. Biasanya drop diatur ke 4% yang juga akan mempengaruhi
perubahan kecepatan sistem jika referensi kecepatan tidak berubah. Operator
manual dapat menambah atau mengurangi kecepatan referensi pada semua mesin
untuk mengkompensasi perubahan kondisi frekuensi. Namun, mengubah referensi
kecepatan pada satu mesin akan mempengaruhi output kW pada unit paralel lain,
maka menjaga beban mesin dan kecepatan sistem yang benar dapat berubah
menjadi sulit.
3.3 AVR
AVR adalah sebuah device pengatur tegangan yang digunakan pada
generator sinkron untuk menstabilkan tegangan keluaran yang dihasilkan dari
generator sinkron. AVR memegang peranan penting dalam pembentukan
tegangan terminal generator sinkron dalam suatu pembangkit.
Adanya perubahan-perubahan beban akan menyebabkan tegangan output
terminal generator berubah-ubah sehingga dibutuhkan alat penyetabil tegangan
AVR dengan melihat nilai arus eksitasi pada penguat tegangan Eksiter. Persentase
tegangan jatuh (drop voltage) yang dilihat dari nilai regulasi tegangan generator
terhadap tegangan output generator dapat dilihat dari nilai regulasi tegangan.
12
Gambar 3.2 Automatic Voltage Regulator merk Marelli
(PLTMG 25 MW KOTO GASIB)
Gambar 3.2 merupakan gambar AVR merk Marelli yang digunakan oleh
PLTMG 25 MW Koto Gasib untuk menstabilakan tegangan pada pembangkit
yang nantinya berguna untuk mengalirkan arus listrik ke Eksiter.
13
Gambar 3.3 Prinsip Kerja Automatic Voltage Regulator
(PLTMG 25 MW KOTO GASIB)
Pada gambar 3.3 merupakan prinsip kerja AVR pada PLTMG, yang mana
AVR mendapatkan supply arus listrik dari pembangkit itu sendiri. Lalu setelah
AVR menerima supply arus listrik AVR akan menstabilkan tegangan dan
mengubah arus listrik menjadi DC sesuai dengan kebutuhan Eksiter. Pada Eksiter
supply arus dari AVR akan membangkitkan medan kecil guna mentrigger Gaya
Gerak Listrik (GGL) menjadi sebuah medan magnet yang besar sehingga dapat
membangkitkan energi listrik pada Stator.
14
a. Jika tegangan output tinggi maka error signal (+) AVR akan memberian
perintah untuk mengurangi arus eksitasi
b. Jika tegangan cocok dengan harga set point (0) maka AVR tidak akan
memberikan perintah apapun
c. Jika tegangan output rendah maka error signalakan (-) maka AVR akan
memberi perintah agar menambahkan arus eksitasi.
15
Gambar 3.4 Kontruksi AVR(Stefano Massignani, 2009)
16
3.4 Single Line Diagram Ulp Siak
Single line diagram atau yang disebut orang sebagai one line diagram
adalah sebuah gambar teknis elektrikal yang menjajikan hubungan sistem baik
tiga fasa atau satu fasa dari sumber-sumber listrik misal generator, trafo, bus bar,
breaker, dan peralatan-peralatan listrik yang lain, seperti beban motor, yang
digambarkan dengan satu garis yang menghubungkan satu sama lain. Berikut
Single line diagram PLTMG 25MW Koto Gasib.
Gambar 3.5 merupakan Single Line Diagram PLTMG 25 MW, Gardu
Induk (GI) P. Shapire memberikan suplai listrik kepada PLTMG 25 MW untuk
penambahan suplai energi pembangkitan awal PLTMG. Setelah suplai energi
dapat dibangkitkan oleh PLTMG, PLTMG suplai energi listik ke GI Merpati dan
GI Bunga raya. Pada GI Merpati sering terjadi blackout di bagian pemutus tenaga
(TMP) sehingga mengakibatkan beban yang disuplai ke GI Merpati berkurang dan
mengakibatkan tegangan naik pada pembangkit. Jika tegangan pada pembangkit
naik maka akan terjadi over voltage pada pembangkit akan merusak AVR.
17
BAB IV
ANALISA PENGARUH TEGANGAN BERLEBIH TERHADAP
AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR (AVR) DI PLTMG 25
MW KOTO GASIB
4.1 Pendahuluan
Pembangkit energi listrik berfungsi sebagai alat pembangkitan energi
listrik dimana memiliki prinsip kerja mengkonversi energi primer (angin, gas, air,
panas, dll) menjadi energi listrik dengan memanfaatkan energi mekanik yang
dihasilkan oleh energi primer. Pada dasarnya pembangkit energi listrik dibagi
berdasarkan energi primer pembangkit itu sendiri, misalnya Pembangkit Listrik
Tenaga Mesin Gas memanfaatkan energi konvensional yaitu gas sebagai
penggerak turbin.
Pembangkit listrik tenaga mesin gas sendiri memiliki cara kerja yaitu
memanfaatkan pembakaran/peledakan gas untuk mendorong piston dan
menggerakan crankshaft agar dapat memutar rotor pada pembangkit. Hanya saja
PLTMG membutuhkan supply arus dalam bentuk DC dari luar untuk
membangkitkan medan magnet yang ada pada rotor. Supply arus DC ini
dinamakan dengan sistem eksitasi, dimana arus pada sistem eksitasi ini sendiri
berasal dari pembangkit itu sendiri.
Tabel 4.1 Spesifikasi Generator MWM
Parameter Unit Data
Generator Data
Length Mm 4600
Width Mm 1810
Height Mm 2210
Dry weight genset Kg 11200
Bore / stroke Mm 170/195
Displacement Dm3 53,1
Speed Min-1 1500
Mean piston speed m/s 9,8
18
Tabel 4.1 menjelaskan Spesifikasi Generator MWM yang digunakan pada
PLTMG 25 MW Koto Gasib. Spesifikasi tersebut meliputi beberapa hal umum
yang perlu diketahui dari spesifikasi Generator pada umumnya.
Pada sistem eksitasi dibutuhkan penstabil tegangan yang dinamakan AVR.
AVR sendiri merupakan sebuah device yang berfungsi untuk menstabilkan
tegangan yang akan diinput ke eksiter. AVR memiliki prinsip kerja dimana jika
tegangan berlebih maka AVR akan menurunkan tegangan dan jika tegangan
kurang dari batas minimal maka AVR akan menambah tegangan yang
dibutuhkan.
Gangguan pada AVR sering terjadi dikarenakan tegangan yang melebihi
batas tegangan maksimum AVR, sehingga AVR mengalami kerusakan pada
komponennya. Gangguan seperti ini sangat sering terjadi dikarenakan tegangan
yang berlebih disebabkan oleh terjadinya blackout pada bagian PMT. Sehingga
apabila terjadi blackout pada PMT maka daya aktif akan berkurang menyebabkan
naiknya tegangan pada generator yang akan disupply ke AVR.
19
keluaran generator dengan cara mengontrol arus penguatan dari generator
tersebut.
4.3 Gangguan yang terjadi pada AVR Marelli Energi Controller MEC-
100
Bagian komponen pembangkit tenaga gas pada PLTMG yang sering
mengalami kerusakan apabila terjadi tegangan berlebih yaituAVR. Hal ini
disebabkan dikarenakan blackout dari bagian PMT sehingga menyebabkan beban
berkurang dan tegangan pun naik pada pembangkit. Apabila sistem AVR
merespon adanya over voltage yang melebihi batas kemampuan, maka AVR akan
rusak. Ada beberapa faktor gangguan pada AVR yaitu :
20
c. Putus rangkaian
Pada tabel 4.2 merupakan spesifikasi dari data sensor Minimum Rated
untuk data yang digunakan pada tegangan primer dan tegangan sekunderpada
generator VT yaitu nilai minimum 100 V, data real yang di dapat dari PLTMG
25 MW yaitu sebesar 400 V. Untuk Line VT data tegangan primer dan tegangan
21
sekunder yaitu nilainya minimum 100 V, data real yang di dapat di PLTMG 25
MW yaitu sebesar 400 V. Generator CT nilai minimum pada arus primer yaitu
sebesar 0 A, data real yang di dapat dari PLTMG 25 MW yaitu sebesar 4000 A.
Sedangkan pada arus sekunder nilai minimalnya yaitu 1 A, data real yang didapat
yaitu tetap 1 A. Pengaturan nilai minimum pada generator CT ratio yaitu sebesar
95 %, data real yang didapat dari PLTMG 25 MW yaitu sebesar 100 %. Pada
generator VT ratio yaitu nilai minimumnya 95 %, data realnya 102 %.
Sedangkan Line VT ratio nilai minimumnya 95%, data realnya 99,4 %.
Tabel 4.3 Spesifikasi Data Sensor (Maximum Rated)
Parameter Unit Max Data
Generator VT
Primary Voltage V 22000 400
Secondary Voltage V 500 400
Line VT
Primary Voltage V 22000 400
Secondary Voltage V 500 400
Generator CT
Primary Current A 10000 4000
Secondary Current A 5 1
Adjustment
Generator CT Ratio % 105 100,0
Generator VT Ratio % 105 102,0
Pada tabel 4.3 merupakan spesifikasi dari data sensor Maximum Rated
AVR Marelli Energi Controller MEC-100 untuk data yang digunakan pada
tegangan primer sebesar 22000 V dan tegangan sekunder sebesar 500 pada
generator VT, data real yang di dapat dari PLTMG 25 MW yaitu sebesar 400 V.
Untuk Line VT data tegangan primer nilai maximum 22000 V dan tegangan
sekunder yaitu nilai maximum 500 V, data real yang di dapat di PLTMG 25
MW yaitu sebesar 400 V.
Generator CT nilai Maximum pada arus primer yaitu sebesar 10000 A,
data real yang di dapat dari PLTMG 25 MW yaitu sebesar 4000 A. Sedangkan
22
pada tegangan sekunder nilai minimalnya yaitu 5 A, data real yang didapat yaitu
1 A.
Pengaturan nilai maximum pada generator CT ratio yaitu sebesar 105 %,
data real yang didapat dari PLTMG 25 MW yaitu sebesar 100 %. Pada generator
VT ratio yaitu nilai minimumnya 105 %, data realnya 102 %. Sedangkan Line
VT ratio nilai minimalnya 105%, data realnya 99,4 %.
Generator Voltage
Setpoint
Voltage % 130 100
Minimum % 100 80
Maximum % 130 120
Power Factor Setpoint
23
Reactive Power Setpoint
Pada tabel 4.5 nilai minimum pada setpoint tegangan generator untuk data
maximum pada voltage 70 % data yang didapat 100 %, untuk nilai minimum 70
% data yang didapat 80 %, untuk nilai maximum 100 % data yang didapat 120 %.
Untuk setpoint faktor daya untuk data power faktor data yang didapat 0,98
induktif, untuk leading PF nilai nya 0,5, data realnya 0,90. Untuk lagging PF nilai
nya 0,5, data realnya 0,70.
Pada setpoint daya reaktif data realnya sebesar 0,00 %, data minimum -50 %, data
realnya -0,21%, data maximum 0 %, data real yang didapat sebesar 0,46 %.
Pada setpoint eksitasi nilai arus eksitasi data real yang didapat sebesar 9,91%.
24
Setpoint
Excitation Current % - 9,91
1. Gangguan di luar seksi generator tetapi PMT Generator ikut trip sebagai
akibat kurang selektifnya relai Generator
2. Ada gangguan dalam seksi generator yang disebabkan karena:
a. Kerusakan Generator atau kerusakan peralatan listrik dalam seksi
generator
b. Binatang yang menimbulkan hubung singkat
c. Kontak kontak listrik yang kurang sempurna.
25
3. Ada Gangguan dalam sistem penguat dari generator, biasanya menyangkut
pengatur tegangan otomatis dari generator
4. Ada gangguan pada sistem arus searah khususnya yang diperlukan unuk
mentrip PMT
Gangguan pada sirkit listrik tersebut diatas berlaku pada semua macam Pusat
Listrik.
26
Secara singkat sebab-sebab gangguan mesin penggerak generator
disebabkan:
1. Kerusakan pada bagian bagian yang berputar atau bergeser (moving parts)
seperti bantalan bantalan, batang batang penggerak, katup katup, khusus nya
yang jarang bergerak, pada wakru diperlukan malah macet.
2. Kerusakan pada bagian bagian dimana terdapat pertemuan antara zat-zat
yang berbeda suhunya seperti kondensor PLTMG, pemanas awal PLTMG
pemanas udara PLTMG. Hal serupa bisa pula terjadi pada alat alat
pendingin di PLTMG.
3. Kebocoran pada perapat (packing) dari bagian yang mengandung zat cair
atau pun gas yang bertekanan tinggi. Kebocoran semacam ini dapat
menyebabkan Gangguan Operasi dari Pusat Listrik yang bersangkutan.
27
4.6 Gangguan Pada Sistem AVR di PLTMG 25 MW Koto Gasib
Gangguan pada sistem AVR sangat sering terjadi akibat adanya over
voltage yang dialami oleh AVR. Over voltage itu sendiri disebabkan oleh
terjadinya blackout pada bagian PMT, dimana PMT tidak langsung memutuskan
hubungan aliran listrik ketika terjadi adanya gangguan pada transmisi. Sehingga
operator jaringan berinisatif mentripkan PMT demi keselamatan jaringan.
Sebelum mentripkan PMT operator jaringan pasti memberikan
pemberitahuan kepada Dispatcher bahwa operator jaringan terpaksa mentripkan
PMT. Namun, akibat dari keterlambatan pemutusan oleh PMT dan keterlamatan
informasi yang diberikan dari operator jaringan ke operator pembangkit
bahwasannya terjadi blackout pada PMT, maka operator pembangkit tidak sempat
memberikan antisipasi terhadap gangguan.
Akibat yang diterima oleh pembangkit yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan ini adalah kelebihan tegangan dikarenakan berkurangnya beban yang
berasal dari jaringan PMT yang mengalami gangguan, sehingga efek dari over
voltage ini dapat merusak AVR. Meskipun pada sistem AVR sudah diberi
proteksi berupa Fuse, namun jika tegangannya sangat tinggi Fuse pun tidak dapat
bekerja dengan baik, sehingga AVR pun dapat mengalami kerusakan.
Penyebab lainnya dari pemutusan PMT secara tidak langsung adalah
karena tidak adanya Trafo PT pada jaringan pembangkit sehingga tidak terjadi
penurunan tegangan bila terjadi kenaikan tegangan yang tinggi. Jika tegangan
yang tinggi tidak diantisipasi oleh PT maka tegangan yang tinggi akan langsung
masuk ke AVR dan dapat menyebabkan kerusakan pada AVR.
Pada gangguan blackout yang berasal dari kendali generator dilapangan
disebabkan oleh adanya perubahan beban pada bagian transmisi yang melewati
speed drop control. Perubahan beban aktif akan mengakibatkan perubahan dalam
sistem kecepatan (frekuensi) sebagai pengaturan kecepatan kontroler akan
dipengaruhi oleh jumlah beban aktif (kW). Beban aktif semakin tinggi, maka
frekuensi akan semakin rendah. Biasanya drop diatur ke 4% yang juga akan
mempengaruhi perubahan kecepatan sistem jika referensi kecepatan tidak
28
berubah. Operator manual dapat menambah atau mengurangi kecepatan referensi
pada semua mesin untuk mengkompensasi perubahan kondisi frekuensi. Namun,
mengubah referensi kecepatan pada satu mesin akan mempengaruhi output kW
pada unit paralel lain, maka menjaga beban mesin dan kecepatan sistem yang
benar dapat berubah menjadi sulit.
Kerusakan yang sering terjadi pada AVR akibat dari gangguan over
voltage ini, yaitu :
a. AVR mengalami kerusakan total dan tidak dapat bekerja.
b. Tegangan output AVR tidak stabil.
Terdapat beberapa komponen AVR yang sering mengalami kerusakan, yaitu :
a. Transistor
Transistor adalah komponen semi konduktor yang berfungsi sebagai
penguat, saklar (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal. Transistor yang
bekerja berdasarkan arus inputnyadisebut transistor jenis Bipolar Junction
Transistor (BJT) sedangkan yang bekerja berdasarkan tegangan inputnya, disebut
transistor efek medan (FET). Transistor sebagai penguat dibagi dalam beberapa
kelas, tergantung dari posisi titik kerja transistor (titik Q) pada suatu grafik
karakteristik transistor. Namun, penguat daya yang mempunyai efisiensi paling
baik adalah jenis penguat daya kelas A, dimana titik kerja transistor berada
ditengah tengah dari garis beban transistor. Untuk menempatkan titik kerja
transistor tersebut, sangat ditentukan oleh nilai komponen pendukung, seperti nilai
tahanan dan kapasitor di sekitar transistor tersebut. Dalam penelitian ini, penulis
mencoba melakukan desain penguat daya kelas A dengan menghitung besaran
nilai komponen yang digunakan berdasarkan spesifikasi yang diinginkan dari
sinyal input, tegangan supply dan tipe transistor yang digunakan.
b. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan
muatan listrik di dalam medan listik dengan cara mengumpulkan
29
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor dilambangkan dengan
huruf “ C ” dengan satuan Farad (F).
30
Pada gambar 4.1 merupakan gambar dari AVR yang mengalami kerusakan
akibat blackout dimana AVR nantinya akan dipisahkan dari Generator dan baru
dapat dilakukan pengecekan mengenai komponen apa saja yang mengalami
kerusakan pada AVR akibat terjadinya blackout yang memicu kerusakan pada
AVR.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam pelaksanaan Kerja Praktek
di PT. PLTMG 25 MW Koto Gasib, adalah:
1. Gangguan yang sudah terjadi sebanyak 20 kali gangguan pada AVR di
PLTMG 25 MW Koto Gasib sering disebabkan oleh terjadinya blackout
yang tidak dapat dicegah oleh relai, sehingga terjadi kenaikan tegangan
sebesar 550 V melebihi batas maksimal tegangan AVR yang hanya
sebesar 400 V.
2. Kerusakan yang terjadi pada AVR di PLTMG 25 MW Koto Gasib
disebabkan oleh kenaikan tegangan berlebih secara mendadak sebesar 550
V, sehingga merusak AVR.
3. Solusi untuk mencegah kerusakan AVR akibat blackout yaitu dengan
memasang (Voltage Transformer) VT dan (Current Transformer) CT
pada AVR. Voltage Transformer merupakan alat untuk membatasi
tegangan yang masuk pada AVR agar tidak mengalami tegangan berlebih.
Current Transformer merupakan alat untuk membatasi arus yang masuk
pada AVR agar tidak mengalami arus berlebih.
31
4. Pada bagian kendali sistem generator jika terjadi adanya perubahan beban
disebabkan oleh adanya gangguan blackout, maka perubahan beban aktif
akan mengakibatkan perubahan dalam sistem kecepatan (frekuensi)
sebagai pengaturan kecepatan kontroler dipengaruhi oleh jumlah beban
aktif (kW) menyebabkan terjadinya ketidakstabilan pada daya aktif. Jika
daya aktif mengalami ketidakstabilan, tegangan dan frekuensi juga tidak
stabil sehingga dapat memberikan dampak buruk pada AVR.
5.2. Saran
1. Seharusnya jika sering terjadi mengalami blackout pada bagian beban,
seharusnya bisa menggunakan metode Scheme Island untuk memberikan
perlindungan lebih jika mengalami blackout.
2. Jika tidak memungkinkan dalam penggunaan metode Scheme Island untuk
melindungi AVR jika terjadi blackout bisa digunakan VT (voltage
transformer) untuk menurunkan tegangan yang berlebih masuk ke dalam
sistem AVR.
32
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hanif Guntoro, R. S. (2017, Oktober 14). AVR (Automatic Voltage Regulator)
[2] PUSDIKLAT. (2010). Diklat Dispatching. PT PLN (Persero).
[3] Saadat, H. (1999). Power System Analysis. Kevin Kane.
[4] Nurdin, Alimin, Abdul Azis, and Reri Aresta Rozal. "Peranan Automatic
VoltageRegulator Sebagai Pengendali Tegangan Generator Sinkron."
Jurnal Ampere 3.1 (2018): 163-173.
[5] Hanif Guntoro, R. S. (2017, Oktober 14). Sistem Eksitasi.
[6] Gunadin, Indar Chaerah. Analisis Penerapan PID Controller PadaAVR
(Automatic Voltage Regulator).Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.
[7] Tasdik Darmana, Tony Koerniawan,(Desember, 2017). Perancangan
Rangkaian Penguat Daya Dengan Transistor. Jurnal Sutet (2017) : 69-132.
33
34
Lampiran A . SURAT PENERIMAAN KERJA PRAKTEK
35
36
37
Lampiran B . LOG BOOK
LOG BOOK
KERJA PRAKTEK (KP)
38
DATA - DATA KERJA PRAKTEK
Detail Perusahaan:
Nama : PT. Sumberdaya Sewatama PLTMG 25 MW Koto
Gasib
Alamat : Jl. Lintas Perawang - Siak km 39 , RT/RW 002/001
Dusun Suka Maju, Desa Kuala Gasib Kec. Koto Gasib,
Kab. Siak, Riau
Divisi/Departemen : Maintenance
Nama Pembimbing : Fathul Falah
Detail Tugas/Projek
Judul : Analisa Pengaruh Tegangan Berlebih Terhadap
Automatic Voltage Regulator (AVR) di PLTMG 25
MW Koto Gasib
Objektif : Automatic Voltage Regulator (AVR)
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
(Fathul Falah)
39
LAPORAN HARIAN KERJA PRAKTEK
PT. Sumberdaya Sewatama PLTMG 25 MW Koto Gasib
Jl. Lintas Perawang - Siak km 39 , RT/RW 002/001
Dusun Suka Maju, Desa Kuala Gasib Kec. Koto Gasib, Kab. Siak, Riau
No Hari /Tanggal Waktu Kegiatan Ket
40
08.00 - 17.00
28/01/2020
Memperbaiki dispenser yang rusak
Ikut membantu starting engine 6B
41
08.00 - 17.00 Membantu penggeseran engine 3A
Kamis
19 08.00 - 17.00
13/02/2020
Pengecekan Heater Pump pada Engine 5B
Selasa
22 08.00 -17.00 Membantu maintenance engine 3A
18/02/2020
42
Pekanbaru, 20 Februari 2020
Pembimbing Kerja Praktek
( Fathul Falah )
43
Gambar C.1 Safety Morning Talk sebelum kerja
44
Gambar C.3 Perbaikan AVR diakibatkan blackout
45
Gambar C.5 Pengecekan kabel RST
46
Gambar C.7 Perbaikan CCTV perusahaan
47