Anda di halaman 1dari 12

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

Mei 2014, Vol. 3, No. 02, hal 114 - 125

Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward


Non Finansial Dan Motivasi Kerja

Aylitalia M.As’ad Djalali


Alumni Magister Psikologi Dosen Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya Surabaya
e-mail: gogreen007.bb@gmail.com e-mail: drmasda@yahoo.com

Abstract, This study examined the relationship between task oriented leadership style and
management of non financial rewards to work motivation at PT.XYZ Surabaya. Variables
measured by the scale of the study variables 4 choices. Research subjects were 62
employees were taken random sampling. Data collected were analyzed using multiple
regression analysis techniques. The results of multiple regression analysis showed variable
task oriented leadership style and management on non financial rewards associated
significantly with work motivation (F = 20,911; p = 0,000). Both variables contributed
41,50% of the work motivation. Separately, task oriented leadership style has a highly
significant correlation with motivation to work at t = 5,565 amd p=0,000 ( p< 0,01), non
financial rewards management while significantly correlated with motivation to
work with t = 3,997 and p = 0,000 ( p< 0,01 ).
Keywords : task oriented leadership style, management of non financial rewards, work
motivation

Intisari, Penelitian ini menguji hubungan antara gaya kepemimpinan task oriented dan
manajemen reward non finansial dengan motivasi kerja di PT.XYZ di Surabaya.
Variabel-variabel penelitian diukur dengan skala 4 pilihan. Subyek penelitian adalah 62
orang karyawan yang diambil secara acak. Data yang terkumpul dianalisis mengunakan
teknik analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan variabel gaya
kepemimpinan task oriented dan manajemen reward non finansial berhubungan secara
signifikan dengan motivasi kerja (F = 20,911; p = 0,000). Kedua variabel memberikan
sumbangan sebesar 41,50% terhadap motivasi kerja. Secara terpisah, gaya kepemimpinan
task oriented mempunyai korelasi yang sangat signifikan dengan motivasi kerja sebesar t =
5,565 dengan p=0,000 ( p< 0,01), manajemen reward non finansial berkorelasi sangat
signifikan dengan motivasi kerja dengan t = 3,997 dan p = 0,000 ( p< 0,01 ).
Kata kunci : gaya kepemimpinan task oriented dan manajemen reward non finansial,
motivasi kerja

PENDAHULUAN mengalami kesulitan untuk mengembangkan


diri dan mempertahankan eksistensinya. Bagian
Dalam era globalisasi dan pasar bebas, dari lingkungan yang berubah cepat yang
dimana batasan-batasan ekonomi antar negara dihadapi oleh para pebisnis adalah globalisasi
menjadi semakin kabur dan bahkan terbuka, industri. Dunia tanpa batas memberikan tan-
organisasi harus mengubah pola pandangnya tangan baru kepada para pelaku pasar, hal ini
kearah yang lebih global atau terbuka, bukan sangat memerlukan adanya sistem manajemen
lagi bertahan pada sistem tertutupnya (closed yang efektif dan efisien, yang dapat dengan
system), apabila pola pandang seperti ini masih mudah menyesuaikan diri dan dapat menga-
dipertahankan, tidak mustahil organisasi akan komodir setiap perubahan baik yang sedang

114
Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward Non Finansial Dan Motivasi Kerja

atau akan terjadi secara cepat, tepat, terarah dan ketegangan yang timbul dari rasa tidak senang
biaya seminim mungkin. Krisis ekonomi ber- karyawan atau bawahan dan berpotensi juga
dampak pada lesunya iklim dunia usaha meng- menyurutkan motivasi para karyawan karena
akibatkan banyak perusahaan harus melakukan karyawan atau bawahan merasa tidak dihargai,
konsolidasi internal, sebagai bentuk upaya semua yang dikerjakan tidak membawa nilai
mempertahankan kelangsungan hidup dan men- positif bagi karyawan. Perilaku pimpinan yang
capai pertumbuhan. Salah satu permasalahan demikian, apabila dilakukan secara terus mene-
pelik yang dihadapi oleh berbagai perusahaan rus maka akan membuat demotivasi karyawan,
adalah menumbuhkan motivasi pada karyawan- yang pada akhirnya program perusahaan tidak
nya agar mereka melaksanakan tugas atau pe- dapat berjalan sebagaimana mestinya. Motivasi
kerjaan sesuai dengan cara-cara yang diharap- kerja merupakan suatu dorongan yang muncul
kan dapat melampaui standar hasil pekerjaan dari diri individu yang dipengaruhi oleh ke-
yang diekspektasi perusahaan. Berbagai cara inginan untuk memuaskan kebutuhannya. Moti-
dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memo- vasi kerja ini dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor,
tivasi karyawannya, seperti pemberian insentif yakni faktor internal yang berhubungan dengan
atau bonus, penghargaan (reward), promosi diri karyawan seperti pemenuhan kebutuhan
jenjang karir, atau jaminan untuk masa pensiun. primer, dan faktor eksternal yang timbul dari
Ada banyak faktor yang dapat memotivasi lingkungan dimana karyawan bekerja, oleh ka-
karyawan, baik itu internal yang berasal dari renanya seorang pemimpin harus tanggap ter-
dalam diri karyawan, atau pun faktor eksternal, hadap kondisi bawahannya, termasuk hasil ker-
seperti lingkungan keluarga, rekan kerja, mau- ja mereka, apabila ada penurunan dari hasil
pun suasana tempat kerja. Di Organisasi me- kerja bawahannya maka seyogyanya ditelusuri
numbuhkan motivasi merupakan salah satu penyebab dari kemerosotan tersebut karena bisa
tugas seorang pemimpin kepada bawahannya merupakan indikator motivasi kerja turun.
agar dapat mencapai harapan perusahaan. Cormick (Mangkunegara 2001), mengemuka-
Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mu- kan bahwa motivasi merupakan kondisi yang
dah, dibutuhkan kompetensi dan karakter ter- berpengaruh membangkitkan, mengarahkan,
tentu. Menurut Susilo (2013), pemimpin yang dan memelihara perilaku yang berhubungan
baik itu diukur dari tindakkannya, bukan dari dengan lingkungan kerja. Motivasi atau lebih
sekadar pandai teori namun miskin pelak- tepatnya perilaku yang dimotivasi, memper-
sanaan. Ada 7 (tujuh) ciri-ciri pemimpin yang soalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang
baik, yakni; mengembangkan setiap karyawan, memiliki tiga macam ciri khusus, yakni perilaku
bersikap positif dan menginspirasi, mampu yang dimotivasi berkelanjutan, yaitu perilaku
mendelegasikan, memiliki kemampuan komuni- yang tetap ada untuk jangka waktu yang lama,
kasi yang baik, cepat dalam menangani masa- perilaku yang dimotivasi untuk pencapaian
lah, humoris, dan memiliki kepercayaan diri, suatu tujuan dan perilaku yang muncul karena
sedangkan Yulianto (2013) menyatakan bahwa adanya suatu kebutuhan.
ada 8 (delapan) ciri-ciri pemimpin yang tidak Banyak cara yang dipergunakan oleh peru-
disukai bawahan, yaitu suka memerintah ba- sahaan dalam rangka menumbuh kembangkan
wahan, menganggap dirinya paling benar, suka motivasi karyawannya diantaranya menghu-
mengobral janji, suka mengiklankan diri, tidak bungkan pembayaran, promosi dengan prestasi
percaya dengan pekerjaan bawahan, pelit pu- kerja, ada pula yang memberikan kepastian
jian, tidak bertanggung jawab, dan memiliki jaminan untuk masa pensiun nanti atau mem-
jejak rekam yang buruk. buat hukuman dan imbalan dalam bentuk peng-
Menjadi pemimpin yang baik dibutuhkan hargaan khusus (special reward). Pada umum-
waktu yang tidak singkat, pemimpin yang baik nya perusahaan mempersepsikan uang merupa-
lahir dari suatu proses yang baik dan benar, kan faktor yang terbaik untuk memotivasi
tetapi pemimpin ada juga yang diciptakan yang karyawannya, pada hal tidak selalu demikian,
tidak disadari oleh organisasi bahwa pemimpin walaupun faktor finansial tidak boleh diabaikan.
seperti ini memupuk potensi konflik karena ada Seyogyanya dikalangan perusahaan, motivasi

115
Aylitalia; M. As’ad Djalali

jangan hanya di identikan dengan uang, diper- penting dan dapat memberikan motivasi atau
lukan analisa lebih lanjut dalam memutuskan dorongan yaitu kompensasi dan harapan, selain
benar tidaknya uang merupakan motivator itu motivasi kerja dalam konteks organisasi
utama dan terbaik.Bagi karyawan bentuk timbal dipengaruhi adanya karakteristik individu yang
balik perusahaan terhadap kinerja karyawannya meliputi minat, sikap dan kebutuhan, karak-
adalah dalam bentuk penghargaan. Penghar- teristik pekerjaaan seperti variasi pekerjaan,
gaan (reward) yang diberikan bisa dalam ben- umpan balik atasan, hasil dari unjuk kerja; dan
tuk besaran gaji atau dalam bentuk non tunai karakteristik lingkungan kerja seperti hubungan
yang berdampak pada psikologis karyawan interpersonal, adanya kompensasi atau iklim
seperti memegang sebuah proyek atau pembe- organisasi. Menurut Saydam (Kadarisman,
rian otonomi dalam kelompok unit kerjanya, 2012) dalam pemberian motivasi sebenarnya
disini organisasi harus memiliki kejelian dalam terkandung makna bahwa setiap manusia perlu
menghargai kinerja karyawan karena sangat diperlakukan dengan segala kelebihan, keter-
berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja yang batasan dan kekurangan-kekurangannya. Dalam
dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja, melakukan pekerjaan, individu berbuat atau
yang pada akhirnya juga berpengaruh pada tidak berbuat bukanlah semata-mata didorong
hasil kerja. Sangatlah penting bagi perusahaan oleh faktor ratio tetapi kadang-kadang juga
untuk mengetahui apa harapan karyawan dalam dipengaruhi faktor emosi, oleh karena itu
bekerja agar tercipta kesinergian antara kebu- faktor-faktor ini perlu mendapat perhatian
tuhan perusahaan yang merupakan tuntutan dari dalam pemberian motivasi agar motivasi terse-
perusahaan dan kebutuhan karyawan. Faktor- but menjadi tepat sasaran. Tugas pimpinanlah
faktor yang terkait dengan motivasi adalah untuk berusaha memahami jenis kebutuhan
adanya pesepsi bahwa gaji yang diterima mana yang lebih menonjol dan paling diingin-
rendah atau tidak sepadan dengan tenaga yang kan oleh bawahan untuk mengarahkan perilaku-
dikeluarkan, hubungan personal yang buruk nya ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan,
atau adanya konflik, kepemimpinan yang buruk, sedangkan Stokes (Kadarisman, 2012) menge-
kondisi kerja yang tidak mendukung seperti mukakan konsep motivasi kerja sebagai pen-
kurang penyediaan sarana prasarana dalam dorong bagi seseorang untuk melakukan peker-
penyelesaian tugas, kebijakan perusahaan,tidak jaannya dengan lebih baik, juga merupakan
adanya pengembangan lebih lanjut atas jenjang faktor yang membuat perbedaan antara sukses
karir karyawan. Pengembangan karyawan dan dan gagalnya dalam banyak hal dan merupakan
membangun motivasi karyawan mencapai ting- tenaga emosional yang sangat penting untuk
kat produktivitas yang diinginkan organisasi, sesuatu pekerjaan yang baru.
maka pemimpin harus memperhatikan gaya Dari uraian-uraian diatas, motivasi yang
kepemimpinannya agar sesuai dengan kondisi berkaitan dengan kerja yang disebut motivasi
dan lingkungan kerjanya. Pemilihan gaya kepe- kerja dimulai dari timbulnya prilaku karena
mimpinan yang tepat akan menciptakan efi- adanya kebutuhan,kebutuhan ini menimbulkan
siensi dan efektifitas kerja kelompoknya. ketegangan yang mengakibatkan muncul energi
atau dorongan yang bersifat kuat atau lemah
Pengertian Motivasi Kerja yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang
Dalam kehidupan berorganisasi, pemberian muncul. Penyebab timbulnya prilaku adalah
dorongan kepada karyawan sebagai bentuk dari faktor eksternal dan internal. Dikaitkan
motivasi dalam bekerja sangatlah penting untuk dengan bekerja, motivasi yang timbul karena
dilakukan dan merupakan faktor yang keha- faktor internal, seperti individu akan giat beker-
dirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja ja atau senang bekerja bila menyenangi tugas
untuk meningkatkan kinerja,motif ini dikenal pekerjaan yang diberikan dan dapat memuaskan
sebagai motivasi kerja. Menurut Hughes, dkk individu yang bersangkutan, sedangkan moti-
(Koesmono, 2005) Motivation, satisfaction and vasi eksternal terkait dengan kerja seperti indi-
performance seem clearly related. Pada umum- vidu melakukan kerja lembur karena mengha-
nya dalam diri seorang pekerja ada dua hal yang rapkan insentif lembur. Secara singkat disim-

116
Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward Non Finansial Dan Motivasi Kerja

pulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan bawahan terhadap pencapaian tujuan kelompok
yang timbul dalam diri karyawan, yang mem- dan berusaha memperbaiki prilaku yang tidak
beri arah terhadap tingkah lakunya untuk dapat diterimanya akan tetapi memberi du-
melakukan suatu proses atas pekerjaannya kungan kepada bawahan yang memiliki kontri-
secara tekun dan kontinu. busi sesuai keinginannya. Menurut Nordmeyer
(2013), seorang pemimpin yang berorientasi
Gaya Kepemimpinan Task Oriented atau pada tugas memiliki pemahaman yang menye-
Berorientasi pada Tugas luruh tentang proses bisnis dan prosedur, mem-
Pemimpin berbeda-beda dalam memberikan berikan kontribusi untuk mendelegasikan, pe-
perhatian mereka pada tujuan kelompok dan nyelesaian yang akurat dan memaksakan
sarana dalam mencapai tujuan, ada yang perha- tenggat waktu dan standar bagi para bawahan
tian berkaitan dengan produksi, pencapaian yang tidak memiliki motivasi serta tidak peduli
kebutuhan, pencapaian prestasi, berorientasi terhadap masalah-masalah pribadi bawahan dan
pada produksi. Penelitian yang dilakukan tahun dapat menyebabkan masalah retensi personal.
2009 oleh Momeni (Holloway, 2012) menemu- Kepemimpinan berdasarkan pada pende-
kan bahwa lebih dari 70% dari persepsi karya- katan prilaku adalah kepemimpinan dari Teori
wan terhadap iklim organisasi dibentuk lang- University of Michigan, yang oleh Rensis Likert
sung oleh gaya kepemimpinan dan prilaku (Wirawan, 2013) disimpulkan untuk menentu-
pemimpin mereka, artinya prilaku seorang pe- kan pemimpin yang efektif atau tidak efektif,
mimpin memiliki pengaruh besar terhadap studi ini mengelompokkan prilaku pemimpin
sikap, prilaku, emosi dan moral karyawan. menjadi sebagai berikut 1). Task Oriented
Banyak penelitian telah dilakukan pada gaya Behavior (prilaku berorientasi pada ketugasan),
kepemimpinan yang berbeda, namun menurut pimpinan yang efektif melakukan pekerjaan
studi yang dilakukan sejak tahun 1940 (Abol- yang berbeda dengan para bawahannya, me-
fazli,dkk,2012)peran pemimpin secara dasar ngonsentrasikan dirinya pada fungsi prilaku
hanya terbagi menjadi dua jenis: berorientasi ketugasan seperti perencanaan, penjadwalan pe-
pada hubungan dan berorientasi pada tugas. kerjaan, pengkordinasian aktivitas bawahan,
Keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentu- menyediakan sumber-sumber dan bantuan tek-
kan oleh sikap dan gaya yang dilakukan, pada nis yang diperlukan bawahan, membantu ba-
pendekatan prilaku, dibutuhkan kemampuan wahannya dalam menentukan standar kinerja
mempengaruhi dan memotivasi karyawannya secara realistik. Pemimpin ini mengarahkan dan
mengawasi bawahan secara tertutup untuk me-
untuk secara bersama mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, pemimpin dapat menerapkan njamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan
memimpin dengan menekankan hubungan antar yang diinginkan, gaya kepemimpinan seperti ini
pesonal atau memimpin dengan menekankan lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan
pada aspek teknis atau tugas; atau pemimpin daripada pengembangan dan pertumbuhan kar-
dapat menerapkan kombinasi dari dua hubu- yawan; 2). Relationship-oriented Behavior
ngan tersebut. Nordmeyer (2013) menulis bah- (prilaku berorientasi hubungan), pemimpin me-
wa pencapaian tujuan dan efektifitas kerja musatkan perhatiannya pada hubungan antar
kelompok adalah perhatian utama dari para manusia, sopan dan mendukung bawahannya
pemimpin yang berorientasi pada tugas karena- dengan percaya diri serta berupaya memahami
nya jenis pemimpin seperti ini berfokus pada problem yang dihadapi bawahannya, disamping
struktur tugas, standar proses, hasil yang itu meminta saran pada bawahannya dan men-
diinginkannya dan memenuhi tenggat waktu, subversi secara longgar, menentukan tujuan
pemimpin jenis ini tidak mengelola hubungan bawahannya dengan masukan dari bawahannya
antar personal dengan baik, sebaliknya dalam dan mempercayai bawahannya untuk melak-
mengelola kinerja bawahannya digunakan pe- sanakan.
nguatan bersyarat seperti menilai dan menge- Yulk,O’Donnel dan Taber (Holloway,2012)
valuasi kerja karyawan dengan memberikan menyebutkan bahwa prilaku berorientasi tugas
nilai relatif yang sesuai dengan kontribusi mencakup peran dan klarifikasi tujuan, peman-

117
Aylitalia; M. As’ad Djalali

tauan kinerja dan operasi individu dan peren- melakukannya dan bagaimana hal itu dilakukan
canaan jangka pendek. Prilaku klarifikasi meli- selain membuat rencana dan jadwal kegiatan.
puti menugaskan tugas, menjelaskan tanggung Northouse (Holloway, 2012) mendefinisikan
jawan pekerjaan dan pengaturan ekspektasi bahwa pemimpin dengan berorientasi pada
kinerja; prilaku pemantauan termasuk meme- tugas memotivasi bawahannya melalui penye-
riksa kemajuan dan kualitas pekerjaan dan diaan peralatan, perlengkapan atau bantuan
prilaku perencanaan termasuk menentukan ke- teknis.
butuhan bawahan dan kepantasan penggunaan-
nya dalam mencapai tujuan dan sasaran organi- Manajemen Reward non Finansial
sasi. Karyawan memiliki harapan atas unjuk
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kerjanya, berusaha untuk melakukan, mengu-
konsep dasar kepemimpinan menurut Stogdill payakan dan mewujudkan harapannya dalam
(dalam Holloway,2012) dengan dimensi kepe- tingkah laku untuk pencapaian harapannya,
mimpinan berorientasi tugas adalah penekanan yakni imbalan yang nyata dan layak baik dalam
pada produksi (memberlakukan tekanan untuk bentuk instrinsik, yakni imbalan yang diperoleh
hasil produktif); inisiasi struktur (menjelaskan dari pekerjaannya, seperti rasa puas atau
definisi peran dan memungkinkan bawahan imbalan yang bersifat ekstrinsik, yang diperoleh
tahu apa yang diharapkan); asumsi peran (me- dari mengerjakan pekerjaan itu seperti menda-
ngambil peran kepemimpinan dari pada menye- patkan, bonus dan sebagainya. Program imbalan
rahkan kepemimpinan kepada orang lain); per- penting bagi organisasi karena mencerminkan
suasi (menggunakan persuasi dan argumentasi upaya organisasi untuk mempertahankan sum-
secara efektif, menunjukkan keyakinan yang ber daya manusianya, sistem penghargaan ter-
kuat); orientasi superior (memelihara hubungan kait dengan bagaimana organisasi memberikan
baik dengan atasan, memiliki pengaruh dengan pengakuan dan imbalan kepada karyawannya
mereka, dan berusaha mencapai status yang dalam rangka menjaga keselarasan antara kebu-
lebih tinggi), sedangkan dimensi kepemimpinan tuhan individu dengan tujuan organisasi. Sistem
berorientasi hubungan adalah toleransi kebe- penghargaan dapat mendorong prilaku karya-
basan (memungkinkan bawahan untuk berini- wan atau memberikan pengukuhan atas prilaku
siatif, memutuskan dan bertindak); toleransi karyawan yang telah dilakukan. Menurut Ams-
ketidakpastian (mampu mentoleransi ketidak- trong (Sudarmanto,2009) manajemen imbalan
pastian dan penundaan tanpa kecemasan atau atau penghargaan dapat meningkatkan kinerja
marah); permintaan rekonsiliasi (mendamaikan
karyawan dan kinerja organisasi sehingga men-
konflik dan mengurangi gangguan pada sistem); dorong pencapaian visi,misi dan strategi organi-
akurasi prediksi (menunjukkan pandangan ke sasi dan membantu mencapai keberlangsungan
depan dan mampu memprediksi hasil akurat); keuntungan kompetitif dan meningkatkan nilai
integrasi (mempertahankan sebuah keeratan shareholder. Salah satu bentuk penghargaan
organisasi dan menyelesaikan konflik internal). yang berpengaruh terhadap psikis karyawan
Holloway (2012) menyebutkan dalam pene- adalah penghargaan yang tidak secara langsung
litiannya bahwa pemimpin yang berorientasi terkait dengan uang karena bentuk penghar-
pada tugas lebih memprioritaskan pada pen- gaannya dapat memberi efek pada perasaan,
capaian tujuan, pemimpin akan membantu ba- harga diri, kepuasan kerja atau prestasi, terkait
wahannya untuk mencapai tujuan dengan men- dengan harkat, martabat dan harga diri individu.
definisikan peran-peran dan memberi arahan, Bentuk penghargaan non finansial ini mem-
menetapkan tujuan dan metode evaluasi, mene- fokuskan pada kebutuhan individu untuk men-
tapkan batas waktu penyelesaian tugas dan dapatkan pengakuan, berprestasi, bertanggung
menunjukkan bagaimana tujuan-tujuan itu ingin jawab dan pengembangan yang dapat membe-
dicapai. Sebagai aturan pemimpin berorientasi rikan kontribusi pada peningkatan motivasi,
pada tugas menggunakan metode komunikasi komitmen dan kinerja, memiliki dampak yang
satu arah untuk menjelaskan apa yang perlu sangat awet pada motivasi dan komitmen dari
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab untuk pada sekedar imbalan uang. Sedangkan menurut

118
Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward Non Finansial Dan Motivasi Kerja

McKenna dan Beech (Sudaryana,2008) dalam 3. Ada hubungan antara manajemen reward
konteks MSDM, manajemen reward tidak di- non finansial dengan motivasi kerja pada
batasi pada pemberian reward dan insentif kondisi kerja berbatas waktu.
misalnya upah, gaji atau bonus, komisi, pemba-
gian laba yang berhubungan dengan motivasi MEODE
ekstrinsik saja melainkan juga hal-hal yang
berkaitan dengan reward non finansial (intrin- Subjek
sik) yang dapat memuaskan kebutuhan psiko- Subjek penelitian adalah karyawan PT. XYZ
logis karyawan akan varietas dan tantangan pe- dengan rentang usia 22 sampai dengan 55
kerjaan, prestasi, pengakuan, tanggung jawab, tahun.
kesempatan untuk memperoleh pengembangan
ketrampilan dan karir; dan pelaksanaan ber- Alat Ukur
pengaruh besar dalam proses pengambilan
keputusan. Skala motivasi kerja untuk mengumpulkan
Menurut Rose ( Silverman,2004) “ a non data motivasi kerja karyawan. Skala motivasi
cash award given in recognition of a high level meliputi aspek yaitu: intensitas, arah, persis-
of accomplishment or performance such as tensi dan kerja meliputi aspek perencanaan,
customer care or support to colleagues , which target penyelesaian pekerjaan dan komunikasi,
is not dependent on achievement of a pre- skala Motivasi Kerja = 50 aitem, setelah dila-
determined target”. Bagian terpenting dari kukan uji daya diskriminasi aitem pada 31 kar-
definisi ini adalah non tunai,penting untuk yawan, menunjukkan 33 aitem memenuhi syarat
disadari bahwa konsep penghargaan non finan- indeks daya diskriminasi dan 17 aitem gugur
sial tidak berarti pemberian pengakuan harus dengan koeffisien korelasi aitem dengan skor
memiliki nilai nominal, apapun yang diberikan total skala yang dikoreksi berkisar antara 0,267–
seharusnya tidak hanya uang, uang tentu sangat 0,747. Hasil uji reliabilitas Alpha = 0,812.Hasil
diperlukan namun dampaknya tidak mendalam, analisis ini memiliki arti perbedaan (variasi)
sebuah pendapat dalam laporan IDS, tindakan pada skor skala motivasi kerja 81,20 % dari
pengakuan dan menghargai yang diberikan ke- variasi yang terjadi pada skor murni kelompok
pada karyawan merupakan jantung dari moti- subjek yang bersangkutan, dan 18,80 % per-
vasi yang diberikan atas penghargaan non bedaan skor yang tampak disebabkan oleh
finansial dan efeknya jauh lebih positif. Hasil variasi kesalahan pengukuran.
penelitian empiris dari Rose dan didukung dari Skala gaya kepemimpinan task oriented
penelitian Thomson dan Milsome (Silverman, untuk mengumpulkan data gaya kepemimpinan
2004) menunjukkan bahwa pemberian penga- task oriented, dikembangkan berdasarkan kon-
kuan yang besifat non finansial dapat membe- sep dasar kepemimpinan Stogdill (Holloway,
rikan layanan pelanggan dengan sangat baik, 2012) meliputi aspek yaitu menjalankan peran
tindakan yang dihasilkan melampaui standard dan fungsi kepemimpinannya secara tegas; per-
pekerjaan yang ditetapkan, menghasilkan ide- hatian pada hasil produksi; konsentrasi pada
ide dan inovasi untuk perbaikan kinerja dan prilaku ketugasan mulai dari adanya perenca-
lebih memberikan konstribusi dan kerjasama naan, pelaksanaan sampai target penyelesaian
tim. tugas bawahan (mengatur teknis pekerjaan di-
selesaikan); melakukan pengawasan pada tugas
Hipotesis yang dibebankan kepada bawahannya ;dan
berusaha mencapai status yang lebih tinggi
1. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan memelihara hubungan baik dengan
task oriented dan manajemen reward non pihak eksternal terutama yang berstatus lebih
finansial dengan motivasi kerja pada kondisi tinggi. Skala gaya kepemimpinan task oriented
kerja berbatas waktu. terdiri 46 aitem, setelah dilakukan uji daya
2. Ada hubungan antara gaya kepemimpinan diskriminasi aitem pada 31 karyawan, menun-
task oriented dengan motivasi kerja pada jukkan 30 aitem memenuhi syarat indeks daya
kondisi kerja berbatas waktu.

119
Aylitalia; M. As’ad Djalali

diskriminasi dan 16 aitem gugur dengan koeffi- berikan sumbangan sebesar 41,50 % ( R
sien korelasi aitem dengan skor total skala Square = 0,415).
yang dikoreksi berkisar antara 0,260 – 0,749. 2. Hasil korelasi parsial diperoleh t=5,565
Hasil uji reliabilitas Alpha diperoleh koeffisien dengan p=0,000 (p < 0,01) yang berarti ada
reliabilitas sebesar 0,836 yang artinya skala korelasi positif sangat signifikan antara
gaya kepemimpinan task oriented ini mampu variabel gaya kepemimpinan task oriented
mencerminkan 83,60 % dari variasi yang terjadi dengan motivasi kerja setelah mengendali-
pada skor murni kelompok subjek yang ber- kan variabel manajemen reward non finan-
sangkutan, dan 16,40 % perbedaan skor yang sial. Korelasi positif berarti semakin tinggi
tampak disebabkan oleh variasi kesalahan pe- gaya kepemimpinan task oriented semakin
ngukuran. tinggi motivasi kerja, sebaliknya semakin
Skala manajemen reward non finansial untuk rendah gaya kepemimpinan task oriented
mengumpulkan data manajemen reward non semakin rendah motivasi kerja.
finansial. Skala ini meliputi aspek yaitu: menda- 3. Hasil korelasi parsial diperoleh t= 3,997
pat pengakuan, pemberian otonomi, kesempatan dengan p=0,000 (p < 0,01) yang berarti ada
mengembangkan ketrampilan, dan terlibat korelasi positif sangat signifikan antara
proses pengambilan keputusan. setelah dilaku- variabel manajemen reward non finansial
kan uji daya diskriminasi aitem pada 31 karya- dengan motivasi kerja setelah mengendali-
wan, menunjukkan 42 aitem memenuhi syarat kan variabel gaya kepemimpinan task orien-
indeks daya diskriminasi dan 13 aitem gugur. ted. Korelasi positif berarti semakin tinggi
Koeffisien korelasi aitem dengan skor total manajemen reward non finansial semakin
skala yang dikoreksi berkisar antara 0,286 – tinggi motivasi kerja, sebaliknya semakin
0,759. koeffisien hasil uji reliabilitas Alpha = rendah manajemen reward non finansial
0,909 yang artinya perbedaan (variasi) yang semakin rendah motivasi kerja.
tampak pada skor skala manajemen reward non 4. Hasil analisis data diperoleh sebaran fre-
finansial ini mampu mencerminkan 90,90 % kuensi subjek terdapat 56 karyawan yang
dari variasi yang terjadi pada skor murni kelom- memiliki motivasi kerja sangat tinggi yakni
pok subjek yang bersangkutan, dan 9,10 % sebesar 90,32 % dari jumlah responden,
perbedaan skor yang tampak disebabkan oleh sedangkan karyawan yang memiliki motivasi
variasi kesalahan pengukuran. kerja dibawah cukup hanya 2 orang yaitu
Ke tiga variabel yang diteliti menggunakan sebesar 1.61%. Karyawan yang merasa telah
pilihan jawaban yang disusun dengan memilih mendapat reward non finansial sesuai yang
jawaban dalam 4 kategori : (SS) sangat setuju, diharapkan sebesar 35 karyawan (56.45%)
(S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak dan 13 karyawan merasa bahwa reward non
setuju. Proses komputasi uji daya diskriminasi finansial yang diberikan belum sesuai de-
aitem dan uji reliabilitas alat ukur penelitian ngan harapannya (7 karyawan di katagori
menggunakan program SPSS v. 21. rendah (11.29%) dan 6 karyawan di katagori
sangat rendah (9.68%). Pemberlakuan kepe-
HASIL mimpinan task oriented dapat diterima kar-
yawan pada katagori sangat tinggi sebesar 22
Hasil analisis regresi ganda diperoleh : karyawan (35.48%) sedangkan 7 karyawan
1. Hasil F = 20,911 dengan tingkat signifikansi ada pada katagori dibawah cukup (4 karya-
p = 0,000 ( p < 0,05) yang berarti variabel wan katagori rendah (6.45%) dan 3 karya-
gaya kepemimpinan task oriented (X1) dan wan di katagori sangat rendah (4.84%)).
manajemen reward non finansial (X2) secara
bersama-sama berkorelasi sangat signifikan
dengan variabel motivasi kerja (Y). Kedua PEMBAHASAN
variabel gaya kepemimpinan task oriented
dan manajemen reward non finansial mem- Terbuktinya hipotesis tentang ada hubungan
antara gaya kepemimpinan task oriented terha-

120
Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward Non Finansial Dan Motivasi Kerja

dap motivasi kerja menunjukan bahwa sangat Karyawan akan merasa lebih di hargai bila
penting peran pemimpin dalam mengelola kar- pemimpin tidak pelit dalam hal memberikan
yawannya untuk dapat memberikan hasil yang pengakuan seperti pujian, memberikan kebe-
maksimal. Prilaku individu dalam memimpin basan dalam mengatur dan melaksanakan pe-
dan mempengaruhi bawahannya mempengaruhi kerjaan, lebih banyak memberikan kesempatan
kontribusi karyawan dalam mendukung peran untuk mengembangkan ketrampilan dan meli-
dan fungsi pemimpinnya. Pemimpin juga perlu batkan karyawan dalam proses pengambilan
mengelola cara yang tepat menjalankan peran keputusan. Bentuk penghargaan seperti inilah
dan fungsi kepemimpinannya agar bisa diterima yang secara non materi mampu membangkitkan
baik oleh bawahannya agar memacu motivasi motivasi kerja karyawan, bila pemimpin juga
kerja bawahannya. Dalam sehari-hari, pemim- memperhatikan kebutuhan non finansial dari
pin harus mengetahui waktu yang tepat dalam diri karyawan maka dengan sendirinya motivasi
bersikap formal, menjalin komunikasi dan me- akan meningkat.Hasil penelitian ini didukung
nggunakan kekuasaannya atau wewenangnya dari penelitian dari Nugraha,dkk (2013) menge-
dalam memberi perintah, menerapkan prilaku nai pengaruh insentif finansial dan insentif non
ketugasannya seperti proses perencanaan, pene- finansial terhadap motivasi dan semangat kerja
tapan tugas untuk mencapai tujuan yang di- karyawan pada PT.Bank Negara Indonesia
inginkan di hasil produksi tanpa merasa ba- Pesero, Tbk Kantor Cabang Utama Madura.
wahannya terintimidasi, dengan demikian bila Hasil penelitian menghasilkan adanya penga-
hal ini dapat dilakukan oleh para pemimpin ruh yang signifikan antara insentif non finansial
maka goals yang telah di tetapkan dapat ter- terhadap motivasi kerja dengan kontribusi
penuhi karena karyawan memiliki motivasi insentif non finansial secara langsung mempe-
kerja yang cukup baik. ngaruhi motivasi kerja karyawan sejalan dengan
Hasil penelitian ini didukung dengan pene- penelitian yang dilakukan oleh Amrullah (2012)
litian yang dilakukan oleh Semueil (2011) yang meneliti pengaruh kompensasi finansial
dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan dan non finansial terhadap kinerja karyawan
yang signifikan antara gaya kepemimpinan PT. Bank Rakyat Indonesia (Pesero), Tbk wila-
kepala sekolah dengan motivasi kerja guru, yah Makassar. Hasilnya adalah kompensasi non
yang artinya peningkatan gaya kepemimpinan finansial berpengaruh positif dan signifikan ter-
seperti tanggung jawab, memberdayakan staff, hadap kinerja karyawan, artinya bahwa pembe-
pengambilan keputusan, menyelesaikan konflik rian kompensasi non finansial mampu mening-
dapat meningkatkan motivasi kerja. Penelitian katkan motivasi kerja karyawan yang berdam-
lain mengenai gaya kepemimpinan juga dilaku- pak pada pencapaian kinerja.
kan oleh Mulyadi,dkk (2013) pada 54 karyawan Penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang
di Perum Peruri tentang analisis peran kepe- cukup tinggi yakni 0,812 untuk skala motivasi
mimpinan terhadap motivasi kerja pegawai. kerja, 0,836 untuk skala gaya kepemimpinan
Hasil penelitian diperoleh ada pengaruh positif task oriented dan 0,909 untuk skala manajemen
cukup kuat antara peran kepemimpinan dengan reward non finansial, ketiganya memiliki nilai
motivasi kerja pegawai. koefisien reliabilitas yang melebihi batas mini-
Hipotesis yang menyatakan bahwa ada mum yakni 0,700, fakta ini menunjukan bahwa
hubungan manajemen reward non finansial skala-skala tersebut dapat diterapkan untuk
dengan motivasi kerja juga terbukti, dari hasil situasi dan kondisi yang serupa dengan hasil
koefisien korelasinya menunjukan bahwa kar- yang tidak jauh berbeda. Meskipun demikian,
yawan akan lebih termotivasi bila dalam pengujian skala-skala penelitian dengan teknik
pemberian reward non finansial dilakukan de- yang berbeda, diharapkan akan memberikan
ngan tepat sebagai jasa untuk kerja baik yang keyakinan yang lebih tinggi mengenai relia-
telah dilakukan pekerja, peran serta pemimpin bilitas skala-skala dalam penelitian ini. Jumlah
sangat menentukan dalam pemberian reward ini sampel dalam penelitian ini terlalu kecil di-
walapun organisasi telah menetapkan penghar- banding dengan jumlah karyawan yang ada
gaan kepada karyawannya untuk hasil kerjanya. sehingga diperlukan penelitian lain dengan jum-

121
Aylitalia; M. As’ad Djalali

lah sampel yang lebih besar, memperhatikan batas waktu yang telah ditetapkan dengan kuan-
kesejahteraan yang diberikan organisasi terha- titas yang terukur, bila pemimpin memberikan
dap pekerjanya. Disamping itu, spesifikasi res- reward berupa paling tidak ucapan terima kasih
ponden yang lebih rinci akan dapat memberikan atau pengakuan, pemberian otoritas sampai
gambaran yang lebih teliti mengenai motivasi melibatkan karyawan dalam pengambilan ke-
kerja seperti bila responden berusia produktif, putusan maka dengan sendirinya timbul rasa
maka situasi kondisi dan lingkungan tempat bangga dalam diri karyawan karena karyawan
bekerja akan dianggap sebagai tantangan tersen- akan merasa dihargai dan di ‘orangkan’.
diri untuk meningkatkan motivasi kerjanya.
Keterbukaan pemimpin dalam menyikapi kea- SARAN
daan diharapkan mampu menciptakan perasaan
aman dan nyaman bagi para bawahannya agar 1. Meningkatkan motivasi kerja karyawan kare-
bawahan dapat bekerja dengan tenang. na motivasi merupakan daya dongkrak untuk
menghasilkan kinerja yang lebih baik, bila
KESIMPULAN hasil kerja baik maka perusahaan mampu
meningkatkan daya saing perusahaan. Moti-
Penelitian ini didasari anggapan bahwa moti- vasi kerja yang baik tercermin dari seberapa
vasi kerja karyawan merupakan faktor yang kerasnya karyawan bekerja bila mendapat
sangat penting bagi tercapainya tujuan perusa- halangan dan kekonsistenan dalam memper-
haan dalam menghadapi persaingan yang sema- tahankan kegigihannya untuk mencapai tuju-
kin tinggi. Tuntutan perusahaan agar organisasi an perusahaan.
dapat bersaing dan bertahan sangat membutuh- 2. Menerapkan gaya kepemimpinan dengan
kan sumber daya insani yang kompeten, peran waktu dan kondisi yang tepat terutama bila
manajemen dan lingkungan kerja sangat di- orientasi kepemimpinan berdasarkan pada
butuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi tugas. Gaya kepemimpinan task oriented ini
yang tertuang dalam visi misinya. Dua variabel secara umum masih belum dapat diterima
yang secara teoritik penting untuk meningkat- oleh banyak karyawan karena dianggap tidak
kan motivasi kerja adalah gaya kepemimpinan manusiawi, pemimpin hanya berorientasi
dan manajemen reward non finansial. Hasil pada tugas atau pekerjaan oleh karena itu
penelitian menunjukkan bahwa terbukti ada dalam penerapannya, pemimpin harus lebih
hubungan positif yang sangat signifikan antara bisa melihat secara jeli agar konsep kepe-
gaya kepemimpinan task oriented dengan moti- mimpinannya tidak membentur dari apa yang
vasi kerja dan ada hubungan positif yang sangat diharapkan oleh karyawannya.
signifikan antara manajemen reward non finan- 3. Membiasakan memberi penghargaan secara
sial dengan motivasi kerja pada kondisi kerja objektif kepada karyawan yang telah ber-
berbatas waktu. Gaya kepemimpinan task ori- kontribusi baik, selain penghargaan berupa
ented dapat meningkatkan motivasi kerja karya- gaji, karyawan lebih merasa di ‘orangkan’
wan bila dalam penerapannya dilakukan pada bila di ikut sertakan, misalnya ikut berperan
saat yang tepat karena gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, diberikan
seperti ini masih belum dikenal di kalangan kewenangan dalam mengatur pelaksanaan
karyawan pada umumnya, kepemimpinan task tugas yang di tetapkan,diberi kesempatan
oriented masih dianggap hal yang negatif kare- mengembangkan talentanya. Faktor-faktor
na terkesan mengesampingkan nilai kemanusia- ini mampu memberikan rasa puas tersendiri
an. Motivasi kerja dapat ditingkatkan melalui bagi karyawan yang pada akhirnya dapat
pemberian reward yang objektif yang disesuai- meningkatkan hasil kerja buat perusahaan.
kan dengan kebutuhan pekerja, terkait dengan 4. Untuk penelitian-penelitian selanjutnya di-
penerapan kepemimpinan task oriented, pembe- sarankan untuk menambah jumlah responden
rian reward non finansial sangat membantu serta spesifikasi responden yang lebih berva-
menciptakan iklim yang kondusif dan memu- riasi. Penelitian selanjutnya juga perlu me-
askan sebagai contoh pekerja bekerja dengan masukkan variabel-variabel lain yang rele-

122
Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward Non Finansial Dan Motivasi Kerja

van dengan motivasi kerja sehingga dapat dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan
diketahui lebih banyak variabel yang mem- Kerja Karyawan serta Dampaknya pada
pengaruhi motivasi kerja. Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada
PT.Pei Hai International Wiratama Indo-
DAFTAR PUSTAKA nesia). Jurnal Manajemen dan Kewirau-
sahaan. 10, 2, 124-135, http://cpanel.petra.
----. Task versus Relations Oriented Leader- ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFil
ship. Leadership and Management. 472481, e/17039/17003, diakses 1 Agustus 2013.
http://cpmcnet.columbia.edu/dept/pi/ppf/ Chaplin, J.P. (2004). Kamus Psikologi Lengkap.
Bass.pdf, diakses 13 Oktober 2013 Jakarta: Raja Grafindo Persada.
----. (2012). Pengertian kerja, http://arsip.uii. Djalali, A.M. (2012). Psikologi Motivasi. Sura-
ac.id/files//2012/08/05.2-bab-2100.pdf, baya: Brilliant.
diakses 23 November 2013.
Farid, M. (2011). Hubungan Penalaran Moral,
Abolfazli, E., Farajollahi, M and Moeinikia, M. Kecerdasan Emosi, Religiusitas dan Pola
(2012). A Comparison of The Voiliton Asuh Orang Tua Otoritatif dengan Perilaku
among Relation Oriented Managers and Task Prososial Remaja. Disertasi, tidak diterbit-
Oriented Managers with Regards to Gender. kan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
International Research Journal of Applied
and Basic Sciences. 3(10). 2066-2070, Hadi, S. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi
http://www.irjabs.com/files_site/paperlist/r_ Offset.
646_130121011820.pdf, diakses 29 Septem- Holloway, J.B. (2012). Leadership Behavior
ber 2013. and Organizational Climate: An Empirical
Amrullah, A. (2012). Pengaruh kompensasi Study in a Non-profit Organization. Emer-
Finansial dan Nonfinansial terhadap Kiner- ging Leadership Journeys, 5, 1, 9-35,
ja Karyawan PT.Bank Rakyat Indonesia http://www.regent.edu/acad/global/publica
(Pesero) Tbk Wilayah Makassar. Skripsi, tions/elj/vol5iss1/ELJ_Vol5No1_holloway_p
tidak diterbitkan, Universitas Hasanuddin p9-35.pdf,diakses 14 Oktober 2013.
Makassar, http://repository.unhas.ac.id/ Kadarisman. (2012). Manajemen Pengembang-
bitstream/handle/123456789/2058/SKRIPSI an Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja
%20FULL.pdf?sequence=2, diakses 2 Grafindo Persada.
Februari 2014.
Koesmono, T. (2005). Pengaruh Budaya Orga-
Ardiani, M. -. Analisis Pengaruh Gaya Kepe- nisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja
mimpinan dan Komunikasi Internal terhadap serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor
Motivasi Kerja Karyawan : Studi Kasus Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah
Surat Kabar Rakyat Merdeka. Binus Univer- Di JawaTimur. Jurnal Manajemen & Kewi-
sitas, Jakarta, http://thesis.binus.ac.id/Doc/ rausahaan, 7, 2, 162-179, http://puslit.petra.
Lain-lain/2012-1-00418% 20MN%20 ring- ac.id/files/published/journals/MAN/MAN05
kasan. pdf , diakses 14 September 2013. 0702/MAN05070205. pdf, diakses 27 Sep-
As’ad. M. (2004). Psikologi Industri. Yogya- tember 2013.
karta: Liberty. Mangkunegara. (2001). Manajemen Sumber
Asnawi, S. (2007). Teori Motivasi dalam Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Re-
Pendekatan Psikologi Industri dan Organi- maja Rosda-karya.
sasi. Jakarta: Studia Press. Mulyadi, D., Muslihat, A. dan Gunawan, C.
Azwar, S. (2006). Reliabilitas dan Validitas. (2013). Analisis Peran Kepemimpinan terha-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. dap Motivasi Kerja Pegawai pada Depar-
temen Fasilitas Umum dan Penataan Ling-
Brahmasari, I.A. dan Suprayetno, A. (2008). kungan Perum Peruri. Jurnal Mahajemen.
Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan
123
Aylitalia; M. As’ad Djalali

10, 3, 1305-1318, http://blog. ub.ac.id/ Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 2,2,83-


senyumu/files/2013/11/Peran-Pemimpin- 97, http://jurnaledvokasi.wordpress.com/
Terhadap-Motivasi-Kerja-Pegawai.pdf, 2011/09/29/issn-2087-3581-hubungan-gaya-
diakses 02 Februari 2014. kepemimpinan-kepala-sekolah-dengan-
Mulyono, S. dan Almas, Z.D. (2009). Pengaruh motivasi-kerja-guru-smk-negeri-i-wayan-
Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan semueil/, diakses 02 Februari 2014.
Kerja Karyawan. Jurnal Manajemen Gaja- Silverman, M. (2004). Non Financial Recog-
yana, 6, 2,137-150. nition The Most Effective of Rewards?.
Ngadimin dan Wahyuddin. (2005). Rekruitmen, Institute for Employment Studies, UK,
Dekruitmen, Pengembangan Karir dan Kom- http://www.employment-studies.co.uk/
pensasi Perannya Terhadap Motivasi Kerja pdflibrary/mp4. pdf , diakses 01 November
di PT. Delta Merlin Dunia Textil 2013.
Karanganyar. Jurnal Daya Saing, 6,2,1-10, Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengem-
http://eprints.ums.ac.id/793/1/Jurnal_Daya_S bangan Kompetensi SDM. Yogyakarta:
aing_3_1.pdf diakses 7 Oktober 2013. Pustaka Pelajar.
Nordmeyer, B. - .Task vs Relationship Leader- Sudaryana, A. (2008). Analisis Pengaruh Sis-
ship Theories, http://yourbusiness.azcentral. tem Imbalan terhadap Komitmen Organisasi
com/task-vs-relationship-leadership-theories- pada Dosen Perguruan Tinggi Swasta Di
2049.html, diakses 29 September 2013. Lingkungan Kopertis Wilayah V Yogya-
Nugraha, G., Astuti, e.S. dan Hakam, M.S. karta. Jurnal Telaah Bisnis, 9,1,1-15.
(2013). Pengaruh Insentif Finansial dan Sunarto. (2006). Manajemen Reward. Yogya-
Insentif Non Finansial terhadap Motivasi dan karta: UST Press.
Semangat Kerja Karyawan (Studi pada Kar- Suprihanto, J., Harsiwi dan Hadi, P. (2003).
yawan PT.Bank Negara Indonesia Pesero, Prilaku Organisasi. Yogyakarta: STIE
Tbk. Kantor Cabang Utama Madura). Jurnal YKPN.
Administrasi Bisnis (JAB). 6, 2,1-7,
http://administrasibisnis.strudentjournal. Suryabrata, S. (2011). Metodologi Penelitian.
ub.ac.id/index.php/jab/article/view/283, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
diakses 2 Februari 2014. Susilo, J. (2013). Ciri-ciri Pemimpin yang Baik.
Nugroho, A.E, Hasanuddin, B. dan Brasit, N. - . http://www.jokosusilo.com/2013/05/19/7-
Pengaruh Coaching terhadap Motivasi Kerja ciri-pemimpin-yang-baik/, diakses 11 Okto-
dan Kinerja Individual, ber 2013.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/1554236aaa Thoha, M. (1983). Prilaku Organisasi, Konsep
a372f424b662cf83f097e4.pdf, diakses 14 Dasar dan Apikasinya. Jakarta: Raja Gra-
September 2013. findo Persada.
Petri, H.L. (1996). Motivation: Theory, rese- Uno dan Hamzah, B. (2008). Teori Motivasi
arch and applications. California: Brooks/ dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Cole Publishing Company. Winarsunu, T. (2007). Statistik dalam Pene-
Robbins. S. (2001). Prilaku Organisasi: Kon- litian Psikologi dan Pendidikan. Jakarta:
sep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta: Pren- Bumi Aksara.
hallindo. Wirawan. (2013). Kepemimpinan: Teori, Pri-
Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Sosial. Jakar- laku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian.
ta: Balai Pustaka. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Semueil, W. (2011). Hubungan Gaya Kepe- Yulianto, I. (2013). Pemimpin yang Tidak
mimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Disukai Bawahan. http://irfanyulianto.com/
Kerja guru SMK Negeri Manado. Jurnal

124
Gaya Kepemimpinan Task Oriented, Manajemen Reward Non Finansial Dan Motivasi Kerja

ciri-ciri-pemimpin-yang-tidak-disukai- Ahmad, I.N.2011. Comparing The Impact of


bawahan/, diakses 11 Oktober 2013. Financial and Non-Financial Rewards
Yulk, G. (2010). Leadership in Organization. Towards Organizational Motivation. Inter-
New Jersey: PrenticeHall, Inc. disciplinary Journal of Contemporary
Research in Business.3.4.328-332, http://
Zani, R., Rahim, N.A., Junos, S., Samanol, S., journalarchieves7.webs.com/Aug011.pdf,
Ahmad, S.S., Merican, F.M.I., Saad,S.M and diakses 29 September 2013

125

Anda mungkin juga menyukai