Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 01

MAKALAH
RANGKAIAN LISTRIK
DOSEN PENGAMPU : Rahmania, ST.,MT.

Tanggal: Selasa 13 Oktober 2020

SYAMSUL

105821108216

NON REGULER

No.urut Absen: 17

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rangkaian listrik (atau rangkaian elektrik) merupakan interkoneksi berbagai

piranti (divais – device) yang secara bersama melaksanakan suatu tugas tertentu.

Tugas itu dapat berupa pemrosesan energi ataupun pemrosesan informasi. Melalui

rangkaian listrik, energi maupun informasi dikonversikan menjadi energi listrik

dan sinyal listrik, dan dalam bentuk sinyal inilah energi maupun informasi dapat

disalurkan dengan lebih mudah ke tempat ia diperlukan. Kalau dalam pemrosesan

energi masih digunakan sinyal analog, tidak demikian halnya dengan pemrosesan

informasi.

Pemanfaatan sinyal analog telah digantikan oleh sinyal-sinyal digital

sehingga kualitas informasi video, audio, maupun data, menjadi sangat

meningkat. Pemanfaatan sinyal digital sudah sangat meluas, mulai dari

lingkungan rumah tangga sampai luar angkasa. Walaupun terdapat perbedaan

yang nyata pada bentuk sinyal dalam pemrosesan energi dan pemrosesan

informasi, yaitu sinyal analog dalam pemrosesan energi dan sinyal digital dalam

pemrosesan informasi, namun hakekat pemrosesan tidaklah jauh berbeda;

pemrosesan itu adalah konversi ke dalam bentuk sinyal listrik, transmisi hasil

konversi tersebut, dan konversi balik menjadi bentuk yang sesuai dengan

kebutuhan. [ CITATION Sud12 \l 1033 ]

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari rangkaian listrik

2. Macam-macam Rangkaian Listrik

3. Hukum-Hukum Rangkaian

 C. Tujuan  Masalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari rangkaian listrik

2. Untuk mengetahui Macam-macam Rangkaian Listrik

3. Untuk mengetahui Hukum-Hukum Rangkaian


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat

listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan

hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian listrik tersusun  dengan tiga cara,

yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Rangkaian

seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.

Rangkaian listrik dapat dibedakan menjadi rangkaian seri dan rangkaian

paralel. Pada rangkaian seri, kuat arus listrik yang mengalir pada masing-

masing beban adalah sama (Nurrahmawati, Supeno, & Prihandono, 2018),

jumlah penurunan tegangan pada rangkaian seri dari masing-masing beban

seri adalah sama dengan tegangan total pada sumber tegangan, kuat arus yang

mengalir pada rangkaian seri tergantung pada jumlah besar beban atau

tahanan beban dalam rangkaian, serta jika salah satu beban atau bagian dari

rangkaian terputus, maka aliran arus akan terhenti. Rangkaian paralel yang

dicirikan dengan beda potensial atau tegangan pada masing-masing beban

sama dengan tegangan sumber, besar kuat arus pada masing-masing cabang

adalah tergantung pada besar hambatan masing-masing cabang, tahanan total

pada rangkaian lebih kecil daripada hambatan terkecil, serta jika salah satu

cabang rangkaian terputus, maka cabang rangkaian yang lain akan tetap

menyala (Manurung & Sinambela, 2018).


Karakteristik utama rangkaian seri adalah apabila salah satu beban (bisa

dalam bentuk lampu atau hambatan) dicabut, terputus atau korslet, maka tidak

akan ada arus yang melewati rangkaian itu. Oleh karena itu rangkaian seri

disebut sebagai rangkaian yang tersusun berurutan yang artinya arus listrik

hanya melalui satu rangkaian saja. Rangkaian paralel merupakan kebalikan

daripada rangkaian seri di mana rangkaian hambatan atau rangkaian lampu

tersusun sejajar. Artinya apabila salah satu beban (hambatan atau lampu)

terputus, lampu atau hambatan yang lain masih dapat dialiri arus listrik

sehingga lampu yang lain tetap akan terus menyala. Rangkaian seri dan

rangkaian paralel memiliki karakteristik berdasarkan tegangan yang dimiliki

oleh masing-masing rangkaian. Besar tegangan pada masing-masing

hambatan yang dirangkai seri bervariasi sesuai dengan besar hambatannya.

Artinya semakin besar hambatan listrik maka semakin besar pula beda

potensial antara kedua hambatan itu.[ CITATION Erf20 \l 1033 ]

B. Macam Rangkaian Listrik

[ CITATION Sud12 \l 1033 ] menjelaskan tentang Besaran Listrik Dan Model

Sinyal

1. Besaran Listrik

Dalam kelistrikan, ada dua besaran fisika yang menjadi besaran dasar

yaitu muatan listrik (selanjutnya disebut dengan singkat muatan) dan

energi listrik (selanjutnya disebut dengan singkat energi). Muatan dan

energi, merupakan konsep dasar fisika yang menjadi fondasi ilmiah

dalam teknologi elektro. Namun dalam praktik, kita tidak mengolah


langsung besaran dasar ini, karena kedua besaran ini tidak mudah

untuk diukur. Besaran yang sering kita olah adalah yang mudah

diukur yaitu arus, tegangan, dan daya.

2. Perubah Sinyal. Sebagaimana telah sebutkan di atas, dalam

manangani masalah praktis, kita jarang melibatkan secara langsung

kedua besaran dasar yaitu energi dan muatan. Besaran yang lebih

sering kita olah adalah arus, tegangan, dan daya. Dalam analisis

rangkaian listrik, tiga besaran ini menjadi peubah rangkaian yang kita

sebut sebagai peubah sinyal. Kehadiran mereka dalam suatu rangkaian

listrik merupakan sinyal listrik, dan dalam analisis rangkaian listrik

kita melakukan perhitungan-perhitungan sinyal listrik ini; mereka

menjadi peubah atau variabel. Sinyal Waktu Kontinyu dan Sinyal

Waktu Diskrit. Sinyal listrik pada umumnya merupakan fungsi waktu,

t. Dalam teknologi elektro yang telah berkembang demikian lanjut

kita mengenal dua macam bentuk sinyal listrik yaitu sinyal waktu

kontinyu dan sinyal waktu diskrit. Suatu sinyal disebut sebagai sinyal

waktu kontinyu (atau disebut juga sinyal analog) jika sinyal itu

mempunyai nilai untuk setiap t dan t sendiri mengambil nilai dari satu

set bilangan riil. Sinyal waktu diskrit adalah sinyal yang mempunyai

nilai hanya pada t tertentu yaitu tn dengan tn mengambil nilai dari satu

set bilangan bulat. Sebagai contoh sinyal waktu kontinyu adalah

tegangan listrik di rumah kita. Sinyal waktu diskrit kita peroleh

misalnya melalui sampling pada tegangan listrik di rumah kita.


C. Hukum-Hukum Rangkaian

[ CITATION Sut17 \l 1033 ] menjelaskan Hukum-hukum rangkaian

yang tediri dari Hukum Ohm dan Hukum Kircchof.

Hukum dasar elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh

setiap Engineer Elektronika ataupun Penghobi Elektronika adalah Hukum

Ohm, yaitu hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik

( ), Tegangan Listrik ( ) dan Hambatan Listrik ( ). Hukum Ohm dalam

bahasa Inggris disebut dengan Ohm’s Laws. Hukum Ohm pertama kali

diperkenalkan oleh seorang Fisikawan Jerman yang bernama George

Simon Ohm (1789- 1854) pada tahun 1825. George Simon Ohm

mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada paper yang berjudul The

Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.

Hukum Kircchoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu

elektronika yang berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam

suatu rangkaian. Hukum Kircchoff pertama kali diperkenalkan oleh

seorang ahli fisika Jerma yang bernama Gustav Robert Kircchoff (1824 –

1887) pada tahun 1845. Dalam hukum Kirchhoff dikenal 2 teori yang

dapat digunakan untuk analisis rangkaian elektronika yaitu Hukum

Kirchhoff Arus (KCL, Kirchhoff Current Law) dan Hukum Kirchhoff

Tegangan (KVL, Kirchooff Voltage Law).


Daftar Pustaka

Erfan, M., Maulyda, M. A., Ermiana, I., Rachmatullah, V., Hidayati, & Ratu, T. (2020).
Profil kemampuan Pembedaan Rangkaian Seri dan Paralel Calon Guru Sekolah
Dasar. Edusains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, Vol.8 No.1, 13-21.

Sudirham, S. (2012). Rangkaian Listrik Jilid -1 (Rangkaian Arus Searah dan Arus Bolak
Balik Keadaam Mantap). Bandung: Darpublic, Kanayakan D-30 Bandung, 40135
.

Sutono. (2017). Modul Rangkaian Listrik. 1-27.

Anda mungkin juga menyukai