Anda di halaman 1dari 14

THE INFLUENCE OF TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP STYLE AND

COMPENSATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE

Burhanudin1*, Novindha Aprilina Saputri2


1,2
Management Study Program, Faculty of Economics and Business,
University of Janabadra Yogyakarta
E-mail: burhanudin@janabadra.ac.id1, novindhaaprilinasaputri@gmail.com2

ABSTRACT
The aims of this study are to examine the effect of transformational leadership style on employee
performance and to examine the effect of compensation on employee performance. One hundred
employees at Matahari Department Store Hartono Mall Yogyakarta Branch were used as the
population in this study. Questionnaires were used as a data collection technique, while multiple
regression was used as a data analysis method. This study found that transformational leadership
style has an influence on employee performance and compensation has an influence on employee
performance.

Keywords: transformational leadership style, compensation, employee performance

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KOMPENSASI


TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan dan untuk menguji pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. Seratus orang
karyawan pada Matahari Department Store Cabang Hartono Mall Yogyakarta, digunakan sebagai
populasi dalam penelitian ini. Kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data, sedangkan
regresi berganda digunakan sebagai metode analisis data. Penelitian ini menemukan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan dan kompensasi
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci: gaya kepemimpinan transformasional, kompensasi, kinerja karyawan

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 101
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
PENDAHULUAN yang harus diselesaikan melalui kerjasama
Di Indonesia, perkembangan bisnis dewasa dengan karyawan lain.
ini semakin cepat, sehingga tingkat persaingan Masalah lain yang ditemui di lapangan
di berbagai bidang bisnis semakin tinggi. adalah terkait dengan gaya kepemimpinan
Tingginya persaingan ini juga dialami pada manajer toko Matahari Department Store
bisnis ritel atau perusahaan ritel. Untuk Cabang Hartono Mall Yogyakarta. Masalah
menghadapi persaingan yang semakin ketat ini, gaya kepemimpinan ini berkaitan dengan
perusahaan ritel masih memiliki banyak kendala dimensi motivasi inspirasional, pengaruh ideal,
atau masalah. Salah satu masalah yang pertimbangan individu, dan stimulasi
mendominasi perusahaan ritel adalah masalah intelektual.
kinerja karyawan. Masalah yang terkait dengan dimensi
Meningkatkan kinerja karyawan bukan motivasi inspirasional antara lain, manajer toko
persoalan mudah dan merupakan tantangan belum dapat memberikan motivasi intrinsik
tersendiri bagi pengelola bisnis ritel. Salah satu kepada para bawahan, belum memiliki orientasi
perusahaan ritel yang menghadapi masalah pada pencapaian, dan belum dapat memberikan
kinerja karyawan ini adalah Matahari semangat kepada karyawan untuk mengejar
Department Store Cabang Hartono Mall tujuan perusahaan.
Yogyakarta. Masalah yang terkait dengan dimensi
Berdasarkan studi pendahuluan yang pengaruh ideal antara lain, manajer toko belum
dilakukan di Matahari Department Store Cabang dapat memberikan contoh dan panutan dalam
Hartono Mall Yogyakarta, ada berbagai faktor berperilaku, bersikap, berprestasi, dan komitmen
yang menyebabkan kinerja karyawan masih bagi bawahannya.
rendah. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan Masalah yang terkait dengan dimensi
wawancara dan observasi. Wawancara pertimbangan individu antara lain, manajer toko
dilakukan dengan manajer toko (store manager) belum dapat memberikan semangat, dukungan,
dan beberapa orang karyawan, sedangkan pemberdayaan, dan pelatihan bagi para
observasi dilakukan di Matahari Department karyawan. Sedangkan masalah yang terkait
Store Cabang Hartono Mall Yogyakarta. dengan dimensi stimuli intelektual antara lain,
Dari hasil studi pendahuluan, ada beberapa manajer toko belum dapat menemukan solusi
indikasi yang menunjukkan rendahnya kinerja inovatif dan kreatif terhadap masalah-masalah
karyawan Matarhari Department Store Cabang yang muncul di tempat kerja. Manajer kurang
Hartono Mall Yogyakarta. Rendahnya kinerja mendorong kreativitas, inovasi, dan
karyawan tersebut antara lain dapat dilihat dari penyelesaian masalah karyawan.
dimensi kuantitas dan kualitas kerja yang dicapai Sementara itu masalah yang terkait dengan
oleh para karyawan belum sesuai dengan kompensasi terkait dengan dimensi kompensasi
harapan atau target yang sudah ditentukan finansial. baik kompensasi finansial langsung
perusahaan. maupun tidak langsung. Masalah kompensasi
Dilihat dari dimensi kuantitas kerja, finansial terkait dengan gaji pokok, insentif,
rendahnya kinerja karyawan tersebut antara lain pesangon, dan tunjangan. Indikasi adanya
karyawan belum dapat menyelesaikan pekerjaan masalah kompensasi tersebut antara lain
sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. pemberian kompensasi yang dirasakan masih
Volume pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh belum adil atau tidak sesuai dengan kinerja
karyawan masih di bawah standar, sehingga karyawan. Karyawan menganggap bahwa
belum sesuai harapan perusahaan. pemberian gaji pokok, insentif, pesangon, dan
Dilihat dari dimensi kualitas kerja, tunjangan hari raya masih belum adil, karena ada
kecepatan dan ketelitian karyawan dalam perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan juga masih kontrak. Hal ini berdampak pada semangat kerja
rendah. Selain itu, kerjasama karyawan ketika karyawan menjadi rendah, sehingga mereka
melakukan tugas yang membutuhkan kolaborasi tidak bekerja secara optimal.
juga masih kurang. Padahal banyak pekerjaan Berdasarkan permasalahan tersebut, maka

102 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
tujuan penelitian ini adalah untuk menguji visi bersama untuk masa depan, dan hubungan
pengaruh gaya kepemimpinan transformasional antara pemimpin dengan bawahan tidak hanya
terhadap kinerja karyawan dan untuk menguji didasarkan pada pemberian penghargaan pada
pengaruh kompensasi terhadap kinerja bawahan yang patuh, tetapi lebih dari itu.
karyawan. Adapun subjek dalam riset ini adalah Pemimpin transformasional mendefinisikan
karyawan yang bekerja di Matahari Department adanya kebutuhan untuk berubah, menciptakan
Store Cabang Hartono Mall Yogyakarta. visi baru, membangun komitmen, dan
mentransformasi pengikut baik pada level
TINJAUAN PUSTAKA individu maupun level organisasi (Sudaryono,
Gaya Kepemimpinan Transformasional 2014).
Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan Ada dua teori utama yang terkait dengan
sebagai cara yang dilakukan oleh seorang kepemimpinan transformasional, yaitu teori
pemimpin dalam menangani atau mempengaruhi kepemimpinan tranformasional dari Barnard M.
para pengikut atau anak buahnya. Cara yang Bass dan teori kepemimpinan transformasional
dilakukan oleh seorang pemimpin dalam James McGregor Burn (Haryono, 2015). Berikut
mempengaruhi anak buahnya ini akan akan dijelaskan secara singkat kedua teori
membentuk gaya kepemimpinan (Busro, 2018). kepemimpinan transformasional tersebut.
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
seorang pemimpin secara menyeluruh untuk Teori Kepemimpinan Transformasional Bass
mempengaruhi perilaku orang lain dalam Teori kepemimpinan transformasional dari
melakukan sesuatu. Dalam hal ini seorang Bass didasarkan pada asumsi yaitu: (1)
pemimpin akan memiliki cara tersendiri dalam kesadaran akan pentingnya tugas yang dapat
menerapkan kepemimpinannya agar memberi motivasi pada karyawan; dan (2) fokus
mempengaruhi bawahannya secara optimal pada tim akan memberikan hasil kinerja yang
(Tewal, Adolfina, Pandowo, & Tawas, 2017). lebih baik.
Salah satu gaya kepemimpinan yang mulai Bass mendefinisikan kepemimpinan
mendapatkan perhatian dari berbagai organisasi transformasional sebagai kemampuan pemimpin
adalah gaya kepemimpinan transformasional. untuk mempengaruhi pengikut, yang diharapkan
Menurut Kreitner & Kinicki (2014) pengikut memiliki kepercayaan kepada
kepemimpinan transformasional adalah gaya pemimpin, mengagumi pemimpin, dan
kepemimpinan yang diarahkan untuk mengubah menghormati pemimpin. Bass mengidentifikasi
para pengikut atau bawahan agar mengejar tiga cara agar para pemimpin dapat mengubah
tujuan organisasi daripada tujuan yang bersifat pengikut. Pertama, meningkatkan kesadaran
individual. Gaya kepemimpinan ini lebih mereka akan pentingnya tugas dan nilai. Kedua,
menekankan pada upaya untuk melakukan mengarahkan mereka agar fokus pada tujuan tim
perubahan dalam organisasi, sehingga dapat atau organisasi, bukan pada tujuan individu.
mencapai kinerja yang superior (Siswanti, Ketiga, membuat urutan kebutuhan tertinggi.
2015). Selanjutnya Bass mencatat bahwa
Dalam kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transformasional yang otentik
pemimpin memberikan perhatian pada dibangun dari empat komponen yaitu pengaruh
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para ideal yang ditanamkan, motivasi inspirasional,
pengikutnya, dengan cara memberikan semangat stimulasi intelektual, dan pertimbangan
dan motivasi untuk mencapai tujuan. Gaya individual (Haryono, 2015).
kepemimpinan transformasional ditandai Gaya kepemimpinan transformasional
dengan kemampuan pemimpin untuk menurut Bass adalah gaya kepemimpinan yang
mengartikulasikan visi bersama mengenai masa melibatkan pengikut, membangun inpirasi bagi
depan, dan secara intelektual memberi stimulasi pengikut, membangun komitmen untuk
kepada para bawahan. mewujudkan visi bersama dan tujuan organisasi,
Kepemimpinan transformasional terkait memberikan tantangan pada para pengikut untuk
dengan identifikasi diri yang kuat, menciptakan menjadi pemecah masalah yang inovatif, serta

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 103
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
mengembangkan kapasitas kepemimpinan 1. Motivasi inspirasional. Motivasi
melalui pelatihan dan pendampingan, dengan inspirasional meliputi membangun visi
berbagai tantangan dan dukungan (Hutahaean, menarik, penggunaan argumentasi-
2021). argumentasi yang emosional,
menumbuhkan rasa antusiasme, dan
Teori Kepemimpinan Transformasional optimisme.
Burns 2. Pengaruh ideal atau karisma. Pengaruh ideal
Teori kepemimpinan transformasional yang atau karisma mencakup berkorban demi
kedua adalah dari Burns. Asumsi dasar teori kelompok, menjadi panutan, dan
Burns adalah: (a) berkumpul dengan orang- memperlihatkan standar etika yang tinggi.
orang yang memiliki moral yang lebih tinggi 3. Pertimbangan individu. Pertimbangan
akan memotivasi para pengikutnya; dan (b) individu meliputi pemberian dukungan,
bekerja secara bersama-sama adalah lebih baik memberikan semangat, melakukan
daripada bekerja secara individual. pemberdayaan, dan memberikan pelatihan
Menurut Burns, kepemimpinan kepada para pengikut.
transformasional dapat didefinisikan sebagai 4. Stimulasi intelektual. stimulasi intelektual
suatu proses dimana pemimpin dan pengikut antara lain melibatkan perilaku yang
terlibat dalam proses saling mengangkat satu memberikan dukungan kepada para
sama lain untuk mendapatkan tingkat motivasi pengikut untuk mempertanyaan status quo,
dan moralitas yang lebih tinggi. Kepemimpinan mencari solusi inovatif dan kreatif dalam
transformasional dalam hal ini akan memecahkan isu-isu atau masalah-masalah
meningkatkan kualitas kepemimpinannya dalam organisasi.
dengan cara meningkatkan cita-cita dan nilai- Ciri-ciri gaya kepemimpinan
nilai pengikutnya. Dalam implementasinya, transformasional antara lain adalah mencoba
pemimpin dapat memberi contoh tentang nilai untuk menumbuhkan kepercayaan dan
dirinya sendiri dan menggunakan metode mengembangkan jiwa kepemimpinan di
karismatik untuk menarik orang-orang agar kalangan pengikut, menunjukkan pengorbanan
mengikuti nilai-nilai yang dianut pemimpin. diri dan bertindak sebagai agen moral, fokus
Menurut Burns, kepemimpinan pada sasaran diri dan para pengikut.
transformasional diangggap lebih efektif Gaya kepemimpinan ini mampu membuat
daripada kepemimpinan transaksional. perubahan yang signifikan dalam organisasi dan
Kepemimpinan transaksional lebih menekankan hasil kerja, karena gaya kepemimpinan ini
pada egoisme pribadi, sedangkan kepemimpinan mencoba untuk menumbuhkan motivasi
transformasional lebih menekankan pada nilai- instrinsik, kepercayaan, komitmen, dan
nilai yang mendorong orang-orang untuk kesetiaan yang tinggi dari para pengikut
bekerja sama, bukan persaingan individual. daripada kepemimpinan transaksional.
Kepemimpinan transformasional juga dianggap Walaupun demikian, gaya kepemimpinan
sebagai proses yang berkelanjutan, tidak seperti transaksional merupakan prasyarat yang
kepemimpinan transaksional yang bersifat dibutuhkan dalam gaya kepemimpinan yang
diskrit (Haryono, 2015). Gaya kepemimpinan efektif. Pemimpin-pemimpin yang sukses
transformasional menurut Burns lebih biasanya menggunakan baik itu gaya
menekankan pada nilai-nilai dan pengikut kepemimpinan transaksional maupun
menjadi bagian dari kelompok yang memiliki transformasional pada berbagai level. Hal ini
tujuan bersama (Hutahaean, 2021). mendapat dukungan dari sebuah studi yang
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
Karakteristik Gaya Kepemimpinan transformasional mampu mencapai kinerja
Transformasional unggul apabila digunakan sebagai tambahan dari
Karakteristik gaya kepemimpinan gaya kepemimpinan transaksional (Kreitner &
transformasional menurut Krietner dan Kinicki Kinicki, 2014).
(2014) terdiri dari empat dimensi yaitu:

104 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
Sementara itu Luthans (2011) menjelaskan bonus. Kompensasi finansial tidak langsung
bahwa gaya kepemimpinan transformasional meliputi program perlindungan pribadi, bayaran
berbeda dengan gaya kepemimpinan ketika tidak bekerja, dan fasilitas atau pelayanan
transaksional, karena gaya kepemimpinan lainnya.
transformasional memiliki karakteristik yaitu: Sementara itu kompensasi nonfinansial
(a) mengubah situasi menjadi lebih baik; (b) dapat berasal dari pekerjaan itu sendiri dan
mengembangkan para pengikut untuk menjadi lingkungan kerja. Kompensasi nonfinansial
pemimpin; (c) merombak organisasi untuk yang berasal dari pekerjaan meliputi pemberian
memberikan kepada mereka arahan strategis otonomi, tanggungjawab, tantangan, tugas-tugas
baru; dan (d) menginspirasi pengikut dengan yang menarik, dan pengakuan. Sedangkan
menciptakan visi yang memberikan energi dan kompensasi nonfinansial yang berasal dari
ideal yang tinggi untuk perilaku moral dan etika. lingkungan kerja antara lain kondisi kerja yang
Menurut Robbins & Judge (2013), nyaman, pengawas yang kompeten, rekan kerja
karaktersitik gaya kepemimpinan yang menyenangkan, kebijakan yang kondusif
transformasional terdiri dari: dan sebagainya (Sinambela, 2016).
1) Pengaruh ideal (idealized influence).
Memberikan visi dan misi, menanamkan Kinerja Karyawan
kebanggaan, mendapatkan rasa hormat, dan Kinerja karyawan dapat didefinisikan
mempercayai. sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh
2) Motivasi inspirasional (inspirational seorang karyawan, baik secara kuantitas maupun
motivation). Mengkomunikasikan harapan kualitas sesuai dengan tugas dan
yang tinggi, menggunakan simbol untuk tanggungjawabnya (Mangkunegara, 2017).
memfokuskan upaya, dan menyampaikan Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang
tujuan penting dengan cara yang sederhana. dicapai oleh seorang karyawan (Tsauri, 2014).
3) Stimulasi intelektual (intellectual Kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor.
stimulation). Meningkatkan kecerdasan, Secara teoritis, kinerja dipengaruhi tiga variabel
rasionalitas, dan pemecahan masalah yang utama yaitu variabel individu, variabel
cermat. organisasi, dan variabel psikologis. Variabel
4) Pertimbangan individual (individualized individu meliputi latar belakang, faktor
consideration). Memberikan perhatian demografi, serta keterampilan dan kemampuan.
secara pribadi, memperlakukan karyawan Variabel organisasi antara lain kompensasi, gaya
secara individual, melatih, dan memberi kepemimpinan, sumber daya, desain pekerjaan
nasehat. dan sebagainya. Sedangkan variabel psikologis
mencakup faktor kepribadian, sikap, persepsi,
Kompensasi motivasi dan sebagainya (Tsauri, 2014).
Kompensasi dapat didefinisikan sebagai Menurut Busro (2018) faktor-faktor yang
total dari semua penghargaan yang diberikan mempengaruhi kinerja karyawan dapat
kepada karyawan atas kontribusi atau jasa dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor
mereka kepada organisasi atau perusahaan. internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Kompensasi dapat digolongkan menjadi dua meliputi motivasi, kepuasan kerja, disiplin kerja,
yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan kemampuan intelektual dan sebagainya,
cara pemberiannya (Sinambela, 2016). sedangkan faktor eksternal antara lain system
Berdasarkan bentuknya, kompensasi dapat manajemen, kompensasi, lingkungan kerja, dan
dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompensasi gaya kepemimpinan.
finansial dan kompensasi nonfinansial.
Sedangkan berdasarkan cara pemberiannya, Pengaruh Gaya Kepemimpinan
kompensasi dapat dibedakan menjadi Transformasional pada Kinerja Karyawan
kompensasi finansial langsung dan kompensasi Seorang pemimpin memiliki cara yang
finansial tidak langsung. Kompensasi finansial berbeda-beda dalam menangani anak buahnya.
langsung terdiri dari gaji pokok, intensif, dan Cara yang digunakan oleh seorang pemimpin ini

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 105
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
sering disebut sebagai gaya kepemimpinan. prestasi kerja bawahan. Temuan dari studi
Kinerja karyawan secara signifikan juga Anwar (2018) menunjukkan adanya pengaruh
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Hal ini yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan
dapat dirasakan oleh karyawan bagaimana transformasional terhadap kinerja karyawan.
seorang pemimpin menjalin komunikasi dengan Riset ini mengambil subjek 98 karyawan pada
anak buah, bagaimana pemimpin memberikan PT. Telkom Cabang Banjamasin.
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, Arifudin (2020) dengan subjek penelitian
bagaimana pemimpin memberdayakan 100 pegawai, menemukan bahwa gaya
bawahan, bagaimana pemimpin kepemimpinan transformasional memiliki
mengembangkan potensi karyawan, dan hubungan yang positif dan signifikan dengan
sebagainya, akan berdampak pada kinerja kinerja. Studi ini dilakukan di Badan Koordinasi
karyawan (Wibowo, 2016). Koperasi Kredit Daerah Sumatera Selatan. Studi
Gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh Cahyandani (2021) dengan
merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang responden 63 pegawai, berhasil membuktikan
mulai banyak dipertimbangkan oleh berbagai adanya pengaruh yang positif dan signifikan
organisasi atau perusahaan. Peningkatan kinerja kepemimpinan transformasional terhadap
dan pengembangan potensi bawahan, adalah efektivitas kerja pegawai. Studi ini dilakukan
aspek-aspek yang terkait dengan gaya pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang
kepemimpinan transformasional. Memiliki Utama Surabaya.
nilai-nilai dan cita-cita internal yang kuat, Nugroho (2019) dari hasil penelitiannya
memberikan motivasi secara aktif kepada para menemukan efek yang positif gaya
bawahan untuk meraih kepentingan atau tujuan kepemimpinan transformasional pada prestasi
yang lebih besar dibandingkan hanya mengejar kerja pegawai kontrak. Studi ini mengambil
kepentingan diri sendiri, juga terkait dengan sampel 88 orang karyawan pada PT. Jaya
gaya kepemimpinan transformasional Konstruksi Manggala Pratama. Riset Putra et al.
(Northouse, 2019). (2021) dengan populasi 50 karyawan hotel
Gaya kepemimpinan transformasioanl akan Ashofa Sidoarjo, menemukan bahwa pengaruh
mengubah para pengikutnya dengan kepemimpinan transformasional pada hasil kerja
menciptakan perubahan. Para pengikut diminta karyawan postif. Temuan dari riset Pratama &
untuk melakukan berbagai macam perubahan, Rivai (2021) menunjukkan adanya efek positif
seperti nilai-nilai dan tujuan mereka inginkan, dan signifikan kepemimpinan transformasional
serta keyakinan dan harapan mereka di masa pada kinerja karyawan. Riset ini dilakukan pada
yang akan datang. Gaya kepemimpinan 185 staf Cafe dan Restoran di kota Padang.
transformasional dipengaruhi oleh berbagai Penelitian Ramadhani & Indawati (2021)
faktor antara lain karisma atau kemampuan yang membuktikan adanya pengaruh gaya
luar biasa dari seorang pemimpin, memberikan kepemimpinan transformasional terhadap
motivasi yang menginspirasi para bawahan, prestasi kerja pegawai. Studi ini dilakukan
mendorong berkembangnya intektual, dan dengan subjek 34 pegawai CV. SKM Indonesia.
perhatian pada individu. Sebagai hasil dari gaya Pengaruh yang signifikan kepemimpinan
kepemimpinan transformasional antara lain transformasional pada prestasi kerja juga
adalah meningkatnya kinerja karyawan, ditemukan dari studi Putra Rustamaji et al.
kelompok, dan organisisasi (Kreitner & Kinicki, (2017). Riset dilakukan pada para guru tetap
2014; Northouse, 2019). Sekolah Menengah Kejuruan swasta di kota
Berbagai hasil riset menemukan adanya Jakarta Timur. Adapun hipotesis yang diajukan
pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dalam studi ini yaitu:
terhadap kinerja karyawan. Riset Andriani H1. gaya kepemimpinan transformasional
(2016) pada PT “X” dengan subjek staf berpengaruh pada kinerja karyawan.
administrasi dan kepala bagian sebanyak 57
orang, berhasil membuktikan adanya pengaruh Pengaruh Kompensasi pada Kinerja
gaya kepemimpinan transformasional terhadap Karyawan

106 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
Kompensasi adalah prediktor lain yang Riset yang dilakukan oleh Sugiono et al. (2021)
menentukan prestasi kerja karyawan. Segala berhasil membuktikan pengaruh kompensasi
sesuatu yang diperoleh seorang karyawan pada kinerja pegawai secara positif dan
sebagai balas jasa atas kontribusi mereka pada signifikan. Studi ini mengambil subjek 113
organisasi atau perusahaan disebut dengan pegawai Pusat Data dan Sistem Informasi
kompensasi. Kompensasi yang dikelola dengan Pertanian, Kementerian Pertanian (Pusdatin
tepat akan membantu pencapaian tujuan kementan Republik Indoensia).
perusahaan, dan sebaliknya kompensasi yang Sulaeman et al. (2021) berhasil
dikelola dengan tidak tepat dapat menggangu membuktikan adanya pengaruh positif dan
kegiatan operasional perusahaan. Kompensasi signifikan kompensasi pada kinerja karyawan.
dapat berbentuk finansial maupun nonfinansial Penelitian ini mengambil populasi 61 karyawan
(Ardana, Mujiati, & Utama, 2012). pada PT. Primacipta Graha Sentosa di Jakarta.
Kompensasi yang diterima oleh karyawan Pengaruh kompensasi pada prestasi kerja
akan berpengaruh pada kinerja mereka karyawan secara positif dan signifikan adalah
(Mangkunegara, 2017; Tsauri, 2014). Berbagai temuan dari riset Susanto (2016), yang
hasil riset menemukan adanya efek kompensasi dilakukan pada staf Koperasi simpan pinjam di
terhadap prestasi kerja secara signifikan. kota Palembang dengan responden 100 orang
Temuan dari studi Ebeneser & Safuan karyawan. Sedangkan penelitian Susetyo (2017)
(2021) menunjukkan kompensasi memiliki dengan populasi penelitian 100 pegawai negeri
pengaruh pada hasil kerja karyawan secara sipil pada DPPKAD Kabupaten Kebumen,
positif dan signifikan. Studi ini mengambil menemukan adanya pengaruh signifikan
subjek 60 orang staf yang bekerja di PT. XYZ. kompensasi pada prestasi pegawai. Rumusan
Riset dengan sampel 119 pegawai pada Usaha hipotesis dalam riset ini adalah
Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa Wisata H2. kompensasi berpengaruh pada kinerja
Bobung, kabupaten Gunung Kidul, provinsi karyawan.
DIY, berhasil membuktikan pengaruh positif
kompensasi pada efektivitas kerja. METODE PENELITIAN
Hasibuan (2019) dalam risetnya Karyawan nonstruktural yang bekerja di
menemukan adanya efek yang positif dan Matahari Department Store Cabang Hartono
signifikan kompensasi pada kinerja staf PT. Mall Yogyakarta, sebanyak 100 orang dijadikan
Herfinta Aek Batu, kecamatan Torgamba, sebagai populasi dalam penelitian ini. Oleh
kabupaten Labuhanbatu Selatan. Riset dengan sebab itu penelitian ini disebut sebagai studi
sampel 70 karyawan Rumah Sakit Umum sensus atau studi populasi (Arikunto, 2010).
Kaliwates, Jember menunjukkan pengaruh Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kompensasi pada karyawan adalah positif dan menguji teori dengan cara melakukan investigasi
signifikan. Riset ini dilakukan oleh Ihsan et al. hubungan antar variabel, dan datanya berupa
(2018). Studi Eka Nurcahyati et al. (2016) angka-angka, serta dianalisis dengan statistik,
menemukan adanya pengaruh kompensasi pada sehingga pendekatan yang digunakan adalah
kinerja karyawan. Riset ini dilakukan di PT. HP. penelitian kuantitatif (Creswell, 2014). Variabel
Metals Indonesia, Ngoro, Mojokerta dengan dalam penelitian ini terdiri dari gaya
responden tenaga kontrak. kepemimpinan dan kompensasi yang disebut
Hasil penelitian Nurlita et al. (2020) sebagai variabel prediktor atau independen, serta
menemukan adanya pengaruh yang signifikan kinerja karyawan sebagai variabel kriteria atau
efek kompensasi pada prestasi kerja pegawai. konsekuen.
PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Cirebon, Secara khusus gaya kepemimpinan dalam
adalah lokasi dilakukannya riset ini dengan studi ini adalah gaya kepemimpinan
responden 58 orang pegawai. Setiawan & Bagia transformasional. Gaya kepemimpinan
(2021) juga menemukan adanya pengaruh transformasional diartikan sebagai gaya yang
kompensasi pada hasil kerja karyawan secara dilakukan seorang pemimpin untuk mengubah
positif, dengan populasi 32 orang karyawan. para bawahannya agar mengejar tujuan

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 107
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
organisasi daripada tujuan individual (Kreitner asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
& Kinicki, 2014). Gaya kepemimpinan
transformasional yang dinilai atau dipersepsikan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
oleh karyawan adalah gaya kepemimpinan Kriteria uji validitas didasarkan pada nilai
manajer toko Matahari Department Store signifikansi. Jika tingkat signifikansi hasil
Cabang Hartono Mall Yogyakarta. Motivasi
koefisien korelasi Pearson lebih kecil dari 0,05
inspirasional, pengaruh ideal, pertimbangan
individu, dan stimulasi intelektual adalah maka item-item dinyatakan valid dan sebaliknya
indikator-indikator yang digunakan untuk (Mustafa, 2013). Tabel 1 berikut menyajikan
mengukur gaya kepemimpinan transformasional hasil uji validitas.
(Kreitner & Kinicki, 2014; Northouse, 2019).
Definisi kompensasi dalam penelitian ini Tabel 1. Hasil Uji Validitas
yaitu semua penghargaan yang diperoleh No. Uji Validitas
karyawan sebagai imbalan atas kontribusi Variabel Item Sig. Ket.
mereka pada perusahaan. Kompensasi diukur 1 Gaya X1.1 0,000 Valid
Kepemimpinan X1.2 0,000 Valid
dengan empat indikator yaitu gaji pokok, Transformasional X1.3 0,000 Valid
insentif, pesangon, dan tunjangan hari raya (Al (X1) X1.4 0,000 Valid
2 Kompensasi X2.1 0,000 Valid
Fajar & Heru, 2013; Sinambela, 2016). (X2) X2.2 0,000 Valid
Sementara itu hasil kerja yang berhasil X2.3 0,000 Valid
dicapai oleh seorang karyawan baik secara X2.4 0,000 Valid
3 Kinerja Karyawan Y1 0,000 Valid
kuantitas maupun kualitas sesuai dengan tugas
(Y) Y2 0,000 Valid
dan tanggungjawabnya, adalah definisi kinerja Y3 0,000 Valid
karyawan dalam studi ini (Mangkunegara, Y4 0,000 Valid
2017). Kinerja karyawan diukur dengan empat Sumber: data diolah
indikator yaitu target, kecepatan, ketelitian, dan
kerjasama. Item-item dari variabel gaya kepemimpinan
Skala Likert digunakan sebagai skala transformasional (X1), kompensasi (X2), dan
pengukuran dalam penelitian ini. Adapun skor kinerja karyawan (Y), berdasarkan hasil uji
yang digunakan adalah: sangat setuju (skor 5), validitas, memiliki tingkat signifikansi dari
setuju (skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor koefisien korelasi Pearson sebesar 0,000. Nilai
2), dan sangat tidak setuju (skor 1). ini lebih lebih kecil dari 0,05, oleh sebab itu
Kuesioner dalam penelitian ini, digunakan item-item dari ketiga variabel yang digunakan
sebagai metode untuk mengumpulkan data. dalam penelitian ini dinyatakan valid.
Pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup, Uji selanjutnya adalah uji reliabilitas. Dasar
yang artinya subjek atau responden diminta dari uji reliabilitas adalah nilai Cronbach Alpha.
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari
Apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari
pernyataan atau pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti (Sugiyono, 2013). Selanjutnya data yang 0,70 maka variabel dinyatakan reliabel (Ghozali,
berhasil dikumpulkan akan dianalisis dengan 2016). Tabel 2 berikut menyajikan hasil uji
regresi berganda. reliabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas


Responden dalam penelitian ini adalah 100 No. Uji Reliabilitas
orang karyawan Matahari Department Store Variabel Cronbach’s Ket.
Cabang Hartono Mall Yogyakarta. Data yang Alpha
1 Gaya 0,927 Reliabel
berhasil dikumpulkan dari responden tersebut, Kepemimpinan
selanjutnya dianalisis dengan regresi berganda. Transformasional
Berikut ini akan disajikan hasil uji validitas, uji (X1)
reliabilitas, karakteristik responden, statistik 2 Kompensasi 0,843 Reliabel
deskriptif, hasil analisis regresi berganda, uji (X2)

108 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
No. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini didominasi oleh karyawan
Variabel Cronbach’s Ket. dengan usia antara 21 sampai dengan 25 tahun
Alpha
3 Kinerja_Karyawan 0,857 Reliabel
yaitu sebesar 56%.
(Y) Berdasarkan masa kerja responden,
Sumber: data diolah karyawan dengan masa kerja antara 1 sampai
dengan 3 tahun sebanyak 51 orang, masa kerja
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, tampak antara 4 sampai 6 tahun ada 31 orang, dan masa
bahwa variabel gaya kepemimpinan kerja lebih dari 6 tahun sebanyak 18 orang.
transformasional (X1), kompensasi (X2), dan Responden dalam penelitian ini didominasi oleh
kinerja karyawan (Y) memiliki nilai Cronbach’a karyawan dengan masa kerja antara 1 sampai
Alpha lebih dari 0,70. Oleh karena itu semua dengan 3 tahun yaitu sebesar 51%.
konstruk atau variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel. Statistik Deskriptif
Deskripsi atau gambaran mengenai suatu
Karakteristik Responden data, ditunjukkan dalam statistik deskriptif.
Responden dalam penelitian ini adalah 100 Statistik deskriptif yang disajikan dalam
orang karyawan, yang dikategorikan penelitian ini akan memberikan deskripsi
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan masa kerja. tentang nilai minimum, maksimum, mean (rata-
Tabel 3 meringkas karakteristik responden rata), dan standar deviasi (Ghozali, 2016). Hasil
dalam penelitian ini. statistik deskriptif dalam riset ini disajikan
dalam Tabel 4 berikut.
Tabel 3. Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori Jumlah Persentase Tabel 4. Statistik Deskriptif
Variabel N Min. Max. Mean Std.
Responden Deviation
Jenis kelamin Laki-laki 24 24% Gaya 100 5.00 20.00 15.7400 2.52910
Kepemimpinan
Perempuan 76 76% Transformasional
Usia 16-20 10 10% (X1)
Kompensasi 100 7.00 20.00 15.8500 2.81186
Tahun (X2)
21-25 56 56% Kinerja 100 12.00 20.00 16.3800 2.18711
Karyawan
Tahun (Y)
26-30 22 22% Valid N (listwise) 100
Tahun Sumber: data diolah
31-35 3 3%
Tahun
Hasil statistik deskriptif dengan responden
> 36 Tahun 9 9%
Masa kerja 1-3 Tahun 51 51% 100 orang karyawan menunjukkan bahwa untuk
4-6 Tahun 31 31% variabel gaya kepemimpinan transformasional
> 6 Tahun 18 18% memiliki nilai minimum sebesar 5,00,
Total 100 100% maksimum 20,00, mean 15,7400, dan standar
Sumber: data diolah deviasi 2,52910. Kompensasi memiliki nilai
minimum sebesar 7,00, maksimum 20,00, mean
Responden berdasarkan jenis kelamin, 15,8500, dan standar deviasi 2,81186.
tampak bahwa laki-laki berjumlah 24 orang dan Sedangkan untuk variabel kinerja karyawan,
perempuan 76 orang. Berdasarkan jenis kelamin, memiliki nilai minimum sebesar 12,00,
maka responden dalam penelitian ini didominasi maksimum 20,00, mean 16,3800, dan standar
oleh perempuan yaitu sebesar 76%. deviasi 2,18711.
Berdasarkan usianya, responden dengan
usia antara 16 sampai dengan 20 tahun ada 10 Analisis Regresi Berganda
orang, usia antara 21-25 ada 56 orang, usia Regresi berganda, digunakan sebagai alat
antara 26 sampai 30 tahun ada 22 orang, usia untuk analisis data. Dalam penelitian ini
antara 31 sampai 35 tahun ada 3 orang, dan usia persamaan regresi berganda diformulasikan
di atas 36 tahun sebanyak 9 orang. Responden sebagai berikut: Y= b0 + b1X1 + b2X2

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 109
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
Keterangan: karyawan.
Y = kinerja karyawan Berdasarkan hasil uji statistik t, tampak
b0 = konstanta bahwa semua variabel independen signifikan
b1 = koefisien regresi gaya kepemimpinan karena nilainya lebih kecil dari 0,05. Hal ini
transformasional ditunjukkan oleh tingkat signifikansi baik untuk
X1 = gaya kepemimpinan transformasional variabel gaya kepemimpinan transformasional
b2 = koefisien regresi kompensasi maupun kompensasi sebesar 0,000. Artinya gaya
X2 = kompensasi kepemimpinan transformasional dan
kompensasi memiliki pengaruh pada kinerja
Hasil dari analisis regresi berganda, disajikan karyawan, dengan persamaan: Y = 7,368 +
dalam Tabel 5 berikut. 0,366X1 + 0,205X2
Persamaan regresi tersebut dapat diartikan
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda sebagai berikut.
Model Unstandardized t Sig. 1. Nilai konstanta sebesar 7,368, dapat
Coefficients diartikan bahwa apabila variabel independen
B Std.
Error
dianggap konstan, maka rata-rata kinerja
1 (Constant) 7.368 1.185 6.216 .000 karyawan adalah 7,368.
Gaya .366 .085 4.298 .000 2. Koefisien regresi gaya kepemimpinan
Kepemimpinan transformasional sebesar 0,366, artinya
(X1) setiap penambahan gaya kepemimpinan
Kompensasi .205 .077 2.680 .009
(X2)
transformasional sebesar 1 satuan, maka
F 29.566 .000b akan ada peningkatan kinerja karyawan
R .615a sebesar 0,366.
R Square .379 3. Koefisien regresi kompensasi sebesar 0,205,
Adjusted R .366 mengandung makna jika ada penambahan
Square kompensasi sebesar 1 satuan, maka akan ada
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan (Y)
peningkatan kinerja karyawan sebesar
b. Predictors: (Constant), Kompensasi (X1),
Gaya Kepemimpinan Transformasional (X2)
0,205.
Sumber: data diolah
Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil analisis, tampak bahwa Model regresi yang baik harus memenuhi
koefisien determinasi (adjusted R square) beberapa asumsi agar dapat digunakan untuk
bernilai sebesar 0,366, yang artinya variasi memprediksi. Asumsi-asumsi dalam model
kinerja karyawan yang dapat dijelaskan oleh regresi tersebut, dikenal dengan nama uji asumsi
variasi gaya kepemimpinan transformasional klasik (Santosa, 2015). Ada tiga asumsi yang
dan kompensasi adalah sebesar 36,6%, diuji dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji
sedangkan sisanya 63,6% dijelaskan oleh multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
variabel lain di luar model dalam penelitian ini. Uji asumsi yang pertama adalah uji
Hasil analisis uji statistik F menunjukkan normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah
nilai F hitung sebesar 29,566 dan signifikansi untuk menguji apakah dalam model regresi
0,000. Berdasarkan uji statistik F, maka model variabel residual berdistribusi normal. Uji
regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi normalitas dilakukan dengan Kolmogorov
kinerja karyawan, karena nilai signifikansi lebih Smirnove (KS). Uji normalitas dalam penelitian
kecil dari 0,05. Jadi model regresi yang ini didasarkan pada nilai signifikansi. Jika nilai
digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan signifikansi hasil uji normalitas lebih besar dari
untuk memprediksi kinerja karyawan, atau 0,05 maka data berdistribusi normal. Dari hasil
dengan kata lain variabel gaya kepemimpinan uji normalitas ternyata Asymp. sig. (2-tailed)
transformasional dan kompensasi secara nilainya 0,069 lebih besar dari 0,05. Oleh sebab
bersama-sama memiliki pengaruh pada kinerja itu data berdistribusi secara normal.
Uji asumsi klasik yang kedua adalah uji

110 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
multikolinearitas. Tujuan uji ini adalah untuk dari 0,05. Hal ini dapat dilihat dari hasil
menguji ada tidaknya korelasi antar variabel uji statistik t, oleh sebab itu H0 ditolak.
independen. Uji multikolinearitas dilakukan Jadi gaya kepemimpinan
dengan melihat nilai tolerance dan variance transformasional memiliki pengaruh
inflation factor (VIF). Dari hasil uji pada kinerja karyawan, sebagaimana
multikolinearitas, menunjukkan bahwa nilai yang dinyatakan dalam hipotesis 1,
tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih didukung dalam penelitian ini.
kecil dari 10. Jadi dapat dinyatakan bahwa tidak Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1,
ada multikolinearitas pada variabel independen maka temuan dari penelitian ini adalah
dalam model regresi yang digunakan dalam gaya kepemimpinan transformasional
penelitian ini. memiliki pengaruh signifikan pada
Uji asumsi klasik yang terakhir adalah uji kinerja karyawan.
heteroskedastisitas. Tujuan dari uji ini adalah 2. Pengujian hipotesis 2
untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varian a. H0: kompensasi tidak memiliki
dari residual satu pengamatan ke pengamatan pengaruh pada kinerja karyawan.
lainnya. Apabila varian dari residual satu b. H2: kompensasi memiliki pengaruh pada
pengamatan ke pengamatan lainnya adalah kinerja karyawan.
sama, maka terjadi homoskedastisitas, dan c. Kesimpulan: kompensasi memiliki nilai
sebaliknya apabila berbeda maka terjadi signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). Uji dari 0,05. Hal ini dapat dilihat dari hasil
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. uji statistik t, oleh sebab itu H0 ditolak.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas, Jadi kompensasi memiliki pengaruh
menunjukkan bahwa semua variabel independen pada kinerja karyawan, sebagaimana
tidak signifikan, artinya semua variabel yang dinyatakan dalam hipotesis 2,
independen tidak memiliki pengaruh pada didukung dalam penelitian ini.
AbsUi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2,
signifikansi semua variabel independen lebih maka temuan dari penelitian ini adalah
besar dari 0,05. Oleh sebab itu tidak terjadi kompensasi memiliki pengaruh
heteroskedastisitas dalam model regresi yang signifikan pada kinerja karyawan
digunakan dalam penelitian ini. Pengujian terhadap hipotesis 1
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
Pengujian Hipotesis transformasional memiliki pengaruh yang
Tingkat signifikansi digunakan sebagai signifikan pada kinerja karyawan. Koefisien
dasar dalam pengambilan keputusan dalam riset regresi gaya kepemimpinan transformasional
ini. hipotesis nul (H0) ditolak apabila tingkat bernilai positif yaitu sebesar 0,366 yang dapat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan hipotesis diartikan bahwa jika gaya kepemimpinan
nul (H0) diterima apabila tingkat signifikansi transformasional tinggi, maka kinerja
lebih besar dari 0,05. Adapun pengujian karyawan juga akan meningkat.
hipotesi 1 dan hipotesis 2 diuraikan sebagai Gaya kepemimpinan transformasioanl
berikut. akan mengubah para pengikutnya dengan
1. Pengujian hipotesis 1 menciptakan perubahan, dalam hal tujuan, nilai-
a. H0: gaya kepemimpinan nilai, kepercayaan, dan aspirasi mereka. Faktor-
transformasional tidak memiliki faktor dari gaya kepemimpinan
pengaruh pada kinerja karyawan. transformasional meliputi pengaruh yang ideal
b. H1: gaya kepemimpinan atau karisma, motivasi inspirasional, stimulasi
transformasional memiliki pengaruh intelektual, dan pertimbangan individual.
pada kinerja karyawan. Sebagai hasil dari gaya kepemimpinan
c. Kesimpulan: gaya kepemimpinan transformasional antara lain adalah
transformasional memiliki nilai meningkatknya kinerja karyawan (Kreitner &
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil Kinicki, 2014; Northouse, 2019).

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 111
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
Hasil penelitian ini konsisten dengan studi 2. Variabel prediktor kinerja karyawan dalam
yang dilakukan oleh Andriani (2016), Anwar studi ini terbatas hanya gaya kepemimpinan
(2018), Arifudin (2020), Cahyandani (2021), transformasional dan kompensasi. Secara
Nugroho (2019), Putra et al. (2021), Pratama teoritis, untuk penelitian atau riset
& Rivai (2021), Ramadhani & Indrawati berikutnya sebaiknya menginvestigasi
(2021), dan Putra Rustamaji et al. (2017), yang variabel anteceden lain, yang diduga
menemukan bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan. Misalnya
transformasional memiliki pengaruh positif dan variabel kepribadian, budaya organisasi,
signifikan pada kinerja karyawan. komunikasi, kondisi kerja, kualitas
Sementara itu hasil pengujian terhadap kehidupan kerja dan sebagainya.
hipotesis 2 menunjukkan bahwa kompensasi
memiliki pengaruh positif dan signifikan pada DAFTAR PUSTAKA
kinerja karyawan. Koefisien regresi kompensasi Al Fajar, S., & Heru, T. (2013). Manajemen
bernilai positif yaitu sebesar 0,205, yang artinya Sumber Daya Manusia: Sebagai Dasar
apabila kompensasi naik maka kinerja Meraih Keunggulan Bersaing.
karyawan juga akan naik atau meningkat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kebijakan kompensasi yang ditetapkan Andriani, D. (2016). Pengaruh Gaya
perusahaan secara tepat, akan mendorong Kepemimpinan Transformasional,
karyawan untuk berkinerja lebih optimal, Budaya Organisasi dan Lingkungan
sehingga tujuan perusahaan akan tercapai (M. S. Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. ”
P. Hasibuan, 2017). X ” Sidoarjo. JBMP (Jurnal Bisnis,
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Manajemen dan Perbankan), 2(2), 91–
terdahulu yang dilakukan oleh Ebeneser & 102.
Safuan (2021), Fernanda & Sagoro (2016), https://doi.org/10.21070/jbmp.v2i2.109
Hasibuan (2019), Ihsan et al. (2018), Eka 6
Nurcahyati et al. (2016), Nurlita et al. (2020), Anwar, M. (2018). Faktor Budaya Organisasi,
Setiawan & Bagia (2021), Sugiono et al. (2021), Kepemimpinan Transformasional dan
Sulaeman et al. (2021), Susanto (2016), Susetyo Kompensasi Berpengaruh terhadap
(2017), yang menemukan adanya pengaruh Kinerja Karyawan (Studi pada Kantor
yang positif dan signifikan kompensasi Telkom Cabang Banjarmasin). Jurnal
terhadap kinerja karyawan. Riset Inspirasi Manajemen dan
Kewirausahaan, 2(1), 19–36.
SIMPULAN https://doi.org/10.35130/jrimk.v2i1.27
Ada dua kesimpulan dari hasil penelitian Ardana, I. K., Mujiati, N. W., & Utama, I. W. M.
ini, yaitu: (1) gaya kepemimpinan (2012). Manajemen Sumber Daya
transformasional memiliki pengaruh yang Manusia (Edisi Pertama). Yogyakarta:
signifikan pada kinerja karyawan; dan (2) Graha ilmu.
kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan Arifudin, O. (2020). Pengaruh Gaya
pada kinerja karyawan. Kepemimpinan Transformasional dan
Penelitian ini juga memiliki banyak Transaksional dengan Kinerja. Jurnal
keterbatasan. Adapun keterbatasan dari Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan
penelitian ini antara lain: Akuntansi), 4(3), 178–187.
1. Responden dalam penelitian ini terbatas Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
hanya karyawan nonstruktural yang bekerja Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
di Matahari Department Store Cabang Cipta.
Hartono Mall Yogyakarta. Untuk penelitian Busro, M. (2018). Teori-Teori Manajemen
selanjutnya sebaiknya menggunakan Sumber Daya Manusia (1st ed.).
responden yang berbeda pada perusahaan Jakarta: Prenadamedia Group.
yang berbeda pula. Cahyandani, P. T. (2021). Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional dan

112 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
Employee Engagement terhadap Hutahaean, W. S. (2021). Teori Kepemimpinan.
Kinerja Karyawan PT Taspen (Persero) Malang: Ahlimedia Press.
Kantor Cabang Utama Surabaya. Jurnal Ihsan, N., A, A., & Rozi, A. F. (2018). Pengaruh
Ilmu Manajemen, 9(1), 19–27. Stres Kerja, Lingkungan Kerja dan
https://doi.org/10.26740/jim.v9n1.p19- Kompensasi terhadap Kinerja
27 Karyawan Rumah Sakit Umum
Creswell, J. W. (2014). Research Design Kaliwates (RSUK) Jember. Jurnal
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Manajemen dan Bisnis Indonesia, 4(2),
Mixed (3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka 161–173.
Pelajar. https://doi.org/10.32528/jmbi.v4i2.175
Ebeneser, A., & Safuan, S. (2021). Dampak 9
Kompensasi terhadap Kinerja dan Kreitner, R., & Kinicki, A. (2014).
Kepuasan Kerja Karyawan Selama Organizational Behavior (9th ed.). New
Masa Covid 19 pada PT XYZ. Jurnal York: Mc Graw-Hill Education.
Manajemen, 12(3), 351–364. Luthans, F. (2011). Organizational Behavior:
https://doi.org/10.32832/jm- An Evidence Based Approach. (12th
uika.v12i3.4658 ed.). New York: Mc Graw-Hill Irwin.
Eka Nurcahyati, W., Rooswidjajani, R., & Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen
Brimantyo, H. (2016). Pengaruh Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Kompensasi dan Lingkungan Kerja Bandung: Remaja Rosdakarya.
terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Mustafa, Z. (2013). Mengurai Variabel Hingga
Karyawan Kontrak Bagian Anodizing Instrumen. Yogyakarta: Graha ilmu.
PT H.P. Metals Indonesia, Ngoro— Northouse, P. G. (2019). Leadership: Theory
Mojokerto, Jawa Timur). Jurnal Bisnis and Practice (Eighth Edition).
dan Manajemen, 3(2), 17–24. California: Sage Publishing.
Fernanda, R., & Sagoro, E. M. (2016). Pengaruh Nugroho, R. E. (2019). Pengaruh Gaya
Kompensasi, Kepuasan Kerja, Motivasi Kepemimpinan Transformasional Stress
Kerja dan Gaya Kepemimpinan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap
terhadap Kinerja Karyawan. Nominal, Kinerja Karyawan Kontrak Proyek.
Barometer Riset Akuntansi dan MIX: Jurnal ilmiah Manajemen, 9(2),
Manajemen, 5(2), 81–95. 341–354.
https://doi.org/10.21831/nominal.v5i2.1 https://doi.org/10.22441/mix.2019.v9i2.
1727 007
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Nurlita, Y., Maryam, S., & Sulistyowati, L. H.
Multivariate dengan Program IBM (2020). Pengaruh Kompetensi dan
SPSS 23 (8th ed.). Semarang: Badan Kompensasi terhadap Kinerja
Penerbit Universitas Diponegoro. Karyawan. Jurnal Inspirasi Bisnis &
Haryono, S. (2015). Intisari Teori Manajemen, 4(2), 191–200.
Kepemimpinan. Bekasi: Intermedia Pratama, R., & Rifai, H. A. (2021). Pengaruh
Personalia Utama. Gaya Kepemimpinan Trasformasional
Hasibuan, D. (2019). Pengaruh Kompensasi dan dan Budaya Organisasi, Motivasi Kerja
Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada Cafe
PT. Herfinta Aek Batu Kecamatan Dan Restoran di Kota Padang. Jurnal
Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Riset Bisnis, 4(2), 141–154.
Selatan. Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Putra, B. C., Wijayati, D. T., & Surjanti, J.
Bisnis dan Manajemen), 6(1), 9–15. (2021). The Effect of Transformational
https://doi.org/10.36987/ecobi.v6i1.14 Leadership and Job Involvement on
Hasibuan, M. S. P. (2017). Manajemen Sumber Employee Performance with Intrinsic
Daya Manusia (Revisi). Jakarta: Bumi Motivation as the Mediating Variable.
Aksara. 9(3), 263–282.

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 113
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114
Putra Rustamaji, A. C., Purwana, D., & Yohana, Kompensasi terhadap Kinerja
C. (2017). Gaya Kepemimpinan Karyawan Pada PT. Primacipta Graha
Transformasional Kepala Sekolah dan Sentosa di Jakarta. JENIUS (Jurnal
Kinerja Guru SMK Swasta di Jakarta Ilmiah Manajemen Sumber Daya
Timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Manusia), 4(2), 137–144.
Bisnis (JPEB), 5(2), 148–161. https://doi.org/10.32493/JJSDM.v4i2.9
https://doi.org/10.21009/JPEB.005.2.3 082
Ramadhani, M. A., & Indawati, N. (2021). Susanto, Y. (2016). Kepemimpinan dan
Pengaruh Kepemimpinan Kompensasi Pengaruhnya terhadap
Transformasional terhadap Kinerja Motivasi Kerja serta Implikasinya pada
Karyawan Melalui Otonomi Kerja. Kinerja Karyawan Koperasi Simpan
Jurnal Ilmu Manajemen, 9(3), 1101– Pinjam di Kota Palembang. Jurnal
1112. Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 14(4),
https://doi.org/10.26740/jim.v9n3.p110 449–470.
1-1112 Susetyo, A. (2017). Pengaruh Gaya
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Kepemimpinan, Kompensasi dan
Organizational Behavior (15th ed.). Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap
New Jersey: Prentice Hall. Kinerja Pegawai. Jurnal Fokus Bisnis,
Santosa, S. (2015). Mengasai Statistik 16(1), 1–20.
Parametrik Konsep Dan Aplikasi Tewal, B., Adolfina, A., Pandowo, M. H. Ch., &
Dengan Spss. Jakarta: Elex Media Tawas, H. N. (2017). Perilaku
Komputindo. Organisasi. Bandung: Patra Media
Setiawan, M. S. A., & Bagia, I. W. (2021). Grafindo.
Pengaruh Penempatan Kerja dan Tsauri, S. (2014). Manajemen Kinerja
Kompensasi terhadap Kinerja (Performance ManagemenT). Jember:
Karyawan. Bisma: Jurnal Manajemen, STAIN Jember Press.
7(1), 20–28. Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja (5th ed.).
https://doi.org/10.23887/bjm.v7i1.2862 Jakarta: RajaGrafindo Persada.
5
Sinambela, L. P. (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia: Membangun Tim Kerja
yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja.
Jakarta: Bumi Aksara.
Siswanti, Y. (2015). Meraih Kesuksesan
Organisasi Dengan Kepemimpinan
Manajerial yang Smart Dengan
Pendekatan Riset Empiris. Yogyakarta:
UPN Veteran.
Sudaryono, S. (2014). Budaya & Perilaku
Organisasi. Jakarta: Lentera Insan
Cendikia.
Sugiono, E., Darmadi, D., & Efendi, S. (2021).
Pengaruh Kompensasi, Gaya
Kepemimpinan dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Kepuasan Kerja Pada Pusdatin
Kementan RI. Jurnal Manajemen Dan
Bisnis Indonesia, 7(2), 132–149.
Sulaeman, A., Suryani, N. L., Sularmi, L., &
Guruh, M. (2021). Pengaruh

114 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan
Vol.8, No.1, April 2023, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v8i1.39546, hal. 101-114

Anda mungkin juga menyukai