PETROLOGI
Disusun Oleh:
Fauzi Azzahri
21100119130072
SEMARANG
MARET 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Petrologi, Acara Batuan Beku Non Fragmental yang disusun oleh
praktikan bernama Ismu Ahmad telah diperiksa dan disahkan pada
Hari :
Tanggal :
Pukul :
A. Peraga KPG-2
Warna: colorlles
Cerat: putih
Kuarsa
Kekerasan: 7 SM
40%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagntik
Warna: hitam
Cerat: putih
Biotit
Kekerasan: 2-3 SM
10%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Panjang :10,5 cm
Lebar : 8 cm
Tinggi : 2,5 cm
Warna: hitam
Cerat: putih
Piroksen
Kekerasan: 5-6 SM
40%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Dapat diindikasi pada batuan dengan ciri berwarna putih dan
Serpentin
terlihat seperti berminyak karna serpentin ini dari ubahan olivine
5%
yang mengalami diagenesis
Panjang : 7 cm
Lebar : 5,5 cm
Tinggi : 4 cm
Warna: colorlles
Cerat: putih
Kuarsa
Kekerasan: 7 SM
15%
Kilap: kaca
Kemagnetan: Diamagnetit
Warna: hitam
Cerat: putih
Amfibol
Kekerasan: 5 -6 SM
10%
Kilap: kaca
Kemagnetan: Diamagnetit
Warna: hitam
Cerat: putih
Piroksen
Kekerasan: 5 -6 SM
5%
Kilap: kaca
Kemagnetan: Diamagnetik
Panjang : 17 cm
Lebar : 10 cm
Tinggi : 9 cm
Warna: Hijau
Cerat: putih
Olivin
Kekerasan: 6,5 – 7 SM
15%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Warna: hitam kehijauan
Cerat: putih
Piroksen
Kekerasan: 5 – 6 SM
50%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Warna: hitam
Cerat: putih
Amfibol
Kekerasan: 5 -6 SM
15%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Panjang : 17,5 cm
Lebar : 3,7 cm
Tinggi :13 cm
Warna: colorles
Cerat: putih
Kuarsa
Kekerasan: 7 SM
35%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Warna: putih susu
Cerat: putih
Na – Plagioklas
Kekerasan: 5 – 6 SM
50%
Kilap: Kaca
Kemagnetan: Diamagnetik
Warna: hitam
Cerat: putih
Biotit
Kekerasan: 2 -3 SM
10%
Kilap: kaca
Kemagnetan: diamagnetik
Panjang : 16 cm
Lebar : 9 cm
Tinggi : 7 cm
A. Peraga KPG-2
Pengamatan yang praktikan amati terhadap batuan dengan nomor peraga
KPG-2 dengan dimensi 10,5 cm x 8 cm x 2,5 cm memiliki warna putih kecoklatan.
Struktur atau kenampakan secara makroskopis dari batuan ini ialah massif, yang mana
batuan ini berbentuk pejal tanpa rongga rongga gas sedikit pun. Hal ini disebabkan
pada saat pembekuan, batuan ini tidak dilewati oleh gas gas yang menyebabkan
batuan ini tidak berlubang dengan struktur padat tanpa rongga rongga gas.
Dari segi tekstur batuan ini memiliki tingkat kristalisasi yang mengindikasikan
batuan terbentuk oleh kristal-kristal mineral tanpa adanya gelasan yang menandakan
bahwa kristal terbentuk tidak secara bersamaan melainkan terbentuk sesuai dengan
suhu membekunya. Granularitas dari kristal kristal tersebut ialah inequigranular
faneroporforitik, terlihat bahwa mineral yang terbentuk memiliki ukuran kristal yang
tidak sama dengan massa dasarnya dan dapat dilihat secara megaskopis. Ukuran
kristal pada batuan ini dikategorikan sedang yaitu berkisar antara 1 mm – 5 mm
menandakan bahwa mineral yang terbentuk berlangsung agak lamban di bawah
permukaan bumi dengan hubungan antar kristal yang terlihat jelas. Bentuk kristal
euhedral, kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang jelas.
Mineral mineral penyusun batuan ini meliputi ortoklas, kuarsa, na-plagioklas,
dan biotit. Batuan ini didominasi oleh mineral ortoklas dan kuarsa yang masing
masing terdapat 40 % pada batuan ini. Hal ini juga di tandai dengan warna batuan
yang cerah karna terdiri dari kuarsa dan ortoklas. Mineral lainnya penyusun batuan ini
berupa na-palgioklas dan biotit yang masing masing mengisi 10 % dari komposisi
batuan. Mineral ini ditandai dengan warna biotit yang berbentuk seperti bitnik bitnik
hitam pada batuan tersebut. Batuan ini dapat terbentuk pada 7 busur magmatisme
melalui setting tektonik Zona Subduksi, Continental Intraplate dan Back Arc Basin
dimana magma yang ada di Lithosphere kaya akan kandungan silikat atau bersifat
intermediet hingga asam.
Setelah diidentifikasi menggunakan klasifikasi Throp and Brown (1985) maka
dapat disimpulkan bahwa batuan ini bernama Granit Porfir. Pembentukan Granit
Porfir terjadi pada magma yang memiliki sifat intermediet hingga asam. Sedangkan
dengan menggunakan klasifikasi Russel B. Travis (1955) didapatkan bahwa batuan
ini bernama Porfiri Granit, karna memiliki jumlah kuarsa yang cukup banyak
melebihi 10% sebagai indikasi K-Feldspar.
B. Peraga U-1
Batuan pada peraga U-1 mempunyai dimensi 6 cm x 6 cm x 5 cm. Memiliki
warna gelap atau hitam kehijauan yang diperoleh oleh mineral olivine yang dominan,
batu ini tersusun atas mineral olivine dan plagioklas yang menandakan bahwa batu ini
bersifat ultra-mafic (basa), memiliki struktur masif (pejal) dan tidak berlubang-lubang
menandakan kandungan gasnya yang sedikit.
Dari segi tekstur batuan ini memiliki tingkat kristalisasi yang mengindikasikan
batuan terbentuk oleh kristal-kristal mineral tanpa adanya gelasan yang menandakan
bahwa kristal terbentuk tidak secara bersamaan melainkan terbentuk sesuai dengan
suhu membekunya. Granularitas dari kristal kristal tersebut ialah inequigranular
faneroporforitik, terlihat bahwa mineral yang terbentuk memiliki ukuran kristal yang
tidak sama dengan massa dasarnya dan dapat dilihat secara megaskopis. Ukuran
kristal pada batuan ini dikategorikan sedang yaitu berkisar antara 1 mm – 5 mm
menandakan bahwa mineral yang terbentuk berlangsung agak lamban di bawah
permukaan bumi dengan hubungan antar kristal yang terlihat jelas. Bentuk kristal
euhedral, kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang jelas.
Setelah diidentifikasi menggunakan klasifikasi Throp and Brown (1985) maka
dapat disimpulkan bahwa batuan ini bernama Peridotit. Pembentukan Peridotit terjadi
pada magma yang memiliki sifat ultra-mafic, magma ini dapat terbentuk dari litosfer
yang kaya akan unsur Fe-Mg. Sedangkan dengan menggunakan klasifikasi Russel B.
Travis (1955) didapatkan bahwa batuan ini bernama Porfiro Peridotit. Batuan ini
memiliki massa dasar faneritik dengan mineral utama piroksen dan olivine.
Batuan ini dapat terbentuk pada 7 busur magmatisme melalui setting tektonik
Mid Oceanic Ridge (MOR),Oceanic Intraplate dan Back Arc Basin dimana magma
yang ada di Lithosphere kaya akan kandungan Fe-Mg atau bersifat Ultra-Mafic naik
ke permukaan bumi secara langsung dan membeku tanpa mengalami asimilasi dengan
batuan sampingnya.
C. Peraga KPG-21
D. Peraga i-1
E. Pegara J-2